Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG DAN KERJA


PENYUSUNAN RANSUM PADA TERNAK KAMBING

OLEH
KELOMPOK III

TEOFILUS JEMSI JENARU 13220034

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIMOR
KEFAMENANU
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tim penulis panjantkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala rahmatnya sehingga tim penulis dapat Menyusun “Laporan Praktikum Formulasi
Ransum Pada Ternak Kambing” untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Produksi Ternak
Potong dan Kerja. Laporan ini telah di upayakan agar sesuai dengan apa yang diharapkan
dan dengan terselesainya laporan ini sekiranya, bermanfaat bagi setiap pembaca.
Tim penulis menyadari bahwa Laporan ini jauh dari kata sempurna dan dengan segala
kerendahan hati, mohon kritik dan Saranya yang bersifat membangun, sehinggga apa yang
di harapkan dapat tercapai dan merupakan bahan kesempurnaan untuk laporan ini
selanjutnya. Besar harapan tim penulis, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan
kontribusi positif bagikita semua.

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1...........................................................................................................................................Lata
r Belakang........................................................................................................................1
1.2...........................................................................................................................................Tuj
uan dan Mamfaat..............................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................2
2.1. Kambing Kacang...........................................................................................................2
2.2.Bahan Pakan Ruminansia...............................................................................................3
2.3. Kandungan Nutrisi Daun Lamtoro................................................................................4
2.4. Kandungan Nutrisi Jagung............................................................................................4
2.5. Kandungan Protein Kingres..........................................................................................6
BAB III METODE PRAKTIKUR...................................................................................7
3.1. Waktu Dan Tempat Praktikum .....................................................................................7
3.2. Alat Dan Bahan.............................................................................................................7
3.3. Prosedur Praktikum.......................................................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................................8
4.1. Perhitungan Konsumsi Ransum....................................................................................8
BAB V PENUTUP..............................................................................................................13
5.1. Kesimpulan....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kambing merupakan salah satu hewan yang dapat hidup baik pada kondisi iklim
tropis dan maupun mencari bermacam-macam tanaman berdaun sebagai pakan utamanya.
Pakan menjadi faktor penting yang mempengaruhi produktivitas kambing. Kualitas dan
kuantitas yang tidak mencukupi kebutuhan, menyebabkan produktivitas kambing menjadi
rendah, antara lain di tunjukan oleh laju pertumbuhan yang lambat dan bobot badan
rendah. Upaya untuk mencukupi kebutuhan gizi dan memacu pertumbuhan, dapat
dilakukan dengan cara member pakan tambahan konsentrat.
Ransum adalah beberapa konsentrat dicampur menjadi satu lalu diberikan pada
kambing selama satu hari untuk memenuhi kebutuhan nutriennya tanpa mengganggu
kesehatannya. Ransum lengkap atau complete feed merupakan pakan tunggal hasil
pencampuran dari semua bahan pakan yang terdiri dari hijauan atau limbah pertanian dan
konsentrat yang di campur menjadi satu tanpa atau hanya dengan sedikit tambahan
rumput segar dan berimbang yang telah lengkap untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
ternak, baik untuk pertumbuhan, perawatan jaringan maupun produksi.
Pakan ternak ruminansia terdiri dari pakan hijauan, konsentrat, vitamin dan mineral
sebagai suplemen. Hijauan yang biasa digunakan sebagai pakan pada usaha peternakan
rakyat di pedesaan adalah rumput lapangan dan hasil samping pertanian, serta beberapa
rumput introduksi sebagai rumput unggulan pakan merupakan faktor terbesar yang
mempengaruhi produktivitas ternak. Kondisi pakan kualitas dan kuantitas yang tidak
mencukupi kebutuhan, menyebabkan produktivitas ternak menjadi rendah, (Sitindaon,
2013).
Kecernaan bahan kering dipengaruhi oleh kandungan protein pakan, karena setiap
sumber protein memiliki kelarutan dan ketahanan degradasi yang berbeda-beda.
Kecernaan bahan organik merupakan faktor penting yang dapat menentukan nilai pakan.
Setiap jenis ternak ruminansia memiliki mikroba rumen dengan kemampuan yang
berbeda-beda dalam mendegradasi ransum, sehingga mengakibatkan perbedaan
kecernaan. Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya praktikum pemberian ransum
pada ternak kambing.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilakukannya praktikum pemeliharaan kambing ternak rumunansia adalah
untuk mengetahui konsumsi dan daya cerna bahan kering pada kambing ternak
ruminansia.
Kegunaan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa bisa mengetahui berapa
kebutuhan ransum yang di butuhkan ternak dengan berat badan yang suda di tentukan

