Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH RIBA DALAM

KONSEP PERBANKAN SYARIAH

DOSEN PENGAMPU: PUTRI NURAINI, S.E.Sy., ME

KELOMPOK 4 :
ALIANWAR SIMAMORA ( 215210459 )
MUHAMMAD BINTANG SURYA LANANG ( 215210647 )
RIDWAN ALFARIZI ( 215210381 )
SYARIF HIDAYAT ( 215210091 )

SEMESTER V/ KELAS H

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah membantu dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun meterinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 12 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................ 1

1.3. Tujuan............................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................. 2

2.1. Defenisi Riba ................................................................................................................. 2

2.2. Pembagian Riba.............................................................................................................. 2

2.3. Pandangan Islam Tentang Riba...................................................................................... 3

2.4. Pandangan Masyarakat Tentang Riba............................................................................ 4

BAB III PENUTUP....................................................................................................................... 5

3.1. Kesimpulan................................................................................................................... 5

3.2. Saran.............................................................................................................................. 5

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Riba merupakan haram atau dilarang dalam perbankan syariah. Jika riba dengan jumlah
kecil ataupun besar (ganda) maka dianggap tetap hal atau aktifitas yang tidak boleh dilakukan,
sebab sikap dan perbuatan tersebut bisa merugikan selain itu juga haram untuk semua kalangan
masyarakat. Riba jika dijalankan sendiri ataupun bekerjasama dengan yang terakit riba, itu hal
yang tetap diharamkan bagi umat muslim.
Di Indonesia masih terjadi perselisihan akan ragunya bunga bank apakah termasuk
dalam riba atau tidak, tetapi perselisihan ini sudah disepakati oleh Islamic Banker dan ahli fikih
dikalangan dunia. Selain hal tersebut umat Islam haru mempunyai kepercayaan dan keyakinan
dimana sebagai orang muslim jika dalam bertransaksi harus tidak boleh ada keterlibatn dengan
sistem riba. Yang dimaksud dari transaksi ini yakni bertransaksi uang dimana transfer
menggunaka uang dan disaat transaksi tersebut ada sebuah tambahan.
Di Indonesia, sejak perbankan syariah berdiri cukup lama membuat perbakan syariah
semakin pesat dikarenakan banyak perbankan konvensional yang disyariahkan. Perkembangan-
perkembangan dari perbankan syariah ini membuat masyarakat ingin memilih produk perbankan
syariah. Lajunya pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekarang menjadi suatu pusat perhatian
dalam sektor industri keuangan.
Dari bagian lain wilayah Indonesia, mayoritas penduduk yang memeluk agam Islam.
Dari mayoritas inilah yang mengakibatkan lajunya perkembangan pola pikir masyarakat akan
keinginan yang lebih mengutamakan memilih perbankan syariah. Tetapi, dari sebagian
masyarakat tersebut juga masih ada belum ada keinginan untuk mengetahui tentang riba dan
pengetahuan akan produk perbankan syariah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi Riba?
2. Bagaimana Pembagian Riba?
3. Bagaimana Pandangan Islam tentang Riba?
4. Bagaimana Pandangan Masyarakat tentang Riba?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang definisi Riba
2. Mengetahui tentang pembagian-pembagian riba
3. Mengetahui tentang pandangan islam terhadap riba
4. Mengetahui tentang pandangan masyarakat terhadap riba

