Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“Ekonomi Dalam Islam”

Dosen Pengampu: Rahmi Wiza, S.Pd.I, M.A

Disusun Oleh Kelompok 9:

1. Silvira (21042084)

2. Lutfiah Chania (21042291)

3. Muhammad Ikhsan (21067052)

4. Muhammad Ivan Febrian (21067054)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb.

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah menghadirkan rahmat dan karunia nya
sehingga kita dapat Menyusun makalah ini hingga selesai. Tidak lupa pula kita sampaikan
ucapan terimakasih kita kepada pihak-pihak yang telah membantu menyumbangkan pikiran dan
tenaganya agar makalah ini bisa selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.

Kami para penyusun makalah dan penulis sangat berharap semoga makalah yang kami susun ini
dapat bermanfaat bai para pembaca. Kami juga berharap dengan tersusunnya makalah ini akan
memberikan pengetahuan yang baru bagi para pembaca serta berdampak baik bagi ilmu
pengetahuan.

Kami para penyusun makalah dan penulis memohon maaf sebesar besarnya apabila ada
kesalahan yang terdapat pada makalah ini karena manusia tidaklah luput dari kesalahan. Maka
dari itu kami sangat membuka lebar kritikan dan saran dari para pembaca agar dapat menjadikan
makalah ini menjadi lebih baik.

Wassalamualaikum Wr, Wb.

Padang, Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 4

C. Tujuan Makalah ................................................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6

A. Pengertian Ekonomi Islam ............................................................................................................... 6

B. Prinsip dan Karakteristik Ekonomi Islam ...................................................................................... 7

C. Aturan-aturan Dalam Ekonomi Islam ............................................................................................ 9

D. Tujuan Ekonomi islam.................................................................................................................... 10

E. Sumber Hukum Ekonomi Islam .................................................................................................... 10

F. Riba Dalam Pandangan Islam ........................................................................................................ 12

BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 13

A. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 14

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam Islam hampir semua yang dilakukan manusia diatur didalamnya, termasuk ekonomi.
walaupun Islam sesungguhnya ekonomi Islam tidak terlalu mengikat, sebab Allah SWT
menjamin kebebasan selama kegiatan ekonomi tetap sesuai dengan syariat dan nilai-nilai agama
Islam. Sistem ekonomi dalam islam mempermudah para umatnya untuk melakukan kegiatan
berdasarkan hukum dan peraturan dari Allah dengan begitu kehidupan umat muslim akan lebih
tertata dan berkah.

Islam memposisikan kegiatan ekonomi sebagai salah satu aspek penting untuk mendapatkan
kemuliaan atau falah, dan oleh karenanya kegiatan ekonomi sebagaimanakegiatan lainnya perlu
dituntun dan dikontrol agar berjalan seirama dengan ajaran islam secara keseluruhan. Falah
hanya dapat diperoleh jika ajaran Islam dilaksanakan secara menyeluruh atau kaffah.

Ekonomi Islam dibangun atas dasar agama Islam, karena ia merupakan bagian yang tidak
terpisahkan atau bersifat integral dari agama Islam. Karena itu Islam adalah kehidupan dimana
telah menyediakan berbagai perangkat aturan yang lengkap bagi kehidupan manusia, termasuk
dalam bidang perekonomian. Beberapa aturan tersebut bersifat permanen, sementara yang
lainnya bersifat kontekstual sesuai situasi dan kondisi.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ekonomi dalam Islam?

2. Bagaimana prinsip dan karakteristik dari ekonomi Islam?

3. Apa saja aturan-aturan dalam ekonomi Islam?

4. Apa tujuan dari ekonomi Islam?

5. Apa saja sumber-sumber ekonomi Islam?

4
6. Bagaimana riba dalam pandangan Islam?

