Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TENTANG RIBA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata kuliah : Akad Muamalah Klasik

Dosen Pengampu : Bapak Shofiyulloh M.H.I

DISUSUN OLEH :

1. Lazuardi Wildan Ridho (2017201210)


2. Nurul Fitriani (2017201211)
3. Aprilina Prasetia Mukti (2017201215)
4. Zidni Hilman Haitami (2017201219)
5. Muhammad Rojab Mubarok (2017201235)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO

DAFTAR PUSTAKA

1
JUDUL

.............................................................................................................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................2

KATA PENGANTAR............................................................................................................................3

BAB I.....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..................................................................................................................................4

A. Latar Belakang...........................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4

BAB II....................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN....................................................................................................................................5

A. Pengertian Riba..........................................................................................................................5

B. Dasar Hukum Riba.....................................................................................................................5

C. Konsep Barang Riba...................................................................................................................6

D. Macam-Macam Riba..................................................................................................................8

BAB II..................................................................................................................................................10

PENUTUP............................................................................................................................................10

A. KESIMPULAN........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................11

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada saya, sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas makalah mengenai jual beli dalam islam

Makalah ini telah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah
ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
kami terbuka menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah ini menjadi makalah yang
baik dan benar.

Akhir kata dari kami semoga makalah ini yang membahas tentang jual beli
dalam islam ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi para
pembaca.

Purwokerto, 30 Maret 2021

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Riba adalah pertukaran unsur ribawi yang dimana terdapat perbedaan waktu dan
atau kuantitas. Unsur ribawi yang disebutkan nabi adalah emas untuk emas, perak untuk
dll. Riba dilarang keras dalam islam karena cenderung menimbulkan ketidakadilanantara
satu pihak dengan pihak lainnya. Riba terbagi menjadi 2 jenis yaitu, Riba Nasi’ah dan
Riba Fadhl.

Tingkah laku riba diibaratkan seperti orang pemabuk yang tidak tahan tetapi
berdiri sebagai orang yang berdiri kerasukan setan karena (kegilaan), akan dimasukkan
kedalam api neraka dan kekal selamanya. Orang yang tidak meninggalkan riba akan
diperangi Allah swt. dan rasul-Nya akan dikategorikan sebagai kafir, mendapat kutukan
Nabi Muhammad saw. Pelajaran pembatasan riba bisa membuat manusia suka saling
membantu, menutup pintu atas tidakan dan memutuskan hubungan baik sesama pria,
memuliakan pekerjaan, dan tidak merugikan dalam kesusahan. Allah swt., dan Nabi
Muhammad saw mengutuk siapapun yang terlibat dalam praktik riba tanpa terkecuali.
Contoh perilaku riba yaitu; transaksi jual beli secara kredit, asuransi transaksi, dan
asuransi konvensional.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Riba?
2. Apa saja dasar hukum Riba?
3. Apa saja konsep barang Riba?
4. Apa saja macam-macam Riba?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Riba
Riba secara bahasa artinya tambahan (ziyadah) atau berarti tumbuh dan
membesar. Secara terminologi fiqh, Riba adalah tambahan khusus yang dimiliki salah
satu dari 2 pihak yang terlibat transaksi tanpa ada imbalan tertentu. Riba merupakan
pertambahan yang diperoleh melalui harta orang lain tanpa membeli nilai ganti yang
seksama.
Menurut syaikh muhammad abduh, yang dimaksud riba adalah penambahan-
penambahan yang diisyaratkan oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang
meminjam hartanya (uangnya), karena pengunduran janji pembayaran oleh peminjam
dari waktu yang telah ditentukan.

Rasulullah saw. menegaskan dalam haditsnya, bahwa harta seseorang itu


haram untuk orang lain seperti pengharaman terhadap darahnya. Diharamkannya riba
karena riba menghalangi manusia dari berusaha dengan bersungguh-sungguh dalam
bidang khusus (perusahaan dan perdagangan). Perjanjian dalam amalan riba
mengandung unsure penipuan yang memungkinkan orang kaya untuk mendapatkan
kelebihan (keuntungan yang berlebih) dari pokoknya. Pengharaman riba telah
dibutuhkan oleh Al-Qur’an , maka tidak perlu bagi manusia mengetahui sebab-
sebabnya. Kita telah membuangnya sebagai sesuatu yang haram dan kita tidak akan
lagi memikirkan sebab-sebabnya.

