NIM : 220432813850
Dewasa ini, Sustainable Development Goals (SDGs) atau yang lebih dikenal dengan
Sustainable Development ini berawal pada konferensi pertama PBB pada tahun 1972 di
Stockholm mengenai lingkungan hidup. Sejak saat itu, banyak pelaku usaha serta kepentingan-
berkelanjutan tersebut terbagi menjadi tiga factor utama, yaitu Environmental, Social, dan
Governance (ESG). Hal ini sangatlah diperlukan melihat dari prediksi PBB yang mengatakan
bahwa pada pertengahan abad 21, jumlah manusia akan mencapai 9 miliar jiwa. Selain itu,
permintaan bahasan makanan serta bahan bakar pun juga akan meningkat secara signifikan.
Ditambah lagi kesenjangan pendapatan yang semakin meningkat juga akan menjadi sebuah
permasalahan yang harus diatasi. Oleh karena itu, Pembangunan berkelanjutan sangatlah penting
kebutuhan hidup masa kini dengan melakukan beberapa pertimbangan dalam pemenuhan
berkelanjutan merupakan sebuah proses pembangunan yang memiliki prinsip dalam memenuhi
perkembangannya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini, mampu bersaing dalam
ekonomi global tanpa mengabaikan atau mengurangi kemampuan generasi yang akan datang
dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Selain itu, Koferensi Tingkat Tinggi (KTT) 2002 juga
menentukan dirinya sendiri dalam menyiapkan diri untuk kondisi perdagangan bebas multilateral
dengan syarat terciptanya tata pemerintahan yang baik atau good governance.
Dalam pembangunan berkelanjutan, terdapat beberapa prinsip serta strategi yang harus
a. Ekonomi
b. Energi
oleh generasi mendatang juga. Salah satu contoh dalam pengoptimalan konsumsi
c. Ekologi
Generasi masa depan tidak boleh dirugikan atau mendapat dampak yang negative
dari keputusan keputusan yang telah atau akan dibuat pada saat ini
f. Asas Subsidiaris
Pihak-pihak yang juga bertanggung jawab atas kerusakan atau gangguan tersebut
menekankan pada nilai pelestarian lingkungan. Pembangunan di masa depan tidak boleh hanya
fokus pada nilai ekonomi tetapi juga memperhatikan masalah sosial dan ekologi. Menurut Emil
masyarakat dengan memenuhi kebutuhan dan ambisi mereka. Tujuan utama dari pembangunan
berkelanjutan adalah untuk mencapai pemerataan pembangunan di antara generasi sekarang dan
yang akan datang. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan menyerukan pemerataan manfaat hasil
pembangunan antar generasi (intergenerational equity), melindungi sumber daya alam dan
lingkungan, menggunakan dan mengelola sumber daya alam hanya untuk tujuan mengejar
dikembangkan dari pemahaman yang berbeda saat ini. Empat faktor harus diperhitungkan dalam
situasi ini: kesetaraan, partisipasi, keragaman, integrasi, dan pandangan jangka panjang
Pembangunan yang merata dan berkeadilan sosial harus dibangun di atas hal-hal
seperti pemerataan sumber daya lahan dan unsur-unsur produksi, pemerataan peran
kesenjangan ekonomi antara negara kaya dan negara miskin meningkat, meskipun
dan meningkatkan pemahaman tentang tradisi bangsa yang berbeda. Salah satu
sekitar kita. Misalnya, jika kita tinggal di wilayah pesisir, kita harus melindungi
sistem sosial dan ekologi satu sama lain. Gagasan pelaksanaan pembangunan yang
berbeda menjadi satu kesatuan yang kohesif, sementara itu juga dapat dipahami
dengan kegiatan prioritas lainnya pada SKPD lain dalam mendukung suatu kebijakan
lahan saat ini dan menghentikan konversinya, tetapi juga melakukan reformasi
kecenderungan orang untuk menilai masa kini lebih keras daripada masa depan.
para pengambil keputusan ekonomi sampai saat ini, oleh karena itu harus
dipertimbangkan.
itu sendiri.
khsusunya sumber daya alam untuk masa yang akan datang. Selain itu,
juga diperlukan untuk merawat segala macam aneka ragam budaya serta
jaminan atas pemerataan serta keadilan social yang dapat dilihat melalui
tersebar ratanya sumber daya serta factor-faktor produksi yang lain. Selain
itu, akses peran dan kesempatan juga harus merata pada setiap masyarakat.
