Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI TERNAK POTONG

PEMELIHARAAN TERNAK BABI

OLEH:

KELOMPOK 5

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat serta rahmat-nya yang
telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
penulisan Laporan praktikum ini tentang pemeliharaan ternak babi. Kami mengucapkan
limpah terima kasih kepada semua pihak yang dengan caranya telah membantu penulis dalam
penyelesaian penulisan laporan ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Akhir kata saya berharap agar kiranya tulisan ini bisa bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Kupang, November 2023

Kelompok 5

BAB I

PENDAHULUAN

2
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan penyebaran populasinya, ternak babi di Indonesia umumnya hanya
terpusat pada beberapa daerah tertentu saja. Populasi ternak babi tertinggi terdapat di
provinsi NTT, diikuti oleh daerah Sumatera Utara, Bali dan Papua. Faktor yang
mendukung prospek usaha ternak babi terdiri dari factor internal berupa, laju
pertumbuhan yang cepat, sifat profilic, presentase yang cukup tinggi, kualitas daging babi
yang cukup baik dan factor eksternal seperti dukungan sumber daya alam, dukungan
sumber daya manusia, dukungan social – budaya masyarakat, dukungan lembaga –
lembaga, dukungan letak wilaya, serta potensi pemanfaatan yang lainnya.
Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam menjalankan usaha ternak babi terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu ketersediaan bibit yang memadai baik dari
segi kualitas maupun kuantitas dan tatalaksana pemeliharaan yang meliputi
perkandangan, ketersedian pakan, kandungan nutrisi pakan, kebersihan kandang,
pemeliharaan induk, anak babi, ternak babi jantan dan babi usia tumbuh serta penanganan
hasil produksi.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaiamana pemeliharaan ternak babi, pada usaha peternakan babi oleh masyarakat
NTT?

1.3 Tujuan Dan Manfaat


Tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan praktikum dengan metode
wawancara ini adalah mahasiswa dilatih untuk mulai berkomunikasi dan berelasi dengan
masyarakat secara langsung mengenai bagaimana menjalankan usaha peternakan babi,
sehingga pemahaman dan pengetahuan mahasiswa tentang pemeliharaan ternak babi.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ternak Babi


Babi akan lebih cepat tumbuh dan cepat menjadi dewasa serta bersifat prolific yang
ditunjukkan dengan kemampuan mempunyai banyak anak setiap kelahirannya yaitu berkisar
antara 8 – 14 dan dalam setahun bisa dua kali melahirkan (Sihombing, 1997).

Babi termasuk ke dalam family suidae yaitu ternak non ruminansia dan dalam genus
Sus (babi liar). Babi yang ada pada saat ini diperkirakan merupakan keturunan dari:

1) Sus scrofa
2) Sus vitatus
Sus scrofa memiliki tubuh besar, kepala runcing dan taring yang panjang. Pada
sebagian leher terdapat bulu panjang dan kasar, kaki depan dan belakangnya besar.
Sementara Sus vitatus tubuhnya lebih kecil dengan bulu halus dan kaki depan serta
belakangnya lebih kecil. Pada dasarnya bangsa babi yang ada di Indonesia merupakan
bangsa babi yang berasal dari tetua Sus vitatus yang saat ini masih banyak terdapat pada
hutan-hutan di daerah Indonesia, namun karena perbedaan iklim, daerah lingkungan,
pakan dan sebagainya sehingga muncul bangsa-bangsa babi jinak yang ada (Sihombing,
1991). Secara umum dapat dikenal dengan tiga, tipe babi yaitu babi tipe lemak (lard
type), tipe sedang (bacon type) dan tipe daging (meat type) (Mangisah, 2003).

2.2 Pemeliharaan Ternak Babi


Pada skala usaha kecil, maka usaha peternakan babi merupakan komponen usaha
pertanian tanaman pangan atau usaha lain dan peternakan babi hanyalah sebagai usaha
sambilan. Sedangkan pada skala usaha besar, tujuan ekonomi semakin menonjol oleh
karena itu prinsip ekonomi semakin diintensifkan, sehingga pertimbangan akan pengaruh
faktor internal maupun eksternal akan semakin intensif (Aak., 1974).
Ternak babi mempunyai pertambahan berat badan atau pertumbuhan yang lebih tinggi
dengan pemberian takaran makanan tertentu jika dibandingkan dengan ternak lain,
kecuali ayam broiler yang dipelihara dengan cermat, juga kalori yang berasal dari
makanan yang dikandung di dalam bagian – bagian yang dapat dimakan dari ternak babi

4
lebih tinggi dibandingkan dengan yang berasal dari jenis ternak lain dengan pemberian
takaran zat makanan yang sama (sihombing, 1991).

