Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

ANALISIS USAHA PETERNAKAN RAKYAT DI DESA BANFANU DAN FATUMUTI

OLEH
KELOMPOK II

MARSELINA RIKA 13200007


YOHANES D.S LEKI 13200015
MARIA OELEU 13200023
ERMINCE NUSIN 13200024
STEFANUS B.S NAHAK 13200034
LAURINA OKI 13200042

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIMOR
KEFAMENANU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Tim penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga Tim Penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. laporan
ini disusun sebagai syarat menempuh mata kuliah Budidaya ternak babi di Program Studi
Peternakan, Universitas Timor. Tim penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.

Tim penulis menyadari bahwa isi laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu tim
penulis sangat menghargai kritik dan saran dari semua pihak. Semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

Kefamenanu, April 2023

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ternak babi adalah salah satu sumber daging dan merupakan sumber pemenuhan gizi yang
sangat efisien sehingga arti ekonomi sebagai ternak potong cukup tinggi. Secara ekonomis ternak
babi sangat menguntungkan bila dilihat dari sistem reproduksinya karena babi merupakan hewan
prolific (mampu beranak banyak) dan dalam setahun dapat beranak dua kali. Hal ini dapat
dicapai dengan reproduksi, manajemen pakan, ketepatan perkawinan, calving interfal, presentase
konsepsi, dan perbaikan mutu genetik (Ginting dan Aritonang, 1988).

Tujuan utama dari seorang produsen ternak babi adalah mengusahakan agar diperoleh
keuntungan yang memuaskan dari penjualan stock bibit, bibit sapihan, babi potong atau hasil
ternak babi. Tujuan kedua mungkin termasuk hal-hal seperti melestarikan suatu tradisi keluarga,
memenuhi corak kehidupan desa dan berpartisipasi aktif dalam pengadaan pangan nasional atau
internasional (Sihombing, 1997).

Berdasarkan pada definisi diatas, peternakan merupakan suatu keinginan suatu usaha
produksi, oleh karena itu peternak dapat dikatakan sebagai seorang pengusaha atau produsen.
Peternakan di Indonesia secara garis besar dalam dikelompokkan dalam tiga golongan, golongan
pertama adalah peternak yang mengelola usaha ternak dalam skala besar disebut dengan peternak
besar, kemudian golongan yang kedua yaitu peternak yang mengelola usaha ternak sedang atau
disebut peternak maju, dan yang ketiga adalah peternak yang mengelola peternakan dengan skala
kecil atau disebut peternakan rakyat.

Ada beberapa fakor yang mempengaruhi masalah dan perkembangan babi di Indonesia
menjadi tipe-tipe tertentu, antara lain (Anonim, 2012) :

1. Pemasaran yang mana dalam hal ini setiap konsumen memiliki selera atau keinginan
yang berbeda-beda. Adapun tipe babi yang banyak diinginkan oleh para konsumen
adalah yang di sebut dengan meat type dan selanjutnya adalah bacon type (tipe sedang).

2. Tujuan peternak didalam usaha memelihara babi, pada umumnya para peternak
bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan selera konsumen. Jika konsumen
menginginnkan meat type, maka peternak pun akan memelihara meat type atau yang
bisa dibentuk kearah tipe daging. Didalam batas-batas tertentu, peternak dapat
menciptakan tipe-tipe yang diinginkan dengan memilih bangsa babi dengan pengaturan
makan dan pengaturan pemotongan pada saat babi itu mencapai berat atau umur
tertentu.

3. Bangsa atau strain babi akan tumbuh dan berkembang menjadi tipe-tipe tertentu, sesuai
dengan faktor bakat atau pembawaan yang mereka miliki.

4. Makanan berperan penting dalam mencapai suatu pembentukan tipe babi yang
diinginkan, terutama dalam masalah penyajian dan pengaturan makanan. Semua
makanan yang hendak disajikan harus betul-betul disesuaikan dengan tipe yang
diinginkan.

Perkawinan yang baik akan menghasilkan jumlah anak atau presentase pembuahan yang
tinggi. Perkawinan yang baik yakni pada waktu yang tepat, sehingga dicapai pembuahan yang
optimal. Pembuahan optimal dapat terjadi apabila dilakukan pengaturan perkawinan oleh
peternak dengan tepat. Pembuahan optimal tejadi pada saat biarahi. Pengaturan perkawinan
untuk mendapatkan waktu yang tepat antara sperma dan ovum dapat bertemu, dan terjadi
pembuahan ovum dalam waktu yang bersamaan, antara sperma dan ovum masih dalam keadaan
sehat (fresh) (Anonimus, 1981).

