Anda di halaman 1dari 5

Pertanian Berkelanjutan

PERTANIAN BERKELANJUTAN

A. Pengertian Pertanian Berkelanjutan


Dalam definisi umum pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah
pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak
dapat diperbaharui (unrenewable resources). Yang juga tidak boleh dilupakan adalah
membangun sistem organisasi masyarakat dan pengembangan modal sosial.
Menurut Technical Advisorry Committee of the CGIAR (TAC-CGIAR, 1988),
pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha
pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus
mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan
sumberdaya alam.
Menurut FAO (1989) dalam Sutanto (2001) pertanian berkelanjutan merupakan
pengelolaan dan konservasi sumber daya alam, dan orientasi perubahan teknologi dan
kelembagaan yang dilakukan sedemikan rupa sehingga menjamin pemenuhan dan pemuasan
kebutuhan manusia secara berkelanjutan bagi generasi sekarang dan mendatang dimana
diharapkan dari pembangunan sektor pertanian, perikanan dan peternakan mampu
mengkonservasi tanah, air, tanaman, sumber genetik hewan, tidak merusak lingkungan dan
secara sosial dapat diterima.
Konsep sistem pertanian berkelanjutan diturunkan dari konsep dasar pembangunan
berkelanjutan yaitu bagaimana cara memenuhi kebutuhan hidup manusia saat ini tanpa
mengorbankan kemampuan memenuhi kebutuhan hidup generasi yang akan datang. Artinya,
sebagai subsistem, pertanian berkelanjutan harus mampu memanfatkan sumber daya secara
efisien dan berinteraksi secara sinergis dengan subsistem pembangunan berkelanjutan lainnya
(Deplu, 2002 dalam Suwardji, 2004).
B. Konsep-Konsep Pertanian Berkelanjutan
Menurut Reijntjes, et al. (1992) dalam Pujianto (2001) Pertanian berkelanjutan mencakup
hal-hal sebagai berikut:
1. Mantap secara ekologi, yang berarti kualitas sumber daya alam dipertahankan dan kemampuan
agroekosistem secara keseluruhan, dari manusia, tanaman dan hewan sampai organisme tanah
ditingkatkan. Kedua hal ini akan dipenuhi jika tanah dikelola dan kesehatan tanaman maupun
masyarakat dipertahankan melalui proses biologis (regulasi sendiri). Sumber daya lokal
dipergunakan sedemikian rupa sehingga kehilangan unsur hara, biomassa, dan energi bisa
ditekan serendah mungkin dan mampu mencegah pencemaran
2. Bisa berlanjut secara ekonomi, yang berarti petani dapat menghasilkan segala sesuatu untuk
pemenuhan kebutuhan dan/atau pendapatan sendiri, serta mendapatkan penghasilan yang
mencukupi untuk mengembalikan tenaga dan biaya yang dikeluarkan. Keberlanjutan secara
ekonomi bukan hanya diukur dalam hal produk usaha tani yang langsung namun juga dalam hal
fungsi melestarikan sumber daya alam.
3. Adil, yang berarti sumber daya dan kekuasan didistribusikan sedemikian rupa sehingga
kebutuhan dasar semua anggota masyarakat terpenuhi dan hak-hak mereka dalam penggunaan
lahan maupun modal yang memadai, bantuan teknis dan peluang pemasaran terjamin.
4. Manusiawi, yang berarti bahwa semua bentuk kehidupan (tanaman, hewan dan manusia)
dihargai. Martabat dasar semua mahaluk hidup dihormati dan hubungan serta institusi
menggabungkan nilai kemanusian yang bersifat mendasar seperti kepercayaan, kejujuran, harga
diri, kerja sama dan rasa sayang dipelihara dan dijaga.
5. Luwes, yang berarti masyarakat pedesaan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi
usaha tani yang berlangsung terus, misalnya pertambahan penduduk, kebijakan pemerintah,
permintaan pasar dan lain-lain. Hal ini meliputi bukan hanya pengembangan teknologi yang baru
dan sesuai, namun inovasi dalam arti sosial budaya.
Secara garis besar Zamor (1995) mengemukakan kriteria sistem pertanian berkelanjutan,
yakni: Keberlanjutan Secara Ekonomi, Pola pertanian yang dikembangkan bisa menjamin
infestasi dalam bentuk tenaga dan biaya yang telah dikeluarkan petani, dan hasil yang didapat
petani mencukupi kebutuhan keluarganya secara layak. Keberlanjutan ekonomi berarti juga
meminimalkan atau bahkan meniadakan biaya eksternal dalam proses produksi pertanian.
Keberlanjutan ekologis adalah upaya mengembangkan agroekosistem agar memiliki
kemampuan untuk bertahan dalam kurun waktu yang lama melalui pengelolaan terpadu untuk
memelihara dan mendorong peningkatan fungsi sumber daya alam yang ada. Pengembangan
sistem juga berorientasi pada keragaman hayati (biodiversity).
Syarat mutlak sistem pertanian berkelanjutan adalah keadilan sosial, dan kesesuaian
dengan budaya lokal. Yakni penghargaan martabat dan hak asasi individu serta kelompok untuk
mendapat perlakuan adil. Misalnya adanya perlindungan yang lebih tegas atas hak petani dalam
penguasaan lahan, benih dan teknologi lokal yang sering dibajak oleh kaum pemodal.

