Disusun Oleh :
XII MIPA 6
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul "Laporan Hasil Wawancara Unggas Petelur: Ayam
Kampung (Gallus domesticus)".
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran PKWU di SMA Negeri 5 Kota
Serang. Dalam makalah ini, penulis melakukan wawancara dengan Bapak Drs. M Yusuf, selaku
peternak ayam kampung di Kota Serang. Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut mengenai unggas petelur, khususnya ayam kampung.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. M Yusuf, yang telah bersedia
memberikan informasi dan bimbingan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Hernita Pramesti, S.Pd, selaku pembimbing mata pelajaran PKWU di sekolah
tersebut, yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ...............................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH ...........................................................................................6
1.3 TUJUAN PENELITIAN ............................................................................................6
1.4 MANFAAT PENELITIAN .........................................................................................6
BAB II .....................................................................................................................................7
LANDASAN TEORI ...........................................................................................................7
2.1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN TERNAK
AYAM KAMPUNG .........................................................................................................8
BAB III ..................................................................................................................................19
PEMBAHASAN ................................................................................................................19
3.1 PEMBAHASAN WAWANCARA DAN HASIL PENGAMATAN ..........................19
BAB IV ..................................................................................................................................22
PENUTUP .........................................................................................................................22
4.1 KESIMPULAN ........................................................................................................22
4.2 LAMPIRAN .............................................................................................................25
3
BAB I
PENDAHULUAN
Unggas petelur adalah unggas yang dipelihara untuk diambil telurnya. Unggas
petelur yang paling umum dibudidayakan di Indonesia adalah ayam. Ayam petelur
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu ayam petelur ringan dan ayam petelur medium.
Ayam kampung adalah jenis ayam yang umumnya dipelihara untuk konsumsi
daging dan telurnya. Ayam kampung memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan ayam
petelur. Mereka memiliki karakteristik yang lebih tahan terhadap lingkungan dan
cenderung memiliki perilaku yang kurang nervosa dibandingkan ayam petelur. Ciri-
ciri ayam kampung meliputi tubuh yang cenderung lebih berisi, jengger dan pial
yang relatif lebih kecil, dan kemampuan untuk mengeram.
4
jumlah telur tetap ada. Para peternak sering kali mengandalkan metode konvensional
yang melibatkan pekerjaan manual yang cukup intensif. Oleh karena itu,
penerapan sistem otomasi dalam membersihkan kotoran dan memonitor jumlah telur
dapat memberikan bantuan signifikan kepada para peternak ayam kampung. Sistem
otomasi dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam usaha
peternakan ayam kampung, serta memberikan informasi yang akurat terkait produksi
telur harian.
5
1.2 RUMUSAN MASALAH
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Wiharto (2002) ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang
dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Suprijatna (2005) menyatakan bahwa ayam
pada awalnya berasal dari ayam hutan liar yang ditangkap dan dipelihara, serta dapat
bertelur cukup banyak. Amrullah (2004) menyatakan bahwa ayam petelur merupakan
ayam yang dipelihara dan diseleksi khususnya untuk menghasilkan telur. Galur atau
strain ayam yang ada saat ini dapat berasal lebih dari satu bangsa. Umumnya tipe ringan
berasal dari bangsa White leghorn, tipe medium dari bangsa Rhode Island Red dan
Barred Plymouth Rock serta tipe berat dari bangsa New Hompshire, White Plymouth
Rock dan Cornish. Hirarki klasifikasi ayam menurut Rose (2001) adalah sebagai
berikut : Kingdom Animalia, Sub Kingdom Metazoa, Phylum Chordata, Sub Phylum
Vertebrata, Divisi Carinathae, Kelas Aves, Ordo Galliformes, Family Phasianidae,
Genus Gallus dan Spesies Gallus domesticus. Keunggulan ayam petelur adalah sebagai
berikutlaju pertumbuhan dan pencapaian dewasa kelamin lebih cepat, kemampuan
berproduksi lebih tinggi, nilai konversi pakan atau kemampuan dalam memanfaatkan
ransum lebih baik, periode bertelur lebih panjang (Sudarmono,2003). Berdasarkan
tipenya, ayam ras petelur dibedakan menjadi dua yaitu tipe ringan dan tipe sedang
(Abidin, 2004). Yuwanta (2004) menyatakan bahwa ayam ras petelur tipe ringan
dikembangkan khusus untuk menghasilkan telur selama masa produksi dan dijual
sebagai ayam afkir yang harga dagingnya sangat murah. Scannes et al. (2005)
menyatakan bahwa ciri-ciri ayam tipe ringan adalah badannya ramping, postur tubuh
kecil dan 5 telur berwarna putih yang ukurannya lebih kecil dari ayam ras petelur tipe
sedang. Menurut Abidin (2004), ayam ras petelur tipe sedang mempunyai postur tubuh
yang cukup besar dan pada akhir masa produksi dan bisa dijual sebagai ayam pedaging.
Telur yang dihasilkan berwarna cokelat dan ukurannya lebih besar. Ayam tipe sedang
ini disebut juga tipe dwiguna
7
Menurut Agus dan Subiska (2008), gambut diklafikasikan berdasarkan berbagai sudut
pandang, diantaranya dari tingkat kematangan. Berdasarkan tingkat kematangannya, gambut
dapat dibedakan menjadi : 1).Gambut saprik (matang) adalah gambut yang sudah melapuk
lanjut dan bahan asalnya tidak diketahui, berwarna cokelat tua sampai hitam dan bila remas
kandungan seratnya 15%. 2). Gambut hemik (setengah matang) adalah gambut setengah lapuk,
sebagian bahan asalnya masih bisa dikenali, berwarna cokelat dan bila diremas seratnya sekitar
15-75%. 3). Gambut fibrik (mentah) adalah gambut yang belum melapuk, bahan asalnya masih
bisa dikenali berwarna cokelat dan bila diremas di atas 75% seratnya masih tersisa. Menurut
Agus dan Subiksa (2008) berdasarkan proses dan lokasi pembentukkannya, gambut dibagi
menjadi1). Gambut pantai yakni gambut yang terbentuk dekat pantai laut dan mendapat
pengayaan mineral dari air laut. 2). Gambut pedalaman adalah gambut yang terbentuk di daerah
yang tidak dipengaruhi oleh pasang surut air laut tetapi hanya oleh air hujan. 3). Gambut
transisi adalah gambut yang terbentuk di antara kedua wilayah tersebut, yang secara tidak
langsung dipengaruhi oleh air pasang laut.
Materi di atas membahas tentang penentuan lokasi kandang dalam konteks usaha
peternakan ayam di Indonesia. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan ternak ayam kampung:
8
2.1.1 PENENTUAN LOKASI KANDANG
Berdasarkan survei pasar, ayam petelur merupakan salah satu jenis unggas yang produk
budidayanya laku di pasaran. Hal ini dikarenakan permintaan telur ayam yang tinggi
dan harga telur ayam yang cenderung naik dari waktu ke waktu. Selain itu, daging
ayam juga mulai dilirik pengusaha kuliner.
9
Ayam petelur mulai bertelur saat berumur 22 minggu dan masa produktifnya
berlangsung sekitar 80-90 minggu. Untuk memulai beternak ayam petelur, dibutuhkan
luas lahan sekitar 100 m2 untuk memelihara 1.000 ekor.
• Permintaan telur ayam yang tinggi dan harga telur ayam yang cenderung naik
dari waktu ke waktu.
• Ayam petelur mulai bertelur saat berumur 22 minggu dan masa produktifnya
berlangsung sekitar 80-90 minggu.
Jenis Kandang:
Terdapat dua jenis kandang, yaitu kandang tertutup (closed house) dan kandang
terbuka (open house), masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya.
Kandang tertutup memerlukan perhatian khusus terhadap suhu udara, kelembaban, dan
kecepatan angin melalui sistem pendingin.
Kriteria lokasi kandang yang baik mencakup arah kandang, keadaan tanah yang datar,
ketersediaan listrik, air tanah yang mencukupi, akses jalan yang baik, dan lahan yang
tidak terhalang oleh pohon atau bangunan.
10
• Instalasi air minum, tempat pakan, dan sistem listrik merupakan komponen
penting yang harus diperhatikan.
• Penggunaan lampu pijar untuk pemanasan di kandang.
• Pemilihan dan pemasangan tirai berfungsi sebagai penahan dingin dan harus
mudah digulung.
• Alas litter dapat berupa terpal plastik yang dapat dicuci dan digunakan kembali.
• Pemanas dapat menggunakan listrik, gas, batu bara, atau minyak tanah.
• Penggunaan indukan (brooder guard) untuk melindungi dan memberikan suhu
ideal kepada anak ayam.
Peralatan Lainnya:
• Bak celup kaki sebagai langkah disinfeksi sebelum masuk ke kandang untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan ternak.
• Pemilihan bahan dan desain kandang yang fungsional dan efisien dapat
meningkatkan pendapatan peternak.
Untuk peternakan yang efektif, anak ayam bisa didapat dengan membeli DOC (Day
Old Chicken) / anak ayam yang baru menetas. Cara lain dengan menetaskan sendiri
menggunakan mesin penetas.
