OLEH :
DIDIK HARIANTO 18800001
LUTFI MIFTAHUDIN 18800002
MOHAMMAD NAJID MUNIR 18800003
NANANG SANJAYA 18800004
MUHAMMAD FIKRI FAHMI 18800005
APRILIADI DWI ISWAYANTO 18800006
DARUS SALAM 18800007
MIFTAHOS SYAHRIL GUDSI 18800008
ALEX YUSFIRNANDO 18800009
GHUFRON AMINULLAH 18800011
1
BAB I.
PENDAHULUAN
2
dan pembangkit tenaga. Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin
besar tenaga yang ditimbulkan dan masih besar pula energi yang tersimpan dalam
bentuk daging. Pakan dapat diperoleh dengan menyusun ransum sendiri atau
memberikan pakan hijauan dengan tambahan vitamin dan pemberanian pakan
pabrikan atau konsentrat
Sapi potong merupakan komoditas unggulan mengingat pasar yang bagus
seiring dengan meningkatnya permintaan, populasi sapi potong yang masih terbatas
untuk memenuhi kebutuhan daging domestik sedangkan Impor daging sapi
merupakan hal yang riskan. Selain itu, fasilitas rumah potong hewan (RPH) dan
pengetahuan standar mutu,hygiene dan sanitasi rendah. Untuk itu, diperlukan upaya
untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing prima dalam pengembangan sapi
potong di Indonesia. Pemelihara sapi potong bila dilakukan dengan benar akan sangat
menguntungkan, karena tidak hanya menghasilkan daging dan susu, tetapi juga
menghasilkan produk lain seperti pupuk kandang atau kompos yang dapat
dimanfaatkan maupun diperjualbelikan.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui manajemen agribisnis ternak sapi potong yang diterapkan.
2. Mengetahui serta memahami sistem pemberian pakan pada ternak sapi
potong.
3
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
4
Induk bunting, Sapi yang mengalami proses produksi harus mendapat
perlakuan dan pakan yang baik. Pakan harus cukup baik, berikan pakan
penguat sebanyak 2-3 kg/ek/hr ditambahkan mineral. Tempatkan sapi
dikandang tersendiri agar merasa tenang. Jagalah kebersihan kandang, alasi
lantainya dengan jerami/rumput kering.
Pemelihraan anak sapi, Setelah anak sapi lahir segera bersihkanlender yang
menempel pada tubuhnya, terutama bagian hidung dan mulut. Potong tali
pusar dan olesi dengan yodium. Biarkan anak sapi menyusui pada induknya
sampai 4 bulan. Mulai diperkenalkan dengan konsentrat pada umur 3
minggu.
2.1.2 Pemeliharaan sapi potong kereman
Ada 4 patokan dalam memilih sapi untuk dierem, diantaranya :
Sapi yang berumur kurang dari satu tahun yang akan diperlukan masa
kereman selama 8-12 bulan.
Sapi berumur 1-2 tahun dengan masa kerem selama 6-8 bulan.
Sapi yang berumur 2-3 tahun dengan masa kereman selama 4-6 bulan.
Sapi yang berumur 3 tahun keatas dengan masa kereman maksimal selama 4
bulan
Tatalaksana pemeliharaan dapat dibagi 3 sesuai tujuan pemeliharaan (Anonim,
2010) :
1. Tujuan untuk menghasilkan anak. Induk dan anak dipelihara bersama sampai
anak disapih umur 6 – 8 bulan dan kemudian anak dijual.
2. Tujuan untuk menambah dan memperbaiki kualitas daging. penggemukan
dapat dilakukan di kandang atau padang rumput. Lama penggemukan
tergantung umur sapi. Bila umur 1 – 2 tahun dibutuhkan waktu 6 bulan. Bila
umur sapi dewasa 2 – 3 tahun dibutuhkan waktu 4 bulan.
