Oleh:
Wara Pratitis S. Suprayogi, Erlyna Wida Riptanti dan Susi Dwi Widyawati
Peternakan Fakultas Pertanian UNS
email: erlyn4@yahoo.com
Abstract
The current native chicken commodity starts to show existence with the rise of culinary
tourism in Indonesia. This provides a lucrative business opportunity for intensive native
chicken farming. This article aims to cultivate intensive native chicken through the Campus
Innovation Business Development Program. Patterns of intensive native chicken breeding is a
method of raising livestock in cages by controlling feed and health so that livestock growth
faster and maximum. This activity is done at Jatikuwung Experimental Farm, Animal
Husbandry Program UNS with postal cage equipped with niplee drinking, baby feder chick
and hanging feeder. Results of native chicken farming activities begins males breeding with a
ratio of 10: 1 and a cage size 2 m x 1 m to get a good quality eggs. The resulting eggs are then
hatched and DOC (day old chick) will be kept as broiler chickens. Intensive chicken breeding
has a shorter maintenance period of 2-3 months to achieve a weight of 1 kg. This result is
much better than the cultivation of chicken with extensive.
18
19
ayam Kampung sangat luas ditinjau dari berpendapatan tinggi, sedang, dan rendah
agroekosistem dan lingkungan hidup, se- (Iskandar, 2010). Daging ayam kampung
iring dengan meningkatnya pendapatan dan lebih disukai konsumen karena dinilai lebih
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya baik mutunya dan lebih padat, rasanya lebih
kuantitas dan kualitas bahan pangan yang gurih, kandungan lemak dan kolestrol lebih
bergizi dan aman dikonsumsi (Elizabeth & rendah, dan kandungan protein tinggi
Rusdiana, 2012). (Welsh, 1995).
Ayam kampung dikenal sebagai ter- Pada sisi lain, peternak menghadapi
nak yang mempunyai daya hidup yang potensi pasar yang luas dan ayam buras
tinggi, dapat hidup di berbagai wilayah mulai dipelihara secara semi intensif dan
dengan perbedaan kondisi iklim yang eks- intensif. Perubahan ini diperkirakan sebagai
trim, serta mempunyai kemampuan untuk akibat harga output yang tinggi dan pro-
hidup dalam kondisi pakan dengan kan- duktivitas yang masih dapat ditingkatkan
dungan nutrisi yang rendah. Ayam kam- (pada sistem pemeliharaan intensif) sehing-
pung dapat ditemukan di seluruh Indonesia, ga dapat memberikan keuntungan. Nata-
khususnya dipelihara di daerah pedesaan. amijaya dkk. (1993) menyatakan bahwa
Pada umumnya, ternak ini dipelihara secara produktivitas akan meningkat pada peme-
ekstensif sebagai usaha sampingan atau liharaan secara intensif. Masalahnya adalah
sebagai tabungan. Pada sisi lain, ayam apakah dalam hal biaya atau secara eko-
kampung sebagai ternak yang belum men- nomi usaha ayam kampung efisien.
dapat sentuhan teknologi pengembangan Kondisi yang ada terkait dengan ma-
genetis, mempunyai beberapa kelemahan salah utama dalam pengembangan ayam
dilihat dari berbagai perspektif ekonomi, kampung adalah rendahnya produktivitas
seperti kematian anak ayam yang tinggi, karena sistem pemeliharaan yang masih
daya tumbuh yang lambat, dan produksi bersifat tradisional melalui cara diumbar
telur yang sangat rendah (Sayuti, 2002). dan dibiarkan mencari makan sendiri meng-
Sampai saat ini peternakan rakyat akibatkan produksi rendah (Mastika, 2004).
belum memiliki akses yang baik terhadap Untuk meningkatkan produktivitas ayam
komponen bisnis, yaitu sarana produksi, kampung, sistem pemeliharaannya perlu di-
teknologi, dan informasi harga. Kondisi ini tingkatkan dari tradisional menjadi peme-
mendorong pemerintah mengeluarkan Ke- liharaan secara intensif.
putusan Presiden No. 22/1990 yang ber- Pembangunan peternakan terus dilan-
tujuan untuk memberdayakan peternakan jutkan melalui peningkatan usaha diversifi-
rakyat sebagai pelaku utama budidaya dan kasi, intensifikasi ternak, didukung oleh
sekaligus mewujudkan perunggasan yang usaha pengembangan dan pemanfaatan ilmu
tangguh memasuki era pasar global (BPTP, pengetahuan serta teknologi. Perhatian khu-
2016). sus perlu diberikan pada pengembangan
Permintaan daging ayam kampung peternakan rakyat secara berkesinambung-
oleh masyarakat pedesaan yang berpen- an. Ayam kampung merupakan plasma
dapatan tinggi, sedang, dan rendah pernah nutfah Indonesia yang sangat potensial
mencapai 2,36; 1,54 dan 0,84 kg/kapita/ untuk dikembangkan karena secara geo-
tahun, sementara masyarakat perkotaan ha- grafis sangat mendukung dengan penyebar-
nya mencapai 0,98; 0,73 dan 0,44 kg/ an populasi hampir di seluruh pedesaan di
kapita/tahun untuk masing-masing yang Indonesia (Elizabeth & Rusdiana, 2012).
Budidaya Ayam Kampung Intensif Melalui Program Pengembangan Usaha Inovasi Kampus
20
Perguruan Tinggi sebagai salah satu insti- cara intensif pada bulan Agustus – Novem-
tusi memberikan transfer knowledge ke- ber 2017 di Experinmental Farm Jatiku-
pada masyarakat melalui salah satu pro- wung Fakutas Pertanian Universitas Sebe-
gram, yaitu Program Pengembangan Usaha las Maret. Kandang yang digunakan untuk
Inovasi Kampus. Melalui program tersebut, pemeliharaan merupakan kandang postal
Tim Pengabdi Universitas Sebelas Maret dengan ukuran 8 x 12 m. Pakan yang di-
bersama mahasiswa melakukan budidaya gunakan selama masa pemeliharaan me-
ayam kampung intensif. Pengikutsertaan rupakan pakan konsentrat dari pabrikan.
mahasiswa dalam program ini supaya ma- Pemberian pakan disesuaikan dengan umur
hasiswa mampu mandiri dalam berwira- ayam yang dipelihara. Demikian juga de-
usaha setelah selesai program atau lulus ngan pemberian vaksin disesuaikan dengan
kuliah. kebutuhan ayam kampung selama masa
pemeliharaan.
B. METODE PENGABDIAN
Model pemeliharaan ayam kampung C. HASIL DAN PEMBAHASAN
pada program ini diaplikasikan metode pe- Teknologi pemeliharaan merupakan
meliharaan secara intensif dengan pemberi- faktor yang menentukan dalam usaha ayam
an pakan sesuai kebutuhan ayam tersebut. kampung (Elizabeth & Rusdiana, 2012).
Pada program ini, dipelihara 1.000 ekor Teknologi ini meliputi: teknologi perbibit-
DOC ayam kampung yang diperoleh dari an, pakan, dan pengendalian penyakit. Tek-
parent stock pada tahun pertama program nologi perbibitan usaha peningkatan pro-
(Suprayogi, Riptanti, & Widyawati, 2017). duktivitas ayam kampung dapat dilakukan
Persiapan yang dilakukan Tim Pengabdi melalui perbaikan sistem pemeliharaan, pa-
dalam kegiatan ini adalah (1) melakukan kan, pengendalian penyakit, dan perbaikan
rekruitmen terhadap mahasiswa yang akan mutu genetik. Secara sederhana, perbaikan
membantu mengelola budidaya ayam kam- mutu genetik dapat dilakukan dengan me-
pung intensif; (2) menyiapkan kandang pos- lakukan seleksi terhadap sifat-sifat yang di-
tal dan peralatan sehingga siap untuk di- kehendaki dan kawin silang (crossing). Pe-
gunakan dalam proses pembesaran; (3) me- manfaatan keragaman genetik dilakukan un-
nyiapkan DOC yang sehat; (4) menyiapkan tuk meningkatkan produksi telur dan me-
pakan sesuai kebutuhan pertumbuhan DOC ngurangi sifat mengeram (Sartika, 2005),
sampai proses pembesaran ayam siap di- sedangkan persilangan dapat meningkatkan
jual; (5) menyiapkan obat-obatan dan vaksi- produksi telur dan mempercepat pertum-
nasi sesuai kebutuhan; (6) tim pengabdi buhan daging.