iv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kambing Kacang
Kambing kacang (Capra aegagrus hircus) adalah kambing lokal Indonesia yang
merupakan ternak ruminansia kecil yang banyakdipelihara masyarakat. Kambing kacang
merupakan kambing lokal asli Indonesia. Tubuh kambing kacang relatif kecil, kepala ringan
dan kecil, telinga pendek dan tegak lurus mengarah keatas depan dengan kehidupan yang
sederhana, memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi alam setempat dan
reproduksinya dapat digolongkan sangat tinggi. Jenis kambing ini juga terdapat di Filipina,
Myanmar, Thailand, Malaysia dan sekitarnya (Murtidjo, 1993).
Natasasmita (1980), menyatakan bahwa kambing kacang merupakan kambing asli
Indonesia. Kambing kacang yang ada di Indonesia diduga berasal dari India yang dibawa oleh
orang hindu ke Indonesia ratusan tahun lalu sehingga sering disebut juga dengan kambing
Jawa atau kambing lokal. Menurut Isya (1991), kambing kacang merupakan kambing asli
Indonesia dan Malaysia. Ternak kambing pertama kali dijinakkan sejak jaman prasejarah.
Ternak kambing merupakan salah satu hewan yang tertua dijinakkan oleh manusia. Salah satu
kelebihan kambing kacang adalah mampu berproduksi pada lingkungan yang kurang baik dan
mempunyai daya adaptasi yang tinggi. Kekurangan kambing kacang adalah ukuran tubuh
yang relatif kecil dan laju pertambahan bobot hidup yang relatif rendah (Setiadi dan Supriyati,
2003). Kambing kacang memiliki warna tunggal, yakni: putih, hitam dan coklat, serta ada
kalanya warna campur dari ketiga warna tersebut. Kambing Kacang kelamin jantan maupun
betina mempunyai tanduk 8–10 cm. Berat tubuh kambing kacang dewasa rata-rata sekitar 17–
30 kg. Betina umumnya memiliki bulu pendek pada seluruh tubuh, kecuali pada bagian ekor
dandagu (Murtidjo, 2009).
Ternak kambing merupakan salah satu ternak yang dikenal secara luas oleh
masyarakat karena sangat potensial untuk berkembang, selain dapat menghasilkan daging dan
kulit, kambing juga dapat menghasilkan susu yang nilai bergizi lebih tinggi dibanding dengan
susu dari ternak lainnya (Suparman, 2007). Kambing kacang merupakan kambing yang
mampu beradaptasi baik dengan lingkungan tempat hidupnya. Kambing kacang biasa
digunakan sebagai ternak penghasil daging. Kambing kacang memiliki kulit yang relatif tipis
dengan bulu kasar.Kambing kacang berwarna hitam, coklat, terkadang terdapat bercak-
bercak putih. Tanduk berbentuk pedang, melengkung ke atas dan ke belakang yang tumbuh