C. Tujuan makalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari ekonomi Islam.

2. Untuk mengetahui karakteristik ekonomi dalam Islam.

3. Untuk mengetahui tujuan ekonomi Islam.

4. Untuk menambah wawasan mengenai ekonomi dalam Islam.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Islam

Kata ekonomi berasal dari kata Yunani, yaitu oikos dan nomos. Kata oikos berarti rumah,
sedangkan kata nomos memiliki arti mengatur. Maka secara garis besar ekonomi diartikan
sebagai aturan rumah tangga, atau manajemen rumah tangga. Kenyataannya, ekonomi bukan
hanya berarti rumah tangga suatu keluarga, melainkan bisa berarti ekonomi suatu desa, kota,
dan bahkan suatu negara. Muhamad Abdul Manan mendefinisikan Ekonomi Islam yaitu ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam.

M. Umar Chapra mendefinisikan ekonomi Islam sebagai sebuah pengetahuan yang membantu
upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas
yang berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam tanpa memberikan kebebasan
individu atau tanpa perilaku makro ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa
ketidakseimbangan lingkungan. Islam memposisikan kegiatan ekonomi sebagai salah satu aspek
penting untuk mendapatkan kemuliaan (falah), dan oleh karenanya kegiatan ekonomi
sebagaimana kegiatan lainnya perlu dituntun dan dikontrol agar berjalan seirama dengan ajaran
Islam secara keseluruhan. Falah hanya akan dapat diperoleh jika ajaran Islam dilaksanakan
secara menyeluruh atau kaffah.

Dalam literatur bahasa arab, kata ekonomi diterjemahkan dengan kata “al-iqtishad”. Kata
iqtishad berasal dari kata benda iqtishada yang berasal dari kata qashd yang berarti
keseimbangan (equilibrium) atau “state being even”, “equally balanced” atau “evenly in
betwee”. Dari kata qashada tersebut, kata kerjanya menjadi iqtishada yang berarti menuju pada
keseimbangan, kejujuran, dan keharmonisan.

Islam adalah berserahnya pribadi dan kelompok secara total kepada Allah Swt dengan cara yang
disampaikan melalui rasul-Nya, dimulai dari Nabi Adam As sampai Rasulullah Muhammad
Saw, yang pada pokoknya berisi ajaran tauhid, seperankat aturan dan pedoman perilaku

6
mengenai kehidupan secara lengkap dan menyeluruh. 3 Ekonomi islam menurut pemikir
ekonomi sebagai berikut:

a. Muhammad Abdul Mannan dalam “Islamic Economics: Theory and Practice”, ekonomi
Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat
yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.

b. Muhammad Nejatullah al-Siddiqi dalam “Muslim Economic Thingking: A Survey of


Contemporery Literatur”, Ilmu ekonomi Islam adalah espons pemikir muslim terhadap
tantangan ekonomi pada masa tertentu. Dalam usaha keras ini mereka dibantu oleh Al-Qur‟an
dan Sunnah, akal (ijtihad), dan pengalaman.

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur
berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun
Islam dan rukun iman.\

B. Prinsip dan Karakteristik Ekonomi Islam

Al-Qur‟an secara tegas menyatakan dalam surah al-Baqarah ayat 275

- ٢٧٥

allażīna ya`kulụnar-ribā lā yaqụmụna illā kamā yaqụmullażī yatakhabbaṭuhusy-syaiṭānu minal-


mass, żālika bi`annahum qālū innamal-bai‟u miṡlur-ribā, wa aḥallallāhul-bai‟a wa ḥarramar-
ribā, fa man jā`ahụ mau‟iẓatum mir rabbihī fantahā fa lahụ mā salaf, wa amruhū ilallāh, wa man
„āda fa ulā`ika aṣ-ḥābun-nār, hum fīhā khālidụn

Artinya: Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang
yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli
sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah
diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah.

