Anda di halaman 1dari 10

Hadis Tentang Larangan Riba

Dosen Penngampu: Eka Junila Saragih, M.Si

Nama Kelompok

1. Dinda Azzahra (12204018)


2. Ismatul Kamiliah (12202019)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARAIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Hadis Tentang
Larangan Riba dengan baik. Tak lupa kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad SAW. Karenanyalah kita dapat keluar dari zaman jahiliyah kezaman
yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada ibu Eka Junila Saragih, M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah Kapita Selekta Hadis Ekonomi yang telah membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan dan
kekurangan. Maka dari itu, kami harap teman-teman maupun dosen memberikan saran dan
kritikan yang membangun untuk kedepannya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Pontianak, 17 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….4
A. Latar Belakang………………………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………....4
C. Tujuan…………………………………………………………………………………...4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………5
A. Pengertian Riba…………………………………………………………………………5
B. Hadis Terkait Larangan Riba………………………………………………………….6
C. Macam-Macam Riba……………………………………………………………………7
D. Cara Menghindari Riba………………………………………………………………...8

BAB III PENUTUP……………………………………………………………….9


A. Kesimpulan………………………………………………………………………………9
B. Saran……………………………………………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Riba merupakan praktek ekonomi yang sudah dijalankan sama orang tuanya dengan
peradaban umat manusia. Sejak manusia hidup di bumi praktek-praktek riba sudah ada
sesuai dengan perkembangan masyarakatdalam hal ekonomi pada masa tersebut.
Islam sebagai agama sempurna dan agama yang memberi rahmat bagi sekalian alam
juga memberikan rambu-rambu dan regulasi yang berkaitan dengan praktek riba tersebut.
Dalam al-qur’an dan hadist disebutkan secara jelas mengenai pengharaman dan manfaat
di haramkannya riba.
Seiring berkembangnya kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta
berkembangnya ekonomi secara nasional dan internasional, praktik riba juga mengikuti
perkembangannya. Saat ini banyak sekali praktik riba yang dilakukan oleh lembaga
maupun pribadi. Termasuk yang dilakukan oleh lembaga diantaranya perbankan asuransi,
perdagangan, pengadaian dan banyak lagi lainnya. Maka dengan dibuatnya makalah ini
akan membantu untuk menjawab tentang bagaimana hokum riba yang di mana masih
dalam panti yang belum terang.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Riba?
2. Hadis tentang Larangan Riba?
3. Macam-macam Riba ?
4. Bagaimana cara menghindari riba?

C. Tujuan
1. Untuk menetahui pengertian riba
2. Memahami hadis terkait larangan riba
3. Mengetahui macam-macam riba
4. Mengetahui cara menghindari riba

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Riba
Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara
linguistic riba juga berarti tumbuh dan membesar. (Zainuddin Ali, 2008: 37). Menurut
istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta dari harga pokok atau
modal secara batil (Zainuddin Ali, 2008: 88). Kata riba juga berarti; tumbuh
menambah atau berlebih. Al-riba atau ar-rima makna asalnya ialah tambah tumbuh
dan subur.
Adapun pengertian tambahan dalam konteks riba adalah tambahan uang atas
modal yang diperoleh dengan cara yang tidak dibenarkan syara, apakah tambahannya
berjumlah sedikit atau banyak. Riba sering diterjemahkan orang dalam bahasa inggris
sebagai "tindakan meminjamkan uang pada suatu berlebihan atauku bunga ilegal"
sementara para ulama fikih mendefinisikan riba dengan "kelebihan harta dalam suatu
muammalah dengan tidak ada imbalan atau sebaliknya".
Maksud dari pernyataan ini adalah tambahan terhadap modal uang yang timbul
akibat transaksi piutang piutang yang harus diberikan terutang kepada pemilik uang
pada saat hutang jatuh tempo (Muhammad, 2000:147).
Adapun hukum riba adalah haram. Tidak ada ikhtilaf di kalangan ulama terkait
dengan keharaman riba. Ini didasarkan pada al-Qur’an dan hadis yang melarang
perbuatan riba. Seperti yang dijelaskan pada ayat berikut yang artinya: Orang-orang
yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual
beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia
berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya. (QS. al-Baqarah: 275)

5
B. Hadis Tentang Larangan Riba
Riba dalam syariat Islam secara tegas dinyatakan haram. Bahkan semua agama
melarang praktik riba karena dapat menimbulkan dampak negatif bagi pemberi dan
penerima hutang. Di samping berpotensi menghilangkan sikap tolong menolong, riba
juga dapat menimbulkan permusuhan antara kedua belah pihak yang melakukan
transaksi. Berikut hadis yang berkaitan tentang larangan riba.
1. Hadits Riwayat Muslim tentang Keterlibatan dalam Proses Riba

Artinya: Dalam salah satu hadis Rasulullah salallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Dari Jabir Ra. ia berkata: “Rasulullah salallahu ‘alaihi wassalam telah melaknat
orang-orang yang memakan riba, orang yang menjadi wakilnya (orang yang memberi
makan hasil riba), orang yang menuliskan, orang yang menyaksikannya, (dan
selanjutnya), Nabi bersabda, mereka itu semua sama saja.” (HR. Muslim).
2. Hadis Muttafaq Alaih tentang riba termasuk dalam 7 dosa besar

Artinya: "Jauhi tujuh hal yang membinasakan! Para sahabat berkata, "Wahai,
Rasulullah! apakah itu? Beliau bersabda, "Syirik kepada Allah, sihir, membunuh
jiwa yang diharamkan Allah tanpa haq, memakan harta riba, memakan harta anak
yatim, lari dari medan perang dan menuduh wanita beriman yang Ialai berzina"
(HR. Muttafaq 'alaih).