melakukan pelatihan dan pembinaan ter- Ketersediaan dan dukungan teknologi
hadap mahasiswa yang mengikuti program spesifik lokasi, antara lain teknologi per-
ini; dan (7) tim pengabdi bersama maha- bibitan, pakan, dan pengendalian penyakit,
siswa membuat jadwal kegiatan pemberian diharapkan dapat meningkatkan produksi
pakan, minum, vaksinasi dan pembersihan dan produktivitas ayam kampung. Untuk
kandang mulai dari jadwal harian, minggu- meningkatkan efisiensi usaha tani ayam
an sampai bulanan, dan terakhir tim peng- kampung, sebaiknya pemeliharaannya di-
abdi melakukan monitoring dan evaluasi lakukan secara semi intensif atau intensif,
kegiatan. perbaikan kualitas dan kuantitas pakan,
Periode budidaya ayam kampung se- skala pemeliharaan ditingkatkan, vaksinasi
Budidaya Ayam Kampung Intensif Melalui Program Pengembangan Usaha Inovasi Kampus
22
kit, terutama ND, cacingan, dan kutu (Gu- pertumbuhan dari DOC. Setelah masuk
nawan & Sundari, 2003). Pemeliharaan periode finisher (2 minggu -12 minggu),
ayam kampung secara intensif harus diikuti diberikan pakan dengan kadar protein 16%.
dengan pencegahan ataupun pengendalian Jadi, kandungan protein kedua pakan ter-
penyakit (Adnyana, Dewi, & Wirapartha, sebut sudah memenuhi kebutuhan hidup
2016). Sesuai dengan pendapat Payne, ayam.
Kruger, dan Watkins (2002) yang menyata- Pada umumnya, peternak ayam kam-
kan bahwa pengendalian ataupun pence- pung menggunakan ransum berbahan baku
gahan penyakit pada ayam petelur sangat pakan lokal. Ransum tersebut disusun se-
penting sehingga dapat mengatasi atau demikian rupa sehingga memenuhi standard
mencegah terjadinya penularan penyakit kebutuhan zat makanan yang telah ditetap-
ataupun timbulnya penyakit. Secara rutin, kan. Bahan pakan tersebut banyak terdapat
dalam budidaya ayam kampung ini di- di sekitar desa atau kecamatan walaupun
lakukan vaksinasi sehingga ayam terhindar harus diperoleh dengan cara membeli. Akan
dari virus dan penyakit. tetapi, pakan lokal semakin hari semakin
Salah satu faktor penentu keberhasil- mahal sehingga dapat mengurangi ke-
an suatu usaha peternakan adalah faktor untungan yang dapat diperoleh peternak.
pakan, di samping faktor genetik dan tata- Bahkan, pada keadaan tertentu dapat me-
laksana pemeliharaan. Biaya pakan dalam nyebabkan kerugian karena biaya produksi
suatu usaha peternakan, khususnya teknik jauh lebih besar dari penerimaan penjualan
pemeliharaan secara intensif ternak ayam ayam kampung atau telurnya. Hal inilah
kampung merupakan komponen terbesar yang menyebabkan banyak usaha peternak-
dari total biaya produksi yang harus di- an yang gulung tikar atau tutup karena
keluarkan peternak selama proses produksi, selalu merugi (Novianti et al., 2015). Pada
yaitu sekitar 60 sampai 70 persen. Oleh saat kegiatan berlangsung, pakan lokal
karena itu, agar usaha peternakan ternak harganya relatif tinggi sehingga tim peng-
ayam kampung dapat berhasil dengan baik, abdian memutuskan untuk menggunakan
yaitu ayam dapat tumbuh dan berproduksi pakan konsentrat pabrikan. Konsekuensinya
dengan optimal sesuai dengan yang di- adalah keuntungan yang diterima tidak se-
harapkan dengan tingkat keuntungan yang besar bila harga pakal lokal harganya mu-
maksimum, maka faktor pakan harus men- rah.
