Anda di halaman 1dari 12

INTEGRASI TERNAK

DOMBA DENGAN
PERKEBUNAN KARET
Adrina maulida putri 217040010
Pendahuluan
• Perubahan merupakan hal yang sangat normal terjadi pada era modern
dimana peternak dituntut untuk memanfaatkan semua sumberdaya
yang ada untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Indonesia
berpeluang sebagai salah satu exportir domba sebagai akibat semakin
meningkatnya permintaan hasil ternak secara internasional
(SARAGIH, 1997),
Adanya keterbatasan lahan di Indonesia sebagai sumber hijauan dan
harga lahan yang tinggi, usaha peternakan domba secara komersial ke
arah agribisnis sulit dikembangkan, kecuali diintegrasikan dengan
perkebunan
Rumusan Msalah
• 1.Bagaimana cara integrasi ternak dengan perkebunan

2.Apa saja manfaat dari integrasi ternak dan perkebunan

3.Apa saja hambatan dalam integrasi ternak dan perkebunan


Tujuan
1.Mengetahui cara pelaksanaan integrasi ternak dan perkebunan

2.Mengetahui manfaat dan hambatan dalam integrasi ternak dan


perkebunan

3.Mengetahui apakah integrasi peternakan dan perkebunan


dapat dilakukan
Pembahasan
• Upaya pengembangan sistem integrasi peternakan domba
dengan perkebunan yang berskala ekonomi dan berorientasi
agribisnis harus didukung oleh peranan teknologi untuk
meningkatkan produktivitas domba yang meliputi teknologi bibit,
pakan, pengelolaan, dan kesehatan yang sesuai dengan
ekosistem perkebunan.
Sistem Pengadaan dan tatalaksana pakan
• Pemanfaatan pakan harus didasarkan pada pemanfaatan
sumber hijauan yang tersedia di lahan perkebunan serta limbah
dan hasil ikutan industri, Pada sistem perkebunan karet, biji
karet mempunyai nilai gizi tinggi dan potensial untuk
dimanfaatkan dalam bentuk bungkil sebagai bahan pakan
domba.
Pengadaan Hijauan
• Kendala utama pemanfaatan hijauan yang tersedia pada lahan
perkebunan adalah adanya perubahan yang cepat akan
produksinya sejalan dengan umur dan tingkat naungan. Pohon
karet muda umur 2-5 tahun daya tampung vegetasi hijauannya
sekitar 8-14 ekor domba/ha/thn; umur 6-20 tahun daya
tampungnya turun menjadi 1,3-3 ekor/ha/tahun. Daya
tampungnya meningkat lagi menjadi 6-8 ekor/ha/thn pada umur
karet tua >20 thn (BATUBARA et al., 1997).
Tatalaksana pemberian hijauan
• Pemberian hijauan dengan memanfaatkan vegetasi yang ada di lahan perkebunan
hanya dapat dilakukan dengan cara penggembalaan, tidak efisien dengan cara
potong angkut karena produksinya sangat rendah, kecuali pada umur pohon <5
tahun Pada tanaman muda dimana ternak dapat memakan daun tanaman pokok,
pemberian hijauan haruslah dengan cara potong angkut.

Penggembalaan dilakukan dengan menggunakan penggembala. Seorang


penggembala dapat mengawasi lebih dari 150 ekor induk domba sejak mereka
telah terbiasa menjadi satu kelompok dan mengenali areal serta penggembalanya.
Penggembala haruslah menguasai/mengetahui betul program penyemprotan dan
pemupukan areal perkebunan yang digunakan untuk penggembalaan untuk
mencegah terjadinya bahaya akibat keracunan pada domba.
Pengadaan pakan tambahan
• Terbatasnya jumlah dan kualitas pakan merupakan masalah
utama pada sistem integrasi. Pada umumnya faktor pembatas
hijauan asal perkebunan terutama terutama adalah energi dan
mineral Ca, Na, serta P (PANGGABEAN, 1992). Dengan
demikian pakan tambahan diperlukan agar kebutuhan nutrisi
domba dapat terpenuhi. Penggunaan bahan pakan yang kaya
akan energy seperti onggok dan molasses dianjurkan untuk
dijadikan tambahan pakan.
Pengendalian Penyakit
• Penyakit domba yang paling serius pada sistim integrasi adalah parasit dalam,
terutama Haemonchus contortus dan Eurythrema pancreaticum (Pancreatic
fluke). Parasit ini kadang-kadang mengakibatkan kematian, tetapi umumnya
menghambat pertumbuhan dan kesuburan domba. Ada tiga cara mengkontrol
serangan parasit dalam:
1. Pada sistem potong angkut, sebaiknya rumput dipotong dari areal yang tidak
dipergunakan untuk penggembalaan.
2. Pada sistem penggembalaan, setiap petak/ areal penggembalaan sebaiknya
diistirahatkan selama 10-12 minggu, sehingga larva cacing telah mati lebih dulu.
3. Melakukan pemberian racun cacing secara rutin yakni 1x dalam 3 bulan atau
kombinasi.
Kesimpulan
• Terbatasnya lahan untuk pengembangan sumber hijauan,
usaha peternakan domba secara komersial dan berorientasi
agribisnis sulit dikembangkan dengan sistem apapun, kecuali
diintegrasikan dengan usaha perkebunan. Sistem integrasi
usaha peternakan domba dengan perkebunan cukup besar
peluangnya untuk dikembangkan, mengingat Indonesia
mempunyai perkebunan karet yang luas. Peluang ini didukung
pula terbukanya potensi pasar ekspor ke Malaysia, Singapura
dan Timur Tengah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai