Anda di halaman 1dari 29

Pengertian Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan mengandung arti sudah tercapainya keadilan


sosial dari generasi ke generasi.
Dilihat dari pengertian lainnya, pembangunan berkelanjutan sebagai
pembangunan nasional yang melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem.
Pada proses pelaksanaannya Pembangunan berkelanjutan harus memerhatikan
pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestarian lingkungannya agar kualitas
lingkungan tetap terjaga. Kelestaraian lingkungan yang tidak terjaga, akan
menyebabkan daya dukung lingkungan berkurang, atau bahkan akan hilang.

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan


yang berguna untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan saat ini tanpa perlu
merusak atau menurunkan kemampuan generasi yang akan datang dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada dasarnya konsep ini merupakan strategi pembangunan yang memberikan


batasan pada laju pemanfaatan ekosistem alamiah dan sumberdaya yang ada
didalamnya. Ambang batas ini tidak absolut (mutlak) tetapi merupakan batas
yang luwes (flexible) yang bergantung pada teknologi dan sosial ekonomi
tentang pemanfaatan sumberdaya alam, serta kemampuan biosfer dalam
menerima akibat yang ditimbulkan dari kegiatan manusia.
Dengan kata lain, pembangunan berkelanjutan adalah semacam strategi dalam
pemanfaatan ekosistem alamiah dengan cara tertentu sehingga kapasitas
fungsionalnya tidak rusak untuk memberikan manfaat bagi kehidupan umat
manusia.

Hal ini bukan saja untuk kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, tetapi
juga untuk kesejahteraan masyarakat generasi mendatang. Dengan demikian
diharapkan bahwa kita tidak saja mampu melaksanakan pengelolaan
pembangunan yang ditugaskan (to do the thing right), tetapi juga dituntut untuk
mampu mengelolanya dengan suatu lingkup yang lebih menyeluruh (to do the
right thing)

Latar Belakang Pembangunan Berkelanjutan


Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai dengan melaksanakan
pembangunan di segala bidang.
Pembangunan merupakan proses pengolahan sumber daya alam dan
pendayagunaan sumber daya manusia dengan memanfaatkan tekhnologi.
Dalam pola pembangunan tersebut, perlu memperhatikan fungsi sumber daya
alam dan sumber daya manusia, agar dapat terus-menerus menunjang kegiatan
atau proses pembangunan yang berkelanjutan.
Pengertian pembangunan berkelanjutan itu sendiri adalah perubahan positif
sosial ekonomi yang tidak mengabaikan sistem ekologi dan sosial dimana
masyarakat bergantung padanya.

Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan dan proses


pembelajaran sosial yang terpadu, viabilitas politiknya tergantung pada
dukungan penuh masyarakat melalui pemerintahannya, kelembagaan sosialnya,
dan kegiatan dunia usahanya.
Proses pembangunan terutama bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat
baik secara spiritual maupun material.
Definisi ini menunjukan bahwa adanya suatu pembangunan karena suatu
kebutuhan, dan masalah. Adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut adalah suatu harapan. Sedangkan jika harapan tersebut tidak tercapai
berarti, hal itu adalah masalah.

Dengan demikian pembangunan mempunyai hubungan yang erat dengan


masalah. Karena titik tolak pembangunan dimulai dari tindakan mengurangi
masalah tersebut dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan meningkatkan untuk
mencapai suatu tingkatan yang layak. Pembangunan yang tidak bertitik tolak
dari masalah berarti ada indikasi kesalahan konsep dan model pembangunan
tersebut berorientasi pada penyelesaian masalah sebagai penyebab akar
masalah bukan akar masalahnya.

Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan


berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam
pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan
mutu hidup.
Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama
pengelolaan lingkungan hidup.
Disadari sepenuhnya bahwa kegiatan pembangunan apalagi yang bersifat fisik
dan berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam jelas mengandung
resiko terjadinya perubahan ekosistem yang selanjutnya akan mengakibatkan
dampak, baik yang bersifat negatif maupun yang positif. Oleh karena itu,
kegiatan pembangunan yang dilaksanakan seharusnya selain berwawasan
sosial dan ekonomi juga harus berwawasan lingkungan.

Hakikat Pembangunan Berkelanjutan


Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup perlu memanfaatkan sumber
daya yang dimiliki secara cermat dan bijaksana.

Sumber daya alam yang mencakup air, tanah, udara, hutan, kandungan
mineral, dan keanekaragaman hayati.
Sumber daya manusia yang mencakup jumlah penduduk, pendidikan,
kesehatan, keterampilan, dan kebudayaan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang mencakup transportasi, informasi,
komunikasi, dan hasil-hasil ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) lainnya.
Sumber-sumber daya tersebut sifatnya terbatas, sehingga dalam
penggunaannya harus cermat dan bijaksana. Ketidakcermatan dan
kekurangbijaksanaan dalam penggunaan sumber daya dapat menimbulkan
beragam masalah, seperti polusi lingkungan, kerusakan sumber daya alam, dan
timbulnya masalah permukiman.