v
dengan baik pada jantan dan betina. Telinga berbentuk pendek dan tegak leherpendek dan
punggung melengkung sedikit yang berukuran lebih tinggi daripada bahu (Myers et al., 2012).
2.2. Bahan Pakan Ruminansia
Menurut Setiawan dan Arsa (2005), pakan merupakan bahan pakan ternak yang
berupa bahan kering dan air. Pakan adalah kebutuhan mutlak yang harus selalu diperhatikan
dalam kelangsungan hidup pemeliharaan ternak, apalagi pada ternak ruminansia yang
memerlukan sumber hijauan yang proporsinya lebih besar. Pemberian pakan dengan cara
dibatasi adalah yang cukup baik, tetapi kuantitas dan kualitasnya harus diperhitungkan agar
mencukupi kebutuhan ternak. Perlu dilakukan penyusunan ransum yang didasarkan kepada
kelas, jenis kelamin, keadaan fisiologis dan prestasi produksi ternak bersangkutan (Santosa,
2008).
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam memilih bahan pakan antara
lain adalah
a) Bahan pakan harus mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat di daerah sekitar
sehingga tidak menimbulkan masalah biaya transportasi dan kesulitan mencarinya
b) bahan pakan harus terjamin ketersediaannya sepanjang waktu dan dalam jumlah yang
mencukupi keperluan
c) bahan pakan harus mempunyai harga yang layak dan sedapat mungkin mempunyai
fluktuasi harga yang tidak terlalu besar
d) bahan pakan harus diusahakan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia
e) bahan pakan harus dapat diganti oleh bahan pakan lain yang kandungan zat-zat
makanannya hampir setara
f) bahan pakan tidak mengandung racun dan tidak dipalsukan atau tidak menampakkan
perbedaan warna, bau atau rasa dari keadaan normal (Santosa,1995).
Menurut Mulyono dan Sarwono (2005), bahan pakan diberikan pada ternak sebagai
kebutuhan hidup pokok dan produksi dengan adanya pakan maka proses pertumbuhan,
reproduksi dan produksi akan berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, pakan harus terdiri
dari zat-zat pakan yang dibutuhkan ternak berupa protein, lemak, karbohidrat, mineral,
vitamin dan air. Pada dasarnya kambing tidak selektif dalam memilih pakan. Segala macam
daun-daunan dan rumput disukai, tetapi hijauan dari daun - daunan lebih disukai dari pada
rumput. Hijauan yang baik untuk pakan adalah hijauan yang belum terlalu tua dan belum
menghasilkan bunga karena hijauan yang masih muda memiliki kandungan PK (protein kasar)
yang lebih tinggi. Hijauan yang diperoleh pada musim hujan sebaiknya dilayukan atau

vi
dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk pakan kambing (Mulyono dan
Sarwono, 2008).
Pakan dari tumbuh-tumbuhan dapat berupa hasil tanaman maupun hasil sisanya
misalnya jagung, dedak halus dan jerami, sedangkan pakan asal hewan lebih banyak dari hasil
produksi sisa yang sudah digunakan oleh manusia yaitu misalnya tepung ikan, tepung tulang,
daging dan lain-lainnya. Karena di dalam tubuh ternak terdiri atas zat-zat gizi, maka ternak
memerlukan zat-zat gizi dari luar yang dapat dipakai oleh ternak untuk menjaga kehidupan
dan produksi (Kusumo, 1994).
2.3. Kandungan Nutrisi Dalam Lamtoro
Lamtoro, diberbagai daerah di Indonesia lebih dikenal dengan nama petai cina. Tanaman
yang berasal dari semenanjung Yucatan di Meksiko mempunyai nama latin Leucaena
leucocephala merupakan salah satu dari sekian banyak hijauan pakan ternak (HPT) yang ada
di Indonesia. Lamtoro merupakan tanaman pohon yang termasuk dalam kelompok tanaman
leguminosa. Lamtoro mempunyai pertumbuhan yang cepat dan dapat tumbuh dengan baik
didaerah dengan curah hujan tahunan 650 mm sampai 3000 mm. Tanaman ini toleran
terhadap iklim kering (300 mm) dengan periode kekeringan 6 sampai 7 bulan sehingga sangat
cocok dikembangkan didaerah kering beriklim kering sebagai tanaman yang dapat
menghasilkan hijauan pakan ternak sepanjang tahun. Daun lamtoro sangat disukai ternak
ruminansia dan mempunyai nilai nutrisi yang tinggi sebagai pakan. Kandungan nutrisi dari
lamtoro yaitu Protein Kasar (PK) ≥ 20%, Neutral Detergent Fibre (NDF) berkisar 40%, Acid
Detergent Fibre (ADF) berkisar 25%, kecernaan ≥ 65% dan energi termetabolisme (ME)
sebesar 11 MJ/kg.
Hijauan ini sangat cocok dipakai untuk pakan penggemukan karena kandungan
nutrisinya yang tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi penggemukan.
Penggunaan lamtoro sebagai pakan sangat ramah lingkungan karena dapat menurunkan
produksi gas metan didalam rumen. Lamtoro juga meningkatkan kualitas tanah dan
menyuburkan tanah karena dapat mengikat nitrogen atmosfir ke tanah dan daunnya memiliki
kandungan nitrogen yang tinggi. Selain itu tanaman lamtoro dapat dimanfaatkan sebagai
tanaman pelindung, pencegah erosi dan tanaman pagar.