2.2.1 Pemilihan Bibit


Syarat-syarat yang perlu diperhatikan pada waktu memilih bibit: Babi Sehat,
dengan ciri-ciri : letak puting simetris dan jumlah 12 buah kiri dan kanan, ambing
yang besar dengan saluran darah terlihat jelas, tubuh yang padat dan kompak, kaki
yang tegap dan kokoh, tubuh yang panjang dibandingkan dari babi-babi yang sama
umur. Anak babi yang akan di ternakan sebaiknya berasal dari induk yang sering
menghasilkan anak banyak atau biasanya mempunyai anak lebih dari 5 ekor dalam
satu kelahiran dan sanggup atau menjaga anak-anaknya sampai saat lepas susu,
maupun pejantan yang sanggup atau mempunyai kemampuan kawin serta
menghasilkan anak lebih dari 5 ekor.

2.2.2 Perkandangan
Kandang sangat berperanan pada kesehatan, kesegaran, kenyamanan, dan sebagai
pelindung dari pengaruh lingkungan yang ekstrim. Pemeliharaan ternak babi lokal
yang dilakukan oleh peternak umumnya ditempatkan dalam kandang. Untuk
mencapai keberhasilan di dalam usaha peternakan khusunya ternak babi, antara lain
perlu diusahakan suatu bangunan kandang yang baik. Sebab hanya kandang yang
baiklah yang akan mampu:
1. Meningkatkan konversi makanan
2. Meningkatkan pertumbuhan dan menjamin kesehatan ternak.
Yang dimaksud dengan kandang yang baik disini ialah, suatu bangunan
kandang yang dibangun menurut aturan kandang yang benar. Ada berbagai
macam kandang babi, masing-masing bisa dibedakan menurut konstruksi dan
kegunaannya. Berbagai Macam Kandang Menurut Konstruksinya. Menurut
konstruksinya kandang babi dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Kandang Tunggal; yaitu bangunan kandang yang terdiri dari satu baris saja
2. Kandang Ganda; yaitu bangunan kandang yang terdiri dari dua baris yang
letaknya bisa saling berhadapan ataupun bertolak belakang. Berbagai Macam
Kandang Menurut Kegunaannya Menurut kegunaannya, kandang babi sisa

5
dibangun sesuai dengan tujuannya, masing-masing dengan ukuran dan
perlengkapan yang berbeda-beda.

2.2.3 Pakan
Beberapa faktor penting yang harus diperhatikan peternak dalam pemberian
pakan/ransum pada ternak babi adalah sebagai berikut:

a) Kandungan Zat Makanan yang diperlukan oleh babi terutama terdiri dari enam
unsur pokok yaitu: karbohidrat, lemak, protein, vitamin-vitamin, mineral dan air.
b) Penyusunan Ransum Apabila jumlah babi yang dipiara itu hanya beberapa ekor
saja, maka kepada babi tersebut bisa diberikan sisa-sisa bahan makanan dari
dapur, seperti kulit pisang, pepaya, sayuran, nasi dan lain sebagainya.

Akan tetapi betapapun banyak sisa makanan yang bisa diberikan, namun praktek
pemberian makanan semacam itu kurang bisa dipertanggung jawabkan. Sebab bahan
makanan tersebut bukanlah merupakan rasum yang mempunyai susunan zat makanan
dalam imbangan yang tepat seperti yang diperlukan tubuh babi untuk keperluan
pertumbuhan dan berproduksi

6
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum tentang sistem pemeliharaan ternak potong, ini telah di lakukan dengan
menggunakan metode pengamatan dan wawancara secara langsung kepada pemilik usaha
peternakan babi, Bapak Nabut Maksimus, yang berusia 61 tahun. Pada Hari Kamis,16
November,2023, pukul 12.00 – 14.10 Wita. Yang berlokasikan di Desa Penfui Timur,
dusun 5, RT 29, kampung kaniti,Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa
Tenggara Timur.

3.2 Keadaan Lingkungan sekitar kandang


Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, keadaan lingkungan kandang
usaha peternakan babi ini sangat memadai, dimana letak kandang berjarak sekitar 500
meter dari perumahan penduduk, disertai dengan kondisi kandang yang nyaman dan
bersih. Kotoran yang dihasilakan dari usaha peternakan ini langsung di alirkan melalui
saluran pembuangan berupa pipa yang di hubungkan dari kandang ke tempat pembuangan
secara langsung sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar. Jumlah ternak yang ada di
kandang sebanyak 20 ekor.

