Anda di halaman 1dari 9

Riba dalam perspektif fiqh muamalah klasik dan kontemporer

Di Susun Oleh :

Nama : St Masnia

NIM : 10156122062

Kelas : TP 2

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MAJENE

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Dengan judul "Riba dalam perspektif fiqh
muamalah klasik dan kontemporer" Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Majene, 10 Desember 2023


Penyusun

St. Masnia

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................
C. Tujuan................................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................................

A. Pengertian Riba..................................................................................................................................
B. Dasar-dasar riba.................................................................................................................................
C. Macam-macam riba............................................................................................................................
D. Perspektif Kelompok Modernis tentang Riba....................................................................................

BAB III PENUTUP......................................................................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Melakukan aktivitas ekonomi adalah sifat manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Melalui kegiatan tersebut, seseorang memperoleh rezeki yang
mendukung kelangsungan hidupnya. Bagi orang Islam, Al-Qur'an menjadi panduan
mutlak dalam memenuhi kebutuhan hidup, dengan Sunnah Rasulullah saw yang
menjelaskan isi Al-Qur'an. Meskipun terdapat banyak ayat dan Hadis yang
mendorong kerja keras dan mengecam kemalasan, tidak semua kegiatan ekonomi
diizinkan oleh Al-Qur'an. Kegiatan yang merugikan banyak orang dan
menguntungkan sebagian kecil, seperti monopoli, calo, perjudian, dan riba, pasti
ditolak.
Riba, sebagai fokus utama dalam tulisan ini, disebutkan dalam Al-Qur'an dan
Hadis, dan para 'ulama' merumuskan konsep riba dari ayat-ayat tersebut. Dalam
menetapkan hukum, para 'ulama' menggunakan metode ta'lil (mencari 'illat) dalam
Ushul Fiqh. Meskipun riba diharamkan secara tegas, ke tidak jelasan batasan telah
memunculkan beragam interpretasi.
Transaksi riba dapat terjadi melalui hutang piutang dan bentuk lainnya, tetapi
para ulama dengan tegas melarang riba karena eksploitasi yang merugikan orang lain.
Beberapa pemikir Islam menganggap riba tidak hanya amoral, tetapi juga
menghambat aktivitas ekonomi masyarakat, menciptakan kesenjangan ekonomi.
Ironisnya, transaksi riba sering dilakukan oleh umat Muslim, menyebabkan tambahan
tidak adil pada modal dan praktek-praktek tidak etis dalam jual beli.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian riba?
2. Apa saja dasar-dasar riba?
3. Apa saja macam-macam riba?
4. Apa saja Perspektif Kelompok Modernis tentang Riba?
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Fiqih Muamalah
2. Untuk menambah wawasan tentang Riba

1
3. Untuk menjadi bahan bacaan dan menjadi referensi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Riba

Riba adalah tambahan, riba merupakan sesuatu yang dilakukan yang mengandung
tambahan termasuk riba. Riba termasuk suatu usaha haram karena tambahan dari
harta pokok.

Dalam konteks fiqh muamalah, riba adalah tambahan yang dilarang yang
dapat timbul sebagai akibat dari utang atau pertukaran. Menurut Wahid Abdus Salam
Baly, riba dapat dijelaskan sebagai "tambahan" yang dikenakan pada pokok uang
tanpa adanya transaksi penggantinya yang diwajibkan.

Ada empat pendapat ulama mengenai riba yaitu:

1. Syafi’iyah

Dalam pandangan Syafi’i, riba merupakan imbalan tertentu yang tidak


diketahui jumlah dan besarnya.

2. Malikiyah

Hampir sama dengan pendapat syafi’iyah hanya saja bertolak belakang dengan
manfaat nya

3. Hanafiyah

Setiap tambahan tanpa adanya iambalan tertentu pada usaha tukar menukar.

4. Hambaliah

Hampir sama dengan Hanafiyah, tambahan tanpa imbalan tertentu terdapat pada
barang tertentu.

B. Dasar- dasar riba


Di mana orang yang melakukan usaha riba termasuk orang yang kerasukan
setan dan Juga termasuk orang rakus.

2
Dan sebagaimana firman Allah dia telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba karena riba termasuk perbuatan yang keji dan orang yang melakukan riba akan
masuk ke dalam neraka.
C. Macam-Macam Riba

Ada dua jenis riba dimana yang pertama itu termasuk riba utang piutang dan
kedua yang berkaitan dengan riba jual beli.

Pada riba utang piutang dibagi menjadi dua yaitu:

1.Riba Qard

Riba qard merupakan suatu guna tingkat tambahan tertentu yang disyaratkan
pada orang yang berhutang.

Sebagai contoh riba qard yaitu udin meminjam uang Rp. 50.000 kepadaAhmad
dengan syarat pengembalian Rp. 55.000 jadi tambahannya sebesar Rp. 5.000 sudah
termasuk riba.

