Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN LAPORAN PRAKTIK KUNJUNGAN LAPANG

(PKL) TERNAK BESAR CV. PERHIMPUNAN PERTERNAK


SAPI DAN KAMBING INDONESIA JEMBER, KECAMATAN
MAYANG, KABUPATEN JEMBER

Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

OLEH :
DIDIK HARIANTO 18800001
LUTFI MIFTAHUDIN 18800002
MOHAMMAD NAJID MUNIR 18800003
NANANG SANJAYA 18800004
MUHAMMAD FIKRI FAHMI 18800005
APRILIADI DWI ISWAYANTO 18800006
DARUS SALAM 18800007
MIFTAHOS SYAHRIL GUDSI 18800008
ALEX YUSFIRNANDO 18800009
GHUFRON AMINULLAH 18800011

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


PRODI D3 KESEHATAN HEWAN DAN MASYARAKAT VEERINER
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2021

1
BAB I.
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sapi potong merupakan ternak yang telah di kenal di masyarakat sebagai
hewan ternak penghasil daging. Sapi potong banyak di ternak oleh masyarakat
maupun di sentra peternakan yang lebih besar dengan pemeliharaan yang teratur.
Jenis-jenis sapi potong yang terdapat di Indonesia saat ini adalah sapi asli Indonesia
dan sapi yang diimpor. Dari jenis-jenis sapi potong itu, masing-masing mempunyai
sifat-sifat yang khas, baik ditinjau dari bentuk luarnya (ukuran tubuh, warna bulu)
maupun dari genetiknya (laju pertumbuhan). Sapi-sapi Indonesia yang dijadikan
sumber daging adalah sapi Bali, sapi Ongole, sapi PO (peranakan ongole) dan sapi
Madura, Dari populasi sapi potong yang ada, yang penyebarannya dianggap merata
masing-masing adalah: sapi Bali, sapi PO, Madura dan Brahman.
Jenis sapi yang banyak diternakan di Indonesia misalnya sapi bali, ongole,
Peranakan Ongole (PO), dan simental. Peranakan ongole merupakan hasil persilangan
sapi ongole dengan sapi local Indonesia. Sapi Peranakan Ongole sangat mirip dengan
sapi Ongole merupakan keturunan sapi liar Bos Indicus . Sapi Ongole yang
diternakkna di Pulau Sumba dan sering dijadikan sumber indukan disebut sapi sumba
ongole Sapi Peranakan Ongole murni sulit ditemukan karena telah banyak
disilangkan dengan sapi Brahman.
Pemeliharaan sapi potong mencakup penyediaan pakan (ransum) dan
pengelolaan kandang. Keberhasilan maupun kegagalan usaha peternakan sapi potong
banyak ditentukan oleh pakan. Pada usaha sapi potong rakyat, pakan yang diberikan
pada umumnya sesuai dengan kemampuan peternak, bukan sesuai dengan kebutuhan
ternaknya. Pasokan pakan berkualitas rendah merupakan hal yang biasa, yang apabila
terjadi terus menerus dalam waktu yang cukup lama akan berpengaruh negative
terhadap produktivitas. Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan

2
dan pembangkit tenaga. Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin
besar tenaga yang ditimbulkan dan masih besar pula energi yang tersimpan dalam
bentuk daging. Pakan dapat diperoleh dengan menyusun ransum sendiri atau
memberikan pakan hijauan dengan tambahan vitamin dan pemberanian pakan
pabrikan atau konsentrat
Sapi potong merupakan komoditas unggulan mengingat pasar yang bagus
seiring dengan meningkatnya permintaan, populasi sapi potong yang masih terbatas
untuk memenuhi kebutuhan daging domestik sedangkan Impor daging sapi
merupakan hal yang riskan. Selain itu, fasilitas rumah potong hewan (RPH) dan
pengetahuan standar mutu,hygiene dan sanitasi rendah. Untuk itu, diperlukan upaya
untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing prima dalam pengembangan sapi
potong di Indonesia. Pemelihara sapi potong bila dilakukan dengan benar akan sangat
menguntungkan, karena tidak hanya menghasilkan daging dan susu, tetapi juga
menghasilkan produk lain seperti pupuk kandang atau kompos yang dapat
dimanfaatkan maupun diperjualbelikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penerapan manajemen dalam agribisnis ternak sapi potong ?
2. Bagaimana system pemberian pakan ternak sapi potong ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui manajemen agribisnis ternak sapi potong yang diterapkan.
2. Mengetahui serta memahami sistem pemberian pakan pada ternak sapi
potong.

