Anda di halaman 1dari 18

PENERAPAN PERTANIAN TERPADU DALAM

MENDUKUNG PEMBANGUNAN PETERNAKAN


BERKELANJUTAN
Adrina Maulida Putri 217040010
PENDAHULUAN
• Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah dua topik kritis yang saat ini
sedang dibahas oleh seluruh negara di dunia.
• Kondisi sumber daya alam yang semakin terbatas akibat penggunaan yang tidak
efisien dan ramah lingkungan menyebabkan hal ini semakin perlu diperhatikan
kembali agar memenuhi syarat ketersediaan yang berkelanjutan untuk generasi
mendatang.
• Peningkatan masyarakat juga menjadi hal yang perlu kita perhatikan, semakin
bertambahnya jumlah populasi maka semakin banyak pula sumber daya alam
yang harus tersedia agar mampu mencukupi ketersediaan sandang papan dan
pangan bagi masyarakat indonesia maupun dunia.
PENDAHULUAN
• Pertanian berkelanjutan mengutamakan pengelolaan ekosistem pertanian
yang mempunyai diversitas atau keanekaragaman hayati tinggi. Sejalan
dengan konsep “green agriculture” (Sumarno, 2010) yang dapat
didefinisikan sebagai usaha pertanian maju dengan penerapan teknologi
secara terkendali. Green Agriculture menghasilkan green food setelah
proses penanganan pasca panen. Praktik pertanian yang baik “Good
Agricultur Practices” sebagai sebuah gerakan global maka praktek
pertanian berkelanjutan menjadi misi bersama komunitas internasional,
negara, dan lembaga konsumen internasional turut mengawasi
pelaksanaan prinsip pertanian berkelanjutan.
Rumusan Masalah
• Permasalahan yang akan dikaji yaitu terkait dengan
bagaimana penerapan pertanian terpadu dalam mendukung
pembangunan peternakan berkelanjutan.
Tujuan
• Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya yang
dapat diberikan kepada sektor pertanian dan sektor
peternakan agar mampu membangun pertanian dan
peternakan berkelanjutan saat ini hingga masa yang akan
datang.
PEMBAHASAN
Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang mampu memenuhi
kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk
mencukupi kebutuhan mereka. Menurut Reinjntjes et al., (2011) bahwa
pembangunan haruslah selaras dengan pengelolaan sumber daya sehingga
kesejahteraan jangka panjang seharusnya diberi prioritas yang sama dengan
kebutuhan yang mendesak pada saat ini.

Dampak dari pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan, pada umumnya


mengakibatkan kerusakan lingkungan dan penurunan daya dukung lingkungan.
• Sumber daya alam (SDA) yang tersedia sejak dahulu terus digunakan
dan dipakai dalam penunjang keberlangsungan hidup manusia,
sehingga dapat dipastikan bahwa SDA semakin berkurang
• Kondisi ini perlu menjadi perhatian untuk kita semua agar lebih
berhati-hati dan semakin serius dalam menggunakan SDA secara
bijak. Sehingga kita harus memahami bahwa ketersediaan yang
terbatas juga harus dicarikan solusi inovatif bagaimana agar SDA yang
kita miliki dapat kita manfaatkan secara terus menerus tetapi tetap
tersedia bahkan diperbaharui ketersediaannya guna keberlanjutan
hingga masa mendatang. Teknologi dan Inovasi pembangunan yang
baik dan benar merupakan solusi awal agar mampu menciptakan dan
memperbaharui setiap SDA yang kita miliki.
• Penerapan pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan dengan cara
menjaga kearifan lokal, tidak merusak alam atau ramah lingkungan,
dan bisa dimanfaatkan hingga generasi berikutnya. Pembangunan
berkelanjutan terfokus kepada bagaimana kita bisa memanfaatkan
sumber daya alam dengan sebaik-baiknya yaitu efisien dan
berkelanjutan.
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
• Pertanian berkelanjutan secara umum berarti bahwa pemanfaatan sumber daya
lahan, air dan bahan tanaman untuk usaha produksi bersifat lestari menghasilkan
produk pertanian secara ekonomis dan menguntungkan.
• Pembangunan pertanian di Indonesia diarahkan menuju pembangunan pertanian
yang berkelanjutan (sustainable agriculture), sebagai bagian dari implementasi
pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
• Salah satu tantangan pembangunan pertanian ke depan adalah mempertahankan
keberlanjutan untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.
Perspektif pertanian berkelanjutan perlu ditempuh mengingat jumlah penduduk
Indonesia yang sangat besar sementara sumberdaya alam sangat terbatas. Selain
itu, pencapaian pertanian berkelanjutan sudah menjadi komitmen negara dalam
rangka menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs).
Pembangunan Peternakan Berkelanjutan

