Anda di halaman 1dari 12

HARAMNYA RIBA DAN HALAL NYA JUAL BELI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ayat dan Hadist
Perbankan

Dosen Pengampu : Dr. Muhammadun,S.HI,M.S.I

Oleh :

Faisal Aswidura

NIM : 2018.7.3.1.00087

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan rahmat
dan karuniayanya, makalah ini dapat kami buat sebagai tugas kami. Sebagai bahan
pembelajaran kami dengan harapan dapat di terima dan di pahami secara bersama.

Dalam batas-batas tertentu makalah ini memuat tentang “ Haramnya Riba


dan Halalnya Jual Beli” makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas ayat
dan hadist perbankan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat
kesalahan dalam penulisan atau penguraian makalah kami dengan harapan dapat
diterima oleh ibu/bapak dosen dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses
pembelajaran kami semua.

Cirebon, 04 Oktober 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................3

BAB I ............................................................................................................4

PENDAHULUAN.........................................................................................4

1.1Latar Belakang Masalah............................................................................4

1.2Perumusan Masalah...................................................................................5

1.3Tujuan Masalah.........................................................................................5

2.1 BAB II......................................................................................................6

2.1 PEMBAHASAN .....................................................................................6

2.1 Pengertian Riba .......................................................................................6

2.2 Macam Macam Riba ...............................................................................6

2.2 Hukum Riba.............................................................................................7

2.4 Hukum nya Jual Beli ...............................................................................8

2.5 Syarat Jual Beli ........................................................................................9

BAB III..........................................................................................................10

PENUTUP.....................................................................................................10

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................10

Daftar Pustaka..............................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Riba adalah merupakan yang diperoleh secara tidak adil riba telah
berkembang sejak zaman jahiliyah hingga sekarang ini sejak itu banyaknya
masalah-masalah ekonomi yang terjadi dimasyarakat dan telah menjadi tradisi
bangsa arab terhadap jual beli maupun pinjam-meminjam barang dan jasa sejak
datangnya islam dimasa Rasulullah SAW. Islam telah melarang adanya riba
karena sudah mendarang daging, Allah swt melaknat hamba-hambanya bagi yang
melakukan perbuatan riba. Tentu kita sepakat bahwa untuk memiliki rumah
membutuhkan usaha dan dana yang dengan sekala besar demi memenuhi
kebutuhan tempat tinggal, tentu kita sepakat bahwa untuk memiliki rumah dengan
bijak adalah dengan pembayaran secara kontan, akan tetapi banyak masyarakat
demi memenuhi kebutuhan tempat tinggal ada juga dengan cara mengontrak
rumah dengan menabungkan diri dari usaha atau kerja keras kemudian membeli
rumah dengan cara kontann akan tetapi penghasilan tiap individu berbeda dengan
yang dibatas rata-rata, adapula yang pendapatannya dibawah rata-rata belum lagi
biaya rumah tangga untuk mencukupi kebutuhan anak dan istrinya.

Karena itu usaha untuk meiliki rumah saat ini tidak hanya dilakukan secara
tunai antara pembeli dan penjual, akan tetapi bisa juga dilakukan dengan cara
pembiayaan karena permasalahan rumah dan tanah selalu mendapat perhatian
lebih dari pemerintah. Karena semakin banyaknya rumah-rumah yang dibangun
dan membuat harga satu bangunan menjadi tinggi, sehingga permasalahan tempat
tinggal sudah menjadi hal yang wwajar di masyarakat dengan pertumbuhan
penduduk menjadi tuntunan setiap orang harus memiliki tempat tinggal baik
peorangan maupun untuk keluarga.
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa yang diamaksud dengan Riba ?
B. Apa macam-macam Riba ?
C. Hukum Riba ?
D. Hukum Halalnya Jual Beli ?
E. Syarat Jual Beli ?

1.3 Tujuan Penelitian


A. Untuk Mengetahui Pengertian Riba
B. Untuk Mengetahui Macam-Macam Riba
C. Untuk Mengetahui Hukum Riba
D. Untuk Mengetahui Hukum Halalnya Jual Beli
E. Untuk Mengetahui Syarat Jual Beli

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Riba

konteks syariah ( Hukum Islam) merupakan riba termasuk salah satu dosa
besar. Namun pada praktiknya masih banyak masyarakat yang bingung dengan
praktik riba tersebut dalam kehidupan sehari-hari khususnya yang terkait dengan
transaksi perbankan. Riba merupakan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman
saat pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok,
yang dibebankan kepada peminjam.