7
“menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba”, sesungguhnya memerintahkan bagi
manusia untuk bertransaksi pada jalan yang halal bukan yang bathil dan mengambil resiko yang
membahayakan, karena sesungguhnya jual beli yang dilakukan dengan halal akan membawa
kepada kemudahan dan kemaslahatan, akan tetapi jual-beli yang bathil akan membawa kepada
kemudaratan, dengan cara saling menolong, berlaku adil, memiliki sifat amanah, saling
musyawarah, memiliki tanggung-jawab moral dan keseimbangan. Prinsip-prinsip di atas dapat
dipakai sebagai landasan ekonomi syariah, secara terperinci beberapa pakar menyebutkan
sebagai berikut Menurut M.M. Metwally prinsip dasar ekonomi syari‟ah adalah:

a. Dalam ekonomi Islam, berbagai jenis sumber daya dipandang sebagai pemberian atau
titipan Allah Swt. kepada manusia uang harus dimanfaatkan seefisien dan seoptimal mungkin,
tidak ada kemubaziran didalam-Nya (Al-Isra‟:26-27)

b. Islam mengakui kepemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu termasuk kepemilikan


alat atau faktor produksi. Pemilikan pribadi bersifat tidak mutlak, kepemilikan mutlak hanya
oleh penciptanya (Al-Najam: 32, Thaha: 6, Yunus: 66). Pemilikan individu dibatasi oleh
kepentingan masyarakat dan merupakan titipan (amanah) Allah kepada manusia. Alat dan faktor
produksi di tangan manusia hanya bersifat penguasaan dalam bentuk pemanfaatan dan
pengaturan sesuai dengan syari‟at Islam.

c. Islam menolak (tidak membenarkan) pendapatan yang diperoleh secara tidak halal
(bathil), seperti pencurian, penipuan, kecurangan, penyuapan, penjualan barang dan jasa yang
haram, penggunaan kiat- kiat yang manipulatif, keuntungan yang berlebihan dengan cara-cara
yang tidak terpuji, penimbunan barang dan penggunaan iklan yang mengelabui dan tidak wajar

d. Penggerak utama ekonomi Islam adalah kerjasama dengan landasan ketauhidan,


keikhlasan, kejujuran dan keadilan serta hanya mengharapkan keuntungan yang wajar (Q.S. al-
Imran: 130).

e. Prinsip pertanggungjawaban terhadap segala yang berkaitan dengan perilaku ekonomi


baik semasih dalam kehidupan dunia maupun di akhirat nanti. Dengan keyakinan ini akan selalu
memberikan inspirasi bagi pelaku ekonomi untuk tidak berbuat di luar ketentuan

8
C. Aturan-aturan Dalam Ekonomi Islam

Allah Swt telah menetapkan aturan-aturan dalam menjalankan berbagai aktivitas termasuk
bidang ekonomi. Aturan tersebut tentusaja dalam rangka mencapai falah atau kemenangan &
kemulian hidup. Falah itu sendiri adalah aspek yang lengkap dan menyeluruh bagi kehidupan
manusia yang meliputi aspek material spiritual, dunia akhirat dan keberuntungan jangka
panjang. Untuk mencapai falah maka perlu dibangun dengan mashlahat dasar yang juga
sekaligus menjadi tujuan hukum Islam yaitu memelihara agama, jiwa, akal, keturunan dan harta
yang merupakan komponen yang sangat prinsip untuk dijaga sebagai tujuan Syari‟at.

Beberapa aturan itu di antaranya (Mustafa Edwin Nasution, etc., 2010 : 3-7) :

1) Alam semesta, termasuk manusia adalah milik Allah yang memiliki kemahakuasaan
(kedaulatan) sepenuhnya dan sempurna atas makluk-makluk-Nya. Manusia tanpa diragukan
merupakan tatanan makhluk tertinggi diantara makhlukmakhluk yang telah dicipta-Nya dan
segala sesuatu yang ada di muka bumi dan di langit ditempatkan di bawah perintah manusia.

2) Allah telah menetapkan batas-batas tertentu terhadap perilaku manusia sehingga


menguntungkan individu tanpa mengorbankan individu-individu lainnya.

3) Semua manusia tergantung pada Allah. Semakin ketat ketergantungan manusia kepada Allah
maka dia semakin dicintai-Nya.

4) Status khalifah atau pengemban amanat Allah itu berlaku secara umum bagi semua manusia;
tidak ada hak istimewa bagi individu atau bangsa tertentu sejauh berkaitan dengan tugas
kekhalifahan itu. Namun ini tidak berarti bahwa umat manusia selalu atau harus memiliki hak
yang sama untuk mendapatkan keuntungan dari alam semesta.

5) Individu-individu memliki kesamaan dalam harga dirinya sebagai manusia. Tidak ada
perbedaan, baik berdasarkan warna kulit, ras, kebangsaan, agama, jenis kelamin atau umur.

6) Dalam Islam, bekerja dinilai sebagai kebaikan dan kemalasan dinilai sebagai kejahatan.
Dalam kepustakaan modern, orang bisa menemukan banyak uraian secara rinci mengenai hal
ini. Al-Quran juga mengemukakan kepada Nabi dengan mengatakan : “… dan katakanlah

9
(Muhamad kepada umat muslim) : bekerjalah”. Nabi juga meriwayatkan melarang mengemis
kecuali dalam keadaaan kelaparan. Ibadah yang paling baik adalah bekerja, dan pada saat yang
bekerja merupakan hak sekaligus kewajiban. Kewajiban masyarakat dan badan yang
mewakilinya adalah menyediakan kesempatan-kesempatan kerja kepada para individu. Buruh
yang bekerja dengan baik dipuji dan Nabi Saw diriwayatkan pernah mencium tangan orang
yang bekerja itu.

7) Kehidupan adalah proses dinamis menuju peningkatan. Ajaran Islam memandang kehidupan
manusia di dunia ini sebagai pacuan waktu. Umur manusia sangat terbatas dan banyak sekali
peningkatan yang harus dicapai dalam rentang waktu yangsangat terbatas.

D. Tujuan Ekonomi Islam

Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk:

a. Memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia.

b. Nilai Islam bukan semata hanya untuk kehidupan muslim saja tetapi seluruh makluk hidup
dimuka bumi.

c. Esensi proses ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-
nlai Islam guna mencapai pada tujuan agama (falah). Ekonomi Islam menjadi rahmat seluruh
alam, yang tidak terbatas oleh ekonomi, sosial, budaya, dan politik dari bangsa. Ekonomi Islam
mampu menangkap nilai fenomena masyarakat sehingga dalam perjalanannya tanpa
meninggalkan sumber teori Ekonomi Islam.

E. Sumber Hukum Ekonomi Islam

Adapun beberapa sumber-sumber hukum ekonomi syariah sebagai berikut:

a. Al-Qur‟anul Karim

Al-Qur‟an adalah sumber utama, asli, abadi, dan pokok dalam hukum ekonomi

10
syariah yang Allah SWT turunkan kepada Rasul Saw guna meperbaiki, meluruskan dan
mebimbing umat manusia kepada jalan yang benar. Di dalam Al-Qur‟an banyak

4 Yusuf al- Qaradhwi, Norma dan Etika Ekonomi Syariah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997).
Hlm 31 5 Yoyok Prasetyo, Ekonomi Islam.(Bandung:Aria Mandiri Group,2018)Hlm. 03
terdapat ayat-ayat yang melandasi hukum ekonomi syariah, salah satunya dalam Surat An-Nahl
ayat 90 yang mengemukakan tentang peningkatkan kesejahteraan umat Islam dalam segala
bidang termasuk ekonomi. Firman Allah yang berbunyi:

‫ٱ‬ ‫ٱل ٱ ع ل‬ ‫ٱ ق‬ ‫ٱ‬ ‫ٱ‬


‫غي‬ ‫ٱ‬

‫ع‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫لع‬ ‫ك‬ ‫ت‬ ‫ك‬ ٠٩

Artinya:”Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran6.”

b. Hadis dan sunnah

Setelah Al-qur‟an, sumber hukum ekonomi adalah hadis dan Sunnah. Yang mana para pelaku
ekonomi akan mengikuti sumber hukum ini apabila dodalam Al-Qur‟an tidak terperinci secara
lengkap tentang hukum ekonomi tersebut.

c. Ijma‟

Ijma‟ adalah sumber hukum yang ketiga, yang mana merupakan konsensus baik dari masyarakat
maupun cara cendikiawan agama yang tidak terlepas dari al-qur‟an dan hadis.

d. Ijtihad dan Qiyas

11
Ijtihad adalah usaha setiap meneruskan usaha untuk menumukan sedikit banyaknya
kemungkinan suatu persoalan syariat. Sedangkan Qiyas adalah pendapat yang merupakan alat
pokok ijtihad yang dihasilkan melalui penalaran analogi.

e. Istihsan, Istislah Dan Istishab

Istihsan, Istislah Dan Istishab adalah bagian dari pada sumber hukum yang lainnya dan telah
diterima oleh sebahagian kecil dari keempat Mazhab.7

F. Riba Dalam Pandangan Islam

Riba dalam pandangan Islam berada dalam kelebihan baik dalam bentuk uang ataupun barang.
Riba berarti kelebihan atau pertambahan dan jika dalam suatu kontak penukaran satu barang
yang sama, hingga itu disebut dengan riba. Riba disebut juga pembayaran yang dikenakan
terhadap pinjaman yang berlaku dimana modal yang berada dalam pinjaman tersebut digunakan.
Riba juga merupakan sebagian dari kegiatan ekonomi yang telah berkembang sejak zaman
jahiliyah hingga pada sampai saat ini. Sistem pinjam meminjam pada sistem riba ini banyak
menguntungkan kaum pemilik modal karena banyak mendapat keuntungan yang lebih dari yang
dipinjamkan. Dari adanya riba tersebut sehingga Islam melarang atau mengharamkan adanya
riba karena menumbuhkan tradisi shadaqah agar tidak ada yang teraniaya karena adanya riba.
Dalam kesamaan antara Bunga dan Riba yang dilarang di Al-Qur‟an dan hadits tapi masih
banyak umat muslim yang masih bergabung dengan bank konvensional yang menggunakan
sistem bunga dalam kehidupan maka dari itu turunlah ayat Allah yang melarang adanya riba
yang menyebabkan kemelaratan dan kerusakan dalam kehidupan manusia.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan Ketuhanan. Sistem ini bertitik tolak dari
Allah SWT, bertujuan akhir kepada Allah SWT, dan menggunakan sarana yang tidak lepas dari
Syariat Allah SWT. Perbedaan Ekonomi Islam dan modern adalah ilmu ekonomi Islam
dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam. Sedangkan ilmu ekonomi modern sangat dikuasai oleh
kepentingan diri si individu, tidak mempersoalkan pertimbanganpertimbangan nilai (terpisah
dengan agama). Ekonomi dalam pandangan Islam bukanlah tujuan akhir dari kehidupan ini,
tetapi sesuatu pelengkap kehidupan, saran untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, penunjang
dan pelayanan bagi akidah dan bagi misi yang diembannya. Ekonomi islam mempunyai tujuan
Memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia, nilai Islam bukan semata hanya untuk
kehidupan muslim saja tetapi seluruh makluk hidup dimuka bumi, esensi proses ekonomi Islam
adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nlai Islam guna mencapai pada
tujuan agama (falah). Ekonomi Islam menjadi rahmat seluruh alam, yang tidak terbatas oleh
ekonomi, sosial, budaya, dan politik dari bangsa. Ekonomi Islam mampu menangkap nilai
fenomena masyarakat sehingga dalam perjalanannya tanpa meninggalkan sumber teori Ekonomi
Islam.

13
DAFTAR PUSTAKA

Une Darwin, Bahsoan Agil, Dkk. 2013. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi.
Gorontalo:Ideas Publishing.

Bakhtiar Nurhasanah. 2013. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Sleman,
Yogyakarta:Aswaja Pressindo

Setyawati. Ria. R, Oktavia Renny. 2017. Riba Dalam Pandangan Islam

Fauzia, Ika Yunia dan Abdul Kadir Riyadi, “Prinsip Dasar Ekonomi Islam

Mustafa Edwin Nasution, et al., “Ekonomi Makro Islam”, Jakarta: Prenada Media.2008

Mujib, Abdul “Realitas Perbankan Syariah dan Ekonomi Islam”, Vol.2 No.1.(2017)

Natadipurba, Chandra “Ekonomi Islam 101” Cet. 1; Bandung: Mobidelta Indonesia, 2016

14

Anda mungkin juga menyukai