Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN HASIL WAWANCARA UNGGAS PETELUR

AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus)

Disusun Oleh :

• Dimas Panca Pamungkas • Kasjaya


• Jovita Meylinawati • Ahmad Farhan
• Arsista Khaila Maharani • Muhammad Fathir Andaras
• Aldwi Rachmawati Mulyani • Rizky Hidayaturohman
• Jesica • Fahmi Idris

XII MIPA 6

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul "Laporan Hasil Wawancara Unggas Petelur: Ayam
Kampung (Gallus domesticus)".

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran PKWU di SMA Negeri 5 Kota
Serang. Dalam makalah ini, penulis melakukan wawancara dengan Bapak Drs. M Yusuf, selaku
peternak ayam kampung di Kota Serang. Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut mengenai unggas petelur, khususnya ayam kampung.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. M Yusuf, yang telah bersedia
memberikan informasi dan bimbingan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Hernita Pramesti, S.Pd, selaku pembimbing mata pelajaran PKWU di sekolah
tersebut, yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Serang, 17 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ...............................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH ...........................................................................................6
1.3 TUJUAN PENELITIAN ............................................................................................6
1.4 MANFAAT PENELITIAN .........................................................................................6
BAB II .....................................................................................................................................7
LANDASAN TEORI ...........................................................................................................7
2.1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN TERNAK
AYAM KAMPUNG .........................................................................................................8
BAB III ..................................................................................................................................19
PEMBAHASAN ................................................................................................................19
3.1 PEMBAHASAN WAWANCARA DAN HASIL PENGAMATAN ..........................19
BAB IV ..................................................................................................................................22
PENUTUP .........................................................................................................................22
4.1 KESIMPULAN ........................................................................................................22
4.2 LAMPIRAN .............................................................................................................25

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Unggas petelur adalah unggas yang dipelihara untuk diambil telurnya. Unggas
petelur yang paling umum dibudidayakan di Indonesia adalah ayam. Ayam petelur
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu ayam petelur ringan dan ayam petelur medium.

Ayam kampung adalah jenis ayam yang umumnya dipelihara untuk konsumsi
daging dan telurnya. Ayam kampung memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan ayam
petelur. Mereka memiliki karakteristik yang lebih tahan terhadap lingkungan dan
cenderung memiliki perilaku yang kurang nervosa dibandingkan ayam petelur. Ciri-
ciri ayam kampung meliputi tubuh yang cenderung lebih berisi, jengger dan pial
yang relatif lebih kecil, dan kemampuan untuk mengeram.

Keberadaan ayam kampung menjadi pilihan yang baik, terutama dengan


peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi produk makanan yang
sehat dan bergizi. Daging ayam kampung memiliki cita rasa yang lezat, dan telurnya
dianggap memiliki nilai gizi yang tinggi. Permintaan akan produk ayam kampung
juga dapat meningkat, baik untuk konsumsi lokal maupun kebutuhan ekspor.

Meskipun ayam kampung memiliki kelebihan dalam ketahanan dan sifat


alamiahnya, tantangan dalam hal membersihkan kotoran ayam dan memonitor

4
jumlah telur tetap ada. Para peternak sering kali mengandalkan metode konvensional

yang melibatkan pekerjaan manual yang cukup intensif. Oleh karena itu,
penerapan sistem otomasi dalam membersihkan kotoran dan memonitor jumlah telur
dapat memberikan bantuan signifikan kepada para peternak ayam kampung. Sistem
otomasi dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam usaha
peternakan ayam kampung, serta memberikan informasi yang akurat terkait produksi
telur harian.

Ayam kampung memiliki keunggulan dalam hal ketahanan terhadap


lingkungan dan perilaku yang lebih alamiah. Mereka cenderung lebih adaptif
terhadap kondisi lingkungan sekitar dan memiliki kemampuan untuk mengeram,
yang merupakan fitur yang kurang dimiliki oleh ayam petelur. Selain itu, daging
ayam kampung dianggap memiliki kualitas rasa yang lebih lezat dan kandungan
nutrisi yang baik.

Namun, dalam praktiknya, peternak ayam kampung masih dihadapkan pada


tantangan dalam hal membersihkan kotoran ayam secara efisien dan
mengoptimalkan produksi telur. Metode konvensional yang melibatkan pekerjaan
manual dapat menjadi pekerjaan yang melelahkan dan tidak efisien, terutama dalam
skala peternakan yang lebih besar.

5
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan budidaya ayam


kampung?
2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas ayam kampung?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas ayam kampung

2. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan produktivitas ayam kampung

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian untuk mengetahui bagaimana untuk beternak ayam kampung


yangbaik dan benar, apa saja yang dipersiapkan dan beberapa antisipasi untuk hal-hal
yang tidak diinginkan kedepannya.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

Menurut Wiharto (2002) ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang
dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Suprijatna (2005) menyatakan bahwa ayam
pada awalnya berasal dari ayam hutan liar yang ditangkap dan dipelihara, serta dapat
bertelur cukup banyak. Amrullah (2004) menyatakan bahwa ayam petelur merupakan
ayam yang dipelihara dan diseleksi khususnya untuk menghasilkan telur. Galur atau
strain ayam yang ada saat ini dapat berasal lebih dari satu bangsa. Umumnya tipe ringan
berasal dari bangsa White leghorn, tipe medium dari bangsa Rhode Island Red dan
Barred Plymouth Rock serta tipe berat dari bangsa New Hompshire, White Plymouth
Rock dan Cornish. Hirarki klasifikasi ayam menurut Rose (2001) adalah sebagai
berikut : Kingdom Animalia, Sub Kingdom Metazoa, Phylum Chordata, Sub Phylum
Vertebrata, Divisi Carinathae, Kelas Aves, Ordo Galliformes, Family Phasianidae,
Genus Gallus dan Spesies Gallus domesticus. Keunggulan ayam petelur adalah sebagai
berikutlaju pertumbuhan dan pencapaian dewasa kelamin lebih cepat, kemampuan
berproduksi lebih tinggi, nilai konversi pakan atau kemampuan dalam memanfaatkan
ransum lebih baik, periode bertelur lebih panjang (Sudarmono,2003). Berdasarkan
tipenya, ayam ras petelur dibedakan menjadi dua yaitu tipe ringan dan tipe sedang
(Abidin, 2004). Yuwanta (2004) menyatakan bahwa ayam ras petelur tipe ringan
dikembangkan khusus untuk menghasilkan telur selama masa produksi dan dijual
sebagai ayam afkir yang harga dagingnya sangat murah. Scannes et al. (2005)
menyatakan bahwa ciri-ciri ayam tipe ringan adalah badannya ramping, postur tubuh
kecil dan 5 telur berwarna putih yang ukurannya lebih kecil dari ayam ras petelur tipe
sedang. Menurut Abidin (2004), ayam ras petelur tipe sedang mempunyai postur tubuh
yang cukup besar dan pada akhir masa produksi dan bisa dijual sebagai ayam pedaging.
Telur yang dihasilkan berwarna cokelat dan ukurannya lebih besar. Ayam tipe sedang
ini disebut juga tipe dwiguna

7
Menurut Agus dan Subiska (2008), gambut diklafikasikan berdasarkan berbagai sudut
pandang, diantaranya dari tingkat kematangan. Berdasarkan tingkat kematangannya, gambut
dapat dibedakan menjadi : 1).Gambut saprik (matang) adalah gambut yang sudah melapuk
lanjut dan bahan asalnya tidak diketahui, berwarna cokelat tua sampai hitam dan bila remas
kandungan seratnya 15%. 2). Gambut hemik (setengah matang) adalah gambut setengah lapuk,
sebagian bahan asalnya masih bisa dikenali, berwarna cokelat dan bila diremas seratnya sekitar
15-75%. 3). Gambut fibrik (mentah) adalah gambut yang belum melapuk, bahan asalnya masih
bisa dikenali berwarna cokelat dan bila diremas di atas 75% seratnya masih tersisa. Menurut
Agus dan Subiksa (2008) berdasarkan proses dan lokasi pembentukkannya, gambut dibagi
menjadi1). Gambut pantai yakni gambut yang terbentuk dekat pantai laut dan mendapat
pengayaan mineral dari air laut. 2). Gambut pedalaman adalah gambut yang terbentuk di daerah
yang tidak dipengaruhi oleh pasang surut air laut tetapi hanya oleh air hujan. 3). Gambut
transisi adalah gambut yang terbentuk di antara kedua wilayah tersebut, yang secara tidak
langsung dipengaruhi oleh air pasang laut.

