Anda di halaman 1dari 11

BERBAGAI JENIS RIBA DAN PANDANGAN TENTANG RIBA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Definisi riba............................................................................................................3
B. Pelarangan riba.......................................................................................................3
C. Sebab diharamkannya riba.....................................................................................4
D. Jenis-jenis riba........................................................................................................5
E. Dampak riba terhadap perekonomian.....................................................................7
BAB III..............................................................................................................................9
PENUTUP.........................................................................................................................9
KESIMPULAN..............................................................................................................9

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembahasan terkait riba tidak akan lepas dari ekonomi islam. Riba
ataua yang akrab dikenal dengan sebutan bunga ialah penambahan
pembayaran pinjaman karena adanya penundaan.
Selama ini banyak orang yang beranggapan bahwa riba terdapat
pada lembaga keuangan. Riba bukan hanya ditemukan dalam lembaga
keuangan perbankan dan sejenisnya namun juga dapat tertemukan dalam
akad jual beli yang tentunya juga memerlukan pengawasan khusus.
Sesuai dengan al quran dan hadis yang mengharamkan hal itu serta
peraturan perundang-undangan perbankan syariah pasal 2 nomor 21 tahun
2008. Para pakar ekonomi terus mengembangkan pemikirannya agar bisa
lebih menjawab persoalan perekonomian yang terus berkembang dan tetap
pada aturan syariah.
Dalam karya tulisan ini berusaha untuk membahas dan mengkaji
persoalan terkait riba dalam pandangan keuangan dan perekonomian
dalam islam, yang akan mengupas tentang definisi sampai dengan dampak
yang ditimbulkan karena adanya riba.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksudkan dengan riba?
2. Apa yang menjadi dasar pelarangan riba?
3. Mengapa riba dilarang dalam islam?
4. Apa saja jenis-jenis dari riba?
5. Bagaimana dampak bunga terhadap perekonomian?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat untuk memahami definisi dari pengertian riba.
2. Mengetahui hal yang menjadi dasar dari pelarangan dari riba.

1
3. Dapat memahami alasan dilarangnya riba dalam islam.
4. Dapat mengetahui jenis-jenis dari riba.
5. Mengetahui dampak yang diakibatkan dari bunga dalam
perekonomian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi riba
Secara bahasa riba adalah tambahan, sedangkan secara istilah riba
adalah pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil
(bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam).
Riba merupakan salah satu jenis transaksi ekonomi yang dijalankan dan
dikembangkan masyarakat Arab, yang sudah ada sejak masa Jahiliyah. Praktik
riba merupakan fenomena sosial-ekonomi yang mewarnai aktivitas ekonomi
masyarakat dan tergolong cukup populer badi masyarakat Arab pada masa
jahiliyah. Riba itu merujuk pada keuntungan atau bunga yang dikenakan pada
pinjaman uang atau transaksi keuangan lainnya. Riba dianggap sebagai bentuk
tidak adillan dalam transaksi keuangan, karena menghasilkan keuntungan
tambahan tanpa adanya risiko yang seimbang antara pihak yang memberi
pinjaman dan pihak yang diberikan pinjaman.1

B. Pelarangan riba
Riba merupakan jenis kegiatan ekonomi yang jelas-jelas terlarang
berdasarkan dalil pula. Dalam Al-Qur’an khamr (minuman keras)
pelarangannya dijelaskan secara bertahap, sama halnya dengan khamr riba
juga pelarangannya secara bertahap juga. Berikut tahapan pelarangan riba
dalam Al-Qur’an:
1. Tahap pertama
Menolak anggapan bahwa pinjaman riba yang pada zahirnya
seolah-olah menolong merekan yang memerlukan sebagai
perbuatan mendekatkan diri pada Allah, dijelaskan pada Qs. Ar-
Rum: 39.
2. Tahap kedua
Riba digambarkan sebagai sesuatu yang buruk. Allah SWT
mengancam akan memberi balasan yang keras kepada orang
1
Sudanto. “Pelarangan Riba dan Bunga Dalam Sistem Hukum Kontrak Syariah”. Jurnal Syariah
dan Hukum. Vol. 01 No. 02. September 2019, hlm. 92.

3
Yahudi yang memakan riba, dijelaskan pasa Qs. An-Nisa’: 160-
161.
3. Tahap ketiga
Pelarangan riba dikaitkan dengan suatu tambahan yang berlipat
ganda, dijelaskan pada Qs. Al-Imran: 130.
4. Tahap keempat
Merupakan tahap terakhir di mana Allah dengan tegas dan jelas
mengharamkan apapun jenis tambahan yang diambil dari pinjaman,
dijelaskan pada Qs. Al-Baqarah 278-279.2
Pelarangan riba dalam Islam tidak hanya berdasarkan Al-Qur’an
melainkan berdasarkan Hadist, Hal ini sebagaimana posisi umum hadits
yang berfungsi untuk menjelaskan lebih lanjut aturan-aturan yang telah
digariskan melalui Al-Quran. Berikut salah satu Hadis yang menjelaskan
tentang dilarangnya riba:
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Nabi SAW. Bersabda:
“Jauhi tujuh dosa besar! Lalu para shahabat bertanya: Apa saja ya
Rasulullah? Rasul menjawab : Menyekutukan Allah, membunuh jiwa yang
diharamkan oleh Allah kecuali dengan haq, memakan harta riba, memakan
harta anak yatim, melarikan diri dari medan peperangan dan menuduh
berzina perempuan mukmin yang menjaga
kehormatannya”3

C. Sebab diharamkannya riba


Riba dianggap lebih banyak menimbulkan masalah daripada memberikan
solusi dalam mengatasi masalah finansial, dan juga dianggap sebagai bentuk
ketidakadilan dalam transaksi keuangan, karena menghasilkan keuntungan
tambahan tanpa adanya risiko yang seimbang antara pihak yang memberi
pinjaman dan pihak yang diberikan pinjaman.
Berikut adalah beberapa pendapat ulama’ tentang sebab-sebab
diharamkannya riba:
2
Ibid., hlm. 95.
3
Lalu Fahmi. “KONSEPTUALISASI PELARANGAN RIBA SEBAGAI TRANSAKSI
TERLARANG”. Economic: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam. Vol. 3 No. 1. STAI Darul Ulum
Banyuwangi 2013, hlm. 43.

4
a. Pemaksaan, dalam jual beli harus terdapat kerelaan di antara kedua belah
pihak. Sedangkan yang ada dalam riba pemaksaan satu pihak terhadap
pihak lain, karena kelebihan yang mereka bayarkan tidak
mendapatkan imbalan. Hal ini bertentangan dengan prinsip
mu’amalah, di mana kedua belah pihak semestinya sama-sama
untung atau sama-sama rugi.
b. Uang sebagai alat transaksi bukan komoditas yang dapat
diperjualbelikan. Jika uang menjadi tujuan, manusia menjadi
malas, tidak ada kerja keras, tak ada peningkatan pengetahuan dan
kebudayaan dan semua orang ingin menyimpan dan
membungakan uang mereka di bank.
c. Sebab hilangnya kasih sayang, bahkan sebaliknya menimbulkan
sifat dendam, hasad, dengki dan iri hati. Karena si kaya akan
senantiasa berusaha untuk meningkatkan jumlah uangnya
sedangkan si miskin akan semakin tercekik dengan adanya beban
yang semakin berat.4