Pembangunan berwawasan lingkungan yang dikenal dengan pembangunan


berkelanjutan adalah pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan manusia melalui pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana,
efisiensi, dan memerhatikan pemanfaatannya, baik untuk masa kini maupun
yang akan datang.

Pembangunan berwawasan lingkungan yang memerhatikan keberlanjutan


lingkungan hidup memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menjamin Pemerataan dan Keadilan. Strategi pembangunan yang
berwawasan lingkungan dilandasi oleh pemerataan distribusi lahan dan
faktor produksi, pemerataan kesempatan bagi perempuan, dan
pemerataan ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan.
2. Menghargai Keanekaragaman Hayati Keanekaragalan hayati merupakan
dasar bagi tatanan lingkungan. Pemeliharaan keanekaragaman hayati
memiliki kepastian bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara
berlanjut untuk masa kini dan masa yang akan datang.
3. Menggunakan Pendekatan Integratif Dengan menggunakan pendekatan
integratif, maka keterkaitan yang kompleks antara manusia dengan
lingkungan dapat dimungkinkan untuk masa kini dan masa yang akan
datang.
4. Menggunakan Pandangan Jangka Panjang Pandangan jangka panjang
dilakukan untuk merencanakan pengelolaan pemanfaatan sumber daya
yang mendukung pembangunan agar secara berlanjut dapat digunakan
dan dimanfaatkan.

Ciri-ciri Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan yang berkelanjutan harus mencerminkan tindakan yang mampu
melestarikan lingkungan alamnya. Pembangunan berkelanjutan mempunyai ciri-
ciri sebagai berkut.
1. Memberi kemungkinan pada kelangsungan hidup dengan jalan
melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem yang mendukungan, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
2. Memanfaatkan sumber daya alam dengan memanfaatkan teknologi yang
tidak merusak lingkungan.
3. Memberikan kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk
berkembang bersama-sama di setiap daerah, baik dalam kurun waktu
yang sama maupun kurun waktu yang berbeda secara
berkesinambungan.
4. Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk
memasok, melindungi, serta mendukung sumber alam bagi kehidupan
secara berkesinambungan.
5. Menggunakan prosedur dan tata cara yang memerhatikan kelestarian
fungsi dan kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan, baik
masa kini maupun masa yang akan datang.

Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1990), mengatakan bahwa


kebijakan lingkungan dalam kaitannya dengan pembangunan yang berklanjutan
sebagai berikut :
1. Mengingat kembali pertumbuhan. Pertumbuhan yang dimaksud adalah
pertumbuhan ekonomi, yang mempunyai kaitan langsung dengan
kesejahteraan masyarakat. Indikator untuk mengetahui kesejahteraan
masyarakat dapat dilihat dari pendapatan per kapitanya. Negara yang
sedang berkembang pertumbuhan miimum dari pendapatan nasional 5%
per tahun.
2. Mengubah kualitas pertumbuhan yang berhubungan dengan tindakan
pelestarian sumber daya alam, perbaikan pemerataan pendapatan, dan
ketahanan terhadap berbagai krisis ekonomi.
3. Memenuhi kebutuhan dasar manusia, anara lain pangan, papan,
sandang, energi, air, dan sanitasi harus dapat memenuhi standar
minimum bagi golongan ekonomi lemah.
4. Memastikan tercapainya jumlah penduduk yang berkelanjutan. Jumlah
penduduk yang mampu mendukung pembangunan berkelanjutan adalah
penduduk yang stabil dan sesuai dengan daya dukung lingkungan. Laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi (>2% per tahun), seperti yang terjadi
di negara-negara sedang berkembang perlu ada penurunan penduduk
menuju tingkat pertumbuhan 0% (zero population growth).
5. Menjaga kelestarian dan meningkatkan sumber daya dengan penciptaan
dan perluasan lapangan kerja, pelestarian, dan penggunaan energi
secara efisien, pencegahan pencermaran (air dan udara) sedini mungkin.
6. Berorientasi pada teknologi dalam pengelolaan resiko, antara lain
penciptaan inovasi teknologi dan penggunaan teknologi yang ramah
lingkungan.
7. Menggabungkan kepentingan lingkungan dan ekonomi dalam
pengambilan keputusan. Misalnya, kebijakan efisiensi penggunaan energi
dengan biaya produksi minimal dapat menggunakan energi semaksimal
mungkin.