11
Jika pilihannya adalah membeli DOC ayam kampung, pertimbangkan jumlah yang
hendak anda beli dengan luasan kandang pembesaran yang anda punya. Jangan lupa
pula pertimbangkan aspek modal karena ini berkaitan dengan belanja pakan. Cara ini
lebih efektif ketimbang menetaskan sendiri.
Untuk menetaskan sendiri, berarti terlebih dulu anda harus mempunyai telur. Ini bisa
didapat dari induk ayam betina yang anda punya atau membeli dari peternak lain.
Kelemahan cara ini adalah, anda akan direpotkan dengan urusan pengadaan telur dalam
jumlah tertentu dan harus memiliki mesin penetas telur.
Di luar pilihan membeli DOC atau menetaskan telur sendiri, yang perlu anda
pertimbangkan juga adalah pemilihan jenis bibit anaknya ayamnya.
Keberhasilan usaha peternakan sebagian besar ditentukan oleh faktor pakan. Sehingga
tidak heran jika pakan menempati lebih dari 70% dari biaya produksi. Artinya, pakan
merupakan komponen dominan dalam usaha ternak ayam.
Demikian juga untuk ayam kampung. Meskipun sebagai usaha sampingan, pakan ayam
kampung juga harus diperhatikan. Hal ini agar usaha yang kita jalani dapat optimal
menghasilkan keuntungan.
Pakan untuk ayam memang cenderung sederhana, tapi bukan berarti boleh diberikan
sembarangan kualitasnya. Ayam yang gemuk dan sehat mendapat nutrisi dari pakan
yang baik dan mengandung zat-zat yang dibutuhkan.
Selain itu, kebutuhan pakan yang tepat gizi yakni seimbang antara protein, lemak, serat
kasar, vitamin dan asam amino sangat menentukan tumbuh kembang ayam.
12
Untuk menyiasati mahalnya pakan ternak, peternak bisa meramu pakan buatan sendiri.
Ayam kampung membutuhkan pakan yang mengandung protein kasar 12 % dan energi
sebesar 2500 kkal/kg.
Pakan untuk ayam umur 0-2 bulan bisa menggunakan pakan ayam broiler (tersedia
dipasaran). Untuk umur ayam 2- 4 bulan bisa diberikan pakan ayam broiler dicampur
dengan dedak dan jagung dengan perbandingan 1:3:1.
Untuk ayam dengan umur diatas 4 bulan, bisa diberikan campuran antara pakan ayam
layer (ayam petelur yang tersedia di pasaran) dan dedak atau jagung dengan
perbandingan 1:2. Berikan pula hijauan sebanyak 20 % dari kebutuhan pakannya.
Kebutuhan pakan sekitar 7-8 gram per hari, bisa diberikan 2-3 kali sehari.
Untuk ayam yang masuk periode bertelur, biasanya umur lebih dari 6 bulan, berikan
pakan berupa campuran dari pakan ayam layer dan dedak dengan perbandingan 1:1 dan
tambahkan hijauan sebayak 25 % dari kebutuhan pakannya. Kebutuhan pakan untuk
periode ini 85 gram per hari, bisa diberikan 2-3 kali sehari.
A. Kriteria Penting:
13
• Sinar matahari mudah masuk ke kandang, dan kebersihan kandang dapat
dipertahankan.
B. Pengendalian Penyakit:
• ND (Newcastle Disease):
14
Pencegahan: Sanitasi kandang yang baik.
• IV. Mareks:
• V. Ngorok (Snot):
Dengan pemahaman dan tindakan yang tepat dalam pengelolaan kesehatan unggas,
peternak dapat mengurangi risiko penyakit, meminimalkan kerugian ekonomi, dan
menjaga produktivitas ternak. Sanitasi yang baik dan penerapan langkah pencegahan
menjadi kunci keberhasilan dalam beternak ayam pada skala rumah tangga.
Persiapan Kandang:
15
Penimbangan Ayam:
Proses Pengepulan:
• Boks berisi ayam dimasukkan ke dalam bak truk atau lubang ventilasi.
• Boks ditata dengan cermat untuk mengurangi risiko cedera pada ayam.
• Boks dibawa ke pengepul atau tempat pemotongan ayam.
16
Proses Pemotongan Ayam:
• Peralatan termasuk pisau, golo pemotong daging, baskom atau panci besar, air
panas, dan air bersih.
• Pisau dan golo dipersiapkan untuk pemotongan daging.
Langkah-langkah Pemotongan:
• Ayam digantung dengan posisi kaki di atas untuk memudahkan pemotongan.
• Ayam dipotong dan dibiarkan hingga darah berhenti mengalir.
• Ayam direndam dalam air panas selama 3-4 menit untuk memudahkan
pencabutan bulu.