6
3. Hadis tentang kerugian melakukan riba

Artinya: “Tidaklah riba merajalela pada suatu kaum kecuali akan ditimpa
paceklik. Dan tidaklah budaya suap merajalela pada suatu kaum kecuali akan
ditimpakan kepada mereka ketakutan.” (HR.Ahmad).

C. Macam-Macam Riba
Secara garis besar dikelompokan menjadi dua. masing-masing adalah riba utang-
piutangdan riba jual beli. Kelompok yang pertama riba utang-piutang terbagi menjadi
riba jahiliyah dan riba qardh. Sedangkan kelompok kedua riba jual beli terbagi
menjadi riba Fadhl dan riba Nasi'ah.
1. Riba Qardh
yaitu suatu manfaat yang disyaratkan terhadap yang berhutang (Muqtaridh).
Maksudnya meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau tambahan
bagi orang yang meminjami. Contoh : Ahmad meminjam uang sebesar Rp. 25.000
kepada Adi. Adi mengharuskan dan mensyaratkan agar Ahmad mengembalikan
hutangnya kepada Adi sebesar Rp. 30.000 maka tambahan Rp. 5.000 adalah riba
Qardh.

2. Riba Jahiliyah
yaitu hutang dibayar lebih dari pokoknya karena si peminjam tidak dapat
membayar pada waktu yang ditentukan. Contoh: Susanto meminjam uang sebesar
Rp.5.000.000,00 kepada Adi dan harus dikembalikan pada waktu 2 minggu,
karena Susanto tidak memiliki uang dalam 2 minggu tersebut akhirnya ia tidak
bisa mengembalikannya kepada Adi. Nah, akhirnya hutang Susanto naik 2 kali
lipat dari sebelumnya, dimana Susanto seharusnya mengembalikan uang kepada
Adi sebesar Rp.5.000.000,00 akan tetapi Susanto harus mengembalikan uang
sebesar Rp.10.000.000,00.

7
3. Riba Fadl
Yaitu pertukaran antara barang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda.
Contoh: tukar menukar emas dengan emas, perak dengan perak, beras dengan
beras dan sebagainya.

4. Riba Nasi’ah
yaitu penangguhan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan
dengan jenis barang ribawi Riba ini muncul karena adanya perbedaan, perubahan
atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dan yang diserahkan kemudian.
Contoh : Aminah meminjam cincin 10 Gram pada Ramlan. Oleh Ramlan
disyaratkan membayarnya tahun depan dengan cincin emas sebesar 12 gram, dan
apa bila terlambat 1 tahun, maka tambah 2 gram lagi, menjadi 14 gram dan
seterusnya. Ketentuan melambatkan pembayaran satu tahun.

D. Cara Menghindari Riba


1. Mengetahui bahaya dari riba
2. Memahami transaksi yang halal sesuai dengan syariah
3. Tanamkan sifat bersyukur dan merasa cukup
4. Hanya membeli/menjual barang yang halal dan tayib

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Riba adalah penetapan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat


pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang
dibebankan kepada peminjam. Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan).
Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta
pokok atau modal secara batil. Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan riba,
tetapi secara umum terdapat benang merah yang menegaskan bahwa riba adalah
pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual-beli maupun pinjam-meminjam
secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam.

Jenis-jenis Riba yaitu Riba Qardh Suatu manfaat atau tingkat kelebihan
tertentu yang disyaratkan terhadap kreditur (muqtaridh). Riba Jahiliyyah Utang
dibayar lebih dari pokoknya, karena kreditur tidak mampu membayar utangnya
pada waktu jatuh tempo. Riba Fadhl Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar
atau takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk
dalam jenis barang ribawi. Riba Nasi’ah muncul karena adanya perbedaan,
perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan
kemudian.

B. Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca agar
ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari tentang Hadits yang
berkaitan dengan Larangan Riba. Semoga dengan makalah ini para pembaca dapat
menambah ilmu pengetahuan dan dapat menerapkannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ibnu Syarif, Mujar. (2011). “Konsep Riba Dalam Alquran dan Literatur Fikih”.
Malaysia:Universitas Malaya.
Aravik, Havis. (2018). “Pemikiran Ekonomi Sayyid Qutb”. Palembang:
Perbankan Syariah STEBIS IGM
Fiqh Muamalah, Dr,H.Hendi suhendi,M.Si ( rajawali pers, 2010)
Syaikh Muhammad nashiruddin Al-Albani, subulus salam jilid 2( darus sunnah )
Ilfi Nur Diana, Hadis hadis Ekonomi ( uin-Malik Press, 2012)

10

Anda mungkin juga menyukai