3. Tujuan untuk bibit. Dipelihara sapi-sapi jantan dan betina dari jenis unggul.
5
2.2 Sistem Perkandangan
Kandang merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk tempat tinggal
ternak atas sebagian atau sepanjang hidupnya.Suatu peternakan yang dikelola dengan
tata laksana pemeliharaan yang baik memerlukan sarana fisik sebagai penunjang atau
kelengkapannya, selain bangunan kandang.Kompleks kandang dan bangunan-
bangunan pendukung tersebut disebut sebagai perkandangan. Dengan demikian,
perkandangan adalah segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana
maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam suatu
peternakan (Basit Wello, 2011)
Dalam sistem penggemukan sapi dikenal beberapa bentuk kandang antara lain
tipe kandang tunggal (individual) dan tipe kandang ganda (Balai pengkajian teknologi
pertanian Jambi, 2007):
1. Tipe Tunggal : terdiri dari satu baris sapi dengan posisi kepala satu arah yang
cocok digunakan untuk menggemukan sapi sebanyak 1 – 5 ekor.
2. Tipe Ganda : terdiri dari dua baris sapi yang saling berhadapan atau bertolak
belakang, diantara kedua barisan sapi dibatasi atau dibuat gang sebagai jalan
untuk memberi makanan/air minum dan membersihkan kandang.
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada
kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m.
Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam
mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang
diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang
karena banyak bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode
penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat
yang lebih luas daripada kandang individu.Kelemahan yaitu terjadi kompetisi dalam
mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada
yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan (Anonim, 2010).
Dalam pembangunan kandang atau perkandangan diperlukan perencanaan
yang seksama. Perencanaan tersebut perlu dipertimbangkan persyaratan-persyaratan
6
yang harus dipenuhi dari sebuah bangunan perkandangan (Purbowati & Rianto, 2009)
:
1. Letak kandang terpisah dari rumah dengan jarak lebih dari 10 meter.
2. Kandang harus berada di lokasi yang lebih tinggi dari tanah sekitarnya, untuk
menghindari genangan air pada saat musim penghujan.
3. Dibelakang kandang dibuatkan lobang untuk menampung kotoran ternak.
4. Ventilasi kandang cukup baik.
5. Usahakan lokasi kandang dekat dengan sumber air.
6. Bahan bangunan kandang terbuat dari kayu, bambu atau bahan lain yang
kuat Sistem Pemberian Pakan
Tujuan pemberian pakan dalam suatu usaha penggemukan sapi potong adalah
untuk memperoleh pertambahan bobot badan secara maksimal. Dengan demikian
diperlukan pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak baik dari segi
kuantítas maupun kualitasnya. Pemberian pakannya dapat dilakukan dengan
pemotongan rumput tersebut, kemudian diberikan pada ternak sapi yang ada di dalam
kandang. Pemberian pakan seperti ini disebut cut and carry. Selain itu, rumput juga
dapat dikonsumsi langsung oleh sapi di areal padang penggembalaan berdasarkan
pada stocking rate (daya tampung) padang penggembalaan tersebut untuk mencukupi
kebutuhan penggembalaan setiap UT (Unit Ternak) (Santosa, 2005).
Ketersediaan pakan harus mencukupi kebutuhan ternak, baik yang berasal dari
hijauan/rumput, maupun pakan konsentrat yang dibuat sendiri atau berasal dari
pabrik. Pakan yang diberikan pada ternak sapi penggemukan diarahkan untuk
mencapai pertambahan bobot badan yang setinggi-tingginya dalam waktu relatif
singkat.Untuk itu pemberian pakan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan ternak
baik dari segi kuantitas maupun nilai gizinya.Bahan pakan utama ternak sapi
penggemukan adalah dalam bentuk hijauan yaitu berasal dari rumput unggul, rumput
lokal dan leguminosa dan biasanya ditambahkan dengan konsentrat. Pakan hijauan
diberikan pada sapi sebanyak 10 – 12 % dan pakan konsentrat 1 – 2 % dari bobot
badan ternak (Anonim,2010).
7
Ketersediaan air minum untuk ternak sapi adalah hal yang tidak kalah penting
diperhatikan.Kebutuhan air minum bagi sapi sebanyak 20 – 40 liter/ekor/hari, namun
sebaiknya diberikan secara adlibitum (tidak terbatas) (Anonim,2010).
8
selanjutnya ialah menghomogenkan pakan menggunakan skop dengan cara
membolak-balikkan sampai homogen (Anonim, 2010).