Adapun ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan antara lain,


1. Menjamin pemerataan dan keadilan.
2. Menghargai keanekaragaman hayati.
3. Menggunakan pendekatan integratif.
4. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Pada bulan Agustus 2015, 193 negara menyepakati 17 tujuan berikut ini:
1. Tanpa Kemiskinan
Pengentasan dari segala jenis kemiskinan di semua tempat.
2. Tanpa kelaparan
Mengakhiri kelaparan untuk mencapai ketahanan pangan serta untuk
perbaikan nutrisi, dan menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.
3. Kehidupan sejahtera dan sehat
Mendukung kesejahteraan serta menggalakkan hidup sehat untuk semua
usia.
4. Pendidikan berkualitas
Mendorong kesempatan belajar seumur hidup serta memastikan
pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif bagi semua orang.
5. Kesetaraan gender
Memberdayakan semua perempuan serta mencapai kesetaraan gender.
6. Air bersih dan sanitasi layak
Menjamin akses atas air serta sanitasi untuk semua.
7. Energi bersih dan terjangkau
Memastikan akses pada energi yang bisa diandalkan, yang terjangkau,
modern dan berkelanjutan untuk semua.
8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan lapangan
pekerjaan serta pekerjaan yang layak untuk semua.
9. Industri, inovasi dan infrastruktur
Mempromosikan industrialisasi berkelanjutan, membangun infrastruktur
yang kuat dan mendorong inovasi.
10. Berkurangnya kesenjangan
Mengurangi kesenjangan di antara negara-negara dan di dalam.
11. Kota dan komunitas berkelanjutan
Membuat perkotaan menjadi aman, inklusif, kuat, serta berkelanjutan.
12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab
Memastikan pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan
13. Penanganan perubahan iklim
Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim serta
dampaknya.
14. Ekosistem laut
Penggunaan serta perlindungan samudera, laut dan sumber daya kelautan
secara berkelanjutan
15. Ekosistem daratan
Memelihara hutan secara berkelanjutan, menghentikan serta memperbaiki
kerusakan lahan, melawan perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan
kepunahan keanekaragaman hayati.

16. Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh


Mendorong masyarakat adil, damai, serta inklusif

17. Kemitraan untuk mencapai tujuan


Menghidupkan kembali kerjasama global untuk pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan Yang Dilakukan Di Indonesia
Perjalanan kemerdekaan Indonesia selama ini selalu penuh dengan
pembangunan yang mengiringinya. Sampai saat inipun pembangunan pasti
terus dilakukan sebagai bentuk pengaruh perkembangan zaman yang ada.
Pembangunan di Indonesia yang diawali pada masa Orde Lama terus berlanjut
walaupun dengan berbedanya masa kekuasaan selanjutnya yaitu Orde Lama
yang dilanjutkan dengan masa Reformasi.

Pada masa Orde Lama pembangunan memang baru dimulai. Penataan akan
sistem pembangunan pun mulai sedikit demi sedikit diarahkan. Namun,
keadaan politik mulai terguncang dan stabilitas negara terganggu akibat
masalah yang ada.
Pemerintahan pun beralih pada penguasaan Orde Baru. Sistem pemerintahan
pun mulai diarahkan dengan mencanangkan program pembangunan.
Pembangunan yang awalnya memang berjalan baik dan dirasakan berdampak
positif, akhirnya menjadi ladang untuk melakukan praktek korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN).

Penjalaran selanjutnya berakibat pada utang luar negeri yang dilakukan kolega-
kolega dalam praktek KKN dan juga pihak swasta yang tidak bertanggung
jawab. Akhirnya, utang tersebut beralih pada rakyat Indonesia. Keadaan ini
diperparah dengan peran media massa dan juga pengawasan ketat dalam hal
politik sehingga banyak batasan-batasan dalam pengetahuan tentang keadaan
pemerintahan, sampai akhirnya dimulailah gerakan reformasi menuntut
perubahan yang lebih baik.
Era reformasi pun sampai kini sedang berlangsung. Perubahan akan sistem
pembangunan dilakukan untuk memperbaiki ketimpangan dalam pemerintahan
yang lama. Program-program baru pun mulai bergulir dan memberikan
pengaruh yang berbeda dengan bentuk pemerintahan yang lebih demokratis.
Amdal
Amdal dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan yang
bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas lingkungan
hidup. Amdal bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan
bagian dari proses Amdal yang lebih besar dan lebih penting sehingga Amdal
merupakan bagian dari beberapa hak berikut :
Pengelolaan Lingkungan
Dalam melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan diperlukan adanya susunan
rencana pengelolaan lingkungan. Susunan rencana pengelolaan lingkungan
baru dapat dilakukan setelah diketahui dampak-dampak yang akan terjadi akibat
proyek yang akan dilakukan. Di sinilah peranan penting AMDAL agar proyek
pembangunan yang dilakukan tidak memberikan dampak buruk bagi
lingkungan.
Pengelolaan Proyek
Dalam pengelolaan proyek, peranan AMDAL adalah terlebih dahulu melakukan
fase-fase berikut :
a)Fase Identifikasi
b)Fase studi kelayakan
c)Fase desain kerekayasaan (engineering design) atan fase rancangan
d)Fase pembangunan proyek
e)Fase proyek berjalan atau fase proyek beroperasi
f)Fase proyek telah berhenti beroperasi atau pasca opeasi (post operation)

