Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam

KELOMPOK 2
XI MIPA 2

1. Dimas Panca Pamungkas 6.Gazy Al-Ghifari


2. Dina Fariska 7. Iis Istikomah
3. Fahmi Idris 8. Kasjaya
4. Fahmil Huda 9. Tri Putri Noviandini
5. Farhan Sanur

I 5 KOTA SERANG

andu Kec.Serang Kode Pos :42151


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Prinsip dan Praktik ekonomi Islam
ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya,
dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan Makalah Agama yang berjudul Prinsip dan Praktik ekonomi
Islam ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga
penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan Prinsip dan Praktik ekonomi Islam
ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Peran
Indonesia dalam Mencipatakan Perdamaian Dunia melalui Hubungan
Internasional ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Serang, 19 Januari 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................3
A. Latar Belakang............................................................................................3
BAB II ISI......................................................................................................4
A. Pengertian Mu’amalah................................................................................4
B. Macam-Macam Mu’amalah........................................................................4
C. Syarat-Syarat Jual-Beli................................................................................5
D. Khiyar..........................................................................................................5
E. Riba.............................................................................................................6
F. Utang-Piutang dalam Islam.........................................................................6
G. Sewa-Menyewa dalam Islam......................................................................7
H. Syirkah dalam Islam....................................................................................8
I. Perbankan....................................................................................................8
BAB III PENUTUP....................................................................................9
A. Kesimpulan..................................................................................................9

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehadiran ekonomi Islam telah memunculkan harapan baru bagi banyak
orang,khususnya bagi umat Islam akan sebuah ekonomi alternatif dari sistem
ekonomikapitalisme dan sosialisme sebagai arus utama perdebatan sebuah sistem
ekonomidunia, terutama sejak perang dunia II yang memunculkan banyak
Negara-negara Islambekas jajahan imperialis. Dalam hal ini, keberadaan ekonomi
Islam sebagai sebuahmodel ekonomi alternatif memungkinkan bagi banyak
pihak, muslim maupun nonmuslim untuk melakukan banyak penggalian kembali
berbagai ajaran Islam. Meskipunbegitu, system ekonomi dunia saat ini masih
dikendalikan oleh system ekonomikapitalisme, karena umat Islam sendiri masih
terpecah dalam hal bentuk implementasiekonomi Islam dimasing-masing Negara.
Kenyataan ini oleh sebagian pemikir Islammasih diterima dengan lapang karena
ekonomi Islam secara implementasinya di masakini relatif masih baru. Masih
perlu dilakukan banyak sosialisasi dan pengarahan sertapengajaran kembali umat
Islam untuk melakukan aktifitas ekonominya sesuai denganhukum Islam.
Sementara sebagai lainnya menilai bahwa faktor kekuasaan memainkanperan
signifikan, karenanya mengkritisi bahwa ekonomi Islam atau ekonomi
syariahbelum akan dapat sesuai dengan syariah jika pemerintahnya sendiri belum
menrapkansyariah dalam kebijakan-kebijakannya

3
BAB II
ISI

A. Pengertian Mu’amalah
Mu’amalah dalam kamus Bahasa Indonesia artinya hal-hal yang
termasuk urusan kemasyarakatan (pergaulan, perdata, dan sebagainya).

Sedangkan dalam fiqh Islam Mu’amalah berarti tukar-menukar barang


atau sesuatu yang memberi manfaat dengan cara yang ditempuhnya, seperti
jual-beli, sewa-menyewa, upah-mengupah, pinjam-meminjam, urusan
bercocok tanam, berserikat, dan usaha lainnya. Ada beberapa hal
yang dilarang dalam Islam terkait Mu’amalah ini, yaitu:

 Tidak boleh mempergunakan cara-cara yang batil.


 Tidak boleh melakukan kegiatan riba.
 Tidak boleh dengan cara-cara zalim (aniaya).
 Tidak boleh mempermainkan takaran, timbangan, kualitas, dan kehalalan.
 Tidak boleh dengan cara-cara spekulasi/berjudi.
 Tidak boleh melakukan transaksi jual-beli barang haram.

B. Macam-Macam Mu’amalah

Jual-Beli dalam Islam

Jual-beli menurut syariat agama ialah kesepakatan tukar-menukar


benda untuk memiliki benda tersebut selamanya. Jual-beli ini
diperbolehkan, sesuai dengan firman Allah Swt. yaitu:

4
C. Syarat-Syarat Jual-Beli
Syarat untuk penjual dan pembeli: 

 ballig,
 berakal sehat,
 atas kehendak sendiri.

Syarat untuk uang dan barangnya:

 halal dan suci


 bermanfaat
 dapat diserahterimakan
 keadaan barang diketahui oleh penjual dan pembeli.
 milik sendiri

Yang terakhir adanya ijab qobul.

