NIM : 210721611618
Mata Kuliah : Pembangunan Lingkungan Regional
1
Rustiadi, E. (2018). Perencanaan dan pengembangan wilayah. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
2
Siwu, H. F. D. (2019). Strategi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah. Jurnal Pembangunan Ekonomi
Dan Keuangan Daerah, 18(6).
(pendidikan, kesehatan, seni budaya, politik, pertahanan keamanan, kehidupan
beragama, kepemudaan, dan pemberdayaan pemuda dan kaum perempuan).
4) Teori Pertumbuhan Regional: Teori-teori ini, seperti teori pembangunan ekonomi
regional, mengeksplorasi bagaimana wilayah-wilayah tertentu dapat tumbuh lebih
cepat daripada yang lain dan bagaimana intervensi kebijakan dapat memengaruhi
pertumbuhan regional.
5) Teori Keterbelakangan Wilayah: Teori keterbelakangan wilayah, seperti teori
dependensi dan teori kesenjangan, mengkaji ketidaksetaraan antarwilayah dan
faktor-faktor yang berkontribusi pada ketidaksetaraan tersebut.
6) Teori Pembangunan Berkelanjutan: Teori ini menekankan perlunya
mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dengan perlindungan lingkungan dan
keadilan sosial untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.3
2. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan lingkungan
(environmental sustainability) adalah dua konsep yang sangat penting dalam
pengembangan suatu wilayah. Mereka menyoroti perlunya mencapai pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan sosial sambil mempertimbangkan perlindungan dan pelestarian
lingkungan alam. Berikut adalah pemahaman tentang konsep ini dan mengapa keduanya
menjadi penting dalam pengembangan wilayah:
• Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development): Pembangunan
berkelanjutan adalah pendekatan pembangunan yang memprioritaskan pemenuhan
kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa depan
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Konsep ini mencakup tiga dimensi utama:
ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk
mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,
kesejahteraan sosial, dan pelestarian lingkungan alam. Tujuannya adalah
menciptakan masyarakat yang lebih adil, produktif, dan berkelanjutan dalam
jangka panjang.
• Berwawasan Lingkungan (Environmental Sustainability): Berwawasan lingkungan
adalah konsep yang menekankan perlunya menjaga integritas ekosistem alam dan
mengelola sumber daya alam dengan bijak. Ini melibatkan perlindungan air, udara,
tanah, flora, fauna, dan keanekaragaman hayati. Upaya ini bertujuan untuk
menghindari degradasi lingkungan dan mengurangi dampak negatif manusia
terhadap ekosistem. Penting dalam mencegah kerusakan lingkungan yang dapat
mengancam kualitas hidup manusia dan ekosistem global.
Mengapa Penting dalam Pengembangan Suatu Wilayah:
• Ketahanan Ekonomi: Pembangunan berkelanjutan mengedepankan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja, dan memastikan bahwa
masyarakat memiliki akses ke sumber daya ekonomi yang diperlukan. Ini
membantu mencapai ketahanan ekonomi wilayah.
3
Mahi, I. A. K. (2016). Pengembangan Wilayah: Terori & Aplikasi. Kencana.
• Kualitas Hidup: Memperhatikan aspek sosial pembangunan berkelanjutan berarti
memperhatikan kualitas hidup masyarakat, termasuk pendidikan, perawatan
kesehatan, perumahan yang layak, dan keadilan sosial. Ini meningkatkan kualitas
hidup warga wilayah.
• Pelestarian Sumber Daya Alam: Berwawasan lingkungan mengurangi dampak
negatif aktivitas manusia terhadap lingkungan alam. Ini mendukung pelestarian
sumber daya alam yang vital untuk kelangsungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan.
• Keseimbangan Jangka Panjang: Mengintegrasikan aspek lingkungan ke dalam
perencanaan wilayah membantu menciptakan keseimbangan jangka panjang antara
pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan, mencegah kerusakan yang tidak
dapat diperbaiki di masa depan.
• Daya Tarik Wilayah: Wilayah yang berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan cenderung lebih menarik bagi investasi, wisatawan,
dan penduduk. Hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kualitas
hidup.
Menurut Dirjen Penataan Ruang (2003), prinsip-prinsip dasar dalam pengembangan
wilayah yaitu:
1) Sebagai growth center. Pengembangan wilayah tidak hanya bersifat internal
wilayah, tetapi harus diperhatikan sebaran atau pengaruh (spread effect)
pertumbuhan yang dapat ditimbulkan bagi wilayah sekitarnya, bahkan secara
nasional.
2) Pengembangan wilayah memerlukan upaya kerja sama pengem- bangan
antardaerah dan menjadi persyaratan utama bagi keber- hasilan pengembangan
wilayah.
