A. Hasil Kegiatan
berikut:
dalam pembuatan tepung dan pellet untuk menjaga agar bahan pakan yang
buah mixer dan 2 penggilingan bahan pakan. Produksi dilakukan dari pagi
memproduksi 10-17 ton pakan ternak. Lebih kurang ada 300 karung
2. Kegiatan di Kandang
a. Sanitasi Kandang
Sanitasi kandang dilakukan 3 kali sehari pukul 02.00 WIB pagi hari, 13.00
WIB siang hari dan 20.00 WIB malam hari. Sanitasi kandang dengan
sapi.
b. Pemberian Konsentrat
kandang. Pemberian konsentrat pada sapi perah sekitar 1-2 % dari bobot
tubuh.
c. Pemberian Hijauan
Pemberian hijauan sama halnya dengan pemberian konsentrat yaitu tiga kali
sehari, tetapi hanya saja pemberiannya yang berbeda yaitu diberikan hijauan
terlebih dahulu. Hijauan diberikan pada sapi perah baik pedet berumur di
atas 3 bulan, sapi perah dara, maupun sapi perah laktasi merupakan hijauan
Pemerahan susu sapi dilakukan tiga kali perhari setelah dimandikan dan
kandang telah dibersihkan yaitu pukul 03.00 WIB pagi hari, 16.00 WIB sore
IB dilakukan pada saat peternak melapor pada petugas IB. Serta Penanganan
pada ternak yang sakit di peternakan Koperasi Sarono Makmur ini dilakukan
pada sapi yang terserang penyakit seperti sapi yang menderita mastitis, luka
pada kaki, gangguan pencernaan, diare, dan demam. Koperasi Sarono Makmur
Susu yang dihasilkan oleh Koperasi Sarono Makmur adalah untuk dikonsumsi
berkualitas dan aman Koperasi Sarono Makmur memproduksi susu yang asli,
pengolahan menggunakan alat dan wadah yang bersih dan steril, serta
susu dilakukan uji Laboratorium, seperti Uji Organoleptik Susu, Uji Alkohol
memasarkan susu pada agen dan dijual eceran oleh koperasi, serta susu
B. Pembahasan
Peternakan sapi perah yang berada di Koperasi Sarono Makmur memelihara sapi
perah jenis Peranakan Fries Holland (PFH), sapi ini merupakan sapi hasil
persilangan antara sapi Fries Holland (sapi asal Belanda) dan sapi Peranakan
Ongole (PO) yang merupakan sapi lokal. Menurut Soetarno (2003) yang
khususnya pulau Jawa, telah terjadi perkawinan secara tidak terencana antara sapi
Friesian Holstein (PFH). Siregar (1994) menjelaskan bahwa sapi perah yang
berproduksi sapi FH dapat mencapai lebih dari 6000 kg per masa laktasi dengan
Menurut AAK (1995), sapi PFH mempunyai karakteristik yang hampir sama
6. berambing besar;
7. kepala agak panjang, mulut lebar, lubang hidung terbuka luas, dan ukuran
tubuh besar;
Sapi PFH yang berada di peternakan Koperasi Sarono Makmur memiliki ciri-ciri
yang sesuai dengan pernyataan AAK (1995) yaitu bulu berwarna hitam dan putih
dahinya terdapat hitam putih berbentuk segitiga, dada, perut bawah, kaki dan ekor
berwarna putih tanduk kecil pendek menjurus ke depan ukuran tubuh yang besar,
mempunyai sifat jinak mudah beradaptasi dengan lingkungan baru tetapi tidak
tahan panas.
Rendahnya produksi susu disebabkan oleh beberapa faktor penentu dalam usaha
Sapi perah hendaknya diberi dua kelompok pakan yaitu pakan hijauan dan
konsentrat.
14
a. Hijauan
suatu peternakan tidak pernah lepas dari efisiensi kualitas dan kuantitas
pakan. Hijauan pakan ternak atau biasa disebut Hijauan Makanan Ternak
(HMT) merupakan bahan pakan yang sangat penting bagi ternak terutama
ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba. Hijauan pakan
ternak menjadi bahan pakan yang sangat disukai oleh ternak ruminansia.
dan hemiselulosa sehingga sulit untuk dicerna dalam rumen. Menurut Tillman
berasal dari lahan yang dimiliki oleh masing-masing anggota kelompok yang
berlokasi didekat kandang dari setiap kelompok ternak. Luas lahan yang
berada dikandang srunen sekitar 9000m2 yang ditanami rumput gajah dan
rumput kolonjono. Hijauan pakan ternak yang digunakan antara lain rumput
yang amat penting, karena hijauan mengandung hampir semua zat yang
rumput tumbuh paling baik pada tanah yng basah serta tahan terhadap
(Reksohadiprojo, 1985).
Hasil análisis proksimat dari rumput gajah dan rumput kolonjono terdapat
pada Tabel 1.
Pada Tabel 1 tertera kandungan nutrisi dari rumput gajah dan rumput
mulai dari nilai nutrisi yang rendah sampai yang tinggi. Rumput gajah
dari kandungan protein kasar rumput gajah lebih tinggi dibandingkan rumput
berkualitas baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lubis (1992) bahwa
protein dan mineral yang tinggi mempunyai sifat-sifat yang baik dan dapat
b. Konsentrat
Sedangkan pakan konsentrat adalah campuran bahan pakan yang kaya energi,
karbohidrat, lemak dan protein serta mempunyai serat kasar kurang dari 18 %
, yang berguna untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas susu sapi perah
laktasi. Menurut Siregar (1994), konsentrat dalam ransum sapi perah hanya
Penyusunan ransum untuk sapi perah haruslah seimbang dalam arti ransum
yang diberikan harus sesuai dengan jumlah dan proporsi semua kebutuhan
nutrisi sapi perah dalam keadaan layak 24 jam. Strategi yang dapat dilakukan
1. Pollard;
2. Bungkil Kedelai;
17
3. DDGS Wheat;
5. Bungkil Kopra;
6. Bungkil Cokelat;
7. Jagung Halus;
8. Bekatul;
9. Molases;
10. Gaplek;
11. Calcit
Pollard 50
Bungkil Kedelai 75
Feed)
Jagung Halus 50
Bekatul 270
Bungkil Cokelat 50
18
Calcit 15
Garam 20
DDGS Wheat 80
Molases 15
Jumlah 1000
pada Tabel 3.
nutrisi yaitu:
Makmur
Protein Kasar 16
Kadar Air 14
Abu Max 10
19
Ca 0,8—1
P 0,6—0,8
didapat. Hal ini mengakibatkan berubahnya produksi susu sapi pada setiap
konsumsi pakan yang biasa dikonsumsi berubah-ubah. Oleh sebab itu perlu
3. Pemberian Pakan
Pakan sapi perah menjadi faktor utama yang dapat mempengaruhi produksi dan
kualitas susu, serta bisa mempengaruhi kesehatan sapi, baik kesehatan tubuhnya
Pakan yang baik adalah pakan yang mengandung protein, karbohidrat, lemak,
vitamin dan mineral. Protein adalah unsur utama yang berguna bagi organ tubuh
Secara umum, pakan sapi perah adalah hijauan dan konsentrat sebagai pakan
penguat. Meskipun demikian, pemberian pakan harus sesuai dengan bobot badan
sapi, kadar lemak susu, dan produksi susunya terutama bagi sapi yang telah
pokok dan produksi, pakan yang diberikan kepada sapi perah yaitu hijauan ± 10%
Pemberian konsentrat sebaiknya 50% dari jumlah produksi susu yang dihasilkan,
karena konsentrat memiliki pengaruh terhadap produksi susu dan kadar berat
jenis susu, sedangkan kadar lemak susu dipengaruhi oleh kualitas hijauan yang
1. Pemberian Kolostrum
Pakan pedet umur satu sampai tujuh hari adalah kolostrum, setelah umur
dua minggu pedet dapat mulai dikenalkan dengan rumput dan makanan
setelah melahirkan sekitar 5-6 hari. Kolostrum sangat penting untuk pedet
kolostrum seawal mungkin sangat penting hal ini dinyatakan oleh Blakely
dan Bade (1994), bahwa sewaktu lahir pedet tidak memiliki kekebalan
minum kolostrum.