3
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pemeliharaan

Salah satu upaya untuk meningkatkan populasi dan mempercepat penyebaran


ternak besar oleh peternak adalah dengan cara pemeliharaan ternak tersebut.
Pemeliharaan ternak yang baik sangat mempengaruhi perkembangbiakan serta
terjaminnya kesehatan ternak (Anonima,2010).
Cara pemeliharaan dapat dibedakan atas pemeliharaan secara ekstensif,
intensif dan semi intensif. Pemeliharaan secara ekstensif biasanya terdapat di daerah-
daerah yang mempunyai padang rumput luas, seperti Nusa Tenggara, Sulawesi
Selatan, dan Aceh. Sepanjang hari sapi digembalakan di padang pengembalaan,
sedangkan pada malam hari sapi hanya dikumpulkan di tempat-tempat tertentu yang
diberi pagar disebut kandang terbuka. Pemeliharaan secara intensif yaitu ternak
dipelihara secara terus-menerus di dalam kandang sampai saat dipanen sehingga
kandang mutlak harus ada. Seluruh kebutuhan sapi disuplay oleh peternak, termasuk
pakan dan minum. Pemeliharaan semi intensif merupakan perpaduan antara kedua
cara pemeliharaan secara intensif dan secara ekstensif. Jadi, pada pemeliharaan sapi
secara semi intensif ini harus ada kandang dan tempat pengembalaan di mana sapi di
gembalakan pada siang hari dan dikandangkan pada malam hari (Palabiran, 2012).
Manajemen pemeliharaan sapi potong perlu dilakukan.Untuk itu ada beberapa
metode yang harus dilakukan. Metode pemeliharaan sapi potong berdasarkan tujuan
pemeliharaan yaitu (Anonim, 2010):
2.1.1 Pemeliharaan sapi potong pembibitan
 Sapi induk, Selain pemberian pakan yang baik pemeliharaan kesehatan
dalam pemeliharaan sapi induk perlu juga diperhatikan sistim
perkawinannya, sehingga induk dapat melahirkan setiap 1 – 18 bulan sekali.

4
 Induk bunting, Sapi yang mengalami proses produksi harus mendapat
perlakuan dan pakan yang baik. Pakan harus cukup baik, berikan pakan
penguat sebanyak 2-3 kg/ek/hr ditambahkan mineral. Tempatkan sapi
dikandang tersendiri agar merasa tenang. Jagalah kebersihan kandang, alasi
lantainya dengan jerami/rumput kering.
 Pemelihraan anak sapi, Setelah anak sapi lahir segera bersihkanlender yang
menempel pada tubuhnya, terutama bagian hidung dan mulut. Potong tali
pusar dan olesi dengan yodium. Biarkan anak sapi menyusui pada induknya
sampai 4 bulan. Mulai diperkenalkan dengan konsentrat pada umur 3
minggu.
2.1.2 Pemeliharaan sapi potong kereman
Ada 4 patokan dalam memilih sapi untuk dierem, diantaranya :
 Sapi yang berumur kurang dari satu tahun yang akan diperlukan masa
kereman selama 8-12 bulan.
 Sapi berumur 1-2 tahun dengan masa kerem selama 6-8 bulan.
 Sapi yang berumur 2-3 tahun dengan masa kereman selama 4-6 bulan.
 Sapi yang berumur 3 tahun keatas dengan masa kereman maksimal selama 4
bulan
Tatalaksana pemeliharaan dapat dibagi 3 sesuai tujuan pemeliharaan (Anonim,
2010) :
1. Tujuan untuk menghasilkan anak. Induk dan anak dipelihara bersama sampai
anak disapih umur 6 – 8 bulan dan kemudian anak dijual.
2. Tujuan untuk menambah dan memperbaiki kualitas daging. penggemukan
dapat dilakukan di kandang atau padang rumput. Lama penggemukan
tergantung umur sapi. Bila umur 1 – 2 tahun dibutuhkan waktu 6 bulan. Bila
umur sapi dewasa 2 – 3 tahun dibutuhkan waktu 4 bulan.
3. Tujuan untuk bibit. Dipelihara sapi-sapi jantan dan betina dari jenis unggul.