2.4. Kandungan Nutrisi Dalam Jagung


Jagung kerap dipilih sebagai sumber pakan ternak dibandingkan dengan komoditas lain
karena memiliki komposisi lengkap berupa karbohidrat, protein, dan lemak. Belum lagi
kandungan patinya yang mencapai 80%, sehingga memudahkan hewan ternak mencernanya.
vii
Selain langsung diberikan pada hewan, tak jarang jagung juga digiling untuk campuran pakan,
karena harganya relatif murah. Tanaman jagung atau dikenal dengan nama latin Zea mays
menjadi bahan makanan pokok kedua di dunia. Jagung sendiri berasal dari bangsa Indian,
dataran tinggi Mexico. Dari wilayah Brasil, jagung kemudian menyebar ke Eropa dan Asia.
Jagung lebih banyak dihasilkan oleh negara-negara di Benua Amerika, terutama Amerika
Serikat dan Amerika Latin. Di dataran Asia, india dan China termasuk produsen jagung
terbesar.
Jagung memiliki banyak manfaat, utamanya sebagai bahan baku industri makanan,
industri kimia, dan farmasi. Produk terbesar pada industri makanan yakni untuk pembuatan
tepung pati jagung, maizena, makanan bayi, kue, saus, es krim, corn flakes, dan masih banyak
lagi. Tak hanya itu, jagung saat ini juga diolah sebagai minyak yang cocok digunakan untuk
produk diet rendah kolesterol.
Untuk hewan ternak, jagung kerap digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan yang
terbilang tinggi. Terlebih dengan adanya peningkatan konsumsi protein hewani, mendorong
industri pakan banyak yang bermunculan, sehingga menuntut penyediaan jagung yang
semakin besar.
Jagung begitu identik sebagai pakan ayam. Berbeda dengan ayam yang lebih menyukai
pipilnya (biji), sebagian unggas lain justru membutuhkan jagung giling. Jagung giling atau
kerap disebut menir jagung dibutuhkan untuk dijadikan campuran pakan bersama konsentrat
dan dedak. Ada jagung yang digiling halus hingga menjadi tepung, ada pula jagung giling
pecah yang bentuknya lebih kasar.
Kandungan Nutrisi dalam jagung