Pengambilan Keputusan
Dari hasil AMDAL, dapat diketahui apakah suatu aktivitas pembangunan akan
berdampak baik atau buruk pada lingkungan. Pemerintah pun akan mengambil
keputusan dari hasil AMDAL tersebut. Jika berdampak baik, maka
pembangunan akan dilanjutkan secara berkesinambungan. Akan tetapi jika
kegiatan pembangunan tersebut berdampak buruk pada lingkungan, maka
kegiatan tersebut tidak akan dilakukan atau dilakukan alternatif-alternatif lain
yang dapat menghilangkan atau meminimalisasi dampak negatif tersebut.

Dokumen yang Penting


Laporan AMDAL merupakan dokumen penting yang merupakan sumber
informasi yang sangat bermanfaat untuk berbagai keperluan :
a)Sebagai informasi pembanding dalam hasil analisis
b)Sebagai sumber informasi yang penting untuk proyek yang akan dilaukan di
daerah dekat lokasi tersebut.
c)Dokumen penting yag dapat digunakan di pengadilan dalam menghadapi
tuntutan proyek lain, masyarakat atau instansi pengawas.

Secara umum, kegunaaan AMDAL adalah :

Mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tidak rusak.


Menghindari efek samping dari pengelolaan sumber daya alam.
Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencemaran, sehingga tidak
mengganggu kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakat.
Mengetahui manfaat yang berdaya guna dan berhasil guna bagi bangsa,
negara, dan masyarakat.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pembangunan Ekonomi –
Pengertian, Faktor, Ciri, Tujuan, Manfaat, Dampak, Perencanaan, Indikator,
Para Ahli

Masalah Pembangunan Berkelanjutan


Permasalahan pembangunan berkelanjutan sekarang telah merupakan
komitmen setiap orang, sadar atau tidak sadar, yang bergelut di bidang
pembangunan. Permasalahan pembangunan berkelanjutan juga tak dapat
diabaikan dalam perkembangan berbagai ilmu pengetahuan dan tekonologi,

Konsep pembangunan berkelanjutan diperkenalkan sebagai hasil debat antara


pendukung pembangunan dan pendukung lingkungan. Konsep pembangunan
yang berkelanjutan ini terus berkembang. Pada tahun 1987, Edward B. Barbier
mengusulkan bahwa pembangunan berkelanjutan harus dilihat sebagai interaksi
antara tiga system : sistem biologis dan sumber daya, sistem ekonomi dan
sistem sosial. Selain itu, dalam menjelaskan konsep pembangunan
berkelanjutan ini, Budimanta membandingkan perkembangan kota Jakarta
dengan kota-kota lain di Asia, yaitu Bangkok, Singapura, Tokyo yang memiliki
kualitas pembangunan yang berkelanjutan yaitu cara berpikir yang integrative,
perspektif jangka panjang mempertimbangkan keanekaragaman dan distribusi
keadilan social ekonomi. (Arif Budimanta Dalam Bunga Rampai, 2005: 375-377)
Kemiskinan serta kerusakan lingkungan hidup merupakan ancaman utama bagi
proses pembangunan berkelanjutan dengan melihat tujuan dari pembangunan
berkelanjutan yaitu mencapai masyarakat sejahtera (masyarakat berkelanjutan)
dalam lingkungan hidup yang berkelanjutan. (Madrim Djody Gondokusumo
dalam Bunga Rampai, 2005: 405)

Berikut dibahas mengenai tiga masalah yang merupakan hambatan dalam


mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan yaitu masalah kemiskinan,
masalah kualitas lingkungan hidup dan masalah keamanan dan ketertiban.

Masalah Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu contoh ketidakadilan yang dialami suatu
kelompok (masyarakat pra sejahtera), dan terdapat di mana-mana, baik di
Negara maju maupun di Negara-negara yang sedang berkembang.
Ketidakadilan itu terlihat dari tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka
untuk bertahan hidup dalam kesehatan yang baik, sulitnya mendapat akses ke
pelayanan publik (sanitasi sehat, air bersih, pengelolaan sampah ) rumah sehat,
RTH, pelayanan pendidikan dan sebagainya.

