Anda di halaman 1dari 10

BUNGA BANK

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur


mata kuliah Fikih Kontemporer
Dosen Pengampu : H. Zainul Alim, M.A

Disusun oleh :

1.Ahmad Aulia
2.Sugiyanto
3.Surakhman
4.Feby Hidayatullah

FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM CIREBON (IAIC)
T/A 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah Tuhan semesta alam, karena dengan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya makalah ini dapat tersusun dan terselesaikan. Serta Tak lupa pula kami
panjatkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta
keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh ummatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir
zaman.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Fikih Kontemporer, Adapun
makalah ini berjudul ”Riba dan Bunga Bank” Makalah ini bertujuan untuk membantu dan
menambah wawasan kita. Makalah ini memuat : Kata Pengantar, Daftar Isi, Pendahuluan,
Pembahasan dan Penutup.
Pemakalah menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu para pembaca yang budiman, pemakalah mengharapkan saran
dan kritik demi kesempurnaan makalah ini.
Kepada semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik demi sempurnanya
makalah ini saya mengucapkan terima kasih teruatama kepada Pak H. Zainul Alim, M.A
yang selama ini telah membimbing kami dan semoga makalah ini membawa manfaat bagi
kita semua. Amin.

Cirebon, 15 Juni 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 4
A. Latar belakang................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
C. Tujuan............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 5
A. Riba dan Bunga Bank .................................................................................... 5
B. Jenis dan Macam – Macam Riba ................................................................... 5
C. Hukum riba dan bunga Bank konvensional menurut pandangan islam......... 6
D. Dampak Riba dan Kehidupan Manusia ......................................................... 7
BAB III PENUTUP........................................................................................................ 9
A. Kesimpulan ................................................................................................... 9
B. Saran .............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak tahun 1960-an perbincangan mengenai larangan riba bunga Bank semakin naik
ke permukaan. Setidaknya terdapat dua pendapat yang mendasar mengenai masalah riba.
Pendapat pertama berasal dari ulama yang mengadopsi para fuqaha tentang Riba
sebagaimana yang tertuang dalam ilmu fiqh.
Pendapat lainnya, mengatakan bahwa larangan riba dipahami sebagai sesuatu yang
berhubungan dengan upayaeksploitasi ekonomi yang berdampak pada ruginya keuangan di
masyarakat yang bersangkutan. Kontroversi bunga Bank konvensional masih menjadi wacana
di masyarakat dikarenakan bunga Bank yang diberikan oleh Bank konvensional merupakan
sesuatau yang diharamkan MUI sehingga pada tahun 2003 lalu, lahirlah fatwa yang
dikeluarkan oleh MUI mengenai larangan riba. Untuk mendudukkan kontroversi bunga bank
dan riba secara tepat, diperlukan pemahaman yang mendalam, baik tentang seluk beluk bunga
maupun dari akibat yang ditimbulkan karena berlakunya sistem bunga dalam perekonomian
dan dengan membaca tanda–tanda serta arah yang dimaksud tentang riba dalam Al-Qur’an
dan hadist.

B. RUMUSAN MASALAH
Oleh karena itu disini penulis mencoba menjelaskan perbedaan riba dan bunga bank
dalam pandangan ekonomi islam pada makalah sederhana ini.
Beberapa pokok masalah tentang riba dan bunga Bank ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari riba dan bunga bank itu sendiri?
2. Apa saja jenis dan macam- macam riba?
3. Bagaimana hukum riba dan bunga Bank konvensional menurut pandangan islam?
4. Apakah dampak riba dalam kehidupan manusia?

C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Agar kita mengetahui bagaimana pengertian riba dan bunga bank.
2. Untuk mengetahui persamaan antara riba dan bunga bank.
3. Untuk mengetahui bagaimana hukum riba dan bunga bank menurut pandangan Islam.
4. Agar kita mengetahui bagaimana hubungan umat Islam dan perbankan.

4
5. Agar kita mengetahui dampak dari riba (bunga bank) terhadap kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian riba dan bunga Bank

Menurut The American Heritage Dictionary language adalah “Interest is a charge


for a financial loan, usually a precentage of the amount loaned” .
Yang bermakna “Bunga adalah sejumlah uang yang dibayar atau untuk penggunaan modal,
dimana jumlah tersebut dinyatakan dalam persentase modal yang memiliki keterkaitan dan
inilah yang dinamakan suku bunga modal”.
Sedangkan Riba secara bahasa bermakna Ziyadah yaitu tambahan. Sedangkan
menurut istilah teknis riba adalah pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal
secara batil. Riba juga dapat diartikan sebagai pengambilan tambahan, baik dalam transaksi
jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil yang bertentangan dengan prinsip
muamalat dalam Islam.
Menurut syari’ah, riba yaitu merujuk pada “premi” yang harus dibayarkan oleh
peminjam kepada yang memberikan pinjaman bersama dengan jumlah pokok utang sebagai
syarat pinjaman atau untuk perpanjangan waktu pinjaman.
Istilah riba lebih sering dipakai untuk memaknai pembebanan hutang atas nilai pokok uang
yang dipinjamkan.