21
pertama, setelah 1,5 jam sampai dua hari kemudian dinamakan susu transisi
yang berasal dari induknya atau induk yang lain dengan catatan air susu
berada pada kondisi sehat. Kolostrum mengandung dua kali atau lebih
bahan kering dan total bahan padat, dua sampai tiga kali lebih banyak
mineral dan lima kali lebih banyak protein dari susu pada umumnya.
mungkin diberikan kepada pedet pada 18 jam usia pertama, hal ini bertujuan
Selama 1-2 minggu sejak lahir, pedet mengkonsumsi air susu sebagai
makanannya. Pedet secara umum mengkonsumsi air susu dua kali sehari
dari dot atau ember. Susu segar dapat digunakan sebagai pakan bagi pedet
dengan dosis 10 % dari bobot lahir pedet. Pemberian air susu yang kurang
dilakukan dua kali sehari yaitu pada 06.00 WIB dan 17.00 WIB. Sesuai
dengan pernyataan Aksi Agraris (1995) bahwa jumlah susu yang diberikan
22
pada pedet sebanyak 2-4 liter perhari. Setelah 1,5 bulan pemberian susu
sedikit demi sedikit dikurangi karena pedet harus dilatih dengan diberikan
3. Pemberian Hijauan
hijauan dengan jumlah yang banyak setelah disapih. Selain itu pemberian
ternak serta tidak memiliki kandungan racun ataupun toxin yang dapat
4. Pemberian Konsentrat
Pakan yang diberikan pada pedet di KPSM yaitu pakan hijauan dan calf
starter. Calf starter merupakan bahan pakan yang diberikan pada saat pedet
awal pertumbuhan yang padat gizi, rendah serat kasar dan bertekstur
mungkin, sehingga cepat diganti pakan padat. Fungsi calf starter dapat
tinggi. Kualitas calf starter yang baik yaitu mengandung Protein Kasar
(Ca) 0,6% dan Phospor (P) 0,4% hal ini dinyatakan oleh Siregar (1992).
Pemberian calf starter dapat dimulai sejak pedet umur 2 dan 3 minggu (fase
Sarono Makmur adalah 0,8-1 kg/ekor/hari untuk pedet berumur 1-2 bulan,
24
Hal ini sesuai dengan pernyataan Siregar (1992) yang menyatakan bahwa
0.5 kg atau 0.7 kg/ekor/hari atau pada bobot pedet 60 kg atau sekitar umur 1
sampai 2 bulan.
diberi susu yang diperah dari induk sendiri dimana susu di hitung terlebih
dahulu oleh peternak sebanyak 6 liter/ ekor/ hari, Susu diberikan dua kali
dalam satu hari pada pagi hari pada pukul 06.00 WIB dan sore hari pukul
17.00 WIB. Cara pemberian susu pada pedet di Koperasi Peternakan Sarono
perkembangan pedet. Menurut Tillman, dkk (1997), pedet yang tidak diberi
Heifer (sapi dara) adalah sapi perah betina yang merupakan calon induk sudah
dewasa kelamin sampai beranak pertama kali. Heifers yang terlalu gemuk
distochia. Heifers yang lebih tua dan terlalu gemuk akan lebih mudah
Heifers yang terlalu kurus juga akan mengalami penurunan fertilitas serta
dengan heifers yang bobot badannya berukuran ideal dan tumbuh secara baik.
Mulai umur 3 bulan pedet sudah dapat dikategorikan sebagai sapi perah dara
dan sudah dapat dikeluarkan dari kandang untuk melakukan gerakan badan di
tempat yang terlindung. Sapi dara yang tidak diberi kesempatan melakukan
pada badan akan mengalami pertumbuhan yang terhambat dan kelemahan pada
badan dan bagian kakinya mengingat hewan ini sejak kecil selau terkurung
bahkan terikat di dalam kandang pedet. Setelah berumur 3 bulan sapi dara
ekor, dengan jenis kelamin, umur dan berat badan yang seragam (Soetarno,
2003).
26
1. Pemberian Hijauan
jumlah 40-60 kg/ekor/hari yaitu pada pukul 16.00 WIB, 21.00 WIB, dan
03.00 WIB. Hijauan yang biasa diberikan oleh peternak antara lain yaitu,
potong biasanya tidak terbuang karena sapi tidak akan memilih makanan
yang sudah tercampur antara yang tua dan yang muda. Sapi biasanya lebih
memilih hijauan dengan daun yang masih muda dan juga segar, sehingga
daun dan batang yang sudah tua terbuang tidak dimakan. Ternak yang diberi
2. Pemberian Konsentrat
Konsentrat yang digunakan peternak anggota KPSM untuk sapi dara adalah
bahan formulasi yang berasal dari produksi unit pabrik pakan ternak yang
sehari pada pukul 13.00 WIB, 20.00 WIB, dan 02.00 WIB sebanyak 4
kg/ekor/hari.
27
Untuk sapi dara lepas sapih (umur 3 bulan-6 bulan), pemberian pakan starter
komposisi pakan protein kasar lebih dari 16 % dan TDN lebih dari 70%.