5
2.2 Sistem Perkandangan
Kandang merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk tempat tinggal
ternak atas sebagian atau sepanjang hidupnya.Suatu peternakan yang dikelola dengan
tata laksana pemeliharaan yang baik memerlukan sarana fisik sebagai penunjang atau
kelengkapannya, selain bangunan kandang.Kompleks kandang dan bangunan-
bangunan pendukung tersebut disebut sebagai perkandangan. Dengan demikian,
perkandangan adalah segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana
maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam suatu
peternakan (Basit Wello, 2011)
Dalam sistem penggemukan sapi dikenal beberapa bentuk kandang antara lain
tipe kandang tunggal (individual) dan tipe kandang ganda (Balai pengkajian teknologi
pertanian Jambi, 2007):
1. Tipe Tunggal : terdiri dari satu baris sapi dengan posisi kepala satu arah yang
cocok digunakan untuk menggemukan sapi sebanyak 1 – 5 ekor.
2. Tipe Ganda : terdiri dari dua baris sapi yang saling berhadapan atau bertolak
belakang, diantara kedua barisan sapi dibatasi atau dibuat gang sebagai jalan
untuk memberi makanan/air minum dan membersihkan kandang.
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada
kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m.
Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam
mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang
diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang
karena banyak bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode
penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat
yang lebih luas daripada kandang individu.Kelemahan yaitu terjadi kompetisi dalam
mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada
yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan (Anonim, 2010).
Dalam pembangunan kandang atau perkandangan diperlukan perencanaan
yang seksama. Perencanaan tersebut perlu dipertimbangkan persyaratan-persyaratan

6
yang harus dipenuhi dari sebuah bangunan perkandangan (Purbowati & Rianto, 2009)
:
1. Letak kandang terpisah dari rumah dengan jarak lebih dari 10 meter.
2. Kandang harus berada di lokasi yang lebih tinggi dari tanah sekitarnya, untuk
menghindari genangan air pada saat musim penghujan.
3. Dibelakang kandang dibuatkan lobang untuk menampung kotoran ternak.
4. Ventilasi kandang cukup baik.
5. Usahakan lokasi kandang dekat dengan sumber air.
6. Bahan bangunan kandang terbuat dari kayu, bambu atau bahan lain yang
kuat Sistem Pemberian Pakan
Tujuan pemberian pakan dalam suatu usaha penggemukan sapi potong adalah
untuk memperoleh pertambahan bobot badan secara maksimal. Dengan demikian
diperlukan pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak baik dari segi
kuantítas maupun kualitasnya. Pemberian pakannya dapat dilakukan dengan
pemotongan rumput tersebut, kemudian diberikan pada ternak sapi yang ada di dalam
kandang. Pemberian pakan seperti ini disebut cut and carry. Selain itu, rumput juga
dapat dikonsumsi langsung oleh sapi di areal padang penggembalaan berdasarkan
pada stocking rate (daya tampung) padang penggembalaan tersebut untuk mencukupi
kebutuhan penggembalaan setiap UT (Unit Ternak) (Santosa, 2005).
Ketersediaan pakan harus mencukupi kebutuhan ternak, baik yang berasal dari
hijauan/rumput, maupun pakan konsentrat yang dibuat sendiri atau berasal dari
pabrik. Pakan yang diberikan pada ternak sapi penggemukan diarahkan untuk
mencapai pertambahan bobot badan yang setinggi-tingginya dalam waktu relatif
singkat.Untuk itu pemberian pakan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan ternak
baik dari segi kuantitas maupun nilai gizinya.Bahan pakan utama ternak sapi
penggemukan adalah dalam bentuk hijauan yaitu berasal dari rumput unggul, rumput
lokal dan leguminosa dan biasanya ditambahkan dengan konsentrat. Pakan hijauan
diberikan pada sapi sebanyak 10 – 12 % dan pakan konsentrat 1 – 2 % dari bobot
badan ternak (Anonim,2010).