viii
Diketahui bahwa nilai gizi biji jagung mengalami penurunan setelah diolah menjadi
bahan setengah jadi (produk primer) yaitu grit jagung dan tepung jagung, kecuali unsur
karbohidrat yang justru mengalami kenaikan.
2.5. Kandungan Protein Kingres
Rumput raja memiliki nama latin Pennisetum purpuphoides atau disebut juga dengan
nama king grass. Ukurannya yang besar dan daunnya yang tebal membantu pertumbuhan
hewan ternak. Rumput raja memang memiliki ciri-ciri yang berbeda dari jenis rumput lainnya.
Kehadirannya memang dikhususkan untuk pakan ternak, dan bukan sebagai rumput hias.
Selain itu, rumput ini juga tahan kering dan dapat dipanen dengan waktu yang cepat. Pada
penanaman pertama, rumput ini bisa dipanen sekitar 2 sampai 3 bulan, setelah itu rumput bisa
dipanen setiap 6 minggu sekali. Rumput raja dapat dipanen pada tahun pertama, di mana
tanaman lain mungkin membutuhkan waktu satu atau dua tahun sebelum panen pertama.
Rumput raja memiliki juga memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik daripada rumput
gajah. Kandungan protein pada rumput raja sekitar 11%, sedangkan rumput gajah hanya 8%.
Perbedaan nutrisi tentunya juga memiliki perbedaan pada jumlah protein dan beberapa
kandungan lainnya akan lebih unggul dari pada rumput gajah.
Tak heran, banyak para perternak memilih rumput raja sebagai pakan hewannya
karena lebih cepat menggemukan dari pada rumput lainnya. Rumput raja memiliki ciri khas
tegak, lebat, bahkan akar dan tingginya bisa mencapai 4 meter. Rumput ini juga memiliki
batang yang keras dan tebal, daunnya akan lebar dan panjang seiring bertumbuh. Selain itu,
akar tanaman rumput ini juga berupa akar serabut, selayaknya akar rumput-rumput lain. Jenis
rumput ini memiliki tekstur yang agak kasar, lebar, dan sedikit tegak. Pada bagian daun,
terdapat bulu-bulu cukup panjang yang terletak di dekat liguna. Ternyata, bagian daun
menjadi keunggulan pada rumput ini karena terdapat banyak kandungan gizi. Kandungan
tersebut meliputi proten serta serat yang cocok dikonsumsi untuk hewan peliharaan.

ix
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Kegiatan praktikum ini dilakukan pada tanggal 10 Juni, 2023 sampai 17 Juni 2023,
yang berlokasi di kandang ternak kambing faperta lama Universitas Timor.
3.2. Alat dan Bahan
 Alat yang digunakan
 Parang
 Timbangan
 Karung
 Ember
 Bahan yang digunakan
 Kinggres
 Jagung giling
 Lamtoro
3.3. Prosedur Praktikum
Kegiatan praktikum ini dilakukan dengan cara pemberian pakan pada ternak kambing
pada pagi hari dan sore hari dengan ransum yang digunakan yaitu:
kingres, jagung giling dan lamtoro, kemudian di campur dan di berikan pada ternak.

x
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Perhitungan Pemberian Ransum
Dalam menghitung parameter produksi kambing, disini kami (kelas b) memformulasi ransum
dengan menggunakan metode coba-coba.
Kambing dengan berat awal 11,70kg membutuhkan protein kasar sebesar 14% dan
TDN sebesar 70% dengan bahan pakan yang tersedia ada 3 jenis : lamtoro,kingress, dan
jagung giling.
Tabel 1. Kandungan nutrien bahan pakan
Bahan pakan Kandungan Kandungan pk(%) Kandungan
BK(%) TDN(%)
Lamtoro 22 20 72
Kingress 20 10 58
Jagung giling 89 11 90
Tabel 2. Proporsi penggunaan
Bahan pakan Proporsi penggunaan
Lamtoro 20
Kingress 40
Jagung giling 40

 Menghitung PK (yang dibutuhkan 13%)


PK lamtoro : 20/100 x 20 = 4%
PK kingress: 10/100x 40 = 4%
PK jagung giling : 11/100 x 40 =4,4%
jadi PK yang dihasilkan 4% + 4% + 4,4% = 12,4%
 Menghitung TDN (yang dibutuhkan 73,5%)
TDN lamtoro : 72/100 x 20 = 14,4%
TDN kingress : 58/100 x 40 = 23,2%
TDN jagung giling : 90/100 x 40 = 36%
Jadi, TDN yang dihasilkan 14,4% + 23,2% + 36% = 73,6%
Evaluasi penyusunan ransum
 Menghitung bahan kering
Standar kebutuhan BK 3% dari BB
3% x 9,10 kg = 0,273
Lamtoro : 320/100 x 0,273 = 0,0545
Kingress : 40/100 x 0,273 = 0,109
Jagung giling : 40/100 x 0,273 = 0,109
 Mengitung bahan segar