3) Pola pengembangan wilayah bersifat integral yang merupakan in- tegrasi dari
daerah-daerah yang tercakup dalam wilayah melalui pendekatan kesetaraan.
4) Dalam pengembangan wilayah, mekanisme pasar harus juga men- jadi
prasyarat bagi perencanaan pengembangan kawasan.4
Contoh implementasi:
1) Perencanaan Kota Berkelanjutan: Menerapkan perencanaan kota yang berfokus
pada transportasi berkelanjutan, ruang terbuka hijau, penggunaan lahan yang
bijaksana, dan bangunan yang efisien dari segi energi. Ini dapat menciptakan
lingkungan perkotaan yang lebih hijau dan lebih ramah lingkungan.
2) Pengembangan Transportasi Publik: Mendorong penggunaan transportasi publik
yang efisien, seperti kereta api, bus, dan sepeda, yang lebih ramah lingkungan
4
Mahi, I. A. K. (2016). Pengembangan Wilayah: Terori & Aplikasi. Kencana.
daripada mobil pribadi. Ini dapat mengurangi kemacetan lalu lintas, emisi karbon,
dan polusi udara.
3) Pengelolaan Air Bersih: Mengimplementasikan strategi untuk menjaga kualitas air,
menghindari pencemaran, dan mengelola air dengan efisien. Contohnya adalah
penggunaan teknologi daur ulang air, pembersihan limbah, dan rehabilitasi sungai.
3. Menurut saya, fenomena ini selras dengan teori Pembangunan wilayah Nodal dapat juga
diartikan sebagai wilayah yan mempunyai hubungan fungsional antara pusat
pengembangan atau pusat pertumbuhan dengan wilayah terbelakang (pheri-pheri). Peran
wilayah terbelakang dalam konteks pembangunan daerah yaitu: 1) untuk mendekatkan
wilayah terbelakang dengan pusat pertumbuhan; 2) menciptakan keterkaitan antara
wilayah terbelakang dan pusat pertumbuhan; 3) memudahkan hubungan/jarak antara
wilayah terbelakang dan pusat pertumbuhan.
Bekerjanya mekanisme pasar menimbulkan dua efek, yaitu pertama backwash
effects yang terlihat dari gerakan perpindahan penduduk, perdagangan, dan modal; kedua
spread effects yang timbul melalui hubungan perdagangan dan keterkaitan dengan daerah
terbelakang. Hubungan antar-kedua sektor akan menimbulkan trick le down effects, suatu
mekanisme di mana hasil-hasil yang dicapai oleh sektor unggulan akan merembas ke sektor
lainnya. Trickle down effects akan memberikan keuntungan bagi kawasan terbelakang yang
selanjutnya akan membawa pada keseimbangan antardaerah ke posisi semula.
Pada awal suatu proses pembangunan, perbedaan dalam laju pertumbuhan regional
yang besar antarwilayah mengakibatkan kesenjangan dalam distribusi pendapatan
antarwilayah. Namun pada jangka panjang saat ekonomi mencapai tingkat yang tinggi dan
dengan asumsi mekanisme pasar dan mobilitas faktor produksi antar wilayah tanpa
hambatan, perbedaan dalam laju pertumbuhan output antar wilayah cenderung mengecil
bersamaan dengan tingkat pendapatan rata-rata per kapita dan laju pertumbuhannya yang
semakin tinggi di setiap wilayah, yang akhirnya menghilangkan kesenjangan ekonomi
regional (wilayah).5
4. Aglomerasi merujuk pada fenomena ketumpukan aktivitas ekonomi, sosial, dan populasi
di wilayah perkotaan atau metropolitan. Ini adalah kecenderungan geografis di mana orang
dan bisnis cenderung berkumpul di daerah-daerah tertentu, seperti kota besar dan pusat
ekonomi regional. Berikut faktor-faktor yang memengaruhi Aglomerasi antara lain:
5
Mahi, I. A. K. (2016). Pengembangan Wilayah: Terori & Aplikasi. Kencana
3) Pasar Konsumen: Wilayah yang memiliki populasi besar atau daya beli yang kuat
mampu mendukung pertumbuhan bisnis dan perdagangan.
4) Ketersediaan Sumber Daya: Keberadaan sumber daya alam, seperti air bersih,
energi, dan bahan baku, dapat memengaruhi pemilihan lokasi industri.
5) Inovasi dan Penelitian: Pusat penelitian, universitas, dan lembaga inovasi sering
mengundang aglomerasi industri yang berkaitan.
6) Kebijakan Pemerintah: Kebijakan pemerintah, termasuk insentif pajak dan
peraturan bisnis, dapat memengaruhi keputusan perusahaan untuk berlokasi di
suatu daerah.
Dampak Aglomerasi: