Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ayat dan Hadist
Perbankan
Oleh :
Faisal Aswidura
NIM : 2018.7.3.1.00087
2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan rahmat
dan karuniayanya, makalah ini dapat kami buat sebagai tugas kami. Sebagai bahan
pembelajaran kami dengan harapan dapat di terima dan di pahami secara bersama.
Akhir kata kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat
kesalahan dalam penulisan atau penguraian makalah kami dengan harapan dapat
diterima oleh ibu/bapak dosen dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses
pembelajaran kami semua.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
BAB I ............................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................4
1.2Perumusan Masalah...................................................................................5
1.3Tujuan Masalah.........................................................................................5
BAB III..........................................................................................................10
PENUTUP.....................................................................................................10
Daftar Pustaka..............................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
Riba adalah merupakan yang diperoleh secara tidak adil riba telah
berkembang sejak zaman jahiliyah hingga sekarang ini sejak itu banyaknya
masalah-masalah ekonomi yang terjadi dimasyarakat dan telah menjadi tradisi
bangsa arab terhadap jual beli maupun pinjam-meminjam barang dan jasa sejak
datangnya islam dimasa Rasulullah SAW. Islam telah melarang adanya riba
karena sudah mendarang daging, Allah swt melaknat hamba-hambanya bagi yang
melakukan perbuatan riba. Tentu kita sepakat bahwa untuk memiliki rumah
membutuhkan usaha dan dana yang dengan sekala besar demi memenuhi
kebutuhan tempat tinggal, tentu kita sepakat bahwa untuk memiliki rumah dengan
bijak adalah dengan pembayaran secara kontan, akan tetapi banyak masyarakat
demi memenuhi kebutuhan tempat tinggal ada juga dengan cara mengontrak
rumah dengan menabungkan diri dari usaha atau kerja keras kemudian membeli
rumah dengan cara kontann akan tetapi penghasilan tiap individu berbeda dengan
yang dibatas rata-rata, adapula yang pendapatannya dibawah rata-rata belum lagi
biaya rumah tangga untuk mencukupi kebutuhan anak dan istrinya.
Karena itu usaha untuk meiliki rumah saat ini tidak hanya dilakukan secara
tunai antara pembeli dan penjual, akan tetapi bisa juga dilakukan dengan cara
pembiayaan karena permasalahan rumah dan tanah selalu mendapat perhatian
lebih dari pemerintah. Karena semakin banyaknya rumah-rumah yang dibangun
dan membuat harga satu bangunan menjadi tinggi, sehingga permasalahan tempat
tinggal sudah menjadi hal yang wwajar di masyarakat dengan pertumbuhan
penduduk menjadi tuntunan setiap orang harus memiliki tempat tinggal baik
peorangan maupun untuk keluarga.
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa yang diamaksud dengan Riba ?
B. Apa macam-macam Riba ?
C. Hukum Riba ?
D. Hukum Halalnya Jual Beli ?
E. Syarat Jual Beli ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
konteks syariah ( Hukum Islam) merupakan riba termasuk salah satu dosa
besar. Namun pada praktiknya masih banyak masyarakat yang bingung dengan
praktik riba tersebut dalam kehidupan sehari-hari khususnya yang terkait dengan
transaksi perbankan. Riba merupakan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman
saat pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok,
yang dibebankan kepada peminjam.
Menurut para fiqih, riba dapat dibagi menjadi 4 macam bagian, yaitu sebagai
berikut :
Riba fadhl, yaitu tukar menukar dua barang yang sama jenisnya dengan
kualitas berbeda yang disyaratkan oleh orang yang menukar. Contohnya
6
tukar menukar emas dengan emas perak, beras dengan beras dan
sebagainya.
Riba Yad, yaitu berpisah dari tempat sebelum ditimbang dan diterima,
menerima barang tersebut dari si penjual, pembeli menjualnya kepada
orang lain. Jual beli seperti itu tidak boleh, sebab jual beli masih dalam
ikatan dengan pihak pertama.
