Anda di halaman 1dari 11

BOOKLET

PEMUPUKAN PADA KOLAM

OLEH :

JUMAIDI, S.Pi
NIP. 19750522 200801 1 001

BALAI PELATIHAN DAN PENYULUHAN


PERIKANAN (BPPP) BELAWAN
MEDAN
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN
PERIKANAN
KABUPATEN BIREUEN
2018
PEMUPUKAN KOLAM BUDIDAYA IKAN
AIR TAWAR

PENDAHULUAN
Kolam yang sering dijadikan kegiatan
budidaya tidak dapat lepas dari keberadaan air
sebagai media dan juga tanah, dimana di dalamnya
terdapat unsur-unsur hara makro dan mikro. Karena
unsur-unsur tersebut dipengaruhi oleh berbagai
faktor lingkungan, sehingga mengakibatkan nilai-
nilai unsur mikro dan makro di perairan tidak
konstan dan stabil. Oleh karena itu perlu adanya
pengelolaan kolam. Pengelolaan kolam merupakan
faktor penting setelah penentuan kesesuaian lahan
budidaya kolam dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan dan budidaya kolam berkelanjutan.
Pemupukan adalah usaha pemberin nutrient
ke dalam tanah untuk memelihara atau
memperbaiki kesuburan tanah dan air dengan
memberikan unsur atau zat hara kedalam tanah
yang secaralangsung atau tidak langsung dapat
menyumbang bahan makanan pada alga. Disamping
itu pemupukan juga akan memperbaiki pH tanah
atau air dan memperbaiki lingkungan air bagi
tempat hidup dan tumbuh alga. Sedangkan
pengapuran adalah persiapan kolam yang
digunakan untuk mematikan hama dan parasit ikan,
stabilisator pH tanah dan air, menaikkan alkalinitas,
kesadahan dan ketersediaan unsur P.
Pengapuran dan pemupukan itu penting.
Untuk itu penulis ingin membahas bagaimana
eratnya hubungan pengapuran dan pemupukan
dalam mempersiapkan media budidaya.

PEMUPUKAN PADA KOLAM


1. Pengeringan
Tahap pengeringan bertujuan untuk
meningkatkan produksi, memperbaiki pematang,
salah satu bentuk kontrol alami terhadap
pengganggu ataupun predator, menyebabkan
terjadinya mineralisasi dari kandungan organik dan
mengoksidasi asam organik, dan dapat menguapkan
racun-racun yang ada di kolam budidaya
sebelumnya, dimungkinkan berasal dari sisa pakan,
feses. Pengeringan meningkatkan pH tanah,
pengeringan dasar kolam yang dilakukan para
pembudidaya kampung lele dilakukan selama 2 – 3
hari, tetapi saat cuaca tidak mendukung seperti pada
musim hujan maka pengeringan tidak dilakukan
tetapi dapat dimanipulasi dengan penaburan kapur
yang salah satu fungsinya adalah mematikan hama,
stabilisator pH tanah dan air sehingga dapat
meningkatkan produksi sama seperti fungsi
pengeringan.

2. Membersihkan lumpur dan sampah


Lumpur yang menumpuk didasar kolam
dibuang digunakan untuk menutupi kebocoran yang
ada pada dinding kolam dan memperkuat pematang
kolam. Kolam jenis permanen dibersihkan lumut
yang menempel pada dinding dan dasar kolam,
selain itu biasanya pada kolam permanen banyak
remis atau bekicot yang menempel pada dinding
kolam.
Kegiatan pembersihan lumpur dan sampah
selesai dilakukan maka kolam di isi air sedalam 1
meter. Kedalaman kolam 1 meter bertujuan supaya
suhu air dalam kolam tidak fluktuatif sehingga ikan
tidak mudah stress yang mengakibatkan serangan
penyakit dan kematian.

3. Pengapuran
Pengapuran merupakan persiapan kolam
yang digunakan untuk mematikan hama dan parasit
ikan, stabilisator pH tanah dan air, menaikkan
alkalinitas, kesadahan dan ketersediaan unsur P.
kebutuhan kapur CaCo3 pada kolam budidaya
dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut
:pH akhir – pH awal X 0,16 .0,1
Pembudidaya di kampung lele tidak
melakukan pengapuran karena jenis tanah yang ada
dikampung lele sudah cukup baik untuk
pertumbuhan lele. Pengapuran harus dilakukan
pada suatu kolam budidaya yang menggunakan
jenis tanah gambut. Tanah gambut memiliki ciri
yaitu KTK (kapasitas tukar kation) sangat tinggi,
tetapi persentase kejenuhan basa sangat rendah,
sehingga menyulitkan penyerapan hara. Kondisi
tersebut tidak menunjang kemudahan penyediaan
hara yang memadai untuk kebutuhan hara
phytoplankton. Ketersediaan beberapa unsur hara
dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan
proses pelapukan bahan organik tanah gambut.
Oleh karena itu, pengelolaan tanah gambut untuk
pertanian dan perikanan perlu penanganan khusus
karena tidak hanya masalah rendahnya ketersediaan
hara, tetapi juga masalah sifat racun dari asam-asam
organik.
4. Pemupukan
Pemupukan kolam pada prinsipnya adalah
untuk menyuburkan air, dengan terbentuknya pakan
alami dan pupuk dapat menjaga kesetimbangan air
agar fluktuasi komponen perairan tidak besar.
Kesuburan perairan ditandai dengan air yang telah
berwarna hijau cerah. Kegiatan pemupukan
bertujuan antara lain :
a. Penumbuhan phytoplankton dan
zooplankton
b. Menciptakan suhu, pH yang konstan
dengan indikasi perubahan warna air hijau
cerah
c. Menciptakan keseimbangan
ekosistem bio aquatic yang berfungsi
sebagai penyediaan pakan alami untuk
starter maupun bakteri decomposer.

Pupuk yang digunakan berasal dari pupuk


kandang atau kotoran hewan. Pupuk kandang
digolongkan dalam dua jenis yaitu pupuk yang
bersifat panas dan pupuk bersifat dingin. Pupuk
kandang bersifat panas dinamakan demikian karena
jenis pupuk ini lebih cepat terurai oleh jasad renik
dan menimbulkan panas, seringkali penguraian
tersebut tidak terjadi secara sempurna atau tidak
terurai dengan baik yang merubah bahan organik
sisa tersebut menjadi gas, dampaknya terhadap
kondisi kolam adalah timbulnya panas berlebih
yang dapat membunuh ikan. Pupuk kadang panas
sebaiknya harus melalui dekomposisi secara baik
yaitu melalui jalan penjemuran sampai kering.
Kotoran kambing, domba dan kuda termasuk
kedalam jenis pupuk panas. Pupuk yang kedua
adalah pupuk dingin seperti kotoran babi, sapi,
kotoran ayam dan kerbau. Jenis pupuk dingin
mengalami penguraian secara lambat yang
menghindarkannya dari panas berlebih. Tetapi
sebagaimana pupuk panas, pupuk dinginpun harus
mengalami dekomposisi secara baik.
Pembudidaya kampung lele menggunakan pupuk
kotoran ayam, pupuk kandang yang berasal dari
kotoran ayam memilki kadar hara P yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang kotoran
hewan yang lain. Kotoran ayam lebih cepat
terdekomposisi sehingga lebih cepat memberikan
respon untuk terbentuknya plankton dalam air yang
digunakan sebagai pakan alami oleh ikan.
Pemupukan dilakukan 2 hari sebelum
penebaran benih dengan dosis tiap kolam
bervolume 60 m3, maka pupuk setengah karung ±
25 kg pupuk. Pemupukan tidak harus dilakukan 2
hari sebelum penebaran jika kondisi mendesak
misal karena benih sudah ada dan siap untuk ditebar
maka sebagai starter awal untuk benih maka
menggunakan 1/3 dari air budidaya sebelumnya.
Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan
menebarkan langsung ke air di dalam kolam atau
pupuk ditaruh dalam wadah yang memiliki ventilasi
udara misal karung pakan, plastik yang di bolong
kecil-kecil.
Pemupukan dalam satu kali budidaya
dilakukan satu kali pemberian pupuk yaitu pada
awal budidaya, jika setelah pupuk tidak berfungsi
lagi di dalam kolam untuk menumbuhkan pakan
alami, maka didalam kolam sudah dapat tergantikan
oleh feses ikan lele sendiri. Feses merupakan
limbah organik yang bersifat biodegradable, yaitu
senyawa yang mudah diuraikan oleh
mikroorganisme. Pemberian pupuk dapat dilakukan
kembali pada saat musim hujan jika terjadi hujan
lebat karena apabila habis hujan lebat, biasanya air
dasar hangat, air permukaan dingin dan pH nya
rendah, penebaran pupuk yang bereaksi asam
sangat membantu agar ikan tidak stress.

Anda mungkin juga menyukai