Ketidakadilan juga terlihat dari tidak adanya akses kepemilikan hak atas tanah
yang mereka huni. Sebagai akibat itu semua, sulit bagi mereka untuk mendapat
akses ke pekerjaan yang baik dan stabil. Ketidakadilan itu menyebabkan
masyarakat miskin tetap miskin dan mengancam proses pembangunan yang
berkelanjutan. Kerusakan lingkungan, kondisi permukiman buruk atau kumuh
dalam suatu kawasan memperlihatkan bahwa kawasan tersebut sedang dalam
proses tidak berkelanjutan. (Madrim Djody Gondokusumo dalam Bunga
Rampai, 2005: 410).
Krisis ekonomi yang menyebabkan naiknya harga kebutuhan bahan pokok telah
menimbulkan berbagai kerusuhan. Kerusuhan ini bahkan telah menembus
sampai kawasan pedesaan atau kawasan pinggiran kota. Hal ini disebabkan
desa telah kehilangan daya tahan menghadapi krisis. Kultur agraris yang
menjadi basis pertahanan ekonomi desa telah hilang maupun ditinggalkan,
diganti dengan pola modern yang tergantung pada industri.
Sementara industry yang diharapkan mampu menopang sektor pertanian,
kondisinya sangat rentang dan keropos, karena ketergantungannya pada bahan
baku impor.

Kebijakan tegas untuk meninggalkan kultur agraris, karena ada pandangan


bahwa pola pertanian yang ada selama ini tidak memberikan nilai tambah,
sangatlah naif. Nilai tambah yang dimaksud dalam konteks tersebut adalah
yang bisa memberikan konstribusi devisa, bukan dalam pengertian mampu
memberikan daya hidup pada komunitas desa. Bahkan kecenderungannya
adalah mengubah kawasan pedesaan yang mampu mandiri berbasis pertanian
keanekaragaman hayati, sebagai ajang konversi, menjadi kawasan industri dan
kawasan permukiman perkotaan.
Ketahanan kita akan kebutuhan bahan pokok sangatlah kurang, karena
investasi yang ada selama ini bukan untuk pembangunan industri yang berbasis
sumber daya alam hayati (agroindustry). Tempe, yang merupakan makanan
Indonesia sejak dahulu kala, ternyata kita belum mampu menjadi produsen
bahan baku kedelainya hingga kini.

Kedelai hingga kini masih harus diimpor. Semuanya itu disebabkan kita belum
pernah mengadakan penelitian bioteknologi, yang dapat mendukung pola
agraris yang kita miliki agar efisien. Penelitian yang ada selama ini bukan
membumi, tetapi menuju ke langit. Untuk itu, dalam rangka peningkatan
ketahanan akan kebutuhan bahan pokok, diperlukan upaya pembangunan
daerah yang berbasis keanekaragaman hayati setempat.(Sugandi, 2007: 46-50)
Penelitian – penelitian terbaru menunjukkan bahwa kemiskinan tidaklah statis.

Orang miskin bukanlah orang yang pasif. Ia adalah manajer seperangkat asset
yang ada di seputar diri dan lingkungannya. Keadaan ini terjadi pada orang
yang miskin yang hidup di Negara yang tidak menerapkan sistem Negara
kesejahteraan (welfare state). Sistem yang dapat melindungi warganya
menghadapi kondisi-kondisi yang memburuk yang mampu ditangani oleh dirinya
sendiri. Kelangsungan hidup individu dalam situasi seringkali tergantung pada
keluarga yang secara bersama-sama dengan jaringan sosial membantu para
anggotanya dengan pemberian bantuan keuangan, tempat tinggal dan bantuan-
bantuan mendesak lainnya.

Pendekatan kemiskinan yang berkembang selama ini perlu dilengkapi dengan


konsep keberfungsian sosial yang lebih bermatra demorasi-sosial ketimbang
neo-liberalisme. Rebounding atau pelurusan kembali makna keberfungsian
sosial ini akan lebih memperjelas analisis mengenai bagaimana orang miskin
mengatasi kemiskinannya, serta bagaimana struktur rumah tangga, keluarga
kekerabatan, dan jaringan sosial mempengaruhi kehidupan orang miskin.
Paradigma baru lebih menekankan pada “apa yang dimiliki si miskin ” ketimbang
” apa yang tidak dimiliki si miskin ”. (Suharto, 2005 : 148)

Pada akhirnya kebijakan pengurangan kemiskinan yang selama ini yaitu


pendekatan top-down dalam perencanaan kebijakan yang sekarang dilakukan,
yaitu pemerintah dan para pakar menganggap dirinya yang paling mengetehaui
tentang proses-proses yang terjadi dimasyarakat, perlu diganti dengan
pendeketan bottom-up, yaitu melibatkan partisipasi masyarakat melalui dialog-
dialog yang demokratis, menghargai perbedaan-perbedaan, keadilan dan
kesetaraan jender. Ilmu pengetahuan modern antroposentris sebagai dasar
perencanaan kebijakan publik untuk mengelola kehidupan masyarakat dan
lingkungan perlu diganti dengan ilmu pengetahuan yang bersifat non-
antroposentris, menghargai etika dan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan di
lingkungan alam. (Madrim Djody Gondokusumo Dalam Bunga Rampai, 2005 :
418)