dapat perhatian yang cukup serius, terutama Pertumbuhan ayam pada fase awal
kualitas dan harga pakan (Novianti, et al., melambat, kemudian berkembang lebih
2015). cepat dan akhirnya perlahan lagi menjelang
Pakan diberikan untuk memenuhi ke- dewasa tubuh. Tingkat deplesi (kematian)
butuhan nutrien dari seekor ternak selama dari ayam tersebut kurang lebih 10%. Hal
24 jam. Pakan mengandung sejumlah nu- ini disebabkan oleh faktor lingkungan yang
trien, seperti: karbohidrat, protein, lemak, sulit dikendalikan. Bulan Agustus merupa-
serat kasar, vitamin, mineral, dan air. Pakan kan masa pancaroba dimana suhu di pagi
ayam kampung pedaging terbagi atas hari sangat dingin sehingga hal ini yang
periode starter dan finisher. Pakan ayam menyebabkan kematian anak ayam saat
periode starter (umur 0-2 minggu) diberi- dipindahkan ke kandang pembesaran. Tim
kan dalam bentuk crumbel dengan kadar pengabdian sudah mengantisipasi dengan
protein 21%. Hal ini untuk mempercepat memberikan pemanas dalam jumlah banyak
Budidaya Ayam Kampung Intensif Melalui Program Pengembangan Usaha Inovasi Kampus
24
dan menutup angin-angin kandang dengan jumlah kematian anak ayam yang masih
terpal seperti pada Gambar 2. Namun, hal besar.
ini belum mampu secara optimal menekan
Tim Pengabdian dan mahasiswa yang pada malam hari pada saat DOC berumur
membantu mengelola usaha ini melakukan 3-10 hari. Selain itu, kondisi pancaroba
pemasaran langsung dan tidak menemui mengakibatkan kematian pada anakan
kendala. Hal ini karena permintaan ayam ayam.
kampung di Kota Solo sangat tinggi se- Usaha budidaya ayam kampung ini
hingga ketersediaannya masih belum dapat perlu dilakukan analisa biaya dan penerima-
mencukupi permintaan. Pemasaran hasil an sehingga akan dapat diketahui apakah
produk kegiatan ini dijual kepada pedagang pemeliharaan ayam kampung intensif ini
ayam, rumah makan, dan restoran. Pasar memberikan efisiensi atau tidak. Konsep
potensial ini berada di Kota Solo dan yang digunakan dalam analisa ini meng-
daerah sekitarnya. Pedagang ayam kam- gunakan pendapatan bersih dimana bunga
pung banyak ditemui di Pasar Silir (pasar modal tidak diperhitungkan dalam analisis.
ayam di Kota Solo) yang melakukan pe- Jika hasil analisis memberikan pendapatan
masaran ayam antarkota maupun antar- bersih, maka pengusaha atau peternak akan
propinsi. tertarik untuk membudidayakannya secara
Pada bulan keempat, ayam kampung intensif, begitu pula sebaliknya. Pendapatan
yang dibesarkan sudah mencapai bobot 800 bersih yang negatif akan memberikan dam-
– 1.000 gr. Tingkat kematian ayam kam- pak bahwa pemeliharaan ayam kampung
pung sebesar 10 persen. Tingkat kematian akan kembali ke pemeliharaan yang di-
ini relatif besar yang terjadi pada saat masih umbar. Analisa biaya dan penerimaan dari
DOC dimana terjadi tumpang tindih DOC kondisi budidaya ayam kampung intensif
dalam mendapatkan kehangatan dan terje- dapat dilihat pada Tabel 1.