xi
Lamtoro: 100/22 x 0,0545 = 0,247 kg. BK/hari
Kingress : 100/20 x 0,109 = 0,545 kg.BK/hari
Jagung giling : 100/89 x 0,109 = 0,122 kg.BK/hari
Jadi, kebutuhan pakan kambing sehari total 1,200 kg/hari
1) Lamtoro 247 gram/hari
2) Kingress 545 gram/hari
3) Jagung giling 122 gram/hari
4.1.1. Perolehan data pengamatan ternak kambing
Berikut ini adalah data-data yang diperoleh dalam pemberian pakan pada
pengamatan ternak kambing di kandang prodi peternakan, fakultas pertanian,
universitas timor, sebagai berikut :
Data pemberian pakan
Jenis pakan Jumlah pemberian (7 hari)
Lamtoro 247 gram x 7 hari = 1,729
Kingress 545 gram x 7 hari =3,815
Jagung giling 122 gram x 7 hari = 854

TOTAL 6.398

Data sisa pakan

Hari Jenis Pakan Jumlah Sisa


Sabtu  Lamtoro
 Kingress
 Jagung giling
Minggu  Lamtoro
 Kingress 120 gram
 Jagung giling
Senin  Lamtoro
 Kingress
 Jagung giling
Selasa  Lamtoro
 Kingress
 Jagung giling
Rabu  Lamtoro
 Kingress
 Jagung giling
Kamis  Lamtoro
 Kingress 30 gram
 Jagung giling
Jumat  Lamtoro
 Kingress

xii
 Jagung giling

TOTAL SELAMA 7  Lamtoro 120 gram


HARI  Kingress 30 gram
 Jagung giling ―—―— +
150 gram

Data harga pakan

Jenis pakan Harga/kg


Lamtoro Rp. 0 /kg
Kingress Rp. 0 /kg
Jagung giling Rp. 7.500/kg

Data kandungan nutrien (BK)

Jenis pakan Kandungan BK


Lamtoro 22%
Kingress 20%
Jagung giling 89%

4.1.2. Pehitungan parameter produksi

Tujuan untuk menghitung jumlah konsumsi bahan kering, pertambahan bobot badan
harian, konvensi pakan, efisiensi pakan, dan feed cost/gain. Berikut ini langkah-langkah yang
digunakan untuk menghitug parameter produksi :
Diketahui :
Berat awal 9,10 kg
Berat akhir 11 kg
Jumlah pakan selama 7 hari 6,398 kg
Jumlah sisa pakan selama 7 hari
 Lamtoro 150 gram
 Kingress
 Jagung giling
Jumlah konsumsi pakan selama 7 hari 6,398 kg – 150 gram = 6,248 kg

Kandungan nutrien
 Lamtoro  22%
 Kingress  20%
 Jagung giling  89%

xiii
Harga pakan
 Lamtoro  Rp.0/kg
 Kingress  Rp.0/kg
 Jagung giling  Rp.7500/kg

Ditanya :
1) Konsumsi bahan kering
Jawab:
 Lamtoro
Jumlah konsumsi pakan 7 hari = Jumlah pakan 7 hari – jumlah sisa pakan 7 hari
= 1,729- 50= 1679 X 22% = 0,369
 Kingress
Jumlah konsumsi pakan 7 hari = Jumlah pakan 7 hari – jumlah sisa pakan 7 hari
= 3,815-50 = 3,765
= 3,765 X 20%
Konsumsi bahan kering = 0,753
 Jagung
Jumlah konsumsi pakan 7 hari = Jumlah pakan 7 hari – jumlah sisa pakan 7 hari
= 854-50 = 804
= 804 X 89%
Konsumsi bahan kering = 0,715
Jadi, konsumsi bahan kering dari 3 bahan pakan di atas selama 7 hari adalah 0,369 +
0,753 + 0,715 = 1,837 kg
2) Pertambahan bobot badan harian
Rumus :
PBBH = Berat akhir – berat awal/ waktu
= 11 kg – 9,10 kg/ 7 hari
= 1,9 kg/7hari
Jadi, PBBH = 0,271 kg/hari
3) Konversi pakan
Jawab :
Feed = 1,837 kg
Gain = 0,271 kg
Rumus : feed/gain
Konversi pakan = 1,873 kg/0,271kg

xiv
= 6,91
Jadi, konversi pakan = 6,91
4) Efisiensi pakan
Jawab :
Rumus : gain/feed x 100%
Efisinsi pakan (%) = 0,271 kg/1,873 kg x 100%
= 0,144 %
Jadi, efisiensi pakan = 0,144 %
5) Feed cost/gain
Jawab :
 Lamtoro : 1.729 kg/7 hari = Rp.0
 Kingress : 3.815 kg/ 7 hari = Rp. 0
 Jagung giling : 1 kg/7hari = Rp.7.500

