Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

AYAT EKONOMI TENTANG RIBA

Disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah


“Ayat Ekonomi Islam”

Dosen Pengampu :
Karmuji, M.Sy

Disusun Oleh:
Kelompok 7 (tujuh):
1. Dian Risma Sari

2. Hetti Nur Izzah Khamelia

3. Ahmad Syaifulloh

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (A)


FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT
LAMONGAN JAWA TIMUR 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat, Rohmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan yang kurang ajar menuju jalan yang penuh ajar
yakni addinul Islam.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas( Karmuji, M.Sy )
pada bidang study (Ayat Ekonomi Islam). Selain itu makalah ini bertujuan untuk
menambahkan wawasan tentang ( Ayat-ayat Ekonomi Riba ) bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada (Bapak Karmuji, M.Sy), selaku ( Dosen


Mata Kuliah Ayat-ayat Ekonomi Islam ) yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambahkan pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

SAMPUL HALAMAN ............................................................................................

KATA PENGANTAR .............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah…………….……………………….......................................
1.3 Tujuan masalah ...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
2.1 Pengertian Riba....................................................................................................
2.2 Hukum Riba.........................................................................................................
2.3 Jenis-jenis Riba....................................................................................................
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
3.1 Simpulan.............................................................................................................
3.2 Saran ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bingkai ajaran isalam, aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh manusia
untuk dikembangkan memiliki beberapa kaidah atau moralitas dalam syariat islam. Allah
menurunkan rizki ke dunia untuk dimanfaatkan oleh manusia dengan cara yang telah
dihalalkan oleh Allah dan bersih dari segala perbuatan yang mengandung riba
Kata riba berasal dari bahasa arab secara etimologis berarti tambahan riba adalah
tambahan yang berasal dari usaha haram yang merugikan salah satu pihak dalam suatu
transasi pada dasarnya transasi riba dapat terjadi dari transasi utang piutang namun bentuk
dari sumber tersebut bisa berupa pinjaman jual beli dan lain sebagainya
Akan dapat dikatakan tentang kelarangannya sudah menjadi aksiona dalam ajaran
islam. Dalam makalah ini, penyusun akan memaparkan topik yang berhubungan dengan
riba mulai dari pengertian, hukum riba, dan jenis-jenis riba.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Riba?
2. Bagaimana Hukum Riba?
3. Apa saja Jenis-jenis Riba?
1.3 Tujuan Masalah
1. untuk mengetahui pengertian riba
2. untuk mengetahui hukum riba
3. untuk mengetahui jenis riba
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Riba
Kata riba berasal dari bahasa arab secara etimologis berarti tambahan,
berkembang, membesar, dan meningkat yang dimaksud dengan tambahan disini
adalah tambahan pokok harta baik sedikit maupun banyak
Riba adalah tambahan yang berasal dari usaha haram yang merugikan salah
satu pihak dalam suatu transaksi. Menurut terminalogi ilmu fiqih riba merupakan
tambahan khusus yang dimiliki salah satu pihak yang terlibat tanpa adanya imbalan
tertentu riba sering juga diterjemahkan dalam bahasa inggris sebagai “yusuri” dengan
arti tambahan uang atas modal yang diperoleh dengan cara yang dilarang oleh syara’
baik dengan tambahan yang sedikit ataupun jumlah tambahan banyak
Menurut Abdu Rohman Al-jaiziri yang dimaksud dengan riba ialah akad yang
terjadi dengan penukaran tertentu tidak diketahui sama atau tidak menurut syara’ atau
terlambat salah satunya. Menurut aturan riba ialaha penambahan penambahan yang di
syaratkan oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya
(orangnya),karena pengunduran janji pembayaran oleh peminam dari waktu yang
telah di tentukan
2.2 Dasar hukum riba
Riba diharamkan dalam semua agama samawi. Riba dilarang dalam
yahudi,nasrani dan islam. Al qur’an berbicara tentang riba dalam beberapa tempat
sesuai dengan uruan waktu.
Pada periode mekah, ayat yang pertama sekali berbicara tentang riba
adalah surat ar-rum;39,yang berbunyi:
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia
bertambah,maka tidak bertambah dalam pandangan allah.Dan,apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridhoan allah,maka itula
orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya)
Dan pada waktu itu orang-orang yahudi biasa melakukan perbuatan-perbuatan
dosa besar.mereka mengharamkan apa yang dihalalkan dan menghalalkan apa yang
diharamkan.sehubungan dengan itu maka allah menurunkan ayat 160-161 sebagai
kabar bahwa perbuatan mereka salah dan berita gembira bagi mereka yang beriman
(HR Ibnu Abi Hatim dan Muhammad bin abdillah bin yazid Al muqri dari sofyan bin
unaiyah dari amrin ibu abbas)
a. Sebab Turunnya Ayat
Menurut muhaid, orang arab terbiasa melakukan transaksi jual beli dengan
jangka waktu (kredit). Jika waktu pembayaran tiba, mereka ingkar dan tidak mau
membayar. Dengan demikian, bertambah besar bunganya, dan semakin pula
bertambah jangka waktu pembayaran. Atas praktik tersebut, Allah menurukan
ayat tersebut.
b. Penjelasan ayat
Di dalam surah Ali Imran ayat 130 ahli tafsir menjelaskan bahwa:
 Yang diperingatkan dalam ayat ini adalah golongan saqif, umumnya
umat manusia beragama islam
 Peringatan untuk menjauhi memakan riba
 Takutlah kepada Allah dalam memakan harta riba, dengan harapan
tidak mendapati murka dan siksa dari Allah

2.3 Jenis-jenis Riba


Jumhur ulama membagi riba dalam 2 bagian yaitu riba fadhl dan riba nasi’ah:
 Riba al-fadhl (riba pertukaran)
Menurut Jumhur ulama Hanafiyah, riba fadhl adalah “tambahan zat
harta pada akad jual beli yang diukur dan sejenis”
Dengan kata lain, riba fadhl adalah berlebih salah satu dari dua
pertukaran yang dijualbelikan sejenis, berlebih timbangnya pada barang-
barang yang ditimbang. Berlebih takarannya pada brang-barang yang ditakar
dan berlebih ukurannya pada barang-barang yang diukur.
Oleh karena itu, jika melaksanakan akad sharf (penukaran) antar
barang yang sejenis, tidak boleh dilebihkan salah satunya agar terhindar dari
unsur riba. Larangannya adalah menukar atau menjual komoditi yang
sama(terkait dengan 6 komoditi yaitu emas, perak, gandum, biji-bijian, garam
dan kurma) dengan jumlah yang berbeda.
 Riba nasi’ah
Menurut ulama Hanafiyah, riba nasi’ah adalah “memberikan kelebihan
terhadap pembayaran dari yang ditangguhkan, memberikan kelebihan pada
benda disbanding utang pada benda yang ditakar atau ditimbang yang
berebeda jenis atau selain dengan yang ditakar dan ditimbang yang sama
jenisnya”.
Riba nasi’ah adalah melebihkan pembayaran atau barang yang
dipertukarkan, diperjualbelikan atau diutangkan karena adanya tambahan
waktu pembayaran atau penyerahan barang baik yang sejenis ataupun tidak.
Namun, secara garis besar riba dikelompokkan menjadi dua, yaitu riba
utang piutang dan riba jual beli. Kelompok pertama terbagi menjadi riba qardh
dan jahiliyah, sedangkan kelompok kedua yaitu riba fadl dan nasi’ah.
1. Riba qardh adalah suatu manfaat yang disyaratkan terhadap yang
berhutang (muqtaridh)
2. Riba jahiliyah adalah utang dibayar lebih dari pokoknya karena
sipeminjam tidak dapat membayar pada waktu yang ditentukan
3. Riba fadl adalah pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran
yang berbeda. Ini haram berdasarkan As-Sunnah dan ijma’ karena
merupakan sarana menuju riba nasi’ah
4. Riba nasi’ah adalah melebihkan pembayaran barang yang dipertukarkan,
diperjual belikan, atau diutangkan karena diakhirkan waktu
pembayarannya baik yang sejenis maupun tidak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpukan
 Riba berarti menetapkan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat
pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok,
yang dibebankan kepada peminjam. Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan). Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengembalian
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil.
 Riba diharamkan dalam semua agama samwi. Riba dilarang dalam Yahudi,
Nasrani, dan Islam.
 Macam-macam riba yaitu riba jahiliyah, riba qardhi, riba fadl, dan riba
nasi’ah.
 Dampak riba pada ekonomi riba (bunga) menahan pertumbuhan ekonomi dan
membahayakan kemakmuran nasional serta kesejahteraan individual. Riba
(bunga) menyebabkan timbulnya kejahatan ekonomi (distorsi ekonomi) seperti
resesi, depresi, inflasi, dan pengangguran.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, itu
semua hanya keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki dan hanya
mengandalkan buku referensi. Maka dari itu, penulis menyarankan agar pembaca
yang ingim mempelajari makalah ini. Selain itu juga, penulis mengharap dari
pembaca untuk memberikan kritik dan saran pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Diana, Ilfi Nur. 2012. Hadis-hadis Ekonomi. Malang: UIN Maliki Press.
Hadi, Abu Sura’I Abdul. 1993. Bunga Bank Dalam Islam, alih bahasa M. thalib.
Surabaya: al-ikhlas.
Sabiq, Sayyid. 2013. Fiqh Sunnah Jilid 5. PT.Tinta Abadi Gemilang, cet.1

Anda mungkin juga menyukai