Kelompok 3
Anggota:
-Afiqah Khairunnisa
-Bobby Karunia Alam
-Bulan Sulistia
-Ellsa Ameliya
-M. Rizky Agustian
Kelas : XI IIS 3
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas guru pada
bidang studi Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karna itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
E. Apa yang dimaksud dengan Muzaraah dan Mukharabah dalam Ekonomi Islam.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehadiran ekonomi Islam telah memunculkan harapan baru bagi banyak orang, khususnya
bagi umat Islam akan sebuah ekonomi alternatif dari sistem ekonomikapitalisme dan sosialisme
sebagai arus utama perdebatan sebuah sistem ekonomidunia, terutama sejak perang dunia II yang
memunculkan banyak Negara-negara Islambekas jajahan imperialis.
Dalam hal ini, keberadaan ekonomi Islam sebagai sebuahmodel ekonomi alternatif
memungkinkan bagi banyak pihak, muslim maupun nonmuslim untuk melakukan banyak
penggalian kembali berbagai ajaran Islam.
Meskipunbegitu, system ekonomi dunia saat ini masih dikendalikan oleh system ekonomi
kapitalisme, karena umat Islam sendiri masih terpecah dalam hal bentuk implementasi ekonomi
Islam dimasing-masing Negara.
Kenyataan ini oleh sebagian pemikir Islam masih diterima dengan lapang karena Ekonomi
Islam secara implementasinya di masakini relatif masih baru. Masih perlu dilakukan banyak
sosialisasi dan pengarahan sertapengajaran kembali umat Islam untuk melakukan aktifitas
ekonominya sesuai denganhukum Islam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Mu’amalah? dan Jelaskan macam-macamnya!
2. Apa yang dimaksud dengan Syirkah?
3. Apa yang dimaksud dengan Mudarabah?
4. Apa yang dimaksud dengan Musaqah?
5. Apa yang dimaksud dengan Muzaraah dan Mukharabah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.MU’AMALAH
Muamalah adalah peraturan-peraturan Allah subhanahu wa ta’ala yang harus diikuti dan
ditaati dalam hidup bermasyarakat. Contoh muamalah dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan
definisi ini meliputi interaksi hidup bertetangga atau berteman.
Hukum muamalah pada dasarnya segala bentuk muamalah hukumnya adalah boleh.
Kecuali aktivitas atau perbuatan muamalah yang dilarang dalam Al-quran dan Al-hadist.
Macam-macam Mu’amalah :
A.Jual Beli
1.Pengertian : merupakan kegiatan tukar menukar barang dengan suatu kesepakan dua belah
pihak.
2.Syarat Syarat Jual Beli : Ballig, Berakal Sehat, Atas Kehendak Sendiri.
3.Khiyar : Adalah bebas memutuskan antara meneruskan jual beli atau membatalkannya.
4.Riba : Adalah Bunga Uang atau Nilai lebih atas penukaran barang.
B.Hutang Piutang
1.Pengertian : yaitu memberikan harta benda kepada orang lain, dengan syarat orang tersebut
akan mengembalikannya dengan waktu yang disepakati dan harus dikembalikan dengan keadaan
yang semula atau tidak mengubah keadannya.
2.Rukun Utang Piutang : yang berpiutang dan yang berutang, ada harta atau barang, lafadz
kesepakatan antara yang berutang dan berpiutang
C.Sewa Menyewa
1.Pengertian : yaitu imbalan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dikarenakan jasa
yang diberikannya. Dilakukan tanpa ada unsur keterpaksaan.
2.Rukun Sewa Menyewa : Harus Balligh, Atas kemauan masing masing, Barang menjadi hak
sepenuhnya orang yang menyewa, Ditentukan barangnya dengan keadaan dan sifat, Harus ada
manfaat yang jelas, Jangka waktu kita dalam memanfaatkan barang, Pembayaran harus jelas.
B.SYIRKAH
Syirkah adalah hak kepemilikan terhadap sesuatu yang dimiliki oleh dua orang atau lebih
dengan perhitungan persentase tertentu. Syirkah ini juga dapat dipahami sebagai suatu kerja
sama dalam usaha atau sekedar penggabungan kepemilikan suatu benda.
Kegiatan syirkah ini dapat dilakukan sesama umat Muslim. Di mana dua orang atau lebih
bekerja sama menggabungkan kelompok usaha dengan tujuan untuk mengembangkannya. Selain
itu, kerja sama syirkah juga dapat dilakukan umat muslim dengan kaum yang berbeda darinya,
atau non-muslim.
Jenis Syirkah :
1. Syirkah Amalak
Pengertian syirkah amalak merupakan usaha kepemilikan barang seccara kolektif. Syirkah ini
masih dibagi menjadi dua bentuk, yaitu syirkatul ikhtiyar dan syirkatul jabr.
Syirkatul ikhtiyar adalah suatu penggabungan atau perserikatan daslam kepemilikan barang yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih. Contohnya, ketika dua orang atau lebih sepakat membeli
barang dengan biaya bersama. Kemudian kepemilikan barang tersebut dibagi sesuai dengan
persentase modal yang diberikan masing-masing pihak.