D. Khiyar
Khiyar adalah bebas memutuskan antara meneruskan jual-beli atau
membatalkannya. Khiyar dibagi menjadi 3, yaitu:

 Khiyar Majelis, adalah selama penjual dan pembeli masih berada di tempat
berlangsungnya transaksi/tawar-menawar
 Khiyar Syarat, adalah khiyar yang dijadikan syarat dalam jual-beli.
 Khiyar Aibi (cacat), adalah pembeli boleh mengembalikan barang yang
dibelinya jika terdapat cacat yang dapat mengurangi kualitas atau nilai barang
tersebut, namun hendaknya dilakukan sesegera mungkin.

5
E. Riba
Riba adalah bunga uang atau nilai lebih atas penukaran barang. Riba, apa
pun bentuknya, dalam syariat Islam hukumnya haram. Nah ada beberapa
macam riba, yaitu:

 Riba Fadli, adalah pertukaran barang sejenis yang tidak sama timbangannya.
 Riba Qordi, adalah pinjam-meminjam dengan syarat harus memberi kelebihan
saat mengembalikannya.
 Riba Yadi, adalah akad jual-beli barang sejenis dan sama timbangannya, namun
penjual dan pembeli berpisah sebelum melakukan serah terima.
 Riba Nasi’ah, adalah akad jual-beli dengan penyerahan barang beberapa waktu
kemudian.

F. Utang-Piutang dalam Islam


Utang-piutang adalah menyerahkan harta dan benda kepada seseorang dengan
catatan akan dikembalikan pada waktu kemudian dan tidak mengubah
keadaannya. Nah untuk utang-piutang ada tiga rukun, yaitu:

 Yang berpiutang dan yang berutang


 Ada harta atau barang
 Lafadz kesepakatan

Jika orang yang berutang tidak dapat melunasi tepat pada waktunya karena
kesulitan, Allah Swt. menganjurkan memberinya kelonggaran sesuai dengan
firman Allah Swt. :

6
Apabila orang membayar utangnya dengan memberikan kelebihan atas
kemauannya sendiri tanpa perjanjian sebelumnya, kelebihan tersebut halal bagi
yang berpiutang, dan merupakan suatu kebaikan bagi yang berutang.

G.Sewa-Menyewa dalam Islam


Sewa-menyewa dalam fiqh Islam disebut ijarah, artinya imbalan yang harus
diterima oleh seseorang atas jasa yang diberikannya. Dasar hukum ijarah dalam
firman Allah Swt.:

7
H. Syirkah dalam Islam

Secara bahasa, kata syirkah (perseroan) 

berarti mencampurkan dua bagian atau lebih sehingga tidak dapat lagi
dibedakan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya.

Menurut istilah, syirkah 

adalah suatu akad yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih yang
bersepakat untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan memperoleh
keuntungan.

Syirkah ‘inān adalah 

syirkah antara dua pihak atau lebih yang masingmasing memberi


kontribusi kerja (amal) dan modal (mal). Syirkah ini hukumnya boleh
berdasarkan dalil sunah dan ijma’ sahabat.

Syirkah ‘abdān adalah 

syirkah antara dua pihak atau lebih yang masing-masing hanya


memberikan kontribusi kerja (amal), tanpa kontribusi modal (amal).

I. Perbankan
Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang bergerak dalam menghimpun dana
masyarakat dan disalurkan kembali dengan menggunakan sistem bunga. Bank
dilihat dari segi penerapan bunganya, dapat dikelompokkan menjadi dua:

 Bank Konvensional
 Bank Islam atau Bank Syari’ah

Bank konvensional ialah bank yang fungsi utamanya menghimpun dana untuk


disalurkan kepada yang memerlukan, baik perorangan maupun badan usaha dan
menggunakan sistem bunga.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Muāmalah ialah kegiatan tukar-menukar barang atau sesuatu
yang memberi manfaat dengan cara yang ditempuhnya, seperti jual-beli,
sewa-menyewa, utang-piutang, pinjam-meminjam, urusan bercocok
tanam, berserikat, dan usaha lainnya.

2. Syirkah (perseroan) berarti suatu akad yang dilakukan oleh dua


pihak atau lebih yang bersepakat untuk melakukan suatu usaha dengan
tujuan memperoleh keuntungan. Syirkah ada beberapa macam: syirkah
`inān, syirkah ‘abdān, syirkah wujūh, dan syirkah mufāwaḍah.

3. Muḍārabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak, di


mana pihak pertama menyediakan semua modal (ṡāhibul māl), sedangkan
pihak lainnya menjadi pengelola atau pengusaha (muḍarrib)

Anda mungkin juga menyukai