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Riba


Ditinjau dari ilmu bahasa Arab, riba secara bahasa berasal dari kata rabaa yarbuu (- ‫يربو‬
‫ )ربا‬yang artinya “tumbuh dan bertambah”. Riba bermakna ‫( مطلقا لزيادة‬tambahan yang mutlak).
Pengertian riba adalah sebuah ketentuan nilai tambahan dengan melebihkan jumlah nominal
pinjaman saat dilakukan pelunasan. Adapun besaran bunga tersebut mengacu pada suatu
persentase tertentu yang dibebankan kepada peminjam.
Secara etimologi (bahasa), dalam bahasa Arab riba adalah kelebihan atau tambahan (az-
ziyadah). Adapun kelebihan tersebut, secara umum mencakup semua tambahan terhadap nilai
pokok utang dan kekayaan.
Sementara itu, dari segi terminologi (makna istilah), pengertian riba adalah nilai
tambahan atau pembayaran utang yang melebihi jumlah piutang dan telah ditentukan
sebelumnya oleh salah satu pihak.
2.2 Pembagian Riba
Di dalam perdagangan sesuai syariat Islam, riba terbagi menjadi lima jenis, yaitu riba
fadhl, riba yad, riba nasi’ah, riba qardh, dan riba jahilliyah. Berikut ini penjelasan lengkapnya.
1. Riba Fadhl
Riba adalah kegiatan transaksi jual beli maupun pertukaran barang-barang yang
menghasilkan riba, namun dengan jumlah atau takaran berbeda.Contoh riba pada jenis ini yaitu
penukaran uang Rp100 ribu dengan pecahan Rp2 ribu, akan tetapi totalnya 48 lembar saja,
sehingga jumlah nominal uang yang diberikan hanya Rp96 ribu. Selain itu juga penukaran emas
24 karat menjadi 18 karat.
2. Riba Yad
Pada jenis ini, riba adalah hasil transaksi jual-beli dan juga penukaran barang yang
menghasilkan riba maupun non ribawi. Namun, waktu penerimaan serah terima kedua barang
tersebut mengalami penundaan.Contoh riba yad dalam kehidupan sehari-hari yaitu penjualan
motor dengan harga Rp12 juta jika dibayar secara tunai dan Rp15 juta melalui kredit. Baik
pembeli maupun penjual tidak menetapkan berapa nominal yang harus dilunaskan hingga
transaksi berakhir.
3. Riba Nasi'ah
Riba adalah kelebihan yang didapatkan dari proses transaksi jual-beli dengan jangka
waktu tertentu. Adapun transaksi tersebut menggunakan dua jenis barang yang sama, namun
terdapat waktu penangguhan dalam pembayarannya,Contoh riba nasi’ah yaitu penukaran emas
24 karat oleh dua pihak berbeda. Saat pihak pertama telah menyerahkan emasnya, namun pihak
kedua mengatakan akan memberikan emas miliknya dalam waktu satu bulan lagi. Hal ini
menjadi riba karena harga emas dapat berubah kapan saja.

2
4. Riba Qardh
Pada jenis qardh, riba adalah tambahan nilai yang dihasilkan akibat dilakukannya
pengembalian pokok utang dengan beberapa persyaratan dari pemberi utang. Contoh riba di
kehidupan sehari-hari yaitu pemberian utang Rp100 juta oleh rentenir, namun disertai bunga
20% dalam waktu 6 bulan.

5. Riba Jahilliyah
Riba adalah tambahan atau kelebihan jumlah pelunasan utang yang telah melebihi pokok
pinjaman. Biasanya, hal ini terjadi akibat peminjam tidak dapat membayarnya dengan tepat
waktu sesuai perjanjian.Contoh riba jahilliyah adalah peminjaman uang sebesar Rp20 juta rupiah
dengan ketentuan waktu pengembalian 6 bulan. Jika tidak dapat membayarkan secara tepat
waktu, maka akan ada tambahan utang dari total pinjaman.

2.3 Pandangan Islam Tentang Riba


Riba adalah salah satu hal yang sangat dilarang pada agama Islam. Di dalam Al-Qur'an
dan Hadist sudah ditetapkan bahwa dasar hukum riba jelas diharamkan. Berikut ini penjelasan
lengkapnya.Islam dengan tegas melarang umatnya untuk melakukan transaksi jual-beli dan
hutang piutang jika di dalamnya mengandung riba. Larangan tersebut juga tertulis dalam
beberapa ayat Al-Quran:

1. QS Ar-Rum: 39
Allah berfirman:
‫ال َّل ِه ۖ َو َم ا آ َت ْي ُت ْم‬ ‫َو َم ا آ َت ْي ُت ْم ِم ْن ِر ًبا ِلَي ْر ُب َو ِفي َأ ْم َو ا ِل ال َّن ا ِس َف اَل َي ْر ُب و ِع ْن َد‬
‫َف ُأو َٰل ِئَك ُه ُم ا ْل ُمْض ِع ُف و َن‬ ‫ِم ْن َز َك اٍة ُت ِر ي ُد و َن َو ْج َه ال َّل ِه‬
Artinya: "Dan, sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada
harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat
demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)". (QS Al-Rum: 39)