Sementara itu Syirkatul jabr adalah kepemilikan barang secara kolektif tanpa adanya usaha yang
dilakukan masing-masing pihak. Contoh dari syarikatul jabr adakah harta warisan yang didapat
oleh ahli waris. Beberapa bentuk syitkah amalak ini melarang salah satu pihak menggunakan
atau memanfaatkan barang tanpa izin dari setiap pihak yang terlibat.
2. Syirkah Uqud
Berikutnya adalah syirkah uqud. Pengertian syirkah uqud ini dapat dipahami sebagai suatu awad
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bersepakat melakukan penggabungan
modal atau melakukan kerjasama usaha untuk mencari untung. Dalam hal ini, mencakup
berbagai macam usaha perserikatan usaha yang banyak ditemui di masyarakat. Seperti Perseroan
Terbatas, CV, Firma, atau juga Koperasi.
C.MUDHARABAH
Mudharabah dapat diartikan sebagai akar kerjasama usaha antara dua pihak, yaitu antara
pengelola usaha yang disebut sebagai mudharib dan pihak memiliki modal disebut sebagai
shahibul maal. Melalui pembiayaan ini, pemberi modal memperoleh bagi hasil secara terus
menerus selama usaha masih berjalan. Besar keuntungan yang diperoleh dibagi atas dasar
kesepakatan yang telah ditentukan di kontrak awal.
1.Jenis Mudharabah :
Akad Mudharabah dibagi menjadi dua jika dilihat dari segi transaksi, yaitu:
Mudharabah Mutlaqah: Usaha diajukan oleh mudharib kepada shahibul maal. Dalam akad ini,
pemberi modal tidak menentukan jenis usaha apa yang akan dilakukan, dan hanya memberikan
modal usaha. Nantinya pemberi modal akan menerima nisbah bagi hasil dari usaha yang
berjalan.
Mudharabah Muqayyadah: Usaha ditentukan oleh pemberi modal (shahibul maal), sedangkan
pihak yang menerima pembiayaan (mudharib) hanya sebagai pengelola yang menjalankan usaha.
Kontrak tidak boleh dikaitkan (mu’allaq) dengan sebuah kejadian di masa depan yang belum
tentu terjadi.
Tidak ada ganti rugi dalam mudharabah, karena akad ini pada dasarnya bersifat amanah. Kecuali
akibat dari kesalahan yang disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.
Jika salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya atau terjadi perselisihan diantara kedua
belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah jika tidak
terselesaikan melalui musyawarah.
D.MUSAQAH
Menurut bahasa musaqah diambil dari kata al-saqah, yaitu seseorang bekerja pada pohon tamar,
anggur (mengurusnya). Atau pohon-pohon yang lainnya yang mendatangkan kemaslahatan dan
mendapatkan bagian tertentu dari hasil yang diurus sebagai imbalan.
Menurut Malikiyah, al-musaqah ialah Sesuatu yang tumbuh ditanah. Yaitu dibagi menjadi lima
macam:
dipetik serta pohon tersebut tetap ada dengan waktu yang lama,
misalnya pohon anggur dan zaitun.
dipetik.
4. Pohon-pohon tersebut tidak berakar kuat dan tidak ada buahnya yang
bunga mawar.
Dengan demikian musāqāh adalah sebuah bentuk kerjasama petani pemilik kebun dengan petani
penggarap dengan tujuan agar kebun itu dipelihara dan dirawat sehingga memberikan hasil yang
maksimal. Kemudian segala sesuatu yang dihasilkan pihak kedua adalah merupakan hak bersama
antara pemilik dan penggarap sesuai dengan kesepakatan yang mereka buat
Muzaraah adalah kerjasama antara pemilik lahan dengan penggarap sedangkan benihnya
dari penggarap. Pada umumnya kerjasama muzaraah ini dilakukan pada tanaman yang benihnya
relatif murah, seperti padi, jagung, kacang, kedelai dan lain-lain.
Sementara Mukhabarah adalah mengerjakan tanah (orang lain) seperti sawah atau ladang
dengan imbalan sebagian hasilnya (seperdua, sepertiga, atau seperempat). Sedangkan biaya
pengerjaan dan benihnya ditanggung orang yang mengerjakannya.
BAB III
PENUTUPAN
A.KESIMPULAN :
B.SARAN :
DAFTAR PUSTAKA
BUKU BSE PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KELAS XI (EDISI
REVISI 2019)
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/14076#:~:text=Al%2DMuzara'ah%20ialah
%20mengerjakan,seperdua%2C%20sepertiga%20atau%20seperempat).&text=Sementara%20Al
%2DMukhabarah%20adalah%20mengerjakan,%2C%20sepertiga%2C%20atau%20seperempat
https://m.merdeka.com/jateng/pengertian-syirkah-dalam-agama-islam-ketahui-ketahui-jenisnya-
kln.html
http://digilib.uinsby.ac.id/
https://camatmandau.bengkaliskab.go.id/web/cetakberita/1016
https://www.coursehero.com/file/56381521/MAKALAH-PRINSIP-DAN-PRAKTIK-
EKONOMI-ISLAMdocx/