Pengaruh bangsa babi induk terhadap kinerja reproduksi dan Inseminasi Buatan (IB)
adalah untuk meningkatkan profit. Dengan menggunakan sedikit usaha tambahan yang
dibutuhkan untuk mendeteksi birahi dan menginseminasi induk. Perkawinan ini dilakukan
dengan memasukkan air mani (sperma) ke dalam kelamin betina oleh tindakan manusia.
Keuntungan dari inseminasi buatan antara lain: seekor babi jantan unggul bisa digunankan untuk
melayani babi betina dengan jumlah yang lebih banyak, mencegah penularan penyakit yang
dapat merugikan baik terhadap induk babi maupun anak-anak yang akan dilahirkan, program
kawin silang terencana dapat dijalankan untuk memperoleh keuntungan maksimal dari sifat
heterosis tanpa mempertahankan banyak pejantan maupun bangsa pejantan (Sihombing, 1997).

1.2 TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis usaha ternak babi pedaging
peternakan rakyat di Desa Banfanu dan Fatumuti.

1.2 MANFAAT

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan manfaat dari data ilmiah tentang analisis usaha
ternak babi pedaging peternakan rakyat di Desa Banfanu dan Fatumuti.

BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 waktu dan tempat

Pengamatan usaha ternak babi pedaging peternakan rakyat dilaksanakan pada minggu, 12
maret 2023 dan bertempat di Desa Banfanu dan Fatumuti.

2.2 Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan adalah:


 Buku
 Bullpen
2. Bahan yang digunakan adalah:
 Ternak babi pedaging

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Ternak Babi

Usaha peternakan babi merupakan usaha yang sudah dilakukan dalam kurun waktu yang
cukup lama di Indonesia khususnya NTT. Peternakan babi di Desa Banfanu dan Fatumuti
menunjukkan skala usaha sangat beragam. Beberapa desa tempat bekembangnya peternakan babi
adalah desa banfanu dan desa fatumuti, ternak babi hanya sebagai sambilan usaha
keluarga. Ternak babi yang dipelihara secara intensif akan dapat menghasilkan produksi daging
yang baik dengan menjalankan manajemen yang baik.

Ternak babi juga merupakan ternak yang paling subur untuk dipelihara dan kemudian dijual.
Jumlah anak yang dilahirkan lebih dari satu, serta jarak dari satu kelahiran dan kelahiran
berikutnya pendek, hal ini memungkinkan untuk menjualnya dalam jumlah yang besar. Babi
yang besar dapat dengan mudah memproduksi litter size yang masing-masing terdiri dari rata-
rata 10 ekor babi perkelahiran.

Pakan merupakan kebutuhan pokok dalam pertumbuhan dan perkembangan ternak babi
(Wanasuria, 2010). Kebersihan pakan salah satu faktor penting dalam pemeliharaan ternak babi.

3.2 Tabel

NO NAMA BIAYA PAKAN PEMASARAN


1
2
3
4
5
6
7

BAB VI
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Ternak babi adalah salah satu sumber daging dan merupakan sumber pemenuhan gizi yang
sangat efisien sehingga arti ekonomi sebagai ternak potong cukup tinggi. Secara ekonomis ternak
babi sangat menguntungkan bila dilihat dari sistem reproduksinya karena babi merupakan hewan
prolific (mampu beranak banyak) dan dalam setahun dapat beranak dua kali. Hal ini dapat
dicapai dengan reproduksi, manajemen pakan, ketepatan perkawinan, calving interfal, presentase
konsepsi, dan perbaikan mutu genetik (Ginting dan Aritonang, 1988).

Tujuan utama dari seorang produsen ternak babi adalah mengusahakan agar diperoleh
keuntungan yang memuaskan dari penjualan stock bibit, bibit sapihan, babi potong atau hasil
ternak babi. Tujuan kedua mungkin termasuk hal-hal seperti melestarikan suatu tradisi keluarga,
memenuhi corak kehidupan desa dan berpartisipasi aktif dalam pengadaan pangan nasional atau
internasional (Sihombing, 1997).

DAFTAR PUSTAKA
Ginting dan Aritonang, 1988.

Sihombing, 1997.

Anonim, 2012

Anonimus, 1981

Sihombing, 1997

Wanasuria, 2010

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai