Makalah ini sudah kami susun semaksimal mungkin. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya, oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. topik yang dibahas dalam makalah ini yaitu:
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
maupun inspirasi bagi pembaca. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.
a. Latar Belakang
Ekonomi Islam muncul sebagai suatu ilmu yang disiplin, setelah melalui serangkain
perjuangan yang cukup lama, yang pada awalnya terjadi sebuah kepesimisan dalam menjalani
ekonomi Islam dalam kehidupan masyarakat di masa lalu. Terciptanya suatu pandangan bahwa
terdapatnya keselarasan antara agama dan keilmuan. Para ekonom baratpun sudah mulai mengakui
adanya eksistensi dari perekonomian islam sebagai ilmu ekonomi yang memberikan kesejukan
dalam perekonomian didunia. Ekonomi islam dapat menjadi sistem ekonomi alternatif yang
mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh umat yang ada didunia dalam menjalankan roda
perekonomian, disamping sistem ekonomi kapitalis dan sosialis yang terbukti tidak mampu
meningkatkan kesejahteraan umat.
Dengan dibuatnya makalah ini, kami akan membahas tentang Ekonomi Islam yang
meliputi prinsip, praktik, hikmah dan keuangan syariah. Sehingga kami berharap makalah ini dapat
membantu kita semua dalam mencapai dan melaksanakan ketiga hal tersebut.
b. Rumusan Masalah
g. Sejarah singkat ekonomi islam.
h. Menelaah prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam islam
i. Mengimplementasikan prinsip-prinsip ekonomi islam
j. Mempresentasikan praktik-praktik ekonomi islam
k. Keuangan syariah
l. Hikmah prinsip dan praktik ekonomi islam.
c. Tujuan
a. Memahami mengenai ekonomi dalam islam.
b. Memahami prinsip-prinsip ekonomi islam.
c. Memahami dan mengetahui hikmah dan praktik ekonomi islam.
d. Manfaat
a. Memperluas wawasan mengenai prinsip, hikmah dan praktik dalam ekonomi islam.
b. Mendapatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai ekonomi islam.
BAB II
Istilah ekonomi yang secara kasat mata lebih dominan dikenal sebagai produk barat.
Masalah-masalah ekonomi yang muncul saat ini sudah tidak mampu ditangani oleh sistem
ekonomi barat. Terjadinya krisis moneter dan era globalisasi menjadi bukti bahwa sistem
kapitalisme sudah harus ditinggalkan. Banyak pemerhati atau ekonom yang beralih atau mencari
solusi bagi berantakannya sistem perekonomian abad ini. Di sisi lain, Islam yang merupakan
agama yang sempurna dan prinsip ajarannya yang bersifat rahmatan lil'ālamin sudah memulai
menertibkan sistem masyarakat yang buruk dari semenjak awal kemunculannya 14 abad silam.
Ekonomi Islam lahir dari upaya merespons kondisi sosial ekonomi yang terjadi.
Pendekatannya ada yang bersifat normatif (sesuai dengan ajaran Islam) dan ada juga yang bersifat
positif (yang terjadi, kondisi riil, pendekatan historis). Dalam pemikiran ekonomi Islam, kedua
pendekatan tersebut harus diintegrasikan secara utuh. Ini pula yang diajarkan oleh para
khulafaurrasyidin. Melakukan pendekatan positif seperti merespons kondisi sosial, politik, dan
ekonomi yang terjadi sangat perlu dilaksanakan di samping pendekatan normatif.
Cikal bakal ekonomi Islam terlihat setelah Nabi Muhammad SAW, hijrah ke Madinah.
Sejarah mencatat bahwa Piagam Madinah yang dibuat oleh Nabi Muhammad bersama para
sahabat menjadi bukti peradaban dan perkembangan masyarakat Islam. Sebuah negara menjadi
beradab karena disokong oleh perekonomian yang kuat. Islam menjadi kuat secara finansial karena
sistem ekonominya yang kuat. Nabi sendirilah yang menata ulang sistem ekonomi pada masa itu.
Dengan petunjuk dari Allah SWT. dan kegigihan perjuangan para sahabat, Kota Madinah yang
sebelumnya belum tertata rapi sistemnya, dapat menjadi pusat perkembangan agama Islam.