7
Ketersediaan air minum untuk ternak sapi adalah hal yang tidak kalah penting
diperhatikan.Kebutuhan air minum bagi sapi sebanyak 20 – 40 liter/ekor/hari, namun
sebaiknya diberikan secara adlibitum (tidak terbatas) (Anonim,2010).

2.3 Pencampuran Pakan


Pencampuran pakan dapat dilakukan mnggunakan mesin pencampur.
Pencampuran pakan menggunaka mesin pencampur akan memberikan efesiensi yang
lebih baik. Namun, Proses pencaampuran pakan biasanya masih banyak diakukan
secara manual (Kusharjanta dkk, 2004). Mesin pencampur pakan yang biasa
digunakan disebut Mesin Pakan Ternak / Mixer Pakan Ternak. Menurut Anonim
(2007), Mesin Pakan Ternak/Mixer Pakan Ternak biasa digunakan untuk mencampur
aneka ragam komposisi pakan ternak seperti jagung, bekatul, dan konsentrat dengan
cara yang cepat dan efisien. Alat mesin ini dirancang khusus untuk mencampur aneka
jenis bahan berbentuk butiran atau tepung sekaligus.
Kualitas pakan yang pencampurannya menggunakan mesin mixer tentu lebih
bagus dibandingkan yang pencampuran secara manual. Pencampuran menggunkan
mesin ini kita lihat lebih capat dan hasil pakan yang di campur juga homogen merata
partikel partikel pakan menyatu dengan pakan yang lainnya hingga pencampuran
antara bahan satu dan bahan lainnya sudah tidak terlihat, bahwasannya pakan bekatul
konsentrat sudah tidak terlihat lagi, hal ini karna kerja mesin sangat bagus sekali
dalam sistem pencampurannya. Dan waktu yang kita butuhkan juga sangat singkat
sekali untuk mencampur hingga homogeny, kemudian tenaga kerja tidak
membutuhkan benyak (Anonim, 2010).
Metode pencampuran pakan secara manual pada umumnya dilakukan
mengikuti prosedur menyiapkan alat dan bahan.Bahan-bahan pakan kemudian
ditimbang berdasarkan hasil perhitungan penyusunan ransum.Selanjutnya masing-
masing bahan pakan ditumpuk dengan jalan pakan yang memiliki jumlah terbanyak
ditempatkan paling bawah menyusul pakan dengan jumlah sedikit. Langkah

8
selanjutnya ialah menghomogenkan pakan menggunakan skop dengan cara
membolak-balikkan sampai homogen (Anonim, 2010).
2.4 Sistem Penggembalaan
Padang Penggembalaan merupakan tempat menggembalakan ternak untuk
memenuhi kebutuhan pakan dimana lokasi ini telah ditanami rumput unggul dan
legume dengan jenis hijauan yang tahan injakan ternak.Sistem penggembalaan
secaara umum dengan melepas ternak secara bebas di padang penggembalaan.
Biasanya sistem tamping padang penggembalaan adalah 1-2 ekor per hektar
.belakangan ini, ketersediaan padang penggembalaan semakin kurang akibat
banyaknya desakan pembangunan prasarana jalan, perumahan, industry dan
sebagainya (Mahardi, 2009).
Metode penggembalaan secara umum sama dengan sistem pemeliharaan
dimana sistem pemeliharaan ekstensif dan semi intensif yang memerlukan adanya
padang penggembalaan. Menurut Hendro (2011), pemeliharaan sapi, baik sebagai
sapi potong ataupun perah yang digembalakan di lapangan, akan lebih murah
daripada pemberian makanan penguat, karena :
1. Tenaga kerja yang diperlukan untuk mengurusi perawatan ternak lebih sedikit,
sebab hewan langsung merumput di padang penggembalaan sendiri.
2. Rumput adalah paling miurah diantara hijauan-hijauan lain.
3. Menhurangi penggunaan feed-suplement protein yang harganya sangat mahal
4. Hewan-hewan yang digembalakan sekaligus akan memupuk tanaman tersebut
dengan kotoran mereka.
Karena padang penggembalaan kegunaannya sangat efesien, maka padang
penggembalaan tersebut harus dikelola atau dipiara sebaik mungkin, sehingga
hasilnya bisa menyediakan makanan secara optimal sepanjang waktu. Beberapa cara
pengelolaan yang perlu diperhatikan, khususnya mengenai pengaturan pemotongan
rumput, agar bisa diperoleh suatu produksi yang kontinu. Dengan demikian, baiklah
apabila cara melakukan defoliasi itu diatur dengan memperhatikan pada :

9
2.4.1 Pemotongan tahun-tahun pertama
Pemotongan pada tahun pertama harus hati-hati, cukup dilakukan secara
ringan atua tidak dipotong sama sekali. Hal ini dimaksudkan agar pertumbuhan
awal rumput penggembalaan bisa terjamin. Apabila rumput ini hendak dipotong,
haruslah dilakukan dengan cara meninggalkan pangkal batang ± 7,5 cm dari
tanah, dimana hasil potongan tersebut bisa dipergunakan sebagai bahan silage
atau hay.

2.4.2 Pemotongan bergilir (alternate grazing) atau sistem rotasi


Sistem ini biasanya dilakukan dengan cara membagi-bagi areal pangonan
menjadi petak-petak yang lebih sempit (paddock) sesuai dengan maksud
peternak, sehubungan dengan jumlah ternak yang digembalakan, pertumbuhan
hijauan serta kelebatannya. Pada umumnya padang pangonan itu dibagi menjadi
dua atau empat areal.
2.4.3 Penggembalaan berat (over-grazing) harus dihindarkan
Pelaksanaan penggembalaan berat yang tidak terkontrol akan merugikan,
akibat daya tampung pada penggembalaan yang tak sesuai. Hal ini akan membawa
akibat produksi berikutnya rendah, pertumbuhan kembali lemah, yang akhirnya
banyak tumbuh rumput liar (weed), bahkan bisa menimbulkan erosi tanah.
2.4.4 Defoliasi yang terlalu ringan (under-grazing) pun harus
dihindarkan
Praktek-praktek defoliasi semacam ini pun juga akan merugikan, maka hal
tersebut harus dihindarkan. Sebab hijauan menjadi terlalu tua, serat kasar tinggi
dan kurang palatable dan nilai gizinyaa sanagt rendah

10
BAB III.

METODE PELAKSANAAN

3.1 Metode Praktik

Metode yang digunakan adalah teknik wawancara dan observasi, di mana


siswa Universitas Wijaya Kusuma Surabaya menanyakan langsung kepada
narasumber dan meninjau langsung lokasi.

3.2 Waktu dan tempat

 Hari/Tanggal : Senin, 15 Maret 2021.


 Tempat : Dusun Sumber pinang, Desa Tegal rejo Kec. Mayang, Kab.
Jember

3.3 Sasaran

Yang menjadi sasaran dalam praktik kunjungan ini adalah inseminator


sekaligus penjaga kandang :

 Nama : Nanang Sanjaya


 Umur : 38 tahun
 Tanggungan keluarga : 1 istri dan 3 anak
 Jabatan : anggota PokTan KPPIB, inseminator, penjaga kandang.
 Lama bekerja : inseminator (9 tahun)

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Ternak Sapi Potong


Berdasarkan hasil pengamatan dalam praktikum, keadaan dan kondisi
ternak yaitu ternak berada pada kondisi sehat dengan manajemen yang cukup
baik. Ternak yang terdapat pada kandang ternak potong berjumlah 62 ekor. Ada 3
jantan unggul dan 22 betina yang layak dijadikan akseptor IB. Secara umum
digunakan sistem pemeliharaan intensif yaitu semua aktifitas ternak berada dalam
kandang. Pemberian pakan pada pagi hari dan sore hari berupa hijauan dan
konsentrat.

4.2 Perolehan Bibit


Semua bibit pejantan dan indukan unggul berasal dari hasil Inseminasi
Buatan di mana strawnya berasal dari Straw dari BIB Lembang, BBIB Singosari,
BIBD Jogja, BIBD Banjar Baru dan BIB Ungaran.

4.3 Pemeliharaan dan Perkandangan


Pemeliharaan Sapi yang terdapat pada lokasi praktik ialah dengan
pemeliharaan Intensif. Semua aktifitas ternak diatur oleh manusia mulai dari
pakan, perkawinan, penyakit dan lain – lain. Berdasarkan pengamatan, pemeli-
haraannya sangatlah baik.
Perkandangan pada lokasi praktik ialah menggunakan kandang ganda,
dimana terdapat 2 baris kandang yang saling berhadapan (Head to Head).
Diantara kedua baris kandang tersebut terdapat lorong yang digunakan sebagai
tempat untuk memberi pakan dan membersihkan kandang.

12
4.4 Pencampuran dan Pemberian Pakan
Cara pencampuran pakan yang dilakukan narasumber yaitu pencampuran
pakan yang dilakukan setiap hari. Pencampuran pakan yang dilakukan setiap hari
yaitu dengan cara mencampurkan dedak dengan air yang sebelumnya telah
dicampur dengan garam dan molasses. Cara pemberian pakan yaitu dengan
memberikan pakan dedak yang dicampur dengan air yang telah dicampur
molasses dan garam pada pukul 07.00 . sedangkan pada pukul 08.00 dan 16.00
dilakukan pemberian pakan hijauan.

4.5 Pemasaran
Responden menjelaskan bahwa sapi – sapi yang ada disiapkan untuk hari
raya kurban, tetapi jika ada yang menawarkan untuk acara – acara seperti
pernikahan, maka sapi juga akan dijual. Untuk harganya ditentukan berdasarkan
bobot badan sapi.

13
BAB V.
PENUTUP

5.1 Simpulan

1. Ternak sapi harus memperoleh manajemen pemeliharaan yang baik agar dapat
mencapai produksi yang diinginkan.
2. Sanitasi perkandangan dilakukan minimal 2 kali dalam sehari. Pembersihan
dalam hal ini dilakukan dengan cara membersihkan sisa pakan, dan
membuang kotoran.
3. ternak diberi pakan dan air minum dilakukan tiap hari berupa hijauan dan
konsentrat
4. Pencampuran pakan ditujukan untuk memenuhi jumlah kebutuhan nutrisi bagi
ternak.

5.2 Saran

Sebaiknya mahasiswa diberi banyak kegiatan kunjungan ke peternak –


peternak sukses untuk menambah motivasi mahasiswa

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Pemeliharaan Sapi Potong. Http://Suarakomunitas.net. Diakses


tanggal 22 Maret 2013

Anonima.2010. Sistem Perkandangan Ternak Sapi Potong.


Http://infopeternakan.woordpress.com. Diakses tanggal23 Maret 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. 2007. Manajemen Pengelolaan


Penggemuka Sapi Potong. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi:
Jambi

Hendro. 2011. Padang Penggembalaan (Pasture). http://akanghendro.wordpress .com.


Diakses tanggal 29 April 2013

Kusharjanta, B., Diharjo K, dan Haryanto. 2004. Rekayasa Mesin Pencampur


Makanan Ternak (Komboran Kering) Sapi dengan Pemanfaatan Tong Bekas
untuk Kalangan Peternak Menengan Kebawah. Dirjen Pendidikan Tinggi:
Jakarta

Mahardi. 2009. Peremajaan Padang Penggembalaan. Http://mahardinutrisi06


.blogspot.com. Diakses tanggal 22 Maret 2013

15

Anda mungkin juga menyukai