DI
S
U
S
U
N
OLEH:
Kelompok 4
Assalamu’alaikum wr. wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul: “Riba dan Permasalahannya”. Shalawat
dan salam kita panjatkan kehadirpat Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
manusia dari alam kegelapan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-
banyaknya kepada Dosen Pembimbing, atas bimbingan kepada penulis sehingga
tersusunnya makalah ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagai semua pihak.
Penulis menyadari, dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritikan dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan di masa akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam. Oleh
karenanya, terkesan seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam. Orang sering lupa
bahwa hukum larangan riba, sebagaimana dikatakan oleh seorang Muslim Amerika,
Cyril Glasse, dalam buku ensiklopedinya, tidak diberlakukan di negeri Islam
modern manapun. Sementara itu, kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa di
dunia Kristenpun, selama satu milenium, riba adalab barang terlarang dalam
pandangan theolog, cendekiawan maupun menurut undang-undang yang ada.
Di sisi lain, kita dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa praktek riba yang
merambah ke berbagai negara ini sulit diberantas, sehingga berbagai penguasa
terpaksa dilakukan pengaturan dan pembatasan terhadap bisnis pembungaan uang.
Perdebatan panjang di kalangan ahli fikih tentang riba belum menemukan titik
temu. Sebab mereka masing-masing memiliki alasan yang kuat. Akhirnya timbul
berbagai pendapat yang bermacam-macam tentang bunga dan riba.
Riba bukan cuma persoalan masyarakat Islam, tapi berbagai kalangan di luar
Islam pun memandang serius persoalan riba. Kajian terhadap masalah riba dapat
dirunut mundur hingga lebih dari 2.000 tahun silam. Masalah riba telah menjadi
bahasan kalangan Yahudi, Yunani, demikian juga Romawi. Kalangan Kristen dari
masa ke masa juga mempunyai pandangan tersendiri mengenai riba.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah definisi dam jenis-jenis riba?
2. Bagaimanakah jenis barang ribawi?
3. Bagaimanakah larangan riba dalam Al-Qur’an dan Hadits?
4. Bagaimanakah persamaan bunga dan Riba?
5. Bagaimanakah dampak negatif riba?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Menurut al-Jurjani dalam kitab al-Ta’rifat, sebagaimana yang dikutip oleh
Khoeruddin Nasution, mengatakan bahwa riba dengan kelebihan/ tambahan tanpa
ada ganti/ imbalan yang disyaratkan bagi salah satu dari dua orang yang membuat
transaksi (al-Riba fi al-Shar’i Huwa Fadhlun ‘an ‘Iwain Shuritha li Ahadil
‘Aqidayni).
Menurut Imam Ahmad ibin Hanbal sebagimana yang dikutip oleh
Muhammad Syafi’i Antonio, riba adalah seseorang memiliki utang maka dikatakan
kepadanya apakah akan melunasi atau membayar lebih. apabila tidak mampu
melunasi, ia harus menambah dana (dalam bentuk bunga atau pinjaman) atas
penambahan waktu yang telah diberikan.
Menurut al-Mali sebagaimana yang dikutip oleh Hendi Suhendi, riba ialah
akad yang terjadi atas penukaran barang tertentu yang tidak diketahui
perimbangannya menurut ukuran syara’, ketika berakad atau dengan mengakhirkan
tukaran kedua belah pihak atau salah satu keduanya”
Menurut Muhammad Abduh sebagaimana yang dikutip oleh Hendi Suhendi,
bahwa yang dimaksud dengan riba ialah penambahanpenambahan yang diisyaratkan
oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya (uangnya),
karena pengunduran janji pembayaran oleh peminjam dari waktu yang telah
ditentukan.2
Para ulama sepakat riba itu ada lima macam yaitu :
1. Riba Fadli
Adalah berlebihan salah satu dari dua pertukaran yang diperjual belikan.
Bila yang diperjual belikan sejenis, berlebihan timbangannya pada barang-
barang yang ditimbang, berlebih takarannya pada barang-barang yang
ditakar, dan berlebih ukurannya pada barang-barang yang diukur;
2. Riba Nasi’ah
Adalah melebihkan pembayaran barang yang dipertukarkan, diperjual
belikan atau diutangkan karena diakhirkan waktu pembayaran baik yang
sejenis maupun tidak
3. Riba Yad
2
Hendi Suhendi, Fiqh Mu’amalah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Hal. 60
3
Adalah dua orang yang bertukar barang atau jual beli berpisah sebelum
timbang terima.
4. Riba Qard.
Adalah riba dalam utang piutang yaitu dengan mengambil manfaat atau
tingkat kelebihan tertentu yang diisyaratkan kepada penerima utang atau
muqtaridh.