pit. Hal ini karena kurangnya pengawasan
Hasil analisis Tabel 1 menunjukkan jukkan hal yang sama pada penerapan
bahwa komponen pakan mempunyai pro- teknologi perkandangan, pakan dan vaksi-
porsi biaya terbesar dalam pemeliharaan nasi secara teratur. Yang berbeda bahwa
secara intensif. Hal ini karena pakan yang hasil yang diperoleh lebih kecil dalam R/C
digunakan merupakan pakan konsentrat rasio sebesar 1,37. R/C ratio yang lebih
pabrikan. Jika biaya pakan dapat diminima- kecil ini kemungkinan depresiasi kandang
lisasi, kemungkinan untuk mendapatkan dan peralatan lebih besar karena pada pro-
pendapatan bersih lebih besar akan dapat gram ini kandang yang digunakan adalah
diperoleh. Namun pada saat pemeliharaan, kandang postal permanen, peralatan mi-
pakan lokal berupa dedak/ bekatul/ jagung numnya sudah otomatis, demikian juga de-
pipilan harganya relatif mahal. ngan tempat pakannya yang lebih modern.
Budidaya ayam kampung secara in-
tensif memberikan pendapatan bersih se- D. PENUTUP
besar Rp 2.750.000. Tingkat efisiensi se- 1. Kesimpulan
besar 1,12 yang berarti bahwa pemeliharaan Budidaya ayam secara intensif mem-
ayam kampung secara intensif sudah efi- berikan dampak pertumbuhan ayam kam-
sien. Pemeliharaan secara intensif memacu pung yang lebih tinggi dengan masa peme-
pertumbuhan bobot ayam hidup lebih cepat liharaan yang lebih singkat, yaitu 10-12
mencapai bobot siap jual dan terjaminnya minggu dan tingkat kematian kurang lebih
kesehatan ayam. Jika tingkat kematian 10 % dan R/C ratio sebesar 1,12. Tingkat
ayam dapat ditekan seminimal mungkin, efisiensi yang lebih besar dari satu ini
maka ayam kampung yang dihasilkan mengindikasikan bahwa usaha budidaya
akan lebih banyak lagi sehingga pendapatan ayam kampung secara intensif ini dikelola
bersihnya pun akan bertambah. Hasil ke- secara efisien.
giatan ini jika dibandingkan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Yuwono dan
Prasetyo (2013) pada budidaya ayam kam-
pung di KUB Ayam Kampung Unggul di 2. Saran
Desa Krengseng Kabupaten Batang menun- Tingkat kematian yang relatif tinggi
Budidaya Ayam Kampung Intensif Melalui Program Pengembangan Usaha Inovasi Kampus
26
BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Perta- Novianti, S., Adriani, Andayani, J., Fila-
nian Banten). 2016. Kajian Pengem- wati, & Erina, S. 2015. “Peningkatan
bangan Ayam Kampung Unggul Produktivitas Ayam Kampung mela-
Badan Litbang (KUB) di Provinsi lui Pemanfaatan Dedak Fermentasi
Banten. Balai Besar Pengkajian Dan Dengan Probio FM di Dusun Air
Pengembangan Teknologi Pertanian. Sempit Desa Simpang Tiga Kecama-
Badan Penelitian Dan Pengembangan tan Hamparan Rawang Kota Sungai
Pertanian. Kementerian Pertanian. Penuh”. Jurnal Pengabdian pada
Masyarakat. Volume 30, Nomor 3
Elizabeth, R., & Rusdiana, S. 2012. Per- Juli – September.
baikan Manajemen Usaha Ayam
Kampung Sebagai Salah Satu Sumber Payne, J.B, Kroger, E.C., Watkins, S.E.
Pendapatan Keluarga Petani di Pe- 2002. “Evaluation of Litter Treat-
desaan. Workshop Nasional Unggas ments on Salmonella Recovery From
Lokal. Poultry Litter. J. Appl. Poult. Res.,
11, 239-243.
Gunawan, & Sundari, M.M.S. 2003. “Pe- Pramudyati, Y. S. 2009. Petunjuk Teknis
ngaruh Penggunaan Probiotik Dalam Beternak Ayam Buras. GTZ Merang
Budidaya Ayam Kampung Intensif Melalui Program Pengembangan Usaha Inovasi Kampus