Ide dasar dari konsep ini bermuladari "The Club of Rome" pada tahun 1972, yakni
sekelompok orangyangterdiri dari paramanajer,para ahli ilmuteknik, danilmuwan se-eropa
yang berhasil menyusun suatu dokumen penting mengenai keprihatinan terhadap lingkungan.
Pesan penting dari dokumentersebutdiantaranya, bahwasumber daya alam telah berada pada
suatu tingkat ketersediaan yangmemprihatinkan dalammenunjang keberlanjutan pertumbuhan
penduduk dan ekonomi. Salahsatumasalah penting yang dihadapi dalam pembangunan
ekonomi adalah antara pemenuhan kebutuhan pembangunan dengan upaya mempertahankan
kelestarian lingkungan (Fauzi, 2004). Pembangunan ekonomi berbasis sumber daya alam
yang tidak memperhatikan aspek kelestarian lingkungan pada akhimya akan berdampak
negatif pada lingkungan itu sendiri Pembangunan berkelanjutan adalah upaya manusia untuk
memperbaiki mutu kehidupan dengan tetap berusaha tidak melampaui ekosistem pendukung
kehidupannya. Dewasa ini masalah pembangunan berkelanjutan telah dijadikan sebagai isu
penting yang perlu terus disosialisasikan di tengah prinsip berkenlanjutan merupakan cara
utama memperbaiki kehidupan masyarakat menjadi lebih sejahtera di masa depan kelak. "Di
tenah dinamisnya perekonomian dunia negara-negara Nordik telah membuka jalan ke arah
masa depan,dengan menyatukan pembangunan ekonomi, prinsip keberlanjutan, dengan
kemajuan di biasanh telkologi. Pakar Ekonomi Sirkular negeri Cina, Junhui Li, dari Basel
Convention Regional Center for Asia and the Pacific, Universitas Tsinghua, dalam
presentasinya yang berjudul Roel Of Circular Economy ni Achieving Sustainable
Development goals (SDG): A Case Study of China menyatakan bahwa tantangan dalam
mewujudkan Ekonomi Sirkular adalah standarpenilaian, penegakan regulasi, pengembangan
teknologi, jejaring informasi, sistem manajemen pemerintahan, serta pembiayaandan insentif
ekonomi. Model Ekonomi Restoratif, yang bukan saja menghentikan segala kerusakan,
melainkan mula memperbaiki kerusakan yang sudah kita timbulkan di masa lalu. Model
Ekonomi Restoratif atau Ekonomi hijau dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang
menghasilkan peningkatan kualitas kehidupan manusia dan kesetaraan sosial, seraya secara
signifikan mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaanekologis. Dalam ungkapan paling
sederhana, ekonomi hijau dapat dipandang sebagai rendah karbon, efesiensi sumber daya dan
inklusivitas sosial.
1. Pro keadilan sosial, artinya keadilan dan kesetaraan akses terhadap sumber
dayaalamdan pelayanan publik, menghargai diversitas budaya dan kesetaraan gender.
2. Pro ekonomi kesejahteraan, artinya pertumbuhan ekonomi ditujukan untuk
kesejahteraan semua anggota masyarakat, dapat dicapai melalui teknologi inovatif
yang berdampak minimum terhadap lingkungan.
3. Pro lingkungan berkelanjutan, artinya etika lingkungan non- antroposentris menjadi
pedoman hidup masyarakat, sehingga mereka selalu mengupayakan kelestarian dan
keseimbangan lingkungan, konservasi sumberdaya alam vital, dan mengutamakan
peningkatan kualitas hidup non-material.
C.1. Definisi dan Konsep Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan (Emil Salim, 190 dalam Rahadian. A.H, 2016) bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia
pembangunan yang berkelanjutan pada hakikatnya ditujukan untuk mencapai pemerataan
pembangunan antara generasi pada masa kini maupun masa mendatang. Sustamihardja
(2004), menyatakan sasaran pembangunan berkelanjutan mencakup pada upaya untuk
mewujudkan terjadinya:
1) Menyangkut alasan moral. Generasi kini menikmati barang dan jasa yang dihasilkan
dari sumber dayaalam dan lingkungan sehingga secara moral perlu untuk
memperhatikan ketersediaan sumber daya alam tersebut untuk generasi mendatang.
Kewajiban moral tersebut mencakup tidak mengekstraksi sumber daya alam yang
dapat merusak lingkungan yang dapat menghilangkan kesempatan bagi generasi
mendatang untuk menikmati layanan yang sama.
2) Menyangkut alasan ekologi, Keanekaragaman hayati misalnya, memiliki nilai ekologi
yang sangat tinggi, oleh karena itu aktivitas ekonomi semestinya tidak diarahkan pada
kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan semata yang pada akhirnya
dapat mengancam fungi ekologi.
3) Menjadi alasan perlunya memperhatikan aspek keberlanjutan adalah alasan ekonomi.
Alasan dari sisi ekonomi memang masih terjadi perdebatan karena tidak diketahui
apakah aktivitas ekonomi selama ini sudah atau belum memenuhi kriteria
keberlanjutan,seperti kita ketahui, bahwa dimensi ekonomi berkelanjutan sendiri
cukup kompleks, sehingga sering aspek keberlanjutan dari sisi ekonomi ini hanya
dibatasi padapengukuran kesejahteraan antar generasi (intergeneration
welfaremaximization).
Program pembangunan harus merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling terkait dan
mendukung satu sama lain Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara
manusia dengan alam manusia mempengaruhi alam dengan cara bermanfaat atau merusak
hanya dengan memanfaatkan pengertian tentang kompleksnya keterkaitan antara sistem alam
dan sistem sosial dengan menggunakan pengertian ini maka pelaksanaan pembangunan yang
lebih integratif merupakan konsep pelaksanaan pembangunan yang dapat dimungkinkan hal
ini merupakan tantangan utama dalam kelembagaan.
2) Membangun kemandirian