2.1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN


TERNAK AYAM KAMPUNG

Materi di atas membahas tentang penentuan lokasi kandang dalam konteks usaha
peternakan ayam di Indonesia. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan ternak ayam kampung:

8
2.1.1 PENENTUAN LOKASI KANDANG

• Transportasi Mudah: Kandang sebaiknya dekat dengan jalan untuk


mempermudah pengadaan bibit, bahan pakan, obat-obatan, dan pemasaran hasil
ternak.
• Dekat Sumber Air: Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan sumber air untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari ternak.
• Jauh dari Keramaian: Kandang sebaiknya jauh dari keramaian agar ternak
tidak terganggu, mempengaruhi pertambahan berat badan, dan mengurangi
risiko gangguan.
• Dekat dengan Sumber Pakan: Kandang sebaiknya dekat dengan sumber
pakan untuk mengurangi biaya pengadaan pakan.
• Bebas dari Genangan Air: Lokasi kandang sebaiknya tidak mudah tergenang
air, agar tidak menjadi tempat berkembangnya bibit penyakit.
• Ada Ijin: Pentingnya memiliki surat izin usaha, terutama bagi peternak dengan
skala industri atau skala besar.
• Jumlah atau Populasi Ternak: Jumlah ternak akan mempengaruhi ukuran
kandang yang akan dibangun.
• Ketersediaan Bahan Baku: Ketersediaan bahan baku akan memengaruhi
konstruksi kandang, misalnya menggunakan kayu atau beton.

2.1.2 PENENTUAN JENIS UNGGAS

Berdasarkan survei pasar, ayam petelur merupakan salah satu jenis unggas yang produk
budidayanya laku di pasaran. Hal ini dikarenakan permintaan telur ayam yang tinggi
dan harga telur ayam yang cenderung naik dari waktu ke waktu. Selain itu, daging
ayam juga mulai dilirik pengusaha kuliner.

9
Ayam petelur mulai bertelur saat berumur 22 minggu dan masa produktifnya
berlangsung sekitar 80-90 minggu. Untuk memulai beternak ayam petelur, dibutuhkan
luas lahan sekitar 100 m2 untuk memelihara 1.000 ekor.

Keunggulan Budidaya Ayam Petelur

• Permintaan telur ayam yang tinggi dan harga telur ayam yang cenderung naik
dari waktu ke waktu.

• Daging ayam juga mulai dilirik pengusaha kuliner.

• Ayam petelur mulai bertelur saat berumur 22 minggu dan masa produktifnya
berlangsung sekitar 80-90 minggu.

2.1.3 PEMBUATAN KANDANG DAN SARANA LAIN

Jenis Kandang:

Terdapat dua jenis kandang, yaitu kandang tertutup (closed house) dan kandang
terbuka (open house), masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya.

Kandang tertutup memerlukan perhatian khusus terhadap suhu udara, kelembaban, dan
kecepatan angin melalui sistem pendingin.

Kriteria lokasi kandang yang baik mencakup arah kandang, keadaan tanah yang datar,
ketersediaan listrik, air tanah yang mencukupi, akses jalan yang baik, dan lahan yang
tidak terhalang oleh pohon atau bangunan.

Sarana Peralatan Kandang:

10
• Instalasi air minum, tempat pakan, dan sistem listrik merupakan komponen
penting yang harus diperhatikan.
• Penggunaan lampu pijar untuk pemanasan di kandang.
• Pemilihan dan pemasangan tirai berfungsi sebagai penahan dingin dan harus
mudah digulung.
• Alas litter dapat berupa terpal plastik yang dapat dicuci dan digunakan kembali.
• Pemanas dapat menggunakan listrik, gas, batu bara, atau minyak tanah.
• Penggunaan indukan (brooder guard) untuk melindungi dan memberikan suhu
ideal kepada anak ayam.

Peralatan Lainnya:

• Bak celup kaki sebagai langkah disinfeksi sebelum masuk ke kandang untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan ternak.
• Pemilihan bahan dan desain kandang yang fungsional dan efisien dapat
meningkatkan pendapatan peternak.