B. Dasar Hukum Riba


Riba diharamkan dalam keadaan apapun dan dalam bentuk apapun.
Diharamkan atas pemberian piutang dan juga atas orang yang berhutang darinya
dengan memberikan bunga baik yang berhutang itu adalah orang miskin atau orang
kaya. Berdasarkab dengan hal tersebut, hukum riba telah dipertegas dalam al-qur’an
dan hadits sebagai berikut:

1. QS, Al-Baqarah ayat 275


5
Allah swt. berfirman “orang-orang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat) sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah swt. telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-
orang yang telah sampai kepadanya larangan Rabb-Nya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambil dahulu (sebelum datang
larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah swt. Orang-orang yang
mengambil riba, maka orang itu adalah penghuni neraka,mereka kekal di
dalamnya.

2. Qs. Al-Baqarah Ayat 278-279

Allah swt. berfirman “Hai orang-orang yang berfirman bertakwalah kepada


Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang yang
beriman. Jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka
permudahkanlah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika
bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu, kami tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”

3. Dalam Surat Ali-Imran Ayat 130

Allah swt. berfirman “hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya
kamu mendapat keberuntungan.”

4. Dari Abdullah Bin Hazhalah RA dari Nabi Muhammad Saw bersabda, “ 1 dirham
yang riba dimakan seseorang padahal ia tau adalah lebih berat daripada 36
pelacur”.
5. Dari Ibnu Mas’ud RA bahwa Nabi Saw bersabda, “riba itu mempunyai 73 pintu,
yang paling ringan (dasarnya) seperti seorang anak menyetubuhi ibunya”.

C. Konsep Barang Riba


Dalam sebuah kitab Manhaju al-Thulab, berikut :

6
‫إنما يحرم في نقد وماقصد لطعم تقوتا أوتفكها أوتداويا‬

Yang artinya: Sesungguhnya riba diharamkan dalam emas, perak (nuqud) dan
bahan pangan yang berfaedah sebagai sumber kekuatan, lauk pauk dan obat-obatan.”
(Syekh Abu Zakaria Yahya Muhyiddin bin Syaraf A-Nawawy, Manhaju al-Thulab,
Kediri: Pesantren Fathul Ulum,tt.: 1/161).

Pernyataan diatas menjelaskan bahwa riba dilarang dalam jual beli barang
yang terdiri dari emas, perak, dan bahan makanan. Oleh karena itu, emas dan perak
(nuqud) serta bahan makanan dikenal dengan istilah barang ribawi, yaitu barang yang
dapat mengakibatkan terjadinya akad riba bila terjadi kelebihan dalam salah satu
pertukarannya (jual beli).

Nuqud adalah barang yang terdiri atas emas (dzahab) dan perak (fidlah).
Nuqud biasanya dicetak dalam bentuk mata uang logam (fulus), dan kadang pula
dicetak dalam bentuk perhiasan (huliyyun) atau emas batangan (tibrun).

Selain emas dan perak, barang ribawi lainnya adalah bahan pangan. Maksud
dari bahan pangan ini adalah sebagai berikut :

‫بأن يكون أظهر مقاصده الطعم وإن لم يؤكل نادرا كالبلوط‬

Artinya: “Bahan yang sebagian besar dimaksudkan untuk tujuan pangan,


meskipun jarang dikonsumsi. Contohnya: buah-buahan.” (Syekh Abu Yahya Zakaria
Al-Anshary, Fathul Wahab bi Syarhi Manhaji al-Thullabi, Kediri: Pesantren Fathul
Ulum, tt., Juz 1 Hal. 161).

Dari hadits diatas dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya bahan pangan yang
masuk kelompok barang ribawi ada 3, yaitu:

1. Gandum merah maupun gandum putih

Keduanya dianggap mewakili fungsi sebagai sumber kekuatan pokok


(taqawwut). Dari keduanya kemudian muncul penyamaan hukum terhadap beberapa
jenis bahan makanan lain, seperti beras, jagung dan kacang-kacangan (al-ful).

2. Kurma

7
Kurma mewakili kelompok lauk-pauk, camilan, dan manisan. Karena, kurma
bukan termasuk makanan pokok. Dari kurma muncul penyamaan hukum terhadap
anggur, buah tin, dan tebu.

3. Garam

Fungsi garam pada dasarnya untuk membaguskan. Dan dari peran


membaguskan ini, maka ditarik persamaan hukum untuk bahan-bahan yang berperan
sebagai obat-obatan, seperti za’faran dan jahe-jahean.