• Prinsip dasar peternakan berkelanjutan harus diterapkan sebaik-baiknya. Konsep


pembangunan berkelanjutan menjadi suatu solusi yang diterima oleh semua
negara di dunia untuk mengelola sumberdaya alam agar tidak mengalami
kehancuran dan kepunahan. Konsep ini berlaku untuk seluruh sektor
pembangunan termasuk pembangunan sektor peternakan (Mersyah, 2005).
• Peternakan berkelanjutan yaitu dengan pemanfaatan sumber daya yang dapat
diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui
(unrenewable resources) untuk proses produksi peternakan dengan menekan
dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Keberlanjutan yang
dimaksud meliputi penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi, serta
lingkungannya.
• Pengembangan ternak ruminansia sangat tergantung pada ketersediaan
pakan hijauan. Pakan hijauan dapat diperoleh dari berbagai sumber
diantaranya padang penggembalaan, penanaman hijauan makanan
ternak di lahan khusus, dan pemanfaatan limbah pertanian berupa
jerami.
• Pemanfaatan limbah pertanian sebagai salah satu alternatif sumber
hijauan merupakan salah satu langkah yang dapat ditempuh. Hal ini
didasarkan pada potensi yang dimiliki, yakni produksinya yang sangat
besar setiap tahun dan pemanfaatan yang masih kurang. Produksi
limbah pertanian adalah perhitungan produksi jerami dari usaha
pertanian komoditi penting seperti tanaman padi, jagung, ubi jalar,
kacang tanah, kacang kedele, dan kacang hijau.
Konsep Pertanian Terpadu dalam Pembangunan Peternakan
• Sistem pertanian terpadu adalah merupakan sistem pertanian yang mengintegrasikan kegiatan
sub sektor pertanian, tanaman, ternak, ikan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas
sumber daya (lahan, manusia, dan faktor tumbuh lainnya) kemandirian dan kesejahtraan
petani secara berkelanjutan. Konsepnya dimulai dari manusia sebagai mahluk hidup
memerlukan energi sebagai motor kehidupannya, dengan Integrated Farming Sistem manusia
tidak hanya mendapatkan keuntungan finansial tetapi juga pangan sebagai kebutuhan primer
dan energi panas serta listrik.
• Peternakan memainkan peran sebagai sumber energi dan penggerak ekonomi dalam
Integrated Farming Sistem. Sumber energi berasal dari daging, susu, telur serta organ tubuh
lainnya, bahkan kotoran hewan. Sedangkan fungsi penggerak ekonomi berasal dari hasil
penjualan ternak, telur, susu dan hasil sampingan ternak (bulu dan kotoran). Syarat tanaman
yang dapat diusahakan adalah bernilai ekonomi dan dapat menyediakan pakan untuk
peternakan. Ikan yang digunakan untuk Integrated Farming Sistem adalah ikan air tawar yang
dapat beradaptasi dengan lingkungan air yang keruh, tidak membutuhkan perawatan ekstra,
mampu memanfaatkan nutrisi yang ada dan memiliki nilai ekonomi.
• Keterpaduan pertanian demikian merujuk pada pengertian keterpaduan agribisnis
secara horizontal, yang dalam uraian di atas dapat dipenuhi oleh suatu sistem
LEISA. Berkelanjutan dalam hal ini dibatasi sebagai kondisi yang secara ekologis
adaptif dan ramah lingkungan, secara ekonomis menguntungkan, dan secara sosial
humanis dan dapat diterima baik oleh penyelenggara kegiatan pertanian itu