Dengan pemahaman mendalam terhadap berbagai aspek ini, peternak dapat


memastikan bahwa kandangnya sesuai dengan kebutuhan ayam dan mendukung
produktivitas serta kesehatan ternak. Keselarasan antara lingkungan kandang, peralatan
yang digunakan, dan manajemen peternakan menjadi kunci keberhasilan dalam
beternak ayam.

2.1.4 PENGADAAN BIBIT

Untuk peternakan yang efektif, anak ayam bisa didapat dengan membeli DOC (Day
Old Chicken) / anak ayam yang baru menetas. Cara lain dengan menetaskan sendiri
menggunakan mesin penetas.

11
Jika pilihannya adalah membeli DOC ayam kampung, pertimbangkan jumlah yang
hendak anda beli dengan luasan kandang pembesaran yang anda punya. Jangan lupa
pula pertimbangkan aspek modal karena ini berkaitan dengan belanja pakan. Cara ini
lebih efektif ketimbang menetaskan sendiri.

Untuk menetaskan sendiri, berarti terlebih dulu anda harus mempunyai telur. Ini bisa
didapat dari induk ayam betina yang anda punya atau membeli dari peternak lain.

Kelemahan cara ini adalah, anda akan direpotkan dengan urusan pengadaan telur dalam
jumlah tertentu dan harus memiliki mesin penetas telur.

Di luar pilihan membeli DOC atau menetaskan telur sendiri, yang perlu anda
pertimbangkan juga adalah pemilihan jenis bibit anaknya ayamnya.

2.1.5 PEMBERIAN PAKAN

Keberhasilan usaha peternakan sebagian besar ditentukan oleh faktor pakan. Sehingga
tidak heran jika pakan menempati lebih dari 70% dari biaya produksi. Artinya, pakan
merupakan komponen dominan dalam usaha ternak ayam.

Demikian juga untuk ayam kampung. Meskipun sebagai usaha sampingan, pakan ayam
kampung juga harus diperhatikan. Hal ini agar usaha yang kita jalani dapat optimal
menghasilkan keuntungan.

Pakan untuk ayam memang cenderung sederhana, tapi bukan berarti boleh diberikan
sembarangan kualitasnya. Ayam yang gemuk dan sehat mendapat nutrisi dari pakan
yang baik dan mengandung zat-zat yang dibutuhkan.

Selain itu, kebutuhan pakan yang tepat gizi yakni seimbang antara protein, lemak, serat
kasar, vitamin dan asam amino sangat menentukan tumbuh kembang ayam.

12
Untuk menyiasati mahalnya pakan ternak, peternak bisa meramu pakan buatan sendiri.
Ayam kampung membutuhkan pakan yang mengandung protein kasar 12 % dan energi
sebesar 2500 kkal/kg.

Berikut ini cara pemberian pakan untuk ayam kampung :

Pakan untuk ayam umur 0-2 bulan bisa menggunakan pakan ayam broiler (tersedia
dipasaran). Untuk umur ayam 2- 4 bulan bisa diberikan pakan ayam broiler dicampur
dengan dedak dan jagung dengan perbandingan 1:3:1.

Untuk ayam dengan umur diatas 4 bulan, bisa diberikan campuran antara pakan ayam
layer (ayam petelur yang tersedia di pasaran) dan dedak atau jagung dengan
perbandingan 1:2. Berikan pula hijauan sebanyak 20 % dari kebutuhan pakannya.
Kebutuhan pakan sekitar 7-8 gram per hari, bisa diberikan 2-3 kali sehari.

Untuk ayam yang masuk periode bertelur, biasanya umur lebih dari 6 bulan, berikan
pakan berupa campuran dari pakan ayam layer dan dedak dengan perbandingan 1:1 dan
tambahkan hijauan sebayak 25 % dari kebutuhan pakannya. Kebutuhan pakan untuk
periode ini 85 gram per hari, bisa diberikan 2-3 kali sehari.

2.1.6 PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

A. Kriteria Penting:

• Lahan pekarangan yang luas dengan tanaman atau rerumputan terpelihara.


