A. Latar belakang
Berdasarkan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan seharihari, dapat dikatakan bahwa lingkungan merupakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan organisme dalam
melangsungkan kehidupanya. Dengan kata lain lingkungan
hidup merupakan keseluruhan atau komponen yang berada
disekitar individu yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan individu yang bersangkutan. Termasuk sumber
daya alam yang ada di muka bumi merupakan sumber daya
esensial bagi kelangsungan kehidupan manusia. Hilang atau
berkurangnya ketersedian sumber daya alam tersebut akan
berdampak terhadap kelangsungan hidup manusia. Oleh karena
itu, bagaimana mengelola sumber daya alam tersebut, agar
menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi manusia
tanpa mengorbankan keletarian sumber daya alam itu sendiri.
Pembangunan berkelanjutan
yang mengandung pengertian
sebagai pembangunan yang
memperhatikan dan
mempertimbangkan dimensi
lingkungan hidup dalam
pelaksanaannya harus
memperhatikan faktor
lingkungan, apakah
pembangunan tersebut
Sofyan Effendi
a. Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses
pembangunan yang pemanfaatan sumber dayanya, arah
invesinya, orientasi pengembangan teknologinya dan
perubahan kelembagaannya dilakukan secara harmonis dan
dengan amat memperhatikan potensi pada saat ini dan masa
depan dalam pemenuhan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat.
b. Secara konseptual, pembangunan berkelanjutan dapat
diartikan sebagai transformasi progresif terhadap struktur
sosial, ekonomi dan politik untuk meningkatkan kepastian
masyarakat Indonesia dalam memenuhi kepentingannya
pada saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi kepentingan mereka.
Setiap negara yang berkomitmen dan menandatangani perjanjian diharapkan membuat laporan
MDGs. Pemerintah Indonesia melaksanakannya dibawah koordinasi Bappenas dibantu dengan
Kelompok Kerja PBB dan telah menyelesaikan laporan MDG pertamanya yang ditulis dalam
bahasa Indonesia dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan
rasa kepemilikan pemerintah Indonesia atas laporan tersebut. Tujuan Tujuan Pembangunan
Milenium ini menjabarkan upaya awal pemerintah untuk menginventarisasi situasi
pembangunan manusia yang terkait dengan pencapaian tujuan MDGs, mengukur, dan
menganalisa kemajuan seiring dengan upaya menjadikan pencapaian-pencapaian ini menjadi
kenyataan, sekaligus mengidenifikasi dan meninjau kembali kebijakan-kebijakan dan programprogram pemerintah yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan ini. Dengan tujuan utama
mengurangi jumlah orang dengan pendapatan dibawah upah minimum regional antara tahun
1990 dan 2015, Laporan ini menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam jalur untuk mencapai
tujuan tersebut. Namun, pencapaiannya lintas provinsi tidak seimbang. [2]
Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai dari tahap
perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala, namun pemerintah memiliki
komitmen untuk mencapai tujuan-tujuan ini dan dibutuhkan kerja keras serta kerjasama
dengan seluruh pihak, termasuk masyarakat madani, pihak swasta, dan lembaga donor.
Pencapaian MDGs di Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian kerjasama dan
implementasinya di masa depan. Hal ini termasuk kampanye untuk perjanjian tukar guling
hutang untuk negara berkembang sejalan dengan Deklarasi Jakarta mengenai MDGs di daerah
Asia dan Pasifik. [3] [4]
Kontroversi
Upaya Pemerintah Indonesia merealisasikan Tujuan Pembangunan Milenium pada tahun 2015
akan sulit karena pada saat yang sama pemerintah juga harus menanggung beban
pembayaran utang yang sangat besar. Program-program MDGs seperti pendidikan, kemiskinan,
kelaparan, kesehatan, lingkungan hidup, kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan
membutuhkan biaya yang cukup besar. Merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
Departemen Keuangan, per 31 Agustus 2008, beban pembayaran utang Indonesia terbesar
akan terjadi pada tahun 2009-2015 dengan jumlah berkisar dari Rp97,7 triliun (2009) hingga
Rp81,54 triliun (2015) rentang waktu yang sama untuk pencapaian MDGs. Jumlah pembayaran
utang Indonesia, baru menurun drastis (2016) menjadi Rp66,70 triliun. tanpa upaya negosiasi
pengurangan jumlah pembayaran utang Luar Negeri, Indonesia akan gagal mencapai tujuan
MDGs.
Menurut Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Don K
Marut Pemerintah Indonesia perlu menggalang solidaritas negara-negara Selatan untuk
mendesak negara-negara Utara meningkatkan bantuan pembangunan bukan utang, tanpa
syarat dan berkualitas minimal 0,7 persen dan menolak ODA (official development assistance)
yang tidak bermanfaat untuk Indonesia [5]. Menanggapi pendapat tentang kemungkinan
Indonesia gagal mencapai tujuan MDGs apabila beban mengatasi kemiskinan dan mencapai
tujuan pencapaian MDG pada tahun 2015 serta beban pembayaran utang diambil dari APBN
pada tahun 2009-2015, Sekretaris Utama Menneg PPN/Kepala Bappenas Syahrial Loetan
berpendapat apabila bisa dibuktikan MDGs tidak tercapai di 2015, sebagian utang bisa
dikonversi untuk bantu itu. Pada tahun 2010 hingga 2012 pemerintah dapat mengajukan
renegosiasi utang. Beberapa negara maju telah berjanji dalam konsesus pembiayaan (monetary
consensus) untuk memberikan bantuan. Hasil kesepakatan yang didapat adalah untuk negara
maju menyisihkan sekitar 0,7 persen dari GDP mereka untuk membantu negara miskin atau
negara yang pencapaiannya masih di bawah. Namun konsensus ini belum dipenuhi banyak
negara, hanya sekitar 5-6 negara yang memenuhi sebagian besar ada di Skandinavia atau
Belanda yang sudah sampai 0,7 persen.
DAMPAK
PEMBANGUNAN
TERHADAP KESEHATAN
MASYARAKAT
Tahapan Kegiatan
Pembangunan :
A. Tahap Prakonstruksi :
1.Pengadaan Lahan
2.Mobilisasi peralatan
3.Pematangan tanah,
4.Pembuatan pagar,
5.Penimbunan,
6.Pengerasan tanah,
7.Pembuatan saluran air,
8.Pembuatan jalan utama,
9.Cabang cabang jalan, pematokan lahan,
10.Pengadaan jaringan listrik,
11.Pengadaan sarana telkom.
12.dll
B.Tahap Konstruksi :
1.Pembangunan sarana fasilitas
2.Pemasangan mesin mesin
3.Pemasangan pipa pipa ,
4.Pengeboran ,
5.Penggunaan bahan peledak,
6.Pembangunan kantor, Gedung dan sarana lainnya
7.Pembuatan jalan dalam lokasi kawasan proyek,
8.Pemasangan alat alat komunikasi,
9.Pembangunan konstruksi unit pengolah limbah
dan lain lain.
C.Tahap Operasi :
1.Kegiatan produksi dan distribusi
hasil
2.Rekruitmen tenaga kerja
professional
3.Bertambahnya mobilitas penduduk
4.Dihasilkannya limbah
5.Terjadi peningkatan arus lalu lintas
dari kenderaan
6.dll
Dampak Kegiatan
Pembangunan :
Umumnya: :
1.Fisik
2.Biologi
3.Sosial
4.Ekonomi
5.Budaya, dan
6.Kesehatan masyarakat.
2.Terhadap Fisik
a.kebisingan,
b.debu mengakibatkan ispa,
penimbunan debu di paru yang
bersifat permanen.
c.dll
B.Dampak tahap
konstruksi :
Terhadap Psikis Dan Fisik :
1.masalah lalu lintas.