Riba Nasi’ah, yaitu riba yang dikenakan kepada orang yang berhutang
disebabkan memperhitungkan waktu yang ditangguhkan. Contoh : aminah
meminjam cincin 10 gram pada ramlan, oleh ramlan disyaratkan
membayarnya tahun depan dengan cincin emas sebesar 12 gram, dan
apabila terlambat 1 tahun, maka tambah 2 gram lagi menjadi 14 gram dan
seterusnya. Ketentuan melambatkan pembayaran satu tahun.
Riba Qardh, yaitu meminjamkan suatu dengan syarat ada keuntungan atau
tambahan bagi orang yang meminjami/mempiutangi.
Riba Dain, yaitu sejenis riba yang disebabkan karena utang yang
dibayarkan lebih tinggi daripada pokok hutang, sehingga menyebabkan si
peminjam uang tidak mampu membayar atau melunasi hutangnya setelah
jatuh tempo. Ketidakmampuan mengembalikan hutang oleh si peminjam
lalu dimanfaatkan oleh si pemberi pinjaman untuk meraup keuntungan,
mengembalikan pinjaman uang dalam jumlah yang lebih tinggi dari yang
dipinjam adalah bentuk riba pada umumnya yang paling sering terjadi
disekitar kita. Tapi ternyata bukan hanya itu yang disebut sebagai riba.
Islam merupakan satu-satunya agama yang melarang praktek riba dan jelaslah
bahwa riba diharamkan oleh Allah SWT. Umat Islam tidak boleh mengambil riba
baik dalam jumlah kecil maupun dalam jumlah besar dan Islam melarang dan
mengharamkan Riba dan Allah melarang praktek Riba, dan ayat ini yang
menjelaskan tentang Riba.
7
ِ َو َماآتَ ْيتُ ْم ِمنْ ِربًالِيَ ْر بُ َوفِي أَ ْم َو ا ِل النَّا
َس فَالَ يَ ْر بُو ِع ْن َد هَللا ِ َو َماآتَ ْيتُ ْم ِمنْ زَكا َ ٍة تُ ِر ْيدُونَ َو ْجه
ْ هَللا ِ فَأ ُ و لَ ِع َك ُه ُم ا ْل ُم
َض ِعفُون
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai kerhidaan Allah,
maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya) (QS,ar-rum)
يَأَيُّ َهاالَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا اَل تَأْ ُكلُواَ ْم َولَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بالبطل إآل أن تكون تخرةعن تراض منكم وال تقتلواأنفسكم إن هللا كا
) ن بكم رحيما ( النس
Artinya : hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamu
dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka diantara kamu ( Q.S AN-NISA 29)
a. Al-hadits
Dari Rifa’ah ibn rafi’ RA. Nabi Muhammad SAW. ditanya tentang mata
pencaharian yang paling baik, beliau menjawab ‘seseorang yang bekerja dengan
tangannya dan setiap jual beli yang mabrur’ (HR. Bazzar, hakim menyahihkannya
dari Rifa’ah ibn Rafi’) maksud mabrur dalam hadits di atas adalah jual beli yang
terhindar dari usaha tipu-menipu, dan merugikan orang lain. Maka hukum dari
jual beli adalah halal atau boleh.
8
b. Ijma
Syarat adalah hal-hal yang harus ada atau dipenuhi sebelum transaksi jual
beli.
9
kesulitan dan kesukaran, sedangkan agama islam sekali-kali tidak akan
menetapkan peraturan yang mendatangkan kesulitan kepada pemeluknya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bagi umat Islam yang melakukan bisnis dan selalu berpegang teguh pada
norma-norma hukum islam, akan mendapat berbagai hikmah diantaranya, bahwa
jual beli (bisnis) dalam islam merupakan salah satu cara untuk menjaga
kebersihan dan halalnya harta yang dimakan untuk dirinya dan keluarganya.
11
DAFTAR PUSTAKA