• Kandang ditempatkan agak jauh dari rumah, semi-permanen, agar mudah
dipindah atau dibersihkan.
• Vaksinasi sesuai anjuran.

13
• Sinar matahari mudah masuk ke kandang, dan kebersihan kandang dapat
dipertahankan.

B. Pengendalian Penyakit:

• Penguburan dan pembakaran ayam yang mati akibat penyakit.


• Membersihkan kandang dan peralatan secara berkala.
• Pemberian obat cacing setiap 3 bulan.
• Menambahkan vitamin ke makanan dan air minum.
• Hindari memberi pakan yang sudah berjamur atau tengik.

Penanganan Beberapa Penyakit Unggas:

• ND (Newcastle Disease):

Penyebab: Virus ND pada ayam usia muda.


Penularan: Melalui lendir, kontak langsung, debu, dan peralatan tercemar.
Gejala: Gangguan pernafasan, hilangnya nafsu makan, anak ayam tampak lesu.
Pencegahan: Vaksinasi, sanitasi kandang yang baik.

• II. Avian Influenza (Flu Burung):

Penyebab: Virus influenza tipe A (H5N1).


Penularan: Kontak langsung, melalui kotoran dan sumber air tercemar.
Gejala: Kematian mendadak, lendir dari hidung, bengkak pada kepala dan mata.
Pencegahan: Karantina, pemisahan ayam yang sakit.

• III. CRD (Chronic Respiratory Disease):

Penyebab: Mycoplasma gallisepticum (MG) atau Mycoplasma synoviae (MS).


Gejala: Batuk-batuk, nafas berbunyi mengorok, keluar cairan dari hidung.
Penularan: Kontak langsung, melalui telur tetas, makanan, dan air minum.

14
Pencegahan: Sanitasi kandang yang baik.

• IV. Mareks:

Penyebab: Herpes type B pada ayam usia 1-4 bulan.


Penularan: Kontak langsung dan tidak langsung melalui pakan, air minum, atau kotoran
ayam.
Pencegahan: Vaksinasi setelah penetasan, sanitasi kandang.

• V. Ngorok (Snot):

Gejala: Ayam lesu, bersin-bersin, bengkak pada hidung dan mata.


Penularan: Kontak langsung, melalui udara, peralatan, pakan, dan air minum tercemar.
Pencegahan: Desinfeksi kandang, ventilasi yang memadai.

Dengan pemahaman dan tindakan yang tepat dalam pengelolaan kesehatan unggas,
peternak dapat mengurangi risiko penyakit, meminimalkan kerugian ekonomi, dan
menjaga produktivitas ternak. Sanitasi yang baik dan penerapan langkah pencegahan
menjadi kunci keberhasilan dalam beternak ayam pada skala rumah tangga.

2.1.7 PEMANENAN AYAM

Persiapan Kandang:

• Membuat suasana kandang senyaman mungkin.


• Proses penyekatan ayam secara bertahap untuk menghindari lumpuh dan over-
lapping.
• Penangkapan ayam dilakukan perlahan untuk menghindari cedera dan stres.
• Ayam diangkat dengan memegang kakinya dan menarik ke atas.

15
Penimbangan Ayam:

• Ayam ditimbang secara berkelompok (4-5 ekor) setelah diikat.


• Penimbangan dilakukan dengan timbangan yang sudah ditera.
• Penimbangan dilakukan pada sore hingga malam untuk menghindari tingkat
stres yang tinggi.
• Ayam dimasukkan ke dalam boks atau keranjang secara hati-hati

Proses Pengepulan:

• Boks berisi ayam dimasukkan ke dalam bak truk atau lubang ventilasi.
• Boks ditata dengan cermat untuk mengurangi risiko cedera pada ayam.
• Boks dibawa ke pengepul atau tempat pemotongan ayam.

Pencatatan dan Verifikasi:

• Mencatat jumlah ayam yang ditangkap dan ditimbang.


• Mencatat hasil timbangan secara akurat.
• Verifikasi ulang data timbangan untuk menghindari kesalahan.

Pemanfaatan Produk Sampingan:

• Kotoran ayam dapat digunakan sebagai pupuk kandang.


• Harus membuat lubang sebelum memberikan pupuk agar tidak hilang saat
hujan.