1. Industri
landasan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan baik dalam Agenda 2030 maupun
sektor yang saling bersinggungan yang memanfaatkan sinergi ini. Paragraf 15 dan 16
Agenda Aksi Addis Ababa tentang "mendukung industrialisasi yang inklusif dan
berkelanjutan" dan "menciptakan lapangan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan
yang layak untuk semua dan mendorong perusahaan mikro, kecil, dan menengah",
2. Transportasi berkelanjutan
KTT Bumi Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1992 pertama kali mengakui
Agenda 21, memperkuat pengakuan ini. Selama Sidang Khusus kesembilan belas
lima tahun terhadap pelaksanaan Agenda 21 dan mencatat bahwa, selama dua puluh
mendorong permintaan energi global yang terus meningkat. (Memang, sekarang ini
adalah penggunaan akhir energi terbesar di negara maju dan dengan pertumbuhan
rumah kaca, JPOI menawarkan banyak titik jangkar untuk transportasi berkelanjutan.
pemimpin dunia sepakat bahwa transportasi dan mobilitas sangat penting untuk
perkotaan, keadilan sosial, dan kesehatan. Selain itu, Sekretaris Jenderal PBB
sebagai bagian dari Agenda Aksi Lima Tahunnya. Untuk itu, High-Level Advisory
moda transportasi termasuk penyedia jalan raya, kereta api, penerbangan, laut, feri,
dan angkutan umum perkotaan, didirikan oleh Sekretaris- Umum dan diluncurkan
kebijakan yang telah diberikan oleh Advisory Group kepada Sekretaris -Umum.
Program Aksi Istanbul untuk LDC, Program Aksi Wina untuk LLDC, Jalur SAMOA
untuk SIDS, Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana, dan Agenda
infrastruktur fisik, penemuan, dan penelitian. Investasi global dalam R&D telah
negara terbelakang. Selain itu, emisi CO2 global menjadi kurang intens dan
komunikasi seluler telah meningkat secara signifikan. Tetapi ekspansi pabrik terhenti,
dan industrialisasi LDC masih berjalan terlalu lambat. Epidemi telah sangat
berdampak pada sektor manufaktur dan transportasi, mengganggu rantai nilai global
dan pasokan barang serta menyebabkan hilangnya pekerjaan dan minggu kerja yang
lebih pendek di industri ini. Pekerjaan manufaktur adalah sarana penting untuk
berkembang.
Penutup
yang memenuhi kebutuhan saat ini dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan generasi
mendatang. Konsep pembangunan berkelanjutan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972
dan memiliki sejarah yang panjang. Pembangunan berkelanjutan juga mencakup sejumlah
prinsip dan taktik lain, seperti yang berkaitan dengan ekonomi, energi, ekologi, kesetaraan, dll.;
taktik pembangunan yang menjamin keadilan dan kesetaraan sosial; pembangunan yang
Seiring dengan infrastruktur dan inovasi yang tangguh, pembangunan industri yang
Berkelanjutan. Fokus ditempatkan pada pentingnya pembangunan industri yang inklusif dan
berkelanjutan sebagai landasan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan baik dalam Agenda
2030 maupun Agenda Aksi Addis Ababa. Pembangunan ekonomi jangka panjang bergantung
investasi dalam infrastruktur fisik, penemuan, dan penelitian. Investasi global dalam R&D telah
terbelakang. Selain itu, emisi CO2 global menjadi kurang intens dan komunikasi seluler telah
Daftar Pustaka
III(01).
Hamidah, N., et al. 2016. Kota Sebagai Model Permukiman Berkelanjtan di Indonesia.
INERSA, 12 (2).
Kustiawan, I., Ramadhan, A. 2019. Strategi Peningkatan Kualitas Lingkungan Kota Dalam
Rangka Pemabngunan Kota Yang Inklusif dan Berkelanjutan. Journal of Reginal and Rural
Simarmata, D. S., et al. 2021. Partisipasi MMasyarakat Dalam Mewujudkan Program Kota
Goals (SDGS) Dalam Kesejahteraan Sosial. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 11 (3).