2.Riba Jahiliyah

Riba jahiliyah yaitu utang digunakan lebih dari pokoknya karena peminjam
tidak dapat melunasi utangnya pada waktu yang ditentukan

Pembagian riba jenis kedua yaitu riba jual beli dibagi menjadi dua:

 Riba Fadl

Riba fadl yaitu pertukaran antara barang sejenis dengan kadar yang
berbeda.Riba fadl bisa dilakukan jika barang yang ditukarkan harus seimbang atau
sama takarannya meski ada perbedaan bobot antar kedua barang.

 Riba Nasi'ah
Riba nasi'ah yaitu pertukaran jenis barang ribawi dengan jenis barang
ribawi lainnya. Riba nasi'ah ada karena pertukaran barang mengandung
perbedaan dan ada tambahan antara yang diberikan saat ini dan beda lagi saat
diberikan dikemudian hari.
D. Perspektif Kelompok Modernis tentang Riba

Dalam pandangan kelompok modernis, penekanan pada larangan riba lebih


diletakkan pada aspek moralitas, bukan semata-mata pada teks sebagai sumber utama,

3
sebagaimana yang dilakukan oleh ulama-ulama klasik (4 mazhab). Kelompok
modernis ini, yang diwakili oleh beberapa tokoh, menjelaskan pandangan mereka
sebagai berikut:

1. Menurut Muhammad Asad:

Muhammad Asad menyatakan bahwa kekejian riba, sesuai dengan makna


dalam Al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad SAW, terkait dengan keuntungan
yang diperoleh melalui pinjaman berbunga yang mengandung unsur kekerasan
terhadap mereka yang ekonominya lemah. Menurutnya, persoalan mengenai
transaksi finansial yang termasuk riba pada akhirnya merupakan masalah
moralitas yang berkaitan dengan hubungan sosio-ekonomi antara peminjam dan
pemberi pinjaman.

2. Menurut Abdullah Yusuf Ali:

Abdullah Yusuf Ali meyakini bahwa larangan terhadap riba tidak dapat
diragukan lagi. Pandangannya adalah bahwa mengambil keuntungan dari bisnis
yang melibatkan pinjaman dengan bunga, termasuk terhadap emas, perak, dan
kebutuhan pokok seperti gandum, gerst (sejenis gandum untuk membuat bir),
kurma, dan garam, tidak pantas. Dia berpendapat bahwa larangan ini seharusnya
mencakup segala bentuk pengambilan keuntungan yang berlebihan dari semua
jenis komoditas, kecuali melarang kredit ekonomi yang merupakan produk
perbankan modern.

3. Menurut Fazlur Rahman

Fazlur Rahman menyatakan bahwa meskipun sebagian besar kelompok


Muslim yang bermaksud baik masih mempertahankan pandangan bahwa Al-
Qur'an tidak mengizinkan segala bentuk bunga bank, pandangan ini harus
dipahami secara lebih mendalam daripada sekadar mengabaikan format riba
yang dilarang dalam sejarah. Pertanyaannya adalah mengapa Al-Qur'an
mengutuk riba sebagai tindakan keji dan kejam, menganggapnya sebagai
eksploitasi, dan melarangnya. Dia juga meragukan manfaat apa yang
sebenarnya diberikan oleh bunga bank pada saat ini. Dengan demikian, bagi
kelompok modernis, yang diharamkan dalam riba adalah pemerasan dan

4
penindasan terhadap orang-orang miskin, bukan hanya konsep bunga itu
sendiri seperti yang dijelaskan oleh ulama-ulama klasik.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Riba adalah tambahan, riba merupakan sesuatu yang dilakukan yang
mengandung tambahan termasuk riba. Riba termasuk suatu usaha haram karena
tambahan dari harta pokok. Riba sudah dijelaskan bahwa termasuk suatu ke haraman.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah, ayat 275.

Ada dua jenis riba dimana yang pertama itu termasuk riba utang piutang dan
kedua yang berkaitan dengan riba jual beli. Pada riba utang piutang dibagi menjadi
dua yaitu: Riba Qard dan Riba Jahiliyah. Pembagian riba jenis kedua yaitu riba jual
beli dibagi menjadi dua yaitu Riba Fadl, dan riba Nasi’ah.

B. Saran
Untuk para pembaca diharapkan dapat menerapkan nilai dari riba dan memahami
bagaimana riba dalam kehidupan sehari-hari. Dan penulis berharap agar lebih dapat
mengumpulkan data mengenai materi ini.

5
DAFTAR PUSTAKA

Hasan Ahmad Farroh (2018) “Fiqh Muamalah klasik dan kontemporer” : Malang

Safrita Ani, (2020) “fiqih praktis riba” :IAIN Cot Kala Langsa

Anda mungkin juga menyukai