Rumus :
Perhitungan selama 7 hari
Biaya pakan 7 hari x jumlah pemberian selama 7 hari
= Rp.7.500 x 1 kg
= Rp.7.500
Feed cost/gain = Rp. 7.500
= Rp. 7.500 x 0,144
= 1,08

BAB V

xv
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Pengamatan Terhadap Ternak Kambing Selama 7 Hari Dikandang
Prodi Peternakan,Fakultas Pertanian,Universitas Timor.Tujuan Pengamatan Ini,Untuk
Menghitung Parameter Produksi Pada Ternak Kambing.Untuk Menghitung Parameter
Produksi Kami Menggunakan 3 Jenis Bahan Pakan ( Lamtoro,Kingres, Dan Jagung
Giling ). Dari 3 Jenis Bahan Pakan Tersebut Kami Memformulasikan Dengan
Menggunakan Metode Coba-Coba. Dari Metode Coba-Coba Kami Memperoleh Hasil
Kebutuhan Pakan Untuk Ternak Kambing Dengan Bobot Badan 11 Kg Adalah 1.200
Kg/Hari.
Berikut Ini Adalah Hasil Dari Parameter Produksi:
1. Konsumsi Bahan Kering: 1,93 Kg
 Lamtoro : 0,369 kg
 Kingres : 0,753Kg
 Jagung Giling : 0,715Kg
2. Pertambahan Bobot Badan :
 Bobot Badan Selama 7 Hari : 1,9 Kg
 Bobot Badan/Hari : 0,271 Kg
3. Konversi Pakan : = 6,91 Kg
4. Efisiensi Pakan : 0,144 %
5. Feed Cost/Gain : selama 7 hari = Rp.7.500

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Isya. 1991. Menggemukkan Domba, Kambing dan Sapi Potong. PT. Agromedia. Jakarta
Selatan

Kusumo. 1994. Zat Pengatur Tumbuh. CV Yasaguna. Jakarta. 97 p.

Mulyono dan Sarwono. 2008. Spesifikasi Kambing Peranakan Ettawah dalam Pemeliharaan
di Lingkungan yang Berbeda. Program Penyuluh Peternakan. Dinas Peternakan
Jawa Timur. Jawa Timur.

Murtidjo. 1993. Memelihara Kambing Sebagai Ternak Potong dan Perah. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.

Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A. Dewey.


2012. The animal diversity web (online). http://animaldiversity.org. Last
modified in 2012 [14 November 2020].

Natasasmita. 1979. Case Study Production Pemotongan Ternak Daging. Fakultas Peternakan
IPB dan Direktorat Jendral Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.

Santosa, U. 2008. Manajemen Usaha Ternak Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.

Setiawan, T. dan T, Arsa. 2005. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa. Penebar
Swadaya, Jakarta

Setiadi, B. 2003. Alternatif Konsep Pembibitan Dan Pengembangan Usaha Ternak Kambing.
Makalah Sarasehan “Potensi Ternak Kambing dan Propek Agribisnis Peternakan", 9
September 2003 di Bengkulu.

Sitindaon et al, S. H. (2013). Analisis Potensi Pengembangan Sumber Pakan Lokal


Komoditas Ternak Di Provinsi Riau. In Menggagas Kebangkitan Komoditas
Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan (pp. 178–183). Fakultas Pertanian
Universitas Trunojoyo Madura

Suparman. 2007. Beternak Kambing. Azka Press. Jakarta.

xvii
LAMPIRAN

xviii
xix

Anda mungkin juga menyukai