5. Riba Jahiliyah.
Riba ini merupakan penambahan utang lebih dari nilai pokok dalam utang
piutang karena penerima utang tidak mampu membayar utangnya secara
tepat waktu.3
berbeda ukuran lantaran berbeda kualitas hanya terbatas pada benda tertentu saja.
ribawi setidaknya enam jenis barang. Keenam barang itu adalah emas, perak,
ب َوال َّشع ُي بِل َّش ِع ِي َوالت ْم ُر بِلت ْم ِر َوال ِم ْل ُح َّ ضةُ بِل ِف
ِ ض ِة َوال بُ بِل َّ ِب َوالف َّ ِالذهَبُ ب
ِ َلذه َّ
واءا
َ َس ِ ناف فبيعوا َك ْيفَ ِشئْ بِل ِم ْل
ح ِمثالا ِبث ٍل ْ َت لف
ُ ْت هَ ِذ ِه األص ْ ب َس َوا ٍء يادا بي ٍد فإ َذا
َ اخ
Dari Ubadah bin Shamait berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:” Emas
dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, terigu dengan terigu,
3
Rozalinda, Fiqh Mu’amalah dan Aplikasinya pada Perbankan Syari’ah, Padang :
Hayka Press, 2005, hal. 102
4
korma dengan korma, garam dengan garam harus sama beratnya dan tunai. Jika
jenisnya berbeda maka juallah sekehendakmu tetapi harus tunai (HR Muslim).
Dari dalil di atas, maka tukar menukar sesama jenis harta dari salah satu keenam
1. Emas
Barter emas dengan emas hukumnya haram, bila kadar dan ukurannya
berbeda. Misalnya, emas 10 gram 24 karat tidak boleh ditukar langsung dengan
2. Perak
Barter perak dengan perak hukumnya haram, bila kadar dan ukurannya berbeda.
Misalnya, perak 100 gram dengan kadar yang tinggi tidak boleh ditukar langsung
3. Gandum
Barter gandum dengan gandum hukumnya haram, bila kadar dan ukurannya
berbeda. Misalnya, 100 Kg gandum kualitas nomor satu tidak boleh ditukar
langsung dengan 150 kg gandum kuliatas nomor dua. Kecuali setelah dikonversikan
4. Terigu
Demikian juga barter terigu dengan teriguhukumnya haram, bila kadar dan
ukurannya berbeda. Misalnya, 100 Kg terigu kualitas nomor satu tidak boleh
5
ditukar langsung dengan 150 kg terigu kuliatas nomor dua. Kecuali setelah
5. Kurma
Barter kurma dengan kurma hukumnya haram, bila kadar dan ukurannya
berbeda. Misalnya, 1 Kg kurma ajwa (kurma nabi) tidak boleh ditukar langsung
6. Garam
Barter garam dengan dengan garam hukumnya haram, bila kadar dan
4
Ahmad Sarwat, Kiat-kiat Menghindari Riba, (Jakarta Selatan: Rumah Fiqih Publishing,
2019), hal. 12
6
apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-
orang yang melipat gandakan (pahalanya).
Tahap kedua.
Riba digambarkan sebagai sesuatu yang buruk. Allah Ta'ala mengancam memberi
balasan yang keras kepada orang Yahudi yang memakan riba. Disebutkan dalam
surat Al-Nisa ayat 160-161.
Tahap ketiga.
Riba diharamkan dengan dikaitkan kepada suatu tambahan yang
berlipat ganda. Para ahli tafsir berpendapat, bahwa pengambilan bunga
dengan tingkat yang cukup tinggi merupakan fenomena yang banyak
dipraktekkan pada masa tersebut. Disebutkan dalam surat Ali Imran ayat
130.
7
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan
berlipat ganda[dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan.
Ayat ini turun pada tahun ke-3 Hijriyah. Secara umum ayat ini harus
dipahami bahwa kriteria berlipat-ganda bukanlah merupakan syarat dari terjadinya
riba (artinya bukan berarti jika bunga berlipat ganda disebut riba, tetapi jika kecil
bukan riba), tetapi merupakan sifat umum dari praktek pembungaan uang pada saat
itu.
Demikian juga ayat ini harus dipahami secara berkesinambungan dengan
ayat 278-279 dari Surat al-Baqarah yang turun pada tahun ke-9 Hijriyah.
Tahap terakhir.
Allah Ta'ala dengan jelas dan tegas mengharamkan apa pun jenis tambahan
yang diambil dari pinjaman. Ini adalah ayat terakhir yang diturunkan menyangkut
riba. Disebutkan dalam surat Al-Baqarah:278-279.
