Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

RIBA DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN DAN HADITS


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah : Ayat Dan Hadits Ekonomi Islam

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Slamet Firdaus

Disusun oleh kelompok 1 :

Muhammad Daffa fadhilah (2282110069)

Fariz aiman (2282110085)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-NYA dan
karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Ayat Dan Hadits
Ekonomi Islam ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur
mata kuliah Ayat Dan Hadits Ekonomi Islam Dari Bapak Prof. Dr. H. Slamet Firdaus. selaku
dosen pengampu mata kuliah Ayat Dan Hadits Ekonomi Islam. Selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca dan penulisnya.

Saya menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari cara penulisan ataupun materi yang kami sampaikan pada makalah ini. Mengingat
kemamapuan yang dimiliki kami sebagai penulis makalah, untuk itu kritik dan saran dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.

Cirebon, 4 maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
A. Pengertian Riba .........................................................................................................
B. Macam Macam Riba .................................................................................................
C. Perbedaan Jual Beli dan Riba ...................................................................................
D. Bahaya Riba Dalam Ekonomi ..................................................................................
BAB III PENUTUP .............................................................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
. Manusia didalam kehidupannya sering melakukan jual beli untuk kebutuhan sehari
hari dan dikembangkan. Serta memiliki beberapa kaidah dan etika moralitas dalam
islam. Allah SWT telah menurunkan rezeki ke dunia ini untuk dimanfaatkan oleh
manusia dengan cara yang telah dihalalkan dan bersih dalam segala perbuatan yang
mengandung riba.
Melakukan kegiatan ekonomi merupakan tabiat untuk memenuhi kebutuhan
hidupnnya. Dengan kegiatan itu ia memperoleh rezeki, dan dengan rezeki ia dapat
melangsungkan kehidupannya. Terdapat banyak ayat alquran dan hadis Nabi yang
merangsang manusia untuk rajin bekerja, kegiatan ekonomi termasuk di dalamnya dan
mencela orang menjadi pemalas tetapi tidak setiap kegiatan ekonomi dibenarkan oleh
alquran. Apabila kegiatan itu punya watak yang merugikan banyak orang dan
menguntungkan sebagian kecil orang. Seperti monopoli, calo, perjudian, dan riba, pasti
akan ditolak.

A. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian Riba?
2. Apa Saja Macam Macam Riba?
3. Apa Perbedaan Jual beli dan Riba?
4. Apa Bahaya Riba Dalam Ekonomi?

B. Tujuan penelitian
1. Mengetahui Pengertian Riba
2. Mengetahui Macam Macam Riba
3. Mengetahui Pebedaan Jual Beli dan Riba
4. Mengetahui Bahaya Riba Dalam Ekonomi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Riba
Kata riba berasal dari bahasa Arab, secara etimologis berarti tambahan atau
ziyadah. Menurut terminologis, riba merupakan tambahan khusus yang dimiliki salah
satu pihak yang terlibat tanpa adanya imbalan tertentu. Dikalangan masyarakat sering kita
dengar dengan istilah “bunga”.
Menurut Sayyid Qutb dalam bukunya yang berjudul “Tafsir Ayat-Ayat Riba”,
pengertian riba adalah penambahan utang yang sudah jatuh tempo. Selain itu, Sayyid
Qutb juga mengatakan bahwa sifat alami pada riba adalah berlipat ganda. Oleh sebab itu,
meski tambahan yang dikenakan berjumlah kecil, seiring waktu pasti berlipat jumlahnya.
Pengertian Riba dalam Tafsir at-Thabari yaitu, Riba berasal dari kata ‫ يربــو‬-‫ربـــا‬
yang berarti “ketika melebihi dari apa yang seharusnya ada dan semakin besar.” Inti dari
riba adalah al-ziyâdah, yang berarti tambahan. Orang yang mengambil riba disebut
dengan istilah murbin karena usahanya “melipatgandakan” harta yang ditetapkan kepada
pihak yang berutang, baik secara kontan (hâlan) atau dengan jalan menetapkan tambahan
kepada pihak yang berutang sebab tempo pengembalian (ajal), yaitu penundaannya
gharim (pihak yang berutang) kepada “murbin” lalu menetapkan tambahan atas aset yang
dipinjam sampai masa jatuh tempo, yang mana hal ini berlaku sebelum pihak gharim
melunasi utangnya.

B. Macam-Macam Riba
Secara umum, ada 5 macam riba yang seringkali dipraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari, sebagai berikut:
1. Riba Nasi'ah
Riba yang pertama ini ialah seseorang menghutangi uang dalam jumlah tertentu
kepada seseorang dengan batas tertentu, dengan syarat berbunga sebagai imbalan batas
waktu yang diberikan tersebut.
Misalnya, seseorang yang berhutang Rp1.000 yang mesti dibayar dalam jangka waktu
yang telah ditetapkan tetapi tidak terbayar olehnya pada waktu itu. Maka, bertambah
besarlah jumlah hutangnya.

2
2. Riba Fadhl
Macam Riba selanjutnya yakni Riba Fadhl, merupakan tambahan yang disyaratkan
dalam tukar menukar barang yang sejenis. Jual beli ini juga disebut sebagai barter tanpa
adanya imbalan untuk tambahan tersebut. Riba fadhl adalah jenis riba yang contoh
pelaksanaannya dijelaskan khusus dalam hadis Rasul: “Emas dijual dengan emas, perak
dijual dengan perak, gandum dijual dengan gandum, sya’ir (salah satu jenis gandum)
dijual dengan sya’ir, kurma dijual dengan kurma, dan garam dijual dengan garam,
(tukaran/timbangannya) sama dengan sama dan (dibayar dengan) kontan. Barang siapa
yang menambah atau meminta tambahan maka ia telah berbuat riba.” (HR. Muslim).
Beberapa contoh riba fadhl adalah seperti yang telah disebutkan dalam hadis di atas,
yakni emas, perak, serta bahan pangan.

3. Riba Al Yad
Riba Al Yad adalah riba dalam jual beli atau yang terjadi dalam penukaran.
Penukaran tersebut terjadi tanpa adanya kelebihan, namun salah satu pihak yang terlibat
meninggalkan akad, sebelum terjadi penyerahan barang atau harga. Contoh riba yad
adalah transaksi kendaraan yang harga pembayaran tunainya lebih murah daripada
pembayaran cicilan.

4. Riba Qard
Riba ini adalah Riba dalam utang piutang yaitu dengan mengambil manfaat atau
tingkat kelebihan tertentu yang diisyaratkan kepada penerima utang atau muqtaridh. Riba
qardh adalah macam riba yang dilarang dalam Islam, sesuai dengan hadis Rasul: “Semua
piutang yang menarik keuntungan termasuk riba,” (HR. Al- Baihaqi). Contoh riba qardh
adalah transaksi yang umum dilakukan oleh lembaga pembiayaan atau pendanaan
konvensional.

5. Riba Jahiliyah
Macam-macam Riba menurut Islam yang terakhir adalah Riba Jahiliyah yaitu
penambahan utang lebih dari nilai pokok dalam utang piutang karena penerima utang
tidak mampu membayar utangnya secara tepat waktu.

3
C. Perbedaan Jual beli dan Riba
ada banyak hal yang menjadi titik perbedaan antara jual beli dengan riba. Kita
akan sebutkan beberapa perbedaan dengan asumsi telah memiliki modal dan dalam
kondisi normal,

[1] Orang yang melakukan transaksi jual beli, dia melakukan kerja fisik yang riil. Mulai
dari mencari barang, memindahkan barang, menyimpan barang, menawarkan kepada
konsumen, menjualnya, dan mengantarkan ke konsumen. Baik dikerjakan sendiri,
maupun mempekerjakan orang lain.

Berbeda dengan riba, semua orang butuh uang. Sehingga ketika ada orang yang
membutuhkan utang, semacam ini tidak perlu ditawarkan. Mereka akan datang dengan
sendirinya. Jika semua dilakukan dengan tertib, hampir tidak ada usaha riil di sana.

[2] Orang yang melakukan jual beli, mereka menanggung semua potensi resiko kerugian
dalam setiap tahapan usahanya. Dari mencari barang, hingga jaminan selama di
konsumen, seperti garansi. Di sana ada keseimbangan, sebagaimana dia mendapat
peluang untung, juga menanggung resiko rugi.

Berbeda dengan riba, hampir tidak ada resiko di sana. Jika semua dilakukan dengan
tertib, dia selalu di posisi aman, bisa mendapat keuntungan, tanpa menanggung resiko
kerugian.

aR-Razi mengatakan dalam tafsirnya Jual beli membangun kegiatan


perekonomian di masyarakat. karena mereka berlomba untuk menghasilkan manfaat riil,
barang atau jasa. Jika barang dan jasa semakin melimpah, kebutuhan masyarakat akan
lebih mudah terpenuhi. Sementara riba mengajarkan masyarakat untuk menjadi pemalas,
karena uang yang bekerja. Dia bisa diam, karena merasa sudah berpenghasilan. Ketika
ketersediaan uang lebih banyak dibandingkan barang dan jasa, lebih mudah terjadi
inflasi. (Simak Tafsir ar-Razi, 7/97)