B. Jenis dan macam riba

Secara garis besar, riba dikelompokkan menjadi dua, yakni riba utang-piutang dan riba jual
beli.
Lalu riba utang-piutang ini sendiri terbagi lagi menjadi dua, yaitu:

1. Riba Qardh
Riba Qardh maksudnya adalah suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang
disyaratkan terhadap yang berutang (muqtaridh).
2. Riba Jahiliyah
Sedangkan Riba Jahiliyah yaitu utang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam

5
tidak mampu membayar utangnya pada waktu yang ditetapkan.

Adapun riba jual-beli juga terbagi menjadi dua , yaitu:

3. Riba Fadhl
Riba Fadhl adalah pertukaran antara barang sejenis dengan kadar atau takaran yang
berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi.
4. Riba Nasi’ah
Pada Riba Nasi’ah, penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawinya
dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba dalam nasi’ah ini muncul karena
adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang di serahkan saat ini dengan yang
diserahkan kemudian.

C. Hukum Riba dan bunga Bank Konvensional menurut pandangan


islam
Di dalam Islam telah jelas disebutkan mengenai larangan Riba yang terdapat dalam
Al-Qur’an pada empat kali penurunan wahyu yang berbeda-beda, diantaranya:
1. QS. Ar-Ruum: 39

2. QS. An-Nisa: 161

3. QS. Ali-Imran: 130-132

4. QS. Al-Baqarah: 275-281


Pelarangan riba dalam Islam tidak hanya merujuk pada Al-qur’an, melainkan juga
Al-Hadits. Hal ini dikarenakan posisi umum dari hadits itu sendiri berfungsi untuk
menjelaskan lebih lanjut mengenai perkara yang telah di jelaskan Al-qur’an.
Di sini pelarangan riba dalam hadits lebih terperinci. Sebagaimana hadits yang
tertera di bawah ini:
“Ingatlah bahwa kamu akan menghadap tuhanmu dan dia pasti akan menghitung
amalanmu. Allah telah melarangmu mengambil riba.
Oleh karena itu, utang akibat riba harus dihapuskan. Modal (uang pokok) kamu
adalah hak kamu. Kamu tidak akan menderita atau pun mengalami ketidakadilan.”
Diriwayatkan oleh Abu Said al-khudri bahwa Rasulullah Saw, bersabda : “Emas hendaklah
dibayar dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, tepung dengan tepung,
kurma dengan kurma, garam dengan garam, bayaran harus dari tangan ke tangan (cash).

6
Barang siapa memberi tambahan atau menerima tambahan, sesungguhnya ia telah
berurusan dengan riba. Penerima dan pemberi sama-sama bersalah.” (HR. Muslim no.2971,
dalam Kitab Al-Masaqqah).
Rasulullah Saw juga menegaskan perkara ini dengan menggunakan kata-kata yang
lebih jelas, bukan saja mereka yang mengambil riba, tetapi mereka yang memberikan riba
dan para penulis yang mencatat transaksi atau para saksinya. Bahkan beliau menyamakan
dosa orang yang mengambil riba dengan dosa orang yang melakukan zina 36 kali lipat atau
setara dengan orang yang menzinahi ibunya sendiri.
Merujuk pada penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa, bunga Bank sama
dengan riba. Mengapa demikian? Karena secara real kegiatan operasional dalam perbankan
konvensional menggunakan bunga yang dibayarkan oleh nasabah peminjam kepada pihak
atas, pinjaman yang dilakukan ini jelas merupakan tambahan, Karena nasabah melakukan
transaksi dengan pihak bank berupa transaksi pinjam-meminjam uang tunai.
Di dalam islam pinjaman itu sendiri di sebutkan dengan nama Qardh ( qardul hasan)
yang artinya pinjaman kebajikan. Di mana Allah SWT berfirman: “Siapapun engkau yang
mau memberi pinjaman kepada sesama saudaramu, pinjaman yang baik , maka ia telah
menafkahkan hartanya dijalan Allah) maka Allah akan melipat gandakan pembayaran
kepadanya dengan lipat ganda yang banyak dan Allahlah yang menyampitkan dan
melapangkan rezeki. Dan kepada -Nyalah kamu kembali. (Q.S Al baqoroh : 245) Pinjaman
qardh tidak ada tambahan, jadi seberapapun besar pinjamannya maka wajib di kembalikan
sebesar itu pula. Allah berfirman dalam kitabnya “ Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba” (Q.S Al Baqarah: 275)