8
Larangan Riba dalam al-Sunnah
Pelarangan riba dalam Islam tak hanya merujuk pada al-Quran melainkan
juga al-Hadits. Sebagaimana posisi umum hadits yang berfungsi untuk menjelaskan
lebih lanjut aturan yang telah digariskan melalui al-Quran, pelarangan riba dalam
hadits lebih terinci. Banyak hadits yang menguraikan masalah riba. Di antaranya
adalah:
ِ ِ ِ ِِ ال رأَيت أَِِب ا ْشتَ رى ح َّجاما فَأَمر ِِبَح
َ ت فَ َسأَلْتُهُ َع ْن ذَل
ك ْ اِجه فَ ُكسَر َ ََ َ َ ا ُ ْ َ َ ََخبَ َرِِن َع ْو ُن بْ ُن أَِِب ُج َحْي َف َة ق
ْأ
ِ َِّ ول
َالدِ َوََمَ ِن الْ َك َْ ِ َوَك ْس ِ اَ ََم ِة َولَ َع َن الْ َواَمَة
َّ اَّللُ َعَْي ِه َو َسََّ َم هَ َىا َع ْن ََمَ ِن
َّ لََّا َ اَّلل َ ال إِ َّن َر ُسَ َق
ص ِوَر ِ ِ والْمستَ وَِمةَ وآكِل
َ الرًَب َوُموكَهُ َولَ َع َن الْ ُم َ َ َ ُْْ َ
Diriwayatkan oleh Aun bin Abi Juhaifa, “Ayahku membeli seorang budak yang
pekerjaannya membekam (mengeluarkan darah kotor dari tubuh), ayahku
kemudian memusnahkan peralatan bekam si budak tersebut. Aku bertanya kepada
ayah mengapa beliau melakukannya. Ayahku menjawab, bahwa Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang untuk menerima uang dari transaksi darah,
anjing, dan kasab budak perempuan, beliau juga melaknat pekerjaan pembuat tato
dan yang minta ditato, menerima dan memberi riba serta beliau melaknat para
pembuat gambar.” (Shahih al-Bukhari no. 2084 kitab Al-Buyu’)
9
orang saksinya, kemudian beliau bersabda, "Mereka itu semuanya sama." (Shahih
Muslim no. 2995, kitab Al-Masaqqah).
Riba dan bunga pada dasarnya memiliki perbedaan dan persamaan tertentu. Riba
merupakan hal yang haram, sedangkan bunga ada yang diharamkan, ada juga
yang tidak.
Misalnya, dalam transaksi penukaran emas. Penukaran emas bisa disebut riba
kesepakatan. “Kalau kita ingin menukar emas dengan emas, harus sama
waktunya dan sama beratnya. Kalau tidak sama, maka akan ada riba. Tidak boleh
ada kelebihan, disebut riba fadhal. Riba nasa’, ada perbedaan waktu. Misal,
punya dolar Amerika mau kita tukar uangnya tapi besok. Tidak boleh, harus hari
Untuk menjadi riba ada 3 ketentuan, yakni (1) Ada kelebihan (ziyadah),
misalnya, pinjam uang Rp. 100.000 dikembalikan Rp. 150.000, (2) Harus dari
pinjaman, jika barang dibeli 10 juta kita dijual 11 juta dengan barang yang
10
bersifat pinjaman, (3) Pinjaman tersebut merupakan bagian dari persyaratan
dengan riba adalah individu yang secara alami memiliki sifat kikir, dada yang
sempit, berhati keras, menyembah harta, tamak akan kemewahan dunia dan sifat-
2. Riba merupakan akhlaq dan perbuatan musuh Allah, Yahudi. Allah ta’ala
berfirman:
اس بِ ْالبَا ِط ِل َوأَ ْعتَ ْدنَا لِلْ َكافِ ِرينَ ِم ْنهُ ْم َع َذابًا أَلِي ًما َ َوأَ ْخ ِذ ِه ُم ال ِّربَا َوقَ ْد نُهُوا َع ْنهُ َوأَ ْكلِ ِه ْم أَ ْم َو
ِ َّال الن
dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan
jalan yang batil, Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di
3. Riba merupakan akhlak kaum jahiliyah. Barang siapa yang melakukannya, maka
4. Pelaku (baca: pemakan) riba akan dibangkitkan pada hari kiamat kelak dalam
11
Artinya:
5. Seseorang yang bergelut dan berinteraksi dengan riba berarti secara terang-
dirinya layak diperangi oleh Allah dan rasul-Nya. Allah ta’ala berfirman:
ٍ ْ فَإ ِ ْن لَ ْم تَ ْف َعلُوا فَأْ َذنُوا بِ َحر. ََّللاَ َو َذرُوا َما بَقِ َي ِمنَ الرِّ بَا إِ ْن ُك ْنتُ ْم ُم ْؤ ِمنِين
ب َّ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا
sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14