Riba secara Bahasa bermakna : ziyadah (tambahan) dalam pengertian lain,


secara linguistic riba juga berarti tumbuh dan membesar. Sedangkan menurut
istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal
secara bathil.

Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan riba, namun secara umum


terdapat benang merah yang menegaskan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan, baik dalam transaksi jual-beli maupun pinjam-meminjam secara bathil
atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam islam.

Dalam islam, memungut riba atau mendapatkan keuntungan berupa riba


pinjaman adalah haram. Ini dipertegas dalam Al-Qur’an surah Al-baqarah ayat
275 “ padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba “

2.2 Macam-Macam Riba

Menurut para fiqih, riba dapat dibagi menjadi 4 macam bagian, yaitu sebagai
berikut :

 Riba fadhl, yaitu tukar menukar dua barang yang sama jenisnya dengan
kualitas berbeda yang disyaratkan oleh orang yang menukar. Contohnya

6
tukar menukar emas dengan emas perak, beras dengan beras dan
sebagainya.
 Riba Yad, yaitu berpisah dari tempat sebelum ditimbang dan diterima,
menerima barang tersebut dari si penjual, pembeli menjualnya kepada
orang lain. Jual beli seperti itu tidak boleh, sebab jual beli masih dalam
ikatan dengan pihak pertama.
 Riba Nasi’ah, yaitu riba yang dikenakan kepada orang yang berhutang
disebabkan memperhitungkan waktu yang ditangguhkan. Contoh : aminah
meminjam cincin 10 gram pada ramlan, oleh ramlan disyaratkan
membayarnya tahun depan dengan cincin emas sebesar 12 gram, dan
apabila terlambat 1 tahun, maka tambah 2 gram lagi menjadi 14 gram dan
seterusnya. Ketentuan melambatkan pembayaran satu tahun.
 Riba Qardh, yaitu meminjamkan suatu dengan syarat ada keuntungan atau
tambahan bagi orang yang meminjami/mempiutangi.
 Riba Dain, yaitu sejenis riba yang disebabkan karena utang yang
dibayarkan lebih tinggi daripada pokok hutang, sehingga menyebabkan si
peminjam uang tidak mampu membayar atau melunasi hutangnya setelah
jatuh tempo. Ketidakmampuan mengembalikan hutang oleh si peminjam
lalu dimanfaatkan oleh si pemberi pinjaman untuk meraup keuntungan,
mengembalikan pinjaman uang dalam jumlah yang lebih tinggi dari yang
dipinjam adalah bentuk riba pada umumnya yang paling sering terjadi
disekitar kita. Tapi ternyata bukan hanya itu yang disebut sebagai riba.

2.3 Hukum Riba

Islam merupakan satu-satunya agama yang melarang praktek riba dan jelaslah
bahwa riba diharamkan oleh Allah SWT. Umat Islam tidak boleh mengambil riba
baik dalam jumlah kecil maupun dalam jumlah besar dan Islam melarang dan
mengharamkan Riba dan Allah melarang praktek Riba, dan ayat ini yang
menjelaskan tentang Riba.

7
ِ ‫َو َماآتَ ْيتُ ْم ِمنْ ِربًالِيَ ْر بُ َوفِي أَ ْم َو ا ِل النَّا‬
َ‫س فَالَ يَ ْر بُو ِع ْن َد هَللا ِ َو َماآتَ ْيتُ ْم ِمنْ زَكا َ ٍة تُ ِر ْيدُونَ َو ْجه‬
ْ ‫هَللا ِ فَأ ُ و لَ ِع َك ُه ُم ا ْل ُم‬
َ‫ض ِعفُون‬

Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai kerhidaan Allah,
maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya) (QS,ar-rum)

Demikian definisi, hukum pengharaman riba yang dijelaskan dalam Al-Qur’an.


Sebagai seorang muslim semestinya kita dapat menjauhi perbuatan riba senantiasa
menjaga diri kita dari perbuatan yang dzalim terhadap manusia.