maupun oleh masyarakat di sekitarnya.
• LEISA (low-external-input and sustainable agriculture) adalah pertanian
berkelanjutan yang merupakan salah satu sistem pertanian terpadu unggulan masa
depan yang dapat mengurangi kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh sistem
pertanian konvensional. Sistem LEISA diubah menjadi pertanian organik sehingga
lahan akan dibebaskan dari penggunaan masukan eksternal berupa agrokimia
(pupuk inorganik dan pestisida buatan). Selain itu, perlu diupayakan pula agar
pakan temak yang berupa konsentrat dapat dibuat sendiri dengan menggunakan
bahan baku yang dihasilkan di lahan.
• Strategi Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA) dan zero
waste dengan sistem integrasi tanaman ternak sejalan dengan konsep
pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan karena akan
meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam dan
mengurangi emisi GRK.
• Pola LEISA dan zero waste harus dioptimalkan dengan memanfaatkan
biomassa yang terdapat di perkebunan kelapa sawit, karet, dan kelapa
maupun hasil samping tanaman kopi, kakao, tebu, tanaman pangan,
hortikultura dan hasil samping industri pertanian sebagai sumber
pakan dan bahan pakan ternak. Volume biomassa dapat diperkirakan
dari luas panen atau luas tanam dan produksi tanaman pangan maupun
perkebunan
• Sistem ini merupakan bentuk pertanian yang berupaya mengoptimalkan
penggunaan sumber daya yang tersedia seeara lokal dengan
mengkombinaslkan komponen yang berbeda dalam sistem lapang produsi
(yaitu tanaman, hewan, tanah, air, iklim dan manusianya) sehingga
komponen-komponen tersebut saling melengkapi dan memiliki pengaruh
sinergik yang maksimal dalam sistem LEISA, resiko ekologik dari masukan
eksternal yang tinggi dihindari.
• Pembangunan pertanian berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat tani secara luas melalui
peningkatan produksi pertanian yang dilakukan secara seimbang dengan
memperhatikan daya dukung ekosistem sehingga keberlanjutan produksi
dapat terus dipertahankan dalam jangka panjang dengan meminimalkan
terjadinya kerusakan lingkungan.
Tujuan pertanian berkelanjutan
• (1) Menjaga atau dan meningkatkan keutuhan sumberdaya alam lahan dan melindungi lingkungan,
• (2) Menjamin penghasilan bagi petani,
• (3) Menjamin konservasi energy,
• (4) Meningkatkan produktivitas,
• (5) Meningkatkan kualitas dan keamanan bahan pangan, dan
• (6) Menciptakan keserasian antara petani dan faktor sosial ekonominya.
KESIMPULAN
• Berdasarkan kajian diatas dapat disimpulkan bahwa pembangunan
peternakan berkelanjutan di Indonesia masih perlu perhatian yang
serius dari berbagai pihak. Ketersediaan sumberdaya alam yang
semakin terbatas dan resiko pencemaran lingkungan yang disebabkan
oleh berbagai sektor, sehingga kondisi ini harus diupayakan
semaksimal mungkin dalam menjaga, mempertahankan, dan
menggunakan sumberdaya alam secara efisien dan tepat. Permintaan
akan produk pangan nabati dan hewani nasional yang belum
terpenuhi, menjadikan Indonesia selalu import dari luar negeri.
Thanks

Anda mungkin juga menyukai