4
D. Bahaya Riba Dalam Ekonomi
Berdasarkan hasil analisis dalam peneliti ini bahwa dampak dari penerapan sistem
ekonomi konvensional (bunga bank/riba) disimpulkan perekonomian negara semakin
memburuk. Terjadinya krisis ekonomi dewasa ini disebabkan salah satu faktornya adalah
penerapan sistem bunga (riba). Indonesia merupakan salah satu negara yang terbesar
umat islamnya, namun sangat sedikit yang mengerti terhadap hukum islam tentang bunga
(riba). Al-Quran dan Hadist sangat jelas mengatakan bahwa bunga hukumnya haram.
Para pakar ekonomi islam sudah menyimpulkan bahwa dampak dari penerapan bunga
(riba) adalah akan terjadi kehancuran.
bunga bank (riba) dalam penerapannya mempunyai dampak terhadap
perekonomian negara. Adapun penelitian ini adalah penelitian perpustakaan, sumber data
diperoleh dari buku-buku dan informasi terkini kemudian di analisis berdasarkan
deskriptif. Berdasarkan hasil analisis dalam peneliti ini bahwa dampak dari penerapan
sistem ekonomi konvensional (bunga bank/riba) disimpulkan perekonomian negara
semakin memburuk. Terjadinya krisis ekonomi dewasa ini disebabkan salah satu
faktornya adalah penerapan sistem bunga (riba). Indonesia merupakan salah satu negara
yang terbesar umat islamnya, namun sangat sedikit yang mengerti terhadap hukum islam
tentang bunga (riba). Al-Quran dan Hadist sangat jelas mengatakan bahwa bunga
hukumnya haram. Para pakar ekonomi islam sudah menyimpulkan bahwa dampak dari
penerapan bunga (riba) adalah akan terjadi kehancuran.
Adapun beberapa dampak yang ditimbulkan oleh riba dalam perekonomian yaitu:

1. Adanya eksploitasi kekayaan peminjam


2. Monopoli sumber daya
3. Dialokasikan untuk hal yang salah
4. Menghambat tingkat produktivitas masyarakat
5. Mendorong terjadinya inflasi
6. Decoupling antara sektor riil dan moneter
7. Perekonomian menjadi tidak stabil

5
Ketentuan yang sudah termaktub dalam Al-Quran yang menjelaskan bahwa riba dan
segala macam bentuknya termasuk bunga dalam sistem perbankan modern adalah haram.
Dan Allah jelas telah membedakan antara jual beli dan riba, yang sering dianggap sebuah
kesamaan transaksi. Allah SWT selalu memberikan hikmah atas perintah dan larangan-
Nya.
Secara garis besar praktik riba dibedakan menjadi dua macam yaitu riba utang
piutang dan jual beli. Dan dampaknya sudah dirasakan di beberapa segi dalam kehidupan
manusia, baik moral, peradaban, sosial maupun ekonomi. Oleh karena itu perlu dilakukan
pemerangan terhadap praktik-praktik yang mengandung unsur ribawi.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari urain di atas, maka dapat disimpulkan bahwa riba merupakan kegiatan
eksploitasi dan tidak memakai konsep etika atau moralitas. Masalah mengharamkan
transaksi yang mengandung unsur ribawi, hal ini disebabkan mendzholimi orang lain dan
adanya unsur ketidakadilan (unjustice). Para ulama sepakat dan menyatakan dengan tegas
tentang pelarangan riba. Secara garis besar riba riba ada dua yaitu: riba akibat hutang
piutang dan riba akibat jual beli. Berbicara riba identik dengan bunga bank atau rente,
sering kita dengar di tengah tengah masyarakat bahwa rente disamakan dengan riba.
Pendapat itu disebabkan rente dan riba merupakan "bunga" uang, karena mempunyai arti
yang sama yaitu sama-sama bunga, maka hukumnya sama yaitu haram.
Dalam Al-Quran ditemukan kata riba terulang sebanyak delapan kali, terdapat
dalamempat surat, yaitu Al-Baqarah, Ali 'Imran, Al-Nisa', dan Al-Rum. Tiga surat
pertama adalah "Madaniyyah" (turun setelah Nabi hijrah ke Madinah), sedang surat Al-
Rumadalah "Makiyyah" (turun sebelum beliau hijrah). Ini berarti ayat pertama yang
berbicara tentang riba adalah Al-Rum ayat 39 dan ayat yang menegaskannya adalah surat
Al-baqarah ayat 278-279. Bagi yang melakukan riba telah melakukan kriminalisasi.
Dalam ayat tersebut jika ditemukan melakukan kriminalisasi, maka akan diperangi oleh
Allah SWT dan RasulNya.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://islam.nu.or.id/ekonomi-syariah/pengertian-riba-dalam-tafsir-at-thabari-2hYw

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210219103203-284-608252/mengenal-5-macam-

riba-menurut-islam-beserta-dalilnya

https://pengusahamuslim.com/5390-beda-jual-beli-dengan-riba.html

https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/iqtishaduna/article/view/

97#:~:text=Berdasarkan%20hasil%20analisis%20dalam%20peneliti,penerapan%20sistem

%20bunga%20(riba)

file:///C:/Users/rhs.net/Downloads/2210-5176-1-SM.pdf

https://wakalahmu.com/artikel/dunia-islam/macam-macam-riba-yang-wajib-kamu-ketahui

Anda mungkin juga menyukai