Sapi dara berumur 6 bulan keatas sudah mampu mencerna bahan makanan
dua jam. Selain itu, pakan yang diberikan kepada ternak sesuai dengan
kebutuhan nutrisinya dalam keadaan fresh feed yaitu pakan keadaan segar
Wattiaux (2003) menjelaskan bahwa pemberian air bersih yang segar harus
tersedia secepat mungkin pada saat pakan diberikan, konsumsi dari bahan
kering ditingkatkan oleh konsumsi air yang diberikan. Pemberian air minum
dump tank agar selalu dalam keadaan penuh. Pemberian air minum di
Masa laktasi adalah masa sapi sedang berproduksi. Sapi mulai memproduksi
susu setelah beranak. Kira-kira setengah jam setelah sapi itu melahirkan,
produksi susu sudah keluar. Saat itulah disebut masa laktasi dimulai. Masa
laktasi dimulai sejak sapi itu berproduksi sampai sapi tersebut dikeringkan
10 bulan atau kurang lebih 305 hari, setelah dikurangi hari-hari untuk
ini diawali dengan produksi colostrum 4 – 5 hari, sehingga produksi susu biasa
berlangsung 309 hari – 4 = 305 hari. Akan tetapi produksi seekor sapi pada
umumnya diawali dengan volume yang relatif rendah, kemudian sedikit demi
sedikit meningkat naik sampai bulan kedua, dan mencapai puncaknya pada
laktasi ini diikuti dengan peningkatan kadar lemak di dalam air susu.
Sapi perah pada awal laktasi kebutuhan energinya tinggi untuk menunjang
produksi susu yang mulai naik. Kebutuhan energi yang tinggi untuk menunjang
intakepakan sapi yang baru melahirkan masih rendah , sehingga sapi akan
energi tubuh karena konsumsi pakan tidak dapat menunjang kebutuhan untuk
produksi susu . Akibat mobilisasi cadangan energi tubuh , maka berat badan
sapi pada awal laktasi cenderung turun . Permasalahan yang sering timbul
29
akan mempengaruhi produksi susu dan kualitas susu yang di hasilkan . Strategi
pemberian pakan yang dapat dilakukan untuk sapi pada kondisi ini adalah
bertahap 0,5 - 1 kg / hari tetapi tidak lebih dari 65 % BK, karena kandungan
pakan dalam konsentrat yang kandungan energinya tinggi, dan kurangi situasi
strees.
1. Pemberian Hijauan
bobot hidup. Kualitas rumput atau hijauan akan mempengaruhi kualitas susu
frekuensi pemberian tiga kali yaitu pada pukul 16.00 WIB, 21.00 WIB, dan
03.00 WIB.
2. Pemberian Konsentrat
nutrisi utama, mengandung protein lebih dari 20% dan serat kasar kurang
dari 18%, energi tinggi berperan sebagai penutup kekurangan zat makanan
kadar berat jenis susu dan produksi, sehingga semakin tinggi nilai gizi
konsentrat, berat jenis susu akan tinggi dan susu yang dihasilkan akan
(Mortenson dan Joergenson, 1974). Kondisi tubuh dan produksi susu yang
kebutuhan. Kebutuhan sapi perah akan nutrien tergantung pada bobot sapi
Konsentrat yang diberikan di KPSM adalah sekitar 1-2 % dari bobot tubuh
atau 5-10 kg/ekor/hari dan frekuensi pemberian tiga kali sehari sebelum
pemerahan yaitu pada pukul 14.00 WIB, 20.00 WIB, dan 02.00 WIB.
Tubuh ternak terdiri dari 70-80% air, oleh karena itu air merupakan bahan
pada ternak sapi dapat terpenuhi melalui tiga sumber: yaitu air minum, air
yang terkandung di dalam pakan dan air yang berasal dari proses
air 3-6 liter per 1 kg pakan kering. Dengan demikian untuk menjaga agar
31
kebutuhan air dalam tubuh ternak tetap terpenuhi sepanjang waktu, maka air
Wattiaux (2003) menjelaskan bahwa pemberian air bersih yang segar harus
tersedia secepat mungkin pada saat pakan diberikan, konsumsi dari bahan
kering ditingkatkan oleh konsumsi air yang diberikan. Pemberian air minum
dump tank agar selalu dalam keadaan penuh. Pemberian air minum di
KPSM dilakukan secara add libitum. Air minum diberikan secara otomatis
yaitu air yang mengurang dari tempat minum akan mengisi kembali secara