Masalah Kualitas Lingkungan Hidup


Pembangunan pada hakikatnya adalah perubahan lingkungan, yaitu
mengurangi resiko lingkungan atau dan memperbesar manfaat lingkungan.
Sejak berabad tahun yang lalu nenek moyang kita telah merubah hutan menjadi
daerah pemukiman dan pertanian. Perubahan hutan menjadi sawah merupakan
usaha untuk memanfaatkan lahan untuk produksi bahan makanan dibawah
kondisi curah hujan yang tinggi dan juga untuk mengurangi resiko erosi di
daerah pegunungan. Hingga sekarang pencetakan sawah masih berjalan terus.
Dengan perubahan hutan atau tata guna lahan lain menjadi sawah berubahlah
pula keseimbangan lingkungan.

Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan pada hakekatnya


tidak bisa dilepaskan dari pembangunan manusia itu sendiri. Manusia
merupakan subjek sekaligus objek pembangunan. Manusia berada pada posisi
sentral sahingga pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilya tidak boleh
mengabaikan dimensi manusianya. Untuk dapat melakukan hal tersebut,
diperlukan pendekatan pembangunan yang menitikberatkan pada segi manusia.
Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup
manusia. Di lain pihak, pembangunan yang makin meningkat akan memberikan
dampak negatif, berupa resiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidup,
yang mengakibatkan rusaknya struktur dan fungsi dasar ekosistem yang
menjadi penunjang kehidupan. Kerusakan ini pada akhirnya akan menjadi
beban yang malah menurunkan mutu hidup manusia, sehingga apa yang
menjadi tujuan pembangunan akan sia-sia.

Terpeliharanya keberlanjutan fungsi lingkungan hidup merupakan kepentingan


manusia, sehingga menuntut tanggung jawab dan perannya untuk memelihara
dan meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Keberlanjutan pembangunan harus memadukan lingkungan hidup, termasuk
sumber daya alam, sumber daya manusia, serta pengembangan sumber daya
buatan, dan menjadi sarana untuk mencapai keberlanjutan pembangunan, serta
menjadi jaminan bagi kesejahteraan serta mutu hidup generasi masa kini dan
generasi mendatang.

Masalah Keamanan dan Ketertiban


Permasalahan ini diperberat dengan masalah ketertiban Karena tidak
disiplinnya masyarakat. Hal ini tercermin dengan jelas antara lain dalam
disiplain berlalu lintas. Saat ini juga semakin sering terjadi demonstrasi yang
dilakukan oleh masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang
dijalankan oleh pemerintah, terutama di kota-kota besar.

Hal ini dapat terjadi karena berbagai hal seperti tidak adanya sosialisasi dari
pemerintah, kurangnya pelibatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan,
kurangnya pemahaman akan hak-hak dan tanggung jawab masyarakat dalam
pembangunan dan lain sebagainya.( Gita Chandrika Napitupulu dalam Bunga
rampai, 2005 : 9-10)

Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Berkelanjutan


Perubahan yang terjadi disekitar kita sebagai dampak positif pembangunan
berkelanjutan dapat menjadi pemicu perbaikan diberbagal sektor, namun
demikian tidak dapat dilupakan juga tentang dampak negatif pembangunan
berkelanjutan yang mungkin dapat membahayakan lingkungan terutama terkait
pelestarian terhadap alam sekitar. Pembangunan jangka panjang maupun
pembangunan jangka pendek yang dilakukan oleh manusia secara tidak
langsung akan menimbulkan dampak bagi lingkungan, karena manusia tidak
dapat terlepas dan lingkungan hidup. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan dapat menjadi salah satu dampak dan adanya
pembangunan.

Berikut ini beberapa dampak pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan


manusia itu sendiri.

