SANIA(E1S021114)
Haris (2000) dalam Fauzi (2004) melihat bahwa konsep keberlanjutan dapat diperinci
menjadi tiga aspek pemahaman.
1. Keberlanjutan ekonomi yang diartikan sebagai pembangunan yang mampu menghasilkan
barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara keberlanjutan pemerintahan dan
menghindari terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang dapat merusak produksi pertanian
dan industri.
2. Keberlanjutan lingkungan harus mampu memelihara sumber daya yang stabil,
menghindari eksploitasi sumber daya alam dan fungsi penyerapan lingkungan. Konsep ini
juga menyangkut pemeliharaan keragaman hayati, stabilitas ruang udara, dan fungsi
ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori sumbersumber ekonomi.
3. Keberlajutan sosial, diartikan sebagai sistem yang mampu mencapai kesetaraan,
penyediaan layanan sosial termasuk kesehatan, pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik.
D. Strategi Pembangunan Berkelanjutan
Dari berbagai konsep yang ada kita dapat merumuskan prinsip dasar dari setiap elemen
pembangunan berkelanjutan. Ada empat komponen yang perlu diperhatikan, yaitu
pemerataan, partisipasi, keberagaman, integrasi, dan perspektif jangka panjang (Askar Jaya,
t.t.: 2004).
Pertama, pembangunan yang menjamin pemerataan dan keadilan. Pembangunan harus
dilandasi hal-hal, seperti meratanya distribusi sumber lahan dan faktor produksi, peran dan
kesempatan perempuan, ekonomi yang dicapai dengan keseimbangan distribusi
kesejahteraan. Akan tetapi, pemerataan bukanlah hal yang secara langsung dapat dicapai.
Pemerataan adalah konsep yang relatif dan tidak secara langsung dapat diukur.
Kedua, pembangunan yang menghargai keragaman. Pemeliharaan keragaman hayati adalah
prasyarat untuk memastikan bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan
untuk masa kini dan masa datang. Keragaman hayati juga merupakan dasar bagi
keseimbangan ekosistem. Pemeliharaan keragaman budaya akan mendorong perlakuan yang
merata terhadap setiap orang dan membuat pengetahuan terhadap tradisi berbagai masyarakat
dapat lebih dimengerti.
Ketiga, pembangunan yang menggunakan pendekatan integratif. Pembangunan
berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia dan alam. Manusia memengaruhi
alam dengan cara yang bermanfaat atau merusak. Hanya dengan memanfaatkan pengertian
tentang kompleksnya keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial. Dengan menggunakan
pengertian ini pelaksanaan pembangunan yang lebih integratif merupakan konsep
pelaksanaan pembangunan yang dapat dimungkinkan. Hal ini merupakan tantangan utama
dalam kelembagaan.
Keempat, pembangunan yang membutuhkan perspektif jangka panjang. Persepsi jangka
panjang adalah perspektif pembangunan yang berkelanjutan. Hingga saat ini kerangka jangka
pendek mendominasi pemikiran para pengambil keputusan ekonomi sehingga perlu
dipertimbangkan.
Pembangunan berkelanjutan dalam konteks sumber daya yang tidak dapat dipulihkan berarti
pemanfaatan secara e sien sehingga dapat dimanfaatkan oleh generasi masa mendatang dan
dapat dikembangkan substitusi dengan sumber daya terpulihkan; membatasi dampak
lingkungan dengan pemanfaatannya sekecil mungkin.
Keempat, perkembangan inter-sektor tidak berimbang. Adanya sektor industri yang mampu
menampung surplus produksi pertanian akan meningkatkan pendapatan sektor pertanian.
Demikian pula, apabila terjadi surplus tenaga kerja pada sektor pertanian yang dapat
ditampung di sektor industri tetap menjaga tingkat pendapatan yang tinggi di sektor
pertanian. Tingkat pendapatan yang tinggi merangsang berbagai kebutuhan akan barang-
barang non-pertanian. Kondisi ini bisa dimanfaatkan sebagai pasar bagi hasil-hasil industri.
Akhirnya, hubungan sinergi antar-kedua sektor tersebut dapat terus merangsang pertumbuhan
ekonomi wilayah.
Kelima, strategi pengembangan wilayah baru. Pengembangan wilayah merupakan bentuk
intervensi positif terhadap pembangunan di suatu wilayah. Untuk itu, diperlukan strategi-
strategi yang efektif untuk suatu percepatan pembangunan. Di samping strategi untuk wilayah
yang tengah berkembang, strategi pembangunan wilayah baru, seperti di luar Pulau Jawa
menjadi sangat penting. Kebijakan pembangunan selalu dihadapkan pada pilihan pendekatan
pembangunan yang terbaik. Secara teoretis strategi pengembangan wilayah baru dapat
digolongkan dalam dua kategori strategi, yaitu demand side dan supply side strategy.
a. Strategi demand side, yaitu strategi pengembangan wilayah yang diupayakan melalui
peningkatan barang dan jasa dari masyarakat setempat melalui kegiatan produksi lokal.
Tujuan pengembangan wilayah secara umum adalah meningkatkan taraf hidup
penduduk.
b. Strategi supply side, yaitu strategi pengembangan wilayah yang diupayakan melalui
investasi modal untuk kegiatan produksi yang berorientasi keluar. Tujuan penggunaan
strategi ini adalah meningkatkan pasokan dari komoditas, yang pada umumnya diproses
dari sumber daya alam lokal.
Referensi
SOSIOLOGI PEMBANGUNAN.pdf (uinsgd.ac.id)