D. Jenis-jenis riba
1. Riba nasi’ah
Riba dalam klasifikasi ini adalah jenis riba yang menambahkan
harga barang yang secara kontan dikarenakan adanya penundan
pembayaran.5
Riba nasi’ah dikenal sebagai riba jahiliyahh, hal ini timbul
dikarenakan kebaisaan orang jahiliyah yang me,berikan pinjaman
dengan konsep pembayaran secara kredit serta memberikan penawaran
pembayaran pada akhir tempo atau tenggat waktu. Riba jenis ini
ditemukan dalam lembaga keuangan bank yang tidak menganut sistem
perkonomian islam yang pola angsurannya dicicil bulanan maupun
tahunan dengan tambahan bunga 7%, 5% atau sejenisnya. Praktik

4
Ibid., hlm. 47.
5
Ibid., hlm. 42.

5
seperti ini jelas dihukumi haram dan dosa walau jumlah bunga yang
terkandung sekecil apapun.6
2. Riba fadl
Riba dalam jenis ini merupakan riba yang terdapat dalam akad jual
beli. Penambahan barang yang dipertukarkan pada jual beli barang
yang sejenis yang tidak dikarenkan oleh keterlambatan atau adanya
penundaan terhadap pembayaran. Pertukaran benda yang sejenis
namun berat atau timbangan dan nilai tersebut tidak sesuai yang
menjadi sebuah kesalahan pada segi kualitas maupun kuantis sebuah
barang yang menjadi objek pertukaran tersebut.7
Contoh dalam riba fadl adalah tukar menukar atau barter, seperti
menukarkan beras 10 kg dengan beras 11 kg hal tersebut termasuk
dalam riba fadl. Akan tetapi jika menukarkan sesuatu yang tidak
sejenis maka hal itu diperbolehkan. Contohnya menukarkan 10 kg
beras biasa dengan 12 kg beras ketan.8
3. Riba yad
Riba yad merupakan aktivitas jual beli yang caranya mengakhirkan
penerimaan kedua barang tersebut tanpa menyebutkan kapan
waktunya. Secara lebih jelasnya adalah jual beli yang dilakukan akan
tetapi belum menerima barang yang ia beli dan orang tersebut tidak
diperbolehkan untuk menjualnya lagi dikarenakan barang yang
didirnya beli belum diterima dan masih dalam akad jual beli yang
pertama.
4. Riba qard
Riba qard penambahan bunga dalam kkomoditi yang diisyaratkan.
Dalam praktik yang ditemukan riba jenis ini pada bentuk hutang
piutang yang didalamnya terdapat keuntungan yang akan diberikan
kembali kepada pemberi pinjaman maupun kepada yang berhutang
6
Fathul wahab, “Riba: Transaksi Kotor Dalam Ekonomi”, Iqtishodia Jurnal Ekonomi Syariah,
Vol. 02 No.02, 2017, hlm.29.
7
Ibid., hlm.30.
8
Ipandang dan Andi Askar, “Konsep riba dalam fiqih dan al-qur’an : Studi komparasi”, Jurnal
Penelitian Hukum dan Pendidikan, Vol.19 No.2, Desember 2020, hlm.1084.

6
sekaligus. Riba qard termasuk dalam jenis riba fadl dikarenakan sama-
sama keuntungan yang diisyaratkan.

