RIBA
Disusun oleh:
Kelompok 7
Aldo Oktafendra Ramadhan : 2213040078
Bella Anggelia : 2213040058
Riza Putri : 2213040100
Yolva Ramadani : 2213040060
Dosen Pembimbing:
Drs. Burhanuddin, M. Ag
Puji syukur alhamdulillah diucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya. Sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik hendaknya. Kemudian shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW. Makalah ini membahas tentang “RIBA”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengantar Fikih
Muamalah yang merupakan suatu pelatihan bagi mahasiswa, juga berfungsi sebagai suatu
kegiatan untuk meningkatkan kreatifitas mahasiswa.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama rahmat yang penuh dengan petunjuk untuk mencapai
kebahagiaan dunia maupun akhirat. Islam juga Agama yang penuh dengan petunjuk
untuk mengatur segala persoalan manusia, baik duniawi maupun ukhrowi, semua
petunjuk itu terdapat hukum yang utama yaitu Al-Qur‟an dan Al-Hadits, tetapi
petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh islam itu tidak semuanya siap untuk
dilaksanakan. Dalam bingkai ajaran Islam, aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh
manusia untuk dikembangkan memiliki beberapa kaidah dan etika atau moralitas
dalam syari’at islam. Allah SWT menurunkan rezeki ke dunia ini untuk dimanfaatkan
oleh manusia dengan cara yang dihalalkan oleh Allah dan bersih dari segala perbuatan
yang mengandung Riba yang merugikan orang lain (Wicaksana, 2016).
Riba merupakan perbuatan yang haram atau dilarang dalam perbankan
syariah. Jika riba dengan jumlah kecil ataupun besar (ganda) maka dianggap tetap hal
atau aktifitas yang tidak boleh dilakukan, sebab sikap dan perbuatan tersebut bisa
merugikan selain itu juga haram untuk semua kalangan masyarakat. Riba jika
dijalankan sendiri ataupun bekerjasama dengan yang terakit riba, itu hal yang tetap
diharamkan bagi umat muslim. Praktek riba yang sangat membahayakan bagi
manusia dan menguntungkan pada salah satu pihak saja tapi kemudian merugikan
banyak orang. Secara kebahasaan perkataan riba berarti tambahan atau
menambahkan. Adapun menurut istilah syariah, riba berarti tambahan yang diberikan
oleh debitor kepada kreditor yang disebabkan oleh penangguhan waktu atau oleh
berbedanya jenis barang (Al-munawir, n.d.).
Pada dasarnya kegiatan ekonomi merupakan kebiasaan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidup pribadi maupun keluarga. Dengan kegiatan itu mereka
memperoleh rizki, dan dengan rizki itu mereka dapat melangsungkan kehidupannya
secara layak, makan, minum, tidur dan menjalani kehidupan berumah tangga. Bagi
Umat Islam Al-Qur‟an adalah petunjuk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang
berkebenaran absolut. Sunnah Nabi Muhammad SAW berfungsi sebagai menjelaskan
kandungan Al-Qur‟an dan hadits Nabi yang memotivasi manusia untuk bekerja yang
kegiatan ekonomi termasuk didalamnya dan mencela orang yang menjadi pemalas.
Tetapi tidak semua kegiatan ekonomi dibenarkan dalam Al-Qur‟an. Jika kegiatan itu
mempunyai watak yang dapat merugikan banyak orang dan menguntungkan sebagian
kecil seseorang, seperti monopoli dagang, perjudian dan juga riba, oleh sebab itu
semua pasti akan ditolak (Kosanke, 2019).
Manusia didalam kehidupannya sering melakukan jual beli untuk kebutuhan
sehari-hari dan dikembangkan. Serta memiliki beberapa kaidah dan etika moralitas
dalam islam. Allah SWT telah menurunkan rezeki ke dunia ini untuk dimanfaatkan
oleh manusia dengan cara yang telah dihalalkan dan bersih dalam segala perbuatan
yang mengandung riba.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan hukum riba ?
2. Apa macam-macam riba ?
3. Bagaimana proses pelarangan riba dalam alquran ?
4. Bagaimana pandangan islam terhadap bunga bank ?
5. Apa hikmah diharamkannya riba ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan pengertian dan hukum riba
2. Untuk menjelaskan macam-macam riba
3. Untuk menjelaskan proses pelarangan riba dalam alquran
4. Untuk menjelaskan pandangan islam terhadap bunga bank
5. Untuk menjelaskan hikmah diharamkannya riba
BAB II
PEMBAHASAN
Sedangkan menurut istilah riba merupakan suatu akad yang dijadikan untuk satu ganti
khusus tanpa diketahui perbandingannya dalam penilaian syariat ketika berakad atau
bersama dengan mengakhirkan kedua ganti atau salah satunya.
Para ulama bersepakat bahwa hukum macam-macam riba dalam islam adalah
haram. Hal ini sebagai mana firman Allah dalam Al-Quran surah Ali-Imran ayat 130
sebagai berikut :
Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda dan bertaqwalah kepada allah agar kamu beruntung”.