2.masuknya budaya dr tenaker dr
luar
3.kebisingan
4.debu mengakibatkan ispa,
penimbunan debu di paru yang
bersifat permanen.
5.dll
C.Dampak tahap
operasi :
1.Terhadap Psikis
a.konflik sosial
b.masalah lalu lintas.
c.masuknya budaya dr tenaker dr luar
d.dll
2.Terhadap Fisik
a.kebisingan
b.limbah yang mengakibatkan pencemaran
lingkungan yg dpt menimbulkan gangguan
kesehatan akut maupun kronis.
c.dll
Konsep Amdal :
1.Sbg alat utk merencanakan
tidakan preventif thd kerusakan
lingkungan yg mungkin akan
ditimbulkan oleh st kegiatan
pembangunan yg sedang
direncanakan.
2.Mempelajari hub timbal balik atau
interaksi antara pembangunan dan
lingkungan (ekologi pembangunan).
Masalah Kesehatan Di
Indonesia :
1.Penyakit infeksi yg masih tinggi
2.Meningkatnya penyakit degeneratif
akibat prilaku
3.Meningkatnya penyakit akibat
kondisi lingkungan (pencemaran).
Tujuan :
1.Memahami dan melakukan kajian mengenai
aspek-aspek kesehatan masyarkat dalam
penyusunan amdal
2.Memahami keterkaitan antara jenis usaha atau
kegiatan, perubahan parameter lingkungan,
manusia terpajan dan bentuk dampak kesmasy
serta sd kesehatan
3.Membantu mempermudah proses pengkajian
aspek kesehatan masyarakat dalam studi amdal
4.Membantu menyajikan hasil kajian yang
informatif.
Identifikasi Dampak
Potensial :
Evaluasi Dampak
Potensial :
1.Seberapa besar/luas rencana usaha atau kegiatan dpt menimbulkan
perubahan kualitas lingk yg memungkinkan berkembang biaknya
vektor penyakit?
2.Seberapa besar/luas rencana usaha atau kegiatan memerlukan
pengerahan SDM (lokasi dan pendatang) shg memungkinkan
terjadinya interaksi antar penduduk dan memiliki potensi utk
menimbulkan peny menular?
3.Seberapa besar/luas rencana usaha atau kegiatan
membutuhkan/menggunakan bahan toksik dan mempunyai potensi utk
menimbulkan risiko kesehtan, baik akut maupun kronis seperti :
keracunan, kanker, kelainan reproduksi dan peny menahun lainnya?
4.Seberapa besar/luas rencana usaha atau kegiatan dpt menurunkan
scr berarti pemenuhan makanan dan gizi masyarakat dari generasi ke
generasi?
5.Seberapa besar/luas rencana usaha atau kegiatan akan menurunkan
kualitas sumber daya manusia krn daya dukung lingk sedemikian rupa
shg berdampak terhadap kesehtan masyarakat?
Penentuan Sampel :
1.Purposive Sampling
2.Random Sampling dengan mempertimbangkan ;
a.derajat keseragaman (homogenitas)
b.presisi yg dikehendaki
c.kedalaman analisis.
Metoda Prakiraan
Dampak :
Besaran dampak mencakup jenis, sifat,
sebaran dan beban yg diproyeksikan kpd
jumlah penduduk terkena dampak tertunda.
1.Perkiraan perluasan habitat vektor penyakit
2.Analisis risiko kualitatif dan kuantitatif
3.Analisis jalur pemajanan di masa depan
4.Analisis risiko epidemiologis
5.Analisis biaya dampak kesehatan
6.Analisis perubahan perilaku masyarakat
terhadap dampak kesehatan.
Mitigasi Dampak :
1.Pengelolaan lingkungan secara arif
dan bijaksana serta ilmiah
2.Promosi kesehatan
3.Baku mutu emisi dan lingkunan
4.Aplikasi teknologi
5.Low enforcement kpd pemilik
6.Pemantauan lingkungan secara
priodik maupun insidental.