Peternak ini terdiri dari dua bangunan, dan ukuran petak 65cm x 2m dan petak-petak
ada delapan.

1) Bangunan I berukuran 10 m x 2 m, yang terdiri dari 6 petak dengan ukuran rata –


rata untuk ternak induk 2 x 3 meter, dan ternak bakalan dan penggemukan 70 cm
x 2 meter.
2) Bangunan II berukuran 3 m x 6 m yang terdiri dari 5 petak dengan ukuran petak
70 cm x 2 m
3) Bangunan III berukuran 2 m x8 m yang terdiri dari 5 petak dengan ukuran petak
70 cm x 2 m

7
Tempat pakan dan minum disediakan masing – masing satu di setiap petakan kandang.
Maka sesuai dengan jumlah petakan kandang, tempat makan dan minum sebanyak 16
buah.

3.3 Jenis – jenis pakan yang digunakan


Jenis pakan yang digunakan merupakan kombinasi dari beberapa jenis bahan pakan yang
lazim digunakan di kalangan masyarakat peternak, yaitu pakan dasar berupa:
1) Ransum
2) Pellet
3) Fermentasi batang pisang
4) Daun singkong
5) Daun papaya
6) Daun ligofera
7) Dedak padi.
Waktu pemberian pakan yaitu pada pagi dan sore hari serta Pada siang hari ternak akan
diberikan hijauan lamtoro dan batang pisang. Jumlah dan Kandungan nutrisi pakan yang
diberikan dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak, dimana selain diberikan
pakan berupa dedaunan dan buah ternak juga diberikan suplemen berupa pakan konsentrat.
Sumber bahan pakan ternak selalu tersedia. Jambu mente dan batang pisang serta lamtoro
merupakan hasil kebun dari peternak sendiri, sementara puttak atau gewang dan konsentrat
itu dibeli dari luar. Sementara sumber air yang digunakan merupakan, milik pribadi dari
peternak yaitu berupa sumur bor, yang dialirkan langsung ke kandang.

3.4 Masalah yang di alami serta cara penanggulanggannya


Masalah yang dihadapi oleh peternak yaitu virus dan penyakit yang kadangkala
menyerang ternak dengan tanda – tanda berupa:
1) Cacing
2) mencret
3) ternak tidak nafsu makan

cara menanggulangi yaitu dengan cara disuntik dengan vitamin dan dikasih obat cacing
untuk mengatasi mencret pada ternak.

3.5 Pemasaran Produk Ternak Babi

8
Dalam melakukan pemasaran produk, biasanya pembeli langsung datang ke lokasi, dan
mempromosinya lewat internet.

3.6 Penilaian Skor Kondisi Ternak


Berdasarkan kondisi tubuh ternak babi pada usia enam (6) bulan dengan kategori skor
1 – 5, ternak babi tersebut berada di skor 4 karena saat diraba tulang rusuk dan tulang
panggul (hip bone) tidak tampak atau rata.

9
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ternak babi merupakan salah satu komoditas bisnis yang telah berkembang pesat, ini
dikarenakan dagingnya banyak diminati oleh masyarakat sebagai mata pencarian, namun
untuk mendapatkan hasil yang bagus dan keuntungan yang besar peternak babi harus
lebih memperhatikan cara perawatan dan pemeliharaan ternak. Manajemen pemeliharaan
yang baik penting untuk diperhatikan dan dilakukan agar hasil produksi ternak babi dapat
tercapai secara maksimal. Dengan demikian, maka peningkatan kualitas dan produktivitas
yang maksimal dari ternak babi dapat tercapai

10
DAFTAR PUSTAKA

Luju, Maria. Tarsisia. (2023). Manajemen Pemeliharaan Untuk Meningkatkan Kualitas


Ternak Babi . Jurnal Peternakan AD-LIBITUM, 1-4.

Prof. Dr. Ir. Gusti Ayu Mayani Kristina Dewi, Ms. (2017). Ilmu Ternak Babi. Denpasar:
Fakultas Peternakan Universitas Udayana.

Wea, Redempta. (2015). Karateristik dan Manajemen Pemeliharaan Babi Lokal Di


Kecamatan Alak Kota Kupang. PARTNER, 178-184.

11
LAMPIRAN PRAKTIKUM

12
13

Anda mungkin juga menyukai