Dampak Positif Pembangunan Berkelanjutan


1. Penduduk akan memiliki penghasilan tetap sehingga kesejahteraan
masyarakat dapat meningkat.
2. Tercukupinya kebutuhan aneka barang di masyarakat karena
perindustrian terus memproduksinya.
3. Ketersediaan bahan baku atau bahan mentah yang melimpah di
perindustrian
4. Terciptanya lapangan kerja bagi penduduk karena proses produksi
yang terus menerus.
5. Pengetahuan masyarakat tentang teknologi kerja meningkat
6. Memperkecil ketergantungan Negara pada luar negeri karena
menurunnya angka impor barang dan jasa.
Dampak Negatif Pembangunan Berkelanjutan
1. Terjadi polusi udara disebabkan oleh asap-asap dan pabik akibat dari
produksi yang terus menerus.
2. Apabila tidak ditangani dengan baik, maka limbah industri dari pabrik dan
industri akan menyebabkan pencemaran tanah, air dan udara.
3. Akibat pencemaran akan menyebabkan kerusakan Iingkungan, wabah
penyakit, dan menghilangkan keindahan alam.
"Lingkungan Hidup”
1 Lingkungan Hidup
adalah wilayah di sekitar manusia dengan berbagai macam komponen yang
terkandung di dalamnya, baik komponen hidup maupun tidak hidup yang
berpotensi dalam menopang kebutuhan manusia.
2. Lingkungan Hidup
Biotik : tumbuhan, hewan dan manusia
Abiotik: tanah, air, udara dan sinar matahari

3. merupakan komponen makhluk hidup yang menghuni planet bumi


Lingkungan Biotik merupakan komponen makhluk hidup yang menghuni planet
bumi
produsen
konsumen
pengurai

5 Lingkungan Abiotik
merupakan kondisi yang terdapat di sekeliling makhluk hidup berupa benda mati

6 Manfaat Lingkungan bagi Kehidupan


Ruang muka bumi sebagai tempat berpijak dan beraktivitas sehari-hari.
Tanah dapat dijadikan areal lahan untuk kegiatan ekonomi, seperti lahan
pertanian, perkebunan, dan peternakan, aktivitas sosial lainnya.
Unsur udara (oksigen) sangat bermanfaat untuk bernafas manusia dan hewan.
Komponen hewan dan tumbuhan merupakan sumber bahan makanan bagi
manusia.
Sumber daya alam yang terkandung dalam lingkungan hidup dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari.
Mikroorganisme atau jasad renik sangat berperan dalam proses penguraian
sisa-sisa jasad hidup yang telah mati sehingga tidak terjadi penumpukan
bangkai makhluk hidup, tetapi hancur dan kembali menjadi unsur-unsur tanah.
Air merupakan kebutuhan vital dan esensial bagi makhluk hidup. Tanpa adanya
air, mustahil akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di bumi ini.

7 Kerusakan Lingkungan Pencemaran Tanah Pencemaran Udara Kerusakan


Hutan
Pencemaran Air

8 Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup


Reboisasi
Penanaman dan pemeliharaan hutan kota
Rehabilitasi lahan
Pembuatan sengkedan
Rotasi tanaman
Menjaga daerah resapan air
Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang

9 Reboisasi
yaitu berupa penanaman kembali tanaman pada daerah-daerah perbukitan
yang telah gundul

10 Rehabilitasi lahan
yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan tidak
produktif

11 Menjaga daerah resapan air


Diupayakan senantiasa hijau dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman
keras sehingga dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada
akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah

12 Pembuatan sengkedan
(terasering) atau lorak mati bagi daerahdaerah pertanian yang memiliki
kemiringan lahan curam yang rentan terhadap erosi.

13 Rotasi tanaman
secara tumpangsari maupun tumpanggilir, agar unsur-unsur hara dan
kandungan organik tanah tidak selamanya dikonsumsi oleh satu jenis tanaman.
14 Penanaman dan pemeliharaan hutan kota.
Hal ini dimaksudkan supaya kota tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah.
Mengingat pentingnya hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan
paru-paru kota.

15 Pembangunan Berkelanjutan
upaya penggabungan potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia
Pembangunan merupakan suatu upaya sadar dan terus menerus yang
bertujuan untuk mencapai kesejahteraan manusia Indonesia, baik secara
material maupun spiritual. Kegiatan pembangunan merupakan kegiatan yang
tidak dapat dihentikan guna meningkatkan kesejahteraan manusia
Pengertian, Tujuan, dan Contoh] Pembangunan Berkelanjutan
[Pengertian, Tujuan, dan Contoh] Pembangunan Berkelanjutan | Pembangunan
berkelanjutan biasanya memerhatikan pemanfaatan lingkungan hidup dan
kelestarian lingkungannya agar kualitas lingkungan tetap terjaga. Kelestarian
lingkungan yang tidak dijaga, akan menyebabkan daya dukung lingkungan
berkurang, atau bahkan akan hilang.

Pembangunan berkelanjutan mengandung arti sudah tercapainya keadilan sosial


dari generasi ke generasi. Pembangunan berkelanjutan disebut juga sebagai
pembangunan nasional yang melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem.

Pembangunan Berkelanjutan ialah pembangunan yang memenuhi kebutuhan


sekarang tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan
generasi yang akan datang.