16
Proses Pemotongan Ayam:

Persiapan Peralatan dan Bahan:

• Peralatan termasuk pisau, golo pemotong daging, baskom atau panci besar, air
panas, dan air bersih.
• Pisau dan golo dipersiapkan untuk pemotongan daging.

Langkah-langkah Pemotongan:
• Ayam digantung dengan posisi kaki di atas untuk memudahkan pemotongan.
• Ayam dipotong dan dibiarkan hingga darah berhenti mengalir.
• Ayam direndam dalam air panas selama 3-4 menit untuk memudahkan
pencabutan bulu.
• Bulu dicabut hingga bersih.
• Daging ayam dibersihkan dengan air bersih.
• Bagian selain daging (ceker, kepala, usus) dipisahkan dan dikumpulkan.
• Daging dimasukkan ke dalam air bersuhu rendah atau berpendingin sebelum
dijual

Pengolahan Produk Sampingan:


• Bagian selain daging yang dipisahkan akan dijual terpisah.
• Daging ditiriskan dan dimasukkan ke dalam kantong plastik jika akan dilepas
ke pasar daging.
2.1.8 PEMBERSIHAN KANDANG

Persiapan dan Pengeluaran Peralatan:

1. Keluarkan seluruh peralatan dari dalam kandang seperti tempat pakan dan minum.

17
2. Cuci peralatan tersebut dengan sabun dan air bersih.
3. Jemur peralatan hingga kering dan simpan sebelum digunakan lagi.

Pembersihan Sekam dan Kotoran:

1. Jika menggunakan kandang postal/litter, keluarkan sekam dan sapu bersih kandang
dari sekam.
2. Jika kandang tipe panggung, bersihkan kotoran di kolong kandang.

Pembersihan Perlengkapan Pendukung:

1. Bersihkan perlengkapan pendukung seperti kap lampu pemanas dan keluarkan lampu
pemanas dari kandang.

Pembersihan Umum Kandang:

1. Semprot seluruh bagian di dalam kandang dengan air bersih dan biarkan beberapa
saat.
2. Sikat seluruh bagian dalam kandang.
3. Semprot dengan air bertekanan tinggi untuk melepaskan kotoran yang menempel.

Penggunaan Desinfektan:

1. Semprotkan desinfektan dengan air, campurannya adalah 17 ml desinfektan per 10


liter air.
2. Pastikan seluruh bagian kandang terkena desinfektan.
3. Proses penyemprotan dilakukan hingga kandang benar-benar bersih.

Penggunaan Soda Api:

1. Siramkan larutan soda api ke seluruh bagian kandang untuk membunuh bakteri.
2. Dosis soda api yang digunakan sekitar 20 gram per meter persegi.

Penyelesaian dan Pengeringan:

1. Biarkan kandang hingga benar-benar kering setelah serangkaian proses pencucian


selesai dilakukan.

18
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PEMBAHASAN WAWANCARA DAN HASIL PENGAMATAN

Setelah melakukan wawancara, kami mendapatkan banyak sekali informasi


penting seputar dunia Peternakan Ayam Kampung. Mulai dari penentuan lokasi
kandang hingga bagaimana cara membersikan kandang itu sendiri, semuanya dibahas
tuntas. Adapaun hasil waawancara kemarin yang akan kami sampaikan berikut :

1. Penentuan Lokasi Kandang

Lokasi kandang harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:

• Tersedia sumber air bersih


• Berada di tempat yang tidak terlalu panas
• Terlindung dari angin kencang
• Tidak berada di daerah banjir

2. Penentuan Jenis Unggas

Ayam kampung dipilih sebagai unggas petelur karena memiliki beberapa keunggulan,
yaitu:

• Lebih mudah dipelihara


• Lebih tahan terhadap penyakit
• Memiliki produktivitas yang tinggi

19
3. Pembuatan Kandang dan Sarana Lain

Kandang ayam kampung harus memenuhi persyaratan, yaitu:

• Luas kandang disesuaikan dengan jumlah ayam yang dipelihara

• Kandang harus memiliki ventilasi yang baik

• Kandang harus memiliki tempat berteduh

• Kandang harus memiliki alas yang menyerap kotoran ayam

4. Pengadaan Bibit

Pemilihan Bibit Ayam:

• Ada dua metode pemilihan bibit ayam, yaitu manual dan menggunakan mesin
penetas telur ayam
• Gak sedikit juga yang lebih suka memilih bibit yang sudah menetas dan
dipisahkan dari induknya, kemudian induknya dimandiin dan dikeringkan
sebelum dipelihara kembali supaya mempercepat proses peneluran selanjutnya.