2.4 Sistem Penggembalaan
Padang Penggembalaan merupakan tempat menggembalakan ternak untuk
memenuhi kebutuhan pakan dimana lokasi ini telah ditanami rumput unggul dan
legume dengan jenis hijauan yang tahan injakan ternak.Sistem penggembalaan
secaara umum dengan melepas ternak secara bebas di padang penggembalaan.
Biasanya sistem tamping padang penggembalaan adalah 1-2 ekor per hektar
.belakangan ini, ketersediaan padang penggembalaan semakin kurang akibat
banyaknya desakan pembangunan prasarana jalan, perumahan, industry dan
sebagainya (Mahardi, 2009).
Metode penggembalaan secara umum sama dengan sistem pemeliharaan
dimana sistem pemeliharaan ekstensif dan semi intensif yang memerlukan adanya
padang penggembalaan. Menurut Hendro (2011), pemeliharaan sapi, baik sebagai
sapi potong ataupun perah yang digembalakan di lapangan, akan lebih murah
daripada pemberian makanan penguat, karena :
1. Tenaga kerja yang diperlukan untuk mengurusi perawatan ternak lebih sedikit,
sebab hewan langsung merumput di padang penggembalaan sendiri.
2. Rumput adalah paling miurah diantara hijauan-hijauan lain.
3. Menhurangi penggunaan feed-suplement protein yang harganya sangat mahal
4. Hewan-hewan yang digembalakan sekaligus akan memupuk tanaman tersebut
dengan kotoran mereka.
Karena padang penggembalaan kegunaannya sangat efesien, maka padang
penggembalaan tersebut harus dikelola atau dipiara sebaik mungkin, sehingga
hasilnya bisa menyediakan makanan secara optimal sepanjang waktu. Beberapa cara
pengelolaan yang perlu diperhatikan, khususnya mengenai pengaturan pemotongan
rumput, agar bisa diperoleh suatu produksi yang kontinu. Dengan demikian, baiklah
apabila cara melakukan defoliasi itu diatur dengan memperhatikan pada :
9
2.4.1 Pemotongan tahun-tahun pertama
Pemotongan pada tahun pertama harus hati-hati, cukup dilakukan secara
ringan atua tidak dipotong sama sekali. Hal ini dimaksudkan agar pertumbuhan
awal rumput penggembalaan bisa terjamin. Apabila rumput ini hendak dipotong,
haruslah dilakukan dengan cara meninggalkan pangkal batang ± 7,5 cm dari
tanah, dimana hasil potongan tersebut bisa dipergunakan sebagai bahan silage
atau hay.
10
BAB III.
METODE PELAKSANAAN
3.3 Sasaran
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
12
4.4 Pencampuran dan Pemberian Pakan
Cara pencampuran pakan yang dilakukan narasumber yaitu pencampuran
pakan yang dilakukan setiap hari. Pencampuran pakan yang dilakukan setiap hari
yaitu dengan cara mencampurkan dedak dengan air yang sebelumnya telah
dicampur dengan garam dan molasses. Cara pemberian pakan yaitu dengan
memberikan pakan dedak yang dicampur dengan air yang telah dicampur
molasses dan garam pada pukul 07.00 . sedangkan pada pukul 08.00 dan 16.00
dilakukan pemberian pakan hijauan.
4.5 Pemasaran
Responden menjelaskan bahwa sapi – sapi yang ada disiapkan untuk hari
raya kurban, tetapi jika ada yang menawarkan untuk acara – acara seperti
pernikahan, maka sapi juga akan dijual. Untuk harganya ditentukan berdasarkan
bobot badan sapi.
13
BAB V.
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Ternak sapi harus memperoleh manajemen pemeliharaan yang baik agar dapat
mencapai produksi yang diinginkan.
2. Sanitasi perkandangan dilakukan minimal 2 kali dalam sehari. Pembersihan
dalam hal ini dilakukan dengan cara membersihkan sisa pakan, dan
membuang kotoran.
3. ternak diberi pakan dan air minum dilakukan tiap hari berupa hijauan dan
konsentrat
4. Pencampuran pakan ditujukan untuk memenuhi jumlah kebutuhan nutrisi bagi
ternak.
5.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15