Dalam prosesnya, pembangunan ini mengoptimalkan manfaat sumber daya alam,


sumber daya manusia, dan iptek dengan menserasikan ketiga komponen
tersebut, sehingga dapat berkesinambungan.

Pembangunan berkesinambungan ini dikenal dengan pembangunan


berkelanjutan, yaitu: pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan manusia melalui pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana,
efisiensi, dan memperhatikan pemanfaatannya baik untuk generasi sekarang
maupun generasi yang akan datang.
Pembangunan yang berkelanjutan harus mencerminkan tindakan yang mampu
melestarikan lingkungan alamnya. Pembangunan berkelanjutan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :

Memberi kemungkinan pada kelangsungan hidup dengan jalan melestarikan


fungsi dan kemampuan ekosistem yang mendukungnya, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.

Memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki dengan memanfaatkan teknologi


yang tidak merusak lingkungan sekitar.

Memberikan kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk berkembang


bersama-sama di setiap daerah, baik dalam kurun waktu yang sama maupun
kurun waktu yang berbeda secara berkesinambungan.

Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk


memasok, melindungi, serta mendukung sumber daya alam bagi kehidupan
secara berkesinambungan.

Menggunakan prosedur dan tata cara yang memerhatikan kelestarian fungsi dan
kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan, baik masa kini maupun
masa yang akan datang.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Adapun tujuan dari adanya pembangunan berkelanjutan ini adalah sebagai


berikut :

Mengatasi segala bentuk kemiskinan diseluruh tempat.

Mengakhiri kelaparan, menggalakkan pertanian yang berkelanjutan, mencapai


ketahanan pangan serta perbaikan nutrisi.

Memastikan pendidikan yang berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong
kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan.

Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.

Menjamin akses air dan sanitasi untuk semua.

Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, dan


berkelanjutan serta modern untuk semua.

Mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,


lapangan pekerjaan yang layak untuk semua.

Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan,


dan mendorong inovasi.

Mengurangi kesenjangan didalam dan diantar negara-negara.

Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.

Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya.

Perlindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara
berkelanjutan.

Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun,


menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan
keanekaragaman hayati.

Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif.

Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.


Contoh Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan Berkelanjutan memiliki tiga tiang utama, atau lebih dikenal tiga sektor pembangunan.
Ketiga tiang utama tersebut adalah sektor ekonomi, sektor sosial, dan sektor lingkungan.

Contoh pembangunan berkelanjutan sejatinya ketiga sektor tersebut saling berhubungan satu sama lain,
pada halnya semakin sukses pembangunan sektor ekonomi maka sektor lain juga akan mengalami
kemajuan/progres yang serupa. Pembangunan harusnya berazaskan keseimbangan, sebab tidak
menutup kemungkinan peningkatan sektor ekonomi justru merusak sektor lingkungan tersebut.

Kerusakan salah satu sektor tiang pembangunan berkelanjutan tentunya akan menjadi salah satu faktor
pemicu kegagalan pembangunan tersebut. Sehingga memanfaatkan lingkungan secara bijak dan
sekaligus menjaganya merupakan hal yang harus diprioritaskan.

Simbiosis parasitisme yang terjadi tentunya harus diminamilisir, sebab kekayaan sumber daya alam
memang bersifat terbatas. Padahal tanpa SDA yang memenuhi maka kesejahteraan sektor ekonomi
tentunya sulit untuk ditingkatkan. Namun tanpa mengeksploitasi SDA secara berlebihan pada hakikatnya
kesejahteraan ekonomi masih bisa dicapai, sehingga pemerintah menggalakkan solusi pemberdayaan
limbah menjadi produk yang siap pakai.

Hal ini tentunya akan mengatasi masalah kerusakan lingkungan sekitar akibat kegiatan ekonomi yang
dilakukan. Pembangunan berkelanjutan sejatinya juga harus didukung daya kreatifitas masyarakat,
sebab masyarakat (penduduk) merupakan sentra dari pembangunan berkelanjutan. Masyarakat tidak
hanya sebagai subyek (pelaku) tetapi juga sebagai obyek (tujuan).

Kegiatan pembangunan sendiri diharapkan mampu mengangkat kesejahteraan rakyat. Namun upaya
mensejahterakan rakyat juga harus diimbangi kerja keras masyarakat itu sendiri. Sehingga apabila rakyat
sejahtera maka pemerintah tersebut juga ikut sejahtera.

[Pengertian, Tujuan, dan Contoh] Pembangunan Berkelanjutan

Nah demikianlah artikel ini yang membahas mengenai [Pengertian, Tujuan, dan Contoh] Pembangunan
Berkelanjutan. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan dan memberi manfaat bagi anda yang
membacanya. Jangan lupa share and vote yaaa

Anda mungkin juga menyukai