Meskipun demikian, jual beli tidak bisa disamakan dengan riba, oleh karena
itu menjadi sangat penting untuk membedakan antara macam-macam riba dalam
islam dan perdagangan biasa.
Artinya : Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan riba yang
berlipat ganda dan takutlah kamu kepada Allah mudah-mudahan kamu beruntung.
b. Riba Fadhal
Riba fadhal tambahan harta pada akad jual beli yang menggunakan ukuran resmi
seperti takaran dan timbangan pada benda sejenis. Dengan kata lain, riba fadhal
merupakan tukar menukar barang yang sejenis yang tidak sama kualitasnya,
misalnya pinjam meminjam 1 liter beras dolog.
c. Riba Yad
Riba yad merupakan jual beli yang dilakukan dengan cara mengakhirkan
penyerahan antara dua belah pihak terhadap barang yang ditukarkan atau salah
satunya tanpa menyebutkan waktunya dan tidak saling menyerahterimakan.
Dimana kesempurnaan jual beli yang dilakukan benda yang berbeda jenis seperti
halnya dengan tukar menukar gandum dengan jagung tanpa dilakukannya serah
terima barang pada saat berada di tempat akad.
Berikut riba dalam islam untuk hutang piutang, yaitu sebagai berikut :
a. Riba Qard
Riba qard merupakan salah satu riba dalam islam dengan satu manfaat atau
tingkat kelebihan tertentu yang di syaratkan terhadap yang berutang.
b. Riba Jahiliyah
Riba Jahiliyah merupakan salah satu bentuk riba dalam islam dengan
ketentuan hutang yang dibayar lebih dari pokoknya. Kondisi ini terjadi
dikarenakan sipeminjam tidak mmapu dalam membayar hutang nya terhadap
waktu yang telah ditetapkan.
َ اس فَاَل يَرْ بُو ِع ْن َد هَّللا ِ ۖ َو َما آتَ ْيتُ ْم ِم ْن زَ كَا ٍة تُ ِري ُدونَ َوجْ هَ هَّللا ِ فَُأو ٰلَِئ
َك هُ ُم ْال ُمضْ ِعفُون ِ َو َما آتَ ْيتُ ْم ِم ْن ِربًا لِيَرْ ب َُو فِي َأ ْم َو
ِ َّال الن
Terjemahannya : Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia. Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.
Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang
melipatgandakan (pahalanya)”
2. Riba digambarkan sebagai suatu yang buruk dan balasan yang keras kepada orang
Yahudi yang memakan riba.
Firman Allah swt dalam QS. An-Nisa: 160-161 yaitu sebagai berikut :
3. Riba itu diharamkan dengan dikaitkan kepada suatu tambahan yang berlipat
ganda.
َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تَْأ ُكلُوا ال ِّربَا َأضْ َعافًا ُم
ضا َعفَةً ۖ َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون
4. Ayat riba diturunkan oleh Allah SWT. Yang dengan jelas sekali mengharamkan
sebarang jenis tambahan yang diambil daripada pinjaman.
˜َ ِيَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو َذرُوا َما بَقِ َي ِمنَ ال ِّربَا ِإ ْن ُك ْنتُ ْم ُمْؤ ِمن
ين
Menurut Abdul Hamid Hakim bunga bank termasuk riba fadhal. Namun
dibolehkan apabila dalam keadaan yang darurat. Sementara itu dalam hukum buku
fiqih muamalah tidak termasuk kategori riba jika seseorang memberikan dananya
kepada orang lain untuk dijadikan sebagai investasi dan menetapkan bagiannya dari
hasil usaha investasi tersebut dikarenakan transaksi tersebut sama-sama
menguntungkan anatara kedua belah pihak, sedangkan riba diharamkan kerena hanya
memberikan tanpa menguntungkan anatara kedua belah pihak.
Bunga Bank dipandang sebagai kebutuhan pokok karena fungsi bunga untuk
memenuhi permintaan persediaan serta kredit, sedangkan sebagian pendapat ulama
membolehkan bunga bank karena bunga saat ini tidak seperti riba pada era pra-Islam
yang mengandung eksplotasi bagi kaum lemah dan sudah ada undang-udang yang
mengatur tentang bunga bank mustahil adanya ketidak-adilan serta pinjaman saat ini
dianalisa oleh pihak perbankan.
3.2 Saran
Manusia adalah makhluk yang sering berbuat salah karena manusia tidak sempurna.
Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Dan apabila dalam pembuatan
makalah ini banyak terdapat kesalahan dan jauh dari sempurna kami selaku penulis
meminta kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan pembuatan makalah lain
ke depannya. Atas saran perbaikan makalah ini yang di berikan pembaca, maka
penulis mengucapkan terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Ii, B. A. B., & Riba, A. P. (2006). هدازو لﺎ ﻤﻟا ﻲﻓ هداز ﮫﻀﻘﯾ ﻢﻟ نﺈﻓ.
Rozalinda. (2019). Fikih Ekonomi Syariah Prinsip dan Implementasi pada Sektor
Keuangan Syariah (Anggota IKAPI (ed.); Edisi Kedu). Pt.Rajagrafindo
Persada.