5. Pemberian Pakan

Pakan ayam kampung harus memenuhi persyaratan, yaitu:

• Kandungan nutrisi yang lengkap dan seimbang

• Mudah dicerna oleh ayam

• Tidak mengandung bahan berbahaya

20
6. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan kerugian
dalam budidaya ayam kampung. Pencegahan hama dan penyakit dapat dilakukan
dengan cara:

• Memelihara kebersihan kandang dan lingkungan sekitar

• Memberikan vaksinasi secara rutin

• Memantau kesehatan ayam secara berkala

7. Pemanenan Ayam

Ayam kampung siap dipanen pada usia 30-60 hari. Ayam yang siap panen memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:

• Bobot badan mencapai 0,7-1,2 kg

• Bulu ayam mengkilap dan bersih

• Telur ayam yang dihasilkan berwarna kuning cerah

8. Pembersihan Kandang

Pembersihan kandang harus dilakukan secara rutin untuk menjaga kebersihan kandang
dan mencegah penyebaran penyakit. Pembersihan kandang dapat dilakukan dengan
cara:

• Mengeluarkan kotoran ayam


• Membersihkan kandang dengan air dan sabun
• Menjemur kandang

21
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa peternakan ayam petelur dan
ayam kampung merupakan usaha yang memerlukan perencanaan dan pemahaman
mendalam terhadap berbagai aspek, mulai dari pemilihan lokasi kandang hingga
manajemen pakan dan kesehatan ternak. Berikut adalah beberapa kesimpulan utama:

Lokasi Kandang:

Penentuan lokasi kandang sangat penting dan harus memperhatikan faktor-faktor


seperti aksesibilitas, ketersediaan air bersih, perlindungan dari cuaca ekstrem, dan
pemilihan jenis tanah yang sesuai.

Jenis Unggas:

Ayam petelur, dengan karakteristiknya yang lebih ringan dan fokus pada produksi telur,
memerlukan perawatan yang berbeda dengan ayam kampung yang lebih tahan terhadap
lingkungan dan dapat memberikan produk daging dan telur.

22
Peralatan dan Sarana:

Penggunaan peralatan yang tepat, seperti instalasi air minum, tempat pakan, listrik,
tirai, alas litter, pemanas, dan peralatan lainnya, menjadi kunci dalam memastikan
kandang berfungsi secara optimal.

Pengendalian Hama dan Penyakit:

Pencegahan hama dan penyakit melalui praktek kebersihan, vaksinasi, dan pemantauan
kesehatan ayam secara rutin sangat penting untuk menjaga keberhasilan peternakan.

Pemanenan dan Pembersihan:

Ayam kampung siap panen pada usia tertentu, dengan ciri-ciri bobot badan, bulu, dan
telur yang sesuai. Pembersihan kandang secara rutin juga merupakan langkah penting
dalam menjaga kebersihan dan kesehatan ternak.

Penggunaan Sistem Otomasi:

Dalam era modern, penggunaan sistem otomasi, seperti pembersihan kotoran otomatis
dan penghitungan telur secara otomatis, dapat meningkatkan efisiensi operasional
peternakan.

Kesadaran Pasar:

Permintaan masyarakat terhadap produk ayam kampung dan telur ayam meningkat,
terutama dengan peningkatan kesadaran akan konsumsi makanan yang sehat dan
berkualitas.

23
Pengembangan Strategi:

Diperlukan pengembangan strategi untuk meningkatkan produktivitas ayam kampung,


termasuk penerapan teknologi dan praktik terbaik dalam manajemen peternakan.

Dengan menyelaraskan berbagai aspek ini, peternakan ayam dapat menjadi usaha yang
berkelanjutan dan menguntungkan. Dalam pengelolaan peternakan, keseimbangan
antara kebutuhan ternak, kondisi lingkungan, dan faktor ekonomi menjadi kunci
keberhasilan.

24
4.2 LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai