Anda di halaman 1dari 9

Budidaya ikan nila

(Oreochromis niloticus)

DISUSUN OLEH :

FERI PERMANA
FAJAR TRI W
PERSIAPAN WADAH

Pemupukan dan Pengeringan dan


pengapuran kolam pembajakan kolam
Dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebar Langkah pertama adalah pengeringan dasar kolam.
merata di dasar kolam. Biarkan selama 1-2 minggu. Kolam dikeringkan dengan cara dijemur. Penjemuran
Setelah itu, bila dipandang perlu bisa ditambahkan pupuk biasanya berlangsung selama 3-7 hari, tergantung
kimia berupa urea 50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha, kondisi cuaca. Sebagai patokan, penjemuran sudah
diamkan 1-2 hari. Tujuan pemupukan untuk memberikan cukup bila permukaan tanah terlihat retak-retak,
nutrisi bagi hewan dan tumbuhan renik yang ada di
namun tidak sampai membatu. Bila diinjak masih
lingkungan kolam. Sehingga hewan atau tumbuhan
meninggalkan jejak kaki sedalam 1-2 cm.
tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan alami ikan.

Dosis pengapuran disesuaikan dengan keasaman tanah. Selanjutnya, permukaan tanah dibajak atau dicangkul
Untuk pH tanah 6 sebanyak 500 kg/ha, untuk pH tanah 5- sedalam kurang lebih 10 cm. Sampah, kerikil dan
6 sebanyak 500-1500 kg/ha, untuk pH tanah 4-5 sebanyak kotoran lainnya dibersihkan dari dasar kolam.
1-3 ton/ha. Kapur diaduk secara merata. Usahakan agar Bersihkan juga lumpur hitam yang berbau busuk,
kapur bisa masuk ke dalam permukaan tanah sedalam 10 biasanya berasal dari sisa pakan yang tidak habis
cm. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.
Pengisisan air

 Langkah selanjutnya, kolam digenangi dengan air. Pengairan dilakukan


secara bertahap.
 Pertama, alirkan air ke dalam kolam sedalam 10-20 cm. Diamkan
selama 3-5 hari.
 Biarkan sinar matahari menembus dasar kolam dengan sempurna,
untuk memberikan kesempatan pada ganggag atau organisme air
lainnya tumbuh. Setelah itu isi kolam hingga ketinggian air mencapai
60-75 cm.
 Setelah kolam diisi air selanjutnya diberikan pupuk anorganik berupa
urea dan TSP dengan dosis masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2.
 Pengisian air kolam. Sumber air dapat berasal dari sungai, danau, mata
air atau air sumur.
Penebaran benih

Setelah benih tiba di lokasi, suhu


air di dalam kantong disetarakan
dengan suhu air di dalam wadah
pembesaran. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara
menempatkan kantong plastik di
atas air dan membiarkannya sekitar
5—15 menit, tergantung kondisi
benih di dalam kantong.

Tujuan adaptasi suapya ikan


terbiasa dengan kondisi kolam, dan
mengurangi resiko kematian.

Jika benih kurang sehat, perlu


dilakukan antisipasi untuk
menghindari benih dari
penyakit Caranya, benih direndam
dalam larutan kalium permanganat
dengan konsentrasi 4—5 ppm
dalam waktu 15—30 menit. Hal ini
dilakukan agar ikan tidak terinfeksi
serangan penyakit.
 Secara alami ikan ini dapat memijah pada suhu 22-37 °C
namun suhu yang baik untuk perkembangbiakannya
berkisar antara 25-30 °C.
KUALITAS AIR
 Oksigen terlarut diperlukan untuk respirasi. Sumber
oksigen perairan dapat berasal dari dufusi oksigen yg
terdapat di atmoosfer sekitar 35% dan aktivitas
fotosintesis dari tumbuhan air dan fitoplankton. Kadar
oksigen terlarut yang optimal bagi pertumbuhan ikan
nila adalah lebih dari 5 mg/l.

 Nilai pH yang ditoleransi ikan nila berkisar antara 5


hingga 11, tetapi pertumbuhan dan perkembangannya
yang optimal adalah pada kisaran pH 7–8 .

 Amonia merupakan bentuk utama ekskresi nitrogen dari


organisme akuatik. Sumber utama amonia (NH3) adalah
bahan organik dalam bentuk sisa pakan, kotoran ikan
maupun dalam bentuk plankton dari bahan organik
tersuspensi. Bila proses lanjut dari pembusukan
(nitrifikasi) tidak berjalan lancar maka dapat terjadi
penumpukan NH3 sampai pada konsentrasi yang
membahayakan bagi ikan.
Pakan dan Manajemen pakan

Pemupukan kolam telah merangsang tumbuhnya


fitoplankton, zooplankton, maupun binatang yang
hidup di dasar, seperti cacing, siput, jentik-jentik
nyamuk dan chironomus (cuk).

Semua itu dapat menjadi makanan ikan nila. Untuk


pakan tambahan bisa juga di tambahkan pakan buatan
yang berupa pelet dengan ukuran kecil yang bisa di
makan oleh bibit ikan tersebut.

Di campurkan dengan produk nasa yang


berupa Viterna + POC Nasa + Hormonik ke dalam
pelet tersebut. Boleh juga diberi makan tumbuhan air
seperti ganggeng (Hydrilla) dlsb.Pemberian pakan
pada pagi dan sore hari sekitar 3% dari bobot tubuh
ikan
Pengendalian Hama dan Penyakit

Penyakit Ikan Nila Hama Ikan Nila

Trichodina sp : Berbentuk Parasit, biasanya


menyerang tubuh bagian luar seperti kulit, Notonecta : di Jawa Barat
sirip, dan insang.
biasa disebut bebeasan,
Gejala yang dapat dilihat adalah terdapat luka karna terdapat bintik putih
pada organ-organ yang diserang.
seperti beras.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan
menjaga sanitasi kolam dan memasang filter Pengendaliannya bisa
air atau bak pengendapan pada instalasi
pengairan kolam. Apabila terjadi serangan diatasi dengan cara
pengobatannya dapat dilakuakn dengan
merendam ikan yang sakit dalam larutan menuangkan minyak tanah
garam (NaCl) sebanyak 500-1000 mg/liter
selama 24 jam. Atau dengan larutan formalin
ke permukaan air
sebanyak 25 mg/liter. 500cc/100m persegi
Metode
Budidaya
Kolam Tanah :

Kelebihan kolam tanah dibanding


kolam tembok, kolam terpal atau
akuarium adalah kekayaan
hayatinya. Karena tanah yang
menjadi dasar kolam merupakan
tempat tumbuh dan
berkembangnya berbagai
organisme yang menunjang
kehidupan ikan. Organisme
tersebut bisa bermanfaat juga
sebagai pakan alami bagi ikan.

Biaya pembuatan kolam tanah


relatif lebih murah dibanding jenis
kolam lainnya. Kolam tanah juga
lebih fleksibel, gampang dialih
fungsikan untuk tujuan lain seperti
sawah. Wajar bila banyak
pembudidaya ikan tradisional
masih menggunakan jenis kolam
ini.
TERIMAKSIH

Anda mungkin juga menyukai