Dosen Pengampu
Zidni Syukran, M.E.
Oleh Kelompok 3:
AsmaniaPutri
Bq. Diana fitri
Rindi husniati safari
Ulvi Maehan
Haekal firdaus
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan Rahmat
dan Karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang
berjudul “Riba Dan Bunga Bank”.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem
Perbankan Syariah yang dibimbing oleh Bapak Zidni Syukran, ME. Sehubungan
dengan tersusunnya makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karenanya, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang membantu dan membimbing penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Kelompok 3
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan……………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Pengertian Riba Dan Bunga Bank.....................................................................3
B. Jenis Dan Macam Riba......................................................................................3
C. Hukum Riba Dan Bunga Bank Konvensional Dalam Islam..............................4
D. Dampak Riba Dan Bunga Bank Dalam Masyarakat..........................................6
BAB III PENUTUP.....................................................................................................8
A. Kesimpulan.....................................................................................................8
B. Saran………………………………………………………………………...8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sejak tahun 1960-an perbincangan mengenai larangan riba bunga Bank
mengenai masalah riba. Pendapat pertama berasal dari ulama yang mengadopsi para
diharamkan MUI sehingga pada tahun 2003 lalu, lahirlah fatwa yang dikeluarkan
oleh MUI mengenai larangan riba. Untuk mendudukkan kontroversi bunga bank dan
riba secara tepat, diperlukan pemahaman yang mendalam, baik tentang seluk beluk
bunga maupun dari akibat yang ditimbulkan karena berlakunya sistem bunga dalam
perekonomian dan dengan membaca tanda–tanda serta arah yang dimaksud tentang
riba dalam Al-Qur’an dan hadist. Oleh karena itu di sini penulis mencoba
menjelaskan perbedaa riba dan bunga bank dalam pandangan ekonomi islam pada
B. Rumusan masalah
Beberapa pokok masalah tentang riba dan bunga Bank ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari riba dan bunga bank itu sendiri?
1
3. Bagaimana hukum riba dan bunga Bank konvensional menurut pandangan
islam?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
3. Untuk mengetahui bagaimana hukum riba dan bunga bank menurut pandangan
Islam.
5. Agar kita mengetahui dampak dari riba (bunga bank) terhadap kehidupan
manusia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
charge for a financial loan, usually a precentage of the amount loaned” . Yang
bermakna “Bunga adalah sejumlah uang yang dibayar atau untuk penggunaan modal,
menurut istilah teknis riba adalah pengambilan tambahan dari harta pokok atau
modal secara batil. Riba juga dapat diartikan sebagai pengambilan tambahan, baik
dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil yang bertentangan
Menurut syari’ah, riba yaitu merujuk pada “premi” yang harus dibayarkan oleh
peminjam kepada yang memberikan pinjaman bersama dengan jumlah pokok utang
sebagai syarat pinjaman atau untuk perpanjangan waktu pinjaman. Istilah riba lebih
sering dipakai untuk memaknai pembebanan hutang atas nilai pokok uang yang
dipinjamkan.
3
Lalu riba utang-piutang ini sendiri terbagi lagi menjadi dua, yaitu:
1. Riba Qardh
Riba Qardh maksudnya adalah suatu manfaat atau tingkat kelebihan
tertentu yang disyaratkan terhadap yang berutang (muqtaridh).
2. Riba Jahiliyah
Sedangkan Riba Jahiliyah yaitu utang dibayar lebih dari pokoknya,
karena si peminjam tidak mampu membayar utangnya pada waktu yang
ditetapkan.
4
Pelarangan riba dalam Islam tidak hanya merujuk pada Al-qur’an,
melainkan juga Al-Hadits. Hal ini dikarenakan posisi umum dari hadits itu sendiri
berfungsi untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai perkara yang telah di jelaskan Al-
qur’an.
Di sini pelarangan riba dalam hadits lebih terperinci. Sebagaimana hadits
“Ingatlah bahwa kamu akan menghadap tuhanmu dan dia pasti akan menghitung
amalanmu. Allah telah melarangmu mengambil riba. Oleh karena itu, utang akibat
riba harus dihapuskan. Modal (uang pokok) kamu adalah hak kamu. Kamu tidak
akan menderita atau pun mengalami ketidakadilan.” Diriwayatkan oleh Abu Said al-
khudri bahwa Rasulullah Saw, bersabda : “Emas hendaklah dibayar dengan emas,
perak dengan perak, gandum dengan gandum, tepung dengan tepung, kurma dengan
kurma, garam dengan garam, bayaran harus dari tangan ke tangan (cash). Barang
dengan riba. Penerima dan pemberi sama-sama bersalah.” (HR. Muslim no.2971,
kata yang lebih jelas, bukan saja mereka yang mengambil riba, tetapi mereka yang
memberikan riba dan para penulis yang mencatat transaksi atau para saksinya.
Bahkan beliau menyamakan dosa orang yang mengambil riba dengan dosa orang
yang melakukan zina 36 kali lipat atau setara dengan orang yang menzinahi ibunya
sendiri.
sama dengan riba. Mengapa demikian? Karena secara real kegiatan operasional
5
peminjam kepada pihak atas, pinjaman yang dilakukan ini jelas merupakan
tambahan.
Karena nasabah melakukan transaksi dengan pihak bank berupa transaksi pinjam-
meminjam uang tunai.
Di dalam islam pinjaman itu sendiri di sebutkan dengan nama Qardh
( qardul hasan) yang artinya pinjaman kebajikan. Di mana Allah SWT berfirman:
pinjaman yang baik , maka ia telah menafkahkan hartanya dijalan Allah) maka Allah
akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak dan
Allahlah yang menyampitkan dan melapangkan rezeki. Dan kepada -Nyalah kamu
kembali. (Q.S Al baqoroh : 245) Pinjaman qardh tidak ada tambahan, jadi
Allah berfirman dalam kitabnya “ Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba” (Q.S Al Baqarah: 275)
yang mana akan menimbukan perasaan egois. Riba juga akan menghilangkan jiwa
kasih sayang dan rasa kemanusiaan dalam pribadi seseorang di kehidupan sosial dan
limgkungannya.
Pada ranah yang lebih luas, khususnya masyarakat, riba dan bunga Bank ini
6
terpecah belah ke dalam beberapa kelompok, sehingga menimbulkan permusuhan,
1829,1930,1840, dan sampai saat ini Negara kita telah membiarkan sistem ini bebas
akan semakin konstant. Yang kaya akan semakin kaya, yang miskin akan semakin
miskin.
inflasi. Menjerumuskan negara kepada debt trap (jebakan hutang) yang dalam,
sehingga untuk membayar bunga saja mereka akan kesulitan, apalagi membayar
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
tujuannya. Perbankan Syari’ah Indonesia yang secara filosofis keberadaannya
dengan menggunakan konsep Muamalah Mudharabah sebagai dasar dan
implementasinya maka harus benar-benar dimanfaatkan umat Islam secara utuh
dalam rangka meningkatkan keimanan kepada Allah, RasulNya dan Kitab Al
Aquran’an dan Hadist. Sehingga umat Islam tidak terjerumus pada perbuatan riba
yang sangat di larang Allah SWT.
9
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah saed, bank islam dan bunga, terj cet1. Pustaka pelajar.
Jakarta 2013
http://hndwibowo.blogspot.com/2008/06/bunga-bank-konvensional-a dalah-riba.html
10