Pertama kali tiba di Madinah, langkah yang diambil oleh Nabi dalam membangun Islam
adalah dengan mempersaudarakan umat Islam, membangun pusat peribadahan umat Islam yaitu
Masjid Nabawi, mengumpulkan para saudagar muslim, baik dari kaum Muhajirin maupun Anshar,
untuk mengelola pasar bagi kaum muslimin, dan sebagainya. Hal terakhir itulah yang ternyata
yang menjadi cikal bakal ekonomi Islam. Di antara produk ekonomi Islam yang dapat mewakili
kesejahteraan masyarakat dan menghilangkan kesenjangan sosial contohnya adalah zakat.
Di Indonesia pernah dirintis adanya sistem ekonomi kekeluargaan yang selanjutnya dikenal
dengan koperasi. Koperasi memberikan kesempatan terciptanya kesejahteraan bersama seluruh
anggotanya. Koperasi dipelopori oleh Moh. Hatta. Sistem koperasi sebenarnya telah menjalankan
sendi-sendi ekonomi Islam yang bertujuan menciptakan kesejahteraan umat.
B. Prinsip-prinsip dan Praktik Ekonomi dalam Islam
1. Pengertian Prinsip- Prinsip dan Praktik Ekonomi dalam Islam
a. Pengertian prinsip ekonomi islam
menurut KBBI, prinsip adalah asas atau dasar, yaitu kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir
atau bertindak. Adapun ekonomi adalah urusan keuangan rumah tangga, negata atau organisasi.
Istilah ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos, artinya “keluarga atau rumah
tangga” dan nomos, artinya “peraturan atau hukum”
Jadi, secara garis besar ekonomi adalah “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga”.
adapun prinsip yang diterapkan dalam kegiatan ekonomi Islam adalah asas atau dasar yang
dipergunakan untuk mengatur atau menjalankan sistem perekonomian di dalam islam.
Menurut terminologi ,jual beli adalah “proses tukar menukar barang untuk memiliki dan memberi
kepemilikan sesuai syarat dan rukun tertentu” pihak penjual yang memiliki barang dan pihak
pembeli yang membayar barang sesuai ijab dan qabul. Hijab adalah pernyataan penjual, sedangkan
qabul adalah pernyataan pembeli.
Berdasarkan pengertian tersebut pada prinsipnya kegiatan jual beli tidak dapat dipisahkan dari
unsur-unsur berikut:
1. Kegiatan tukar menukar barang
2. Dilakukan secara sukarela,tidak ada unsur paksaan
3. Barang yang ditukarkan memiliki manfaat
4. Barang yang dijual belikan merupakan milik sendiri
5. Barang dapat diserah terimakan
Adapun yang menjadi rukun jual beli sekaligus syarat-syarat dalam setiap unsur rukun jual beli
adalah sebagai berikut:
c. Hikmah khiyar
Proses jual beli dengan terikat oleh khiyar secara konsisten dapat mendatangkan beberapa
hikmah yaitu;
A. Untuk membuktikan dan mempertegas adanya kerelaan dari pihak-pihak yang terikat dalam
perjanjian
B. Supaya pihak penjual dan pembeli merasa puas dalam proses jual beli
C. Untuk menghindarkan terjadinya penipuan dalam proses jual beli
D. Untuk menjamin kejujuran antara penjual dan pembeli
2. Menghindari riba
Seluruh aktivitas jual beli harus terhindar dari praktik riba. Riba hukumnya haram, sehingga umat
Islam dilarang untuk melakukan dalam kondisi apapun.
E. Keuangan Syariah
1. Keuangan Syariah Secara Umum
Undang Undang No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah disebutkan bahwa
perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha
syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya.
Salah satu perbedaan pokok antara bank syariah dan bank konvensional, adalah adanya
akad atau kesepakatan pertambahan nominal sejumlah uang di awal perjanjian yang oleh MUI
ditetapkan sebagai mengandung unsur riba.
Untuk menghindari unsur riba tersebut, maka perbankan syariah menerapkan sistem bagi
hasil atau nisbah. Misalnya sejumlah uang pihak nasabah akan diusahakan oleh perbankan untuk
melakukan usaha produktif, sehingga bagi hasil yang akan terjadi adalah bagi pemilik uang/modal
40% dan bagi pihak pengelola/bank syariah 60%. Tentu pihak bank syariah telah
memperhitungkan biaya-biaya administrasi dan biaya operasional dari usaha produktif yang
dilakukannya.
A. Syirkah Inan
Syirkah Inan adalah kerja sama atau percampuran dana antara dua pihak atau lebih dengan
porsi dana yang tidak harus sama. Dalam syirkah ini, disyaratkan modalnya harus berupa uang
(nuqud), sedangkan barang (urudh), misalnya rumah atau mobil, tidak boleh dijadikan modal
syirkah, terkecuali jika barang itu dihitung nilainya (qimah al-‘urudh) pada saat akad.
B. Syirkah Abdan
Syirkah Abdan adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang masing masing hanya
memberikan kontribusi kerja (amal), tanpa kontribusi modal (mal). Kontribusi kerja itu dapat
berupa kerja pikiran maupun kerja fisik. Dalam syirkah ini tidak disyaratkan kesamaan profesi
atau keahlian, tetapi boleh berbeda profesi.
C. Syirkah Mudharabah
Al Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (sahibul
mal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola.
Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Mudharabah Mutlaqah, adalah bentuk kerja sama antara sahibul mal dan mudharib
yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesisifikasi jenis usaha, waktu,
dan daerah bisnis.
Mudharabah Muqayyadah, adalah salah satu jenis mudharabah, dimana mudharib
(pengelola) dibatasi haknya oleh sahibul mal (pemodal), antara lain dalam hal jenis
usaha, waktu atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan
kecenderungan umum si sahibul mal dalam memasuki jenis dunia usaha.
D. Syirkah Wujuh
Syirkah wujuh disebut juga gurkah ‘ala adz dzimam. Disebut syirkah wujuh karena didasarkan
pada kedudukan, ketokohan, atau keahlian (wujuh) seseorang di tengah masayarakat. Syirkah
wujuh adalah syirkah antara dua pihak (misal A dan B) yang sama-sama memberikan kontribusi
kerja ('amal) UU pihak ketiga (misal C) yang memberikan kontribusi modal (ma-l). Syirkah
semacam ini, hakikatnya termasuk dalam syirkah mudaharabah sehingga berlaku ketentuan-
ketentuan syirkah mudharabah padanya.
E. Syirkah Mufawwadah
Syirkah mufawwadah adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang menggabungkan semua
jenis syirkah di atas (syirkah inan, abdan, mudharabah, dan wujuh). Keuntungan yang diperoleh
dari syirkah ini dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan
jenis sirkahnya atau sesuai dengan porsi modalnya.
2. Mudharabah
Mudharabah berasal dari bahasa Arab dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian
memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam
menjalankan usaha.
Secara teknis, mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak
pertama (sahibul mal) menyediakan dana 100% sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola
(mudharib). Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan
dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan
diakibatkan kelalaian si pengelola.
Secara umum landasan mudharabah lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha.
Hal ini tampak dalam ayat ayat Al-Qur’an surah Al- Baqarah ayat 198 sebagai berikut:
Artinya:
Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari Tuhanmu. Maka apabila kamu bertolak dari
Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy arilharam. Dan berzikirlah kepada-Nya sebagaimana
Dia telah memberi petunjuk kepadamu, sekalipun sebelumnya kamu benar-benar termasuk orang
yang tidak tahu. (QS. Al-Baqarah/2: 198)
3. Muzara’ah
Muzara’ah adalah kerja sama pengelolaan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap,
dimana pemilik lahan memberikan memberikan lahan pertaniannya kepada penggarap untuk
ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen.
Muzara’ah seringkali diidentikkan dengan mukhabarah, padahal di antara keduanya terdapat
perbedaan:
Muzaraah : benih dari pemilik lahan.
Muhabarah: benih dari penggarap.
4. Musaqah
Musaqah adalah bentuk yang lebih sederhana dari muzaraah, dimana si penggarap hanya
bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan, si penggarap berhak atas
nisbah/bagian tertentu dari hasil panen.
F. Hikmah Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam
Hikmah adalah sebuah ungkapan menunjuk pada pengetahuan yang kokoh, dapat menghantarkan
menuju pengenalan kepada Allah swt, berasal dari pandangan mata batin yang suci, serta
kemampuan ilmu untuk mempelajari dan memahami tentang hakikat kemampuan tertinggi
manusia dalam mencari serta menemukan maksud tujuan syariat Islam.
Umat Islam yang mengelola ekonomi atau harta sesuai dengan syariat Islam. Akan mendatangkan
banyak hikmah, mulai dari menambah dan mendatangkan keberkahan hidup, kenyaman dan
ketentraman dalam kehidupan sehari hari dan mungkin dapat mendapatkan pahala yang lebih
banyak. Hikmah Prinsip maupun Praktik Ekonomi Islam juga berpengaruh besar terhadap diri
sendiri bahkan hingga lingkungan sekitar kita. Diantara hikmah tersebut adalah :