D. Macam-Macam Riba
Riba diklasifikasikan menjadi 2 yaitu Riba utang dan Riba Penjualan.

 Riba utang Dibagai menjadi 2 yaitu:


1. Riba Qardh
Riba qardh adalah manfaat tingkat kelebihan tertentu yang disyariatkan
untuk dapat mampu berhutang (muqtaridh).
2. Riba Jahiliyyah
Riba Jahiliyyah adalah hutang yang dibayar lebih dari pokok hutang,
karena peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang
ditetapkan.

 Riba penjualan dibagi menjadi 2 yaitu:


3. Riba Nasi’ah

Riba Nasi’ah adalah tambahan pokok pinjaman yang diisyaratkan dan


diambil oleh pemberi pinjaman dari yang berhutang sebagai kompensasi atas
tangguhan pinjaman yang diberikan kepadanya. Allah swt. mengharamkan dan
melarang hal tersebut sebagaimana firman Allah swt. yang artinya:

Dari Jabir R.A beliau berkata, ‘Bahwa Rasulullah Saw. melaknat pemakan
riba, yang memberikannya, pencatatnya dan saksi-saksinya. Rasulullah saw.
mengatakan, ‘mereka itu sama.’

8
Dari firman diatas,dapat disimpulkan bahwa “jika waktu berhutang
seseorang telah jatuh tempo, sedangkan orang tersebut masih dalam kesulitan,
hemdaknya orang yang menghutangkan bersabar dan tidak menagihnya.
Sedangkan jika orang tersebut telah memiliki dan dalam keadaan lapang, maka
wajib baginya membayar hutang tersebut dan dia tidak perlu menambah nilai
dari tanggungan hutang yang dipinjamnya.

4. Riba Fadhl

Riba fadhl adalah riba yang sejenis yang disertai tambahan baik berupa
uang maupun berupa makanan. Riba fadhl berasal dari kata “al-fadhl” yang artinya
tembahan dari salah satu jenis barang yang dipertukarkan dalam proses transaksi.

Dalam keharamannya, syariat telah menetapkan dalam 6 hal terhadap


barang ini yaitu: emas, perak, gandum putih, gandum merah, kurma, dan garam.
Jika barang tersebut ditransaksi secara sejenis dan disertai tambahan, maka
hukumnya haram. Sebagaimana hadits Rasulullah Saw, yang artinya:

“Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum putih dengan gandum
putih, gandum merah dengan gandum merah, kurma dengan kurma (dalam
memperjual-belikannya), harus dengan ukuran yang sama, dan diterima secara
langsung.” (HR. Ahmad dan Muslim).

5. Riba Yad

Transaksi yang tidak ada berapa nominal harga pembayaran atau ketika
sesseorang berpisah dari tempat akad jual beli sebelum serah terima antara penjual
dan pembeli.

9
BAB II

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Riba secara bahasa artinya tambahan (ziyadah) atau berarti tumbuh dan membesar.
Secara terminologi fiqh, Riba adalah tambahan khusus yang dimiliki salah satu
dari 2 pihak yang terlibat transaksi tanpa ada imbalan tertentu. Riba merupakan
pertambahan yang diperoleh melalui harta orang lain tanpa membeli nilai ganti
yang seksama.
2. Dasar hukum riba :
 Qs. Al-baqarah ayat 275
 Qs. Al-baqarah ayat 278-279
 Qs. Ali imran ayat 130
3. Konsep barang riba: Riba dilarang dalam jual beli barang yang terdiri dari emas,
perak, dan bahan makanan. Oleh karena itu, emas dan perak (nuqud) serta bahan
makanan dikenal dengan istilah barang ribawi, yaitu barang yang dapat
mengakibatkan terjadinya akad riba bila terjadi kelebihan dalam salah satu
pertukarannya (jual beli). Selain emas dan perak, ada juga gandum, kurma dan
garam.
4. Macam-Macam Riba
Riba utang Dibagai menjadi 2 yaitu:
 Riba Qardh
 Riba Jahiliyyah

Riba penjualan dibagi menjadi 2 yaitu:

 Riba Nasi’ah
 Riba Fadhl
 Riba Yad

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-riba/

https://qazwa.id/blog/macam-macam-riba/2/?amp

https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/Al-Intaj/article/download/2210/1838

https://core.ac.uk/download/pdf/290521131.pdf

https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Ziswaf/article/viewFile/1531/1402

11

Anda mungkin juga menyukai