E. Dampak riba terhadap perekonomian


1. Penyebab awal terjadinya krisis keuangan.
Beberapa ahli ekonomi menyatakan bahwa sebuah perekonomian
yang mengandalkan adanya suku bunga akan menjadikan mis-alokasi
resources membuat alur perekonomian itu sendiri tidak stabil.
Suku bunga memiliki sifat fluktuatif yakni suatu indikasi terjadinya
naik turun harga hal tersebut yang mengakibatkan. Jika dilogika
sebuah tingkat suku bunga yang tinggi akan meningkatkan jumlah
tabungan yang juga seiras. Namun, dalam konteks suku bunga ini
berbeda yang mana ketika suku bunga mmengalami peningkatan
merupakan kabar yang kurang baik seorang investor. Disaat suku
bunga mengalami kenaikan akan membuat permintaan investasi
mengalami penurunan begitu juga sebaliknya, ketika suku bunga
mengalami penurunan yang diuntungkan adalah pihak investor dan
penabung tidak mau untuk memberikan dananya mengakibatkan
kurangnya dana yang diperlukan oleh investor dan membuat tingkat
suku bunga kian meninggi.
2. Adanya ketimpangan antara kerjasama.
Secara pemikiran jika adanya aktivitas bekerja maka maka akan
ada harta yabg didapat sesuai dengan hasil kerja. Hal ini berbeda
dalam konsep suku bunga. Jika kedua belah pihak menerima
keuntungan maka juga harus siap dalam menanggung kerugian.
3. Terdapat kesenjangan dalam ekonomi.
Suku bunga merupakan menjadi harga yang menyesatkan yang
mana si kaya akan mendapatkan peluang lebih besar dari kredit.
Karena semua orang belum tentu dapat membayarkan dan hanya
kepada mereka yang mampu membayarkan beserta dengan bunganya.
Karena persoalan tersebut yang membuat lembaga keuanngan atau
bank menjadi pusat kontrol kapitalis yang secara jelas menjadi

7
dikrimansi kepada orang miskin dan dapat ditemukan pada bank
internasional maupun pada bank lokal.9 Menyebabkan terjadinya
inflasi nilai uang
Pihak bank hanya akan menyimpan tingkat depositnya saja sedangkan
ia harus mengeluarkan jumlah uang yang bukan hanya tingkat
depositnya saja melainkan berlipat ganda dari nilai tersebut. Sehingga
mengakibatkan adanya penambahan uang, maka terjadilah inflasi.

9
Ummi Kalsum, “RIBA DAN BUNGA BANK DALAM ISLAM (Analisis Hukum dan Dampaknya
Terhadap Perekonomian Umat)”, Jurnal Al-‘Adl, Vol. 7 No. 2, Juli 2014, hlm.78.

8
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Riba memiliki makna tambahan dalam segi bahasa. Sedangkan
menurut istilah adalah pengambilan tambahan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil (bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam).
Riba dalam islam secara jelas dihukumi haram sebagaimana dalam tahapannya
dalam alquran dan hadist. Terdapat beberapa sebab diharamkannya riba yaitu
Pemaksaan, Uang sebagai alat transaksi bukan komoditas yang dapat
diperjualbelikan, Sebab hilangnya kasih sayang. Riba terbagi menjadi 4
jenis yaitu riba nasi’ah, riba fadl, riba yad, riba qard. Banyak yang
ditimbulkan dari adanya riba menyebebkan dampak yang negatif
diantaranya penyebab terjadinya krisis moneter, adanya ketimpangan antar
kerja sama, serta terdapat kesenjangan terhadap perekonomian.

9
DAFTAR PUSTAKA

Fathul wahab, “Riba: Transaksi Kotor Dalam Ekonomi”, Iqtishodia Jurnal


Ekonomi Syariah, Vol. 02 No.02, 2017.
Ipandang dan Andi Askar, “Konsep riba dalam fiqih dan al-qur’an : Studi
komparasi”, Jurnal Penelitian Hukum dan Pendidikan, Vol.19 No.2,
Desember 2020, hlm.1084.
Lalu Fahmi. “KONSEPTUALISASI PELARANGAN RIBA SEBAGAI TRANSAKSI
TERLARANG”. Economic: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam. Vol. 3 No. 1.
STAI Darul Ulum Banyuwangi 2013.
Sudanto. “Pelarangan Riba dan Bunga Dalam Sistem Hukum Kontrak Syariah”.
Jurnal Syariah dan Hukum. Vol. 01 No. 02. September 2019, hlm. 92.
Ummi Kalsum, “RIBA DAN BUNGA BANK DALAM ISLAM (Analisis Hukum
dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Umat)”, Jurnal Al-‘Adl, Vol. 7
No. 2, Juli 2014, hlm.78.

10

Anda mungkin juga menyukai