2.4 Hukum Jual Beli

Dasar hukum (landasan syara’) jual beli

‫يَأَيُّ َهاالَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا اَل تَأْ ُكلُواَ ْم َولَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بالبطل إآل أن تكون تخرةعن تراض منكم وال تقتلواأنفسكم إن هللا كا‬
) ‫ن بكم رحيما ( النس‬

Artinya : hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamu
dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka diantara kamu ( Q.S AN-NISA 29)

a. Al-hadits

Dari Rifa’ah ibn rafi’ RA. Nabi Muhammad SAW. ditanya tentang mata
pencaharian yang paling baik, beliau menjawab ‘seseorang yang bekerja dengan
tangannya dan setiap jual beli yang mabrur’ (HR. Bazzar, hakim menyahihkannya
dari Rifa’ah ibn Rafi’) maksud mabrur dalam hadits di atas adalah jual beli yang
terhindar dari usaha tipu-menipu, dan merugikan orang lain. Maka hukum dari
jual beli adalah halal atau boleh.

8
b. Ijma

Ulama telah sepakat bahwa jual-beli diperbolehkan dengan alasan bahwa


manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan dirinya, tanpa bantuan orang
lain. Namun demikian bantuan atau barang milik orang lain yang dibutuhkannya
itu, harus diganti dengan barang lainnya yang sesuai.

 Hukum-Hukum yang bersangkutan paut dengan jual beli :


1. Mubah (boleh) , ialah asal hukum jual beli
2. Wajib, seperti wali menjual harta anak yatim apabila terpaksa, begitu juga
qhadi menjual harta muflis (orang yang lebih banyak utangnya daripada
hartanya) sebagaimana akan datang keterangannya tentang mufnis.
3. Haram, sebagaimana yang telah lalu apa-apa jual beli yang terlarang.
4. Sunat, seperti jual beli kepada sahabat atau pamili yang dikasihi, dan
kepada barang itu.

2.5 syarat jual beli

Syarat adalah hal-hal yang harus ada atau dipenuhi sebelum transaksi jual
beli.

1. Syarat penjual dan pembeli atau pihak yang bertransaksi (aqid)


 Berakal, agar dia tidak terkecoh, orang yang gila atau bodoh tidak sah jual
belinya.
 Dengan kehendak sendiri, (bukan dipaksa), keterangannya yaitu ayat
diatas tentang suka sama suka.
 Tidak mubazir (pemboros). Sebab harta orang mubazir itu di tangan
walinya, sedangkan dalam jual beli itu harus barang milik sendiri.
 Balig (berumur 15 tahun ke atas) anak kecil tidak sah jual belinya, adapun
anak yang sudah mengerti tetapi belum sampai pada umur dewasa,
menurut pendapat sebagian para ulama mereka diperbolehkan berjual-beli
barang yang kecil-kecil karena kalau tidak diperbolehkan sudah menjadi

9
kesulitan dan kesukaran, sedangkan agama islam sekali-kali tidak akan
menetapkan peraturan yang mendatangkan kesulitan kepada pemeluknya.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jual beli adalah sarana manusia dalam mencukupi kebutuhan mereka,


namun dengan demikian tidak semua jual beli diperbolehkan. Ada juga jual beli
yang dilarang karena tidak memenuhi syarat jual beli yang sudah disyariatkan.
Subjek akad dan objek akad yang kesemuanya mempunyai syarat-syarat yang
harus dipenuhi, dan itu semua telah dijelaskan di atas. Walaupun banyak
perbedaan pendapat dari kalangan ulama dalam menentukan rukun dan syarat jual
beli, namun pada intinya terdapat kesamaan, yang berbeda hanyalah
perumusannya saja, tetapi inti dari rukun dan syaratnya hampir sama.

Bagi umat Islam yang melakukan bisnis dan selalu berpegang teguh pada
norma-norma hukum islam, akan mendapat berbagai hikmah diantaranya, bahwa
jual beli (bisnis) dalam islam merupakan salah satu cara untuk menjaga
kebersihan dan halalnya harta yang dimakan untuk dirinya dan keluarganya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https:// Ysutriani.blogspot.com. Riba dalam Ekonomi Islam, diunduh pada tanggal


04 Oktober 2019.

https://makalahkuindonesia.blogspot.com. Macam Macam Riba, diunduh pada


tanggal 04 Oktober 2019.

https://syukrialgozali29.blogspot.com. hukum jual beli dalam islam, di unduh


pada tanggal 04 Oktober 2019.

Anda mungkin juga menyukai