• Bulu dicabut hingga bersih.
• Daging ayam dibersihkan dengan air bersih.
• Bagian selain daging (ceker, kepala, usus) dipisahkan dan dikumpulkan.
• Daging dimasukkan ke dalam air bersuhu rendah atau berpendingin sebelum
dijual
1. Keluarkan seluruh peralatan dari dalam kandang seperti tempat pakan dan minum.
17
2. Cuci peralatan tersebut dengan sabun dan air bersih.
3. Jemur peralatan hingga kering dan simpan sebelum digunakan lagi.
1. Jika menggunakan kandang postal/litter, keluarkan sekam dan sapu bersih kandang
dari sekam.
2. Jika kandang tipe panggung, bersihkan kotoran di kolong kandang.
1. Bersihkan perlengkapan pendukung seperti kap lampu pemanas dan keluarkan lampu
pemanas dari kandang.
1. Semprot seluruh bagian di dalam kandang dengan air bersih dan biarkan beberapa
saat.
2. Sikat seluruh bagian dalam kandang.
3. Semprot dengan air bertekanan tinggi untuk melepaskan kotoran yang menempel.
Penggunaan Desinfektan:
1. Siramkan larutan soda api ke seluruh bagian kandang untuk membunuh bakteri.
2. Dosis soda api yang digunakan sekitar 20 gram per meter persegi.
18
BAB III
PEMBAHASAN
Ayam kampung dipilih sebagai unggas petelur karena memiliki beberapa keunggulan,
yaitu:
19
3. Pembuatan Kandang dan Sarana Lain
4. Pengadaan Bibit
• Ada dua metode pemilihan bibit ayam, yaitu manual dan menggunakan mesin
penetas telur ayam
• Gak sedikit juga yang lebih suka memilih bibit yang sudah menetas dan
dipisahkan dari induknya, kemudian induknya dimandiin dan dikeringkan
sebelum dipelihara kembali supaya mempercepat proses peneluran selanjutnya.
5. Pemberian Pakan
20
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan kerugian
dalam budidaya ayam kampung. Pencegahan hama dan penyakit dapat dilakukan
dengan cara:
7. Pemanenan Ayam
Ayam kampung siap dipanen pada usia 30-60 hari. Ayam yang siap panen memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
8. Pembersihan Kandang
Pembersihan kandang harus dilakukan secara rutin untuk menjaga kebersihan kandang
dan mencegah penyebaran penyakit. Pembersihan kandang dapat dilakukan dengan
cara:
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa peternakan ayam petelur dan
ayam kampung merupakan usaha yang memerlukan perencanaan dan pemahaman
mendalam terhadap berbagai aspek, mulai dari pemilihan lokasi kandang hingga
manajemen pakan dan kesehatan ternak. Berikut adalah beberapa kesimpulan utama:
Lokasi Kandang:
Jenis Unggas:
Ayam petelur, dengan karakteristiknya yang lebih ringan dan fokus pada produksi telur,
memerlukan perawatan yang berbeda dengan ayam kampung yang lebih tahan terhadap
lingkungan dan dapat memberikan produk daging dan telur.
22
Peralatan dan Sarana:
Penggunaan peralatan yang tepat, seperti instalasi air minum, tempat pakan, listrik,
tirai, alas litter, pemanas, dan peralatan lainnya, menjadi kunci dalam memastikan
kandang berfungsi secara optimal.
Pencegahan hama dan penyakit melalui praktek kebersihan, vaksinasi, dan pemantauan
kesehatan ayam secara rutin sangat penting untuk menjaga keberhasilan peternakan.
Ayam kampung siap panen pada usia tertentu, dengan ciri-ciri bobot badan, bulu, dan
telur yang sesuai. Pembersihan kandang secara rutin juga merupakan langkah penting
dalam menjaga kebersihan dan kesehatan ternak.
Dalam era modern, penggunaan sistem otomasi, seperti pembersihan kotoran otomatis
dan penghitungan telur secara otomatis, dapat meningkatkan efisiensi operasional
peternakan.
Kesadaran Pasar:
Permintaan masyarakat terhadap produk ayam kampung dan telur ayam meningkat,
terutama dengan peningkatan kesadaran akan konsumsi makanan yang sehat dan
berkualitas.
23
Pengembangan Strategi:
Dengan menyelaraskan berbagai aspek ini, peternakan ayam dapat menjadi usaha yang
berkelanjutan dan menguntungkan. Dalam pengelolaan peternakan, keseimbangan
antara kebutuhan ternak, kondisi lingkungan, dan faktor ekonomi menjadi kunci
keberhasilan.
24
4.2 LAMPIRAN
25