2.QS Al Baqarah : 278-280

Allah berfirman:
‫ َف ِاۡن َّلۡم‬٢٧٨ ‫ٰۤي ـَاُّيَها اَّل ِذ ۡي َن ٰا َم ُن وا اَّتُق وا َهّٰللا َو َذ ُر ۡو ا َم ا َبِقَى ِم َن الِّر ٰٓب وا ِاۡن ُك ۡن ُتۡم ُّم ۡؤ ِم ِنۡي َن‬
‫َتۡف َعُلۡو ا َفۡا َذ ُنۡو ا ِبَح ۡر ٍب ِّم َن ِهّٰللا َو َرُس ۡو ِلٖه ۚ َو ِاۡن ُتۡب ُتۡم َفَلـُك ۡم ُرُء ۡو ُس َاۡم َو اِلُك ۡم ۚ اَل َتۡظ ِلُم ۡو َن َو اَل ُتۡظ َلُم ۡو َن‬
٢٨٠ ‫ َو ِاۡن َك اَن ُذ ۡو ُع ۡس َر ٍة َفَنِظَر ٌة ِاٰل ى َم ۡي َسَر ٍة ؕ َو َاۡن َتَص َّد ُقۡو ا َخ ۡي ٌر َّلـُك ۡم ِاۡن ُك ۡن ُتۡم َتۡع َلُم ۡو َن‬٢٧٩
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, tinggalkanlah apa yang tersisa dari riba, jika
kalian adalah orang-orang yang beriman. Maka jika kalian tidak meninggalkan, maka
umumkanlah perang kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka jika kalian bertaubat, maka bagi kalian
adalah pokok harta kalian. Tidak berbuat dhalim lagi terdhalimi. Dan jika terdapat orang yang
kesulitan, maka tundalah sampai datang kemudahan. Dan bila kalian bersedekah, maka itu baik
bagi kalian, bila kalian mengetahui." (QS Al-Baqarah: 278-280).

3
Adapun Hadist yang berkaitan dengan pelarangan Riba Didalam Islam yaitu:

1. Riba termasuk salah satu dari tujuh dosa besar. Nabi SAW bersabda:

‫ َو َقْتُل الَّنْفِس اَّلِتي َح َّر َم ُهَّللا ِإَّال‬، ‫ َو الِّسْح ُر‬،‫ َو َم ا ُهَّن َقاَل " الِّش ْر ُك ِباِهَّلل‬،‫ َقاُلوا َيا َر ُس وَل ِهَّللا‬." ‫اْج َتِنُبوا الَّسْبَع اْلُم وِبَقاِت‬
" ‫ َو َقْذ ُف اْلُم ْح َص َناِت اْلُم ْؤ ِم َناِت اْلَغاِفَالِت‬، ‫ َو الَّتَو ِّلي َيْو َم الَّز ْح ِف‬، ‫ َو َأْك ُل َم اِل اْلَيِتيِم‬،‫ َو َأْك ُل الِّر َبا‬،‫ِباْلَح ِّق‬

"Jauhi tujuh hal yang membinasakan! Para sahabat berkata, "Wahai, Rasulullah! apakah
itu? Beliau bersabda, "Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah tanpa
haq, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang dan menuduh
wanita beriman yang Ialai berzina" (Muttafaq 'alaih).

2. Laknat untuk para pelaku riba.


Begitu besarnya dosa riba, pantas Rasulullah melaknat pelakunya sebagaimana diriwayatkan
Jabir RA,

‫" َلَعَن َر ُس وُل ِهَّللا صلى هللا عليه وسلم آِك َل الِّر َب ا َو ُم وِكَل ُه َو َك اِتَب ُه َو َش اِهَد ْيِه َو َق اَل ُهْم َس َو اٌء‬Rasulullah ‫ﷺ‬
mengutuk orang yang makan harta riba, yang memberikan riba, penulis transaksi riba dan kedua
saksi transaksi riba. Mereka semuanya sama (berdosa)." (HR Muslim).