D. Dampak riba dan bunga Bank dalam masyarakat


Perkara Riba dan Bunga Bank ini memberikan dampak buruk pada keadaan
psikologis masyarakat, khususnya pada pribadi seseorang yang menjalankannya, yang
mana akan menimbukan perasaan egois. Riba juga akan menghilangkan jiwa kasih sayang
dan rasa kemanusiaan dalam pribadi seseorang di kehidupan sosial dan lingkungannya.

Pada ranah yang lebih luas, khususnya masyarakat, riba dan bunga Bank ini sendiri
dapat menimbulkan kasta-kasta yang membuat suatu masyarakat jadi terpecah belah ke
dalam beberapa kelompok, sehingga menimbulkan permusuhan, rasa tidak nyaman dan
tidak harmonisnya suatu lingkungan.

7
Sedangkan bagi pergerakan roda ekonomi, sistem riba juga akan menimbulkan krisis
ekonomi. Seperti yang kita tahu, di sepanjang sejarah 1829,1930,1840, dan sampai saat ini
Negara kita telah membiarkan sistem ini bebas berkembang. Lihatlah, justru kesenjangan
pertumbuhan ekonomi masyarakat dunia akan semakin konstant. Yang kaya akan semakin
kaya, yang miskin akan semakin miskin.
Suku bunga juga berpengaruh terhadap investasi, dan produksi.
Teori ekonomi mengajarkan bahwa suku bunga akan secara signifikan menimbulkan
inflasi. Menjerumuskan negara kepada debt trap (jebakan hutang) yang dalam, sehingga
untuk membayar bunga saja mereka akan kesulitan, apalagi membayar bersama pokok
pinjamannya. Jelas, negara akan dililit hutang!

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Riba adalah pinjaman dengan kelebihan / tambahan pembayaran tanpa ada ganti atau
imbalan yang di syaratkan bagi salah seorang pihak dari kedua belah pihak yang membuat
transaksi, sedangkan bunga adalah sejumlah uang yang dibayar untuk penggunaan modal.
Jumlah tersebut misalnya di nyatakan dengan satu tingkat atau persentase modal yang
bersangkutan dengan itu dan dinamakan suku bunga modal.
Dalam pandangan fiqh mu’amalah dan ekonomi islam sendiri di katakan bahwa antara
riba dan bunga bank adalah sama, di karenakan operasional diperbankan konvensional, bunga
yang dibayarkan oleh nasabah peminjam yang dilakukan jelas merupakan tambahan. Karena
nasabah melakukan transaksi dengan pihak bank berupa pinjaman uang tunai.

B. SARAN
Saran Untuk mengantisipasi masalah-masalah yang di timbulkan dari pembahasan di atas
adalah sebagai berikut :
Ada baiknya para nasabah melakukan transaksi peminjaman uang di Bank yang
bersyari’atkan islami dan tidak membebankan nasabah dengan bunga yang besar. Perbankan
syari’ah yang ada di Indonesia dalam pelaksanaannya harus benar-benar berdasarkan hukum
Islam (syariah). Jadi jangan sebagai kedok untuk menarik minat umat Islam untuk menabung
di perbankan atau sekedar orientasi bisnis semata. Lahirnya Perbankan di Indonesia dengan
tujuan untuk kepentingan meng-akomodir umat Islam harus didukung dan dipertahankan.
Namun dalam pelaksanannya harus diawasi dengan ketat oleh Dewan Pengawas
Syari’ah. Sehingga kelahiran perbankan syari’ah tersebut sesuai dengan tujuannya.
Perbankan Syari’ah Indonesia yang secara filosofis keberadaannya dengan menggunakan
konsep Muamalah Mudharabah sebagai dasar dan implementasinya maka harus benar-benar
dimanfaatkan umat Islam secara utuh dalam rangka meningkatkan keimanan kepada Allah,
RasulNya dan Kitab Al Aquran’an dan Hadist. Sehingga umat Islam tidak terjerumus pada
perbuatan riba yang sangat di larang Allah SWT.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah saed, bank islam dan bunga, terj cet1. Pustaka pelajar. Jakarta 2013
Beberapa pendapat mengenai riba.cet.3, kalam mulia jakarta 1999
Al-qur’an surah Albaqarrah, an- naas

http://hndwibowo.blogspot.com/2008/06/bunga-bank-konvensional-a dalah-riba.html

10

Anda mungkin juga menyukai