C. Pertanian Berkelanjutan di Indonesia


Pembangunan berkelanjutan termasuk pembangunan pertanian berkelanjutan merupakan
komitmen negara-negara dunia yang harus dipatuhi dan dilaksanakan. Namun demikian dalam
implementasi-nya konsep ini belum dilaksanakan oleh semua negara sesuai kesepakatan. Hal ini
tercermin dari masih banyaknya ditemukan masalah-masalah yang berkaitan dengan kerusakan
lingkungan dan degradasi sumber daya alam. Masih banyak dijumpai permasalahan dalam
implementasi pembangunan pertanian berkelanjutan terutama di negara yang sedang
berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia, salah satu penyebab yang menonjol adalah
adanya ego sektoral yang menyebabkan pelaksanaan menjadi tersekat. Konsep pembangunan
berkelanjutan bersifat multi dimensi sehingga dalam implementasinya harus merupakan program
terpadu lintas sektor dan multi disiplin pada tingkat pusat dan/atau daerah.
Peraturan Pemerintah no 12 tahun 2012 yang dikeluarkan tanggal 9 Januari 2012 tentang
Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Semoga peraturan ini bukan hanya
peraturan yang dipahami oleh satu pihak namun tidak dipahami oleh pihak lain. Artinya bahwa
peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah ini harus menjadi acuan peraturan-peraturan lain
yang terkait. Baik terkait langsung maupun tidak langsung.
Pertanian berkelanjutan tidak saja berbicara masalah peningkatan hasil panen atau produksi
komoditi, diversivikasi pangan, penyiapan infrastruktur. Namun secara jelas bahwa pertanian
berkelanjutan ini juga harus bisa menjamin ketahan pangan bagi rakyat dan bangsanya.
Pemerintah wajib berinvestasi menyediakan kebijakan yang mendorong pengelolaan
pertanian ke arah yang berkelanjutan. Semua pihak harus siap membantu pemerintah mengurangi
biaya sosial dan lingkungan yang tidak terduga dalam jangka panjang.
D. KOMPONEN PERTANIAN BERKELANJUTAN

1. Usaha dapat berjalan terus, berkelanjutan bila :


2. kualitas sda terpelihara / ecologically sound
3. kualitas komponen agroekosistem meningkat tanah dikelola baik
4. sumber daya lokal digunakan meminimize kehilangan hara, polusi dll
5. renewable resources
6. economically viable net benefit, konservasi, risiko
7. socially ajust
8. humanity
9. adaptable
DAFTAR PUSTAKA

http://nandagokilz1.wordpress.com/2011/09/22/pertanian-berkelanjutan/
http://tulisan-kami.blogspot.com/2012/04/pertanian-berkelanjutan-berbasis-sistem.html
http://pertaniansehat.com/read/2012/06/25/membangun-pertanian-berkelanjutan-di-
indonesia.html
http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&task=view&id=819&Itemid=
41
http://ronawajah.wordpress.com/2008/02/21/falsafah-ilmu-sistem-pertanian-berkelanjutan/

Anda mungkin juga menyukai