2.4 Pandangan Masyarakat Tentang Riba


Pandangan masyarakat tentang riba bisa bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti
budaya, agama, pendidikan, dan pengalaman individu. Berikut adalah beberapa pandangan
umum yang mungkin ditemui dalam masyarakat:
1. Pandangan Agama Islam:
Dalam masyarakat Muslim, riba dianggap sebagai praktik dosa yang sangat dilarang.
Pandangan ini didasarkan pada ajaran Islam yang menegaskan keadilan dalam transaksi
keuangan dan melarang praktik penambahan uang atau bunga tanpa alasan yang jelas.
2. Pandangan Ekonomi:
Sebagian masyarakat melihat riba sebagai bagian alami dari sistem ekonomi kapitalis
dan sebagai cara untuk memperoleh keuntungan dari pinjaman uang. Di sisi lain, ada yang
menganggap riba sebagai sumber masalah ekonomi seperti utang berlebihan dan ketidaksetaraan
ekonomi.
3. Pandangan Sosial:
Beberapa orang melihat riba sebagai penyebab utama masalah finansial dan kemiskinan
dalam masyarakat. Mereka mungkin percaya bahwa praktik riba harus dihindari.Orang lain
mungkin kurang peduli terhadap riba atau tidak melihatnya sebagai masalah serius, terutama jika
mereka merasa tidak terpengaruh secara langsung oleh praktik tersebut.
4. Pandangan Hukum:
Banyak negara memiliki undang-undang yang mengatur riba dan praktik keuangan
terkait. Pandangan masyarakat terhadap riba dapat dipengaruhi oleh kerangka hukum yang
berlaku di wilayah mereka.Pandangan masyarakat tentang riba dapat mencerminkan perspektif
agama, ekonomi, dan sosial yang beragam. Ini sering kali menjadi perdebatan kompleks dengan
berbagai pendapat dan keyakinan yang berbeda.
BAB III 4
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam makalah ini, kita telah menjelaskan konsep riba dalam perbankan syariah. Riba
adalah praktik yang dilarang keras dalam Islam dan dihindari dalam sistem perbankan
syariah. Dalam pembahasan makalah ini, kami mencakup definisi riba, jenis-jenis riba, dan
dampak sosial serta ekonomi dari praktik riba.
Pentingnya memahami konsep riba dalam perbankan syariah adalah untuk memahami
bahwa sistem ini didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan, berbagi risiko, dan distribusi
keuntungan yang adil. Dalam perbankan syariah, riba digantikan oleh prinsip-prinsip
seperti Mudarabah, Musharakah, dan Wakalah, yang mempromosikan kemitraan dan
keuntungan bersama
Dalam konteks perbankan syariah, pelarangan riba menciptakan sistem keuangan yang
lebih etis dan berkelanjutan. Hal ini juga mendukung pengentasan kemiskinan, redistribusi
kekayaan, dan inklusi keuangan. Oleh karena itu, perbankan syariah menawarkan alternatif
yang lebih adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Dalam kesimpulan, pemahaman tentang riba dalam perbankan syariah adalah kunci
untuk memahami bagaimana prinsip-prinsip Islam digunakan dalam sistem keuangan yang
menjunjung tinggi keadilan dan keberlanjutan. Perbankan syariah memberikan pandangan
yang unik dan penting terhadap konsep riba yang mencerminkan nilai-nilai Islam dalam
praktik keuangan modern..

3.2 Saran
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan ke depannya.
5

DAFTAR PUSTAKA

https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/lamaisyir/article/download/7275/5956 diakses
tanggal 12 Oktober 2023 pukul 11.45 wib

https://iqra.republika.co.id/berita/qr47jl320/dalil-alquran-dan-hadits-yang-mengharamkan-
praktik-riba-part1#:~:text=%D9%84%D9%8E%D8%B9%D9%8E%D9%86%D9%8E
%20%D8%B1%D9%8E%D8%B3%D9%8F%D9%88%D9%84%D9%8F
%20%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%8E
%D9%91%D9%87%D9%90%20%D8%B5%D9%84%D9%89%20%D8%A7%D9%84%
D9%84%D9%87,.%22%20(HR%20Muslim) diakses tanggal 12 Oktober 2023 pukul 11.56
wib

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/11/25/riba#:~:text=Riba%20adalah%20ta
bahan%20atau%20kelebihan,ketentuan%20waktu%20pengembalian%206%20bulan diakses
tanggal 12 Oktober 2023 pukul 12.10 wib

https://news.detik.com/berita/d-4793327/ayat-tentang-riba-dalam-alquran-ini-penjelasannya
diakses tanggal 12 Oktober 2023 pukul 12.15 wib

Anda mungkin juga menyukai