Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. Wb.

Alhamdulilla ,segala puji dan syukur atas kehadirat Allah swt yang telah
memberikan hidayah kepada hamba-Nya ke jalan yang benar serta memberi
petunjuk dan pengetahuan , sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
tentang : “ riba dan dampak ekonomi”.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada pimpinan tauladan bagi


umat manusia , yakni Baginda Rasulullah SAW .Dan terimakasih kami ucapkan
kepada dosen pembimbing yang memegang mata kuliah “ SIM “.

Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan ,baik dari
segi penulisan, isi maupun dalam pemaparannya. Hal ini dikarenakan keterbatasan
pengetahuan yang kami miliki. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk masa yang akan datang.

Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
pembaca khususnya ,semoga Allah swt senantiasa melimpahkan nikmat, rahmat
serta hidayah-Nya kepada kita semua yang memiliki keterbatasan akan ilmu
pengetahuan.amiiin…………

Ranai, 10 November 2014


DAFTAR ISI

K A T A P E N G A N T A R .................................................................................................1

D A F T A R I S I .................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN
A . L a t a r B e l a k a n g m a s a l a h ..............................................................3
B . R u m u s a n M a s a l a h . ...........................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A . Riba. . . . . . . . . . . . ......................................................................................4

B . Dampak riba terhadap ekonomi...........................................................6

BAB III PENUTUP

A . K e s i m p u l a n ........................................................................................9

B . S a r a n … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . .....9

D A F T A R P U S T A K A ..................................................................................................1 0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masalah riba bukan hanya merupakan persoalan masyarakat Islam
saja, tetapi menjadi permasalahan serius bagi berbagai kalangan di luar
Islam. Oleh karena itu kajian terhadap masalah riba dapat ditelusuri
mundur hingga lebih dari dua ribu tahun silam. Masalah riba telah menjadi
bahan bahasan di kalangan Yahudi, Yunani, demikian juga Romawi,
hingga zaman modern. Praktek-praktek pemungutan bunga uang ini sesuai
dengan dinamika masyarakat serta pertum¬buhan dan perkembangan
zaman, berangsur-angsur setahap demi setahap mengalami evolusi dan
perubahan.
Pada zaman Yunani sekitar abad VI sebelum Masehi hingga I
Masehi, telah terdapat beberapa jenis bunga. Besarnya bunga tersebut
bervariasi bergantung pada kegunaannya.
Secara umum nilai bunga tersebut dikategorikan sebagai pinjaman biasa
(6% - 18%), pinjaman properti (6% - 12%), pinjaman antarkota (7% -
12%), dan pinjaman perdagangan dan industri (12% - 18%).[9]
Pada masa Romawi sekitar abad V Sebelum Masehi hingga IV
Masehi, terdapat Undang-undang yang membenarkan penduduknya
mengambil bunga selama tingkat bunga tersebut sesuai dengan “tingkat
maksimal yang dibenarkan hukum” (maximum legal rate). Nilai suku
bunga ini berubah-ubah sesuai dengan berubahnya waktu. Meskipun
Undang-undang membenarkan pengambilan bunga, tetapi pengambilannya
tidak dibenarkan dengan cara bunga berbunga (double countable).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu riba dan bagaimana riba dalam islam ?
2. Apa dampak riba terhadap ekonomi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Riba
Menurut istilah teknis, riba adalah pengambilan tambahan dari
harta pokok atau modal secara batil. Terdapat beberapa pendapat dalam
menjelaskan riba, namun secara umum riba adalah pengambilan tambahan,
baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil. Riba
dalam Islam hukumnya haram, karena mengandung unsur ketidak-adilan
dan pengambilan harta orang lain dengan cara batil. Inilah yang dipahami
umat di awal sejarah Islam. Konsep riba seperti tersebut di atas (dalam
praktik sehari-hari sering disebut bunga uang atau rente) sudah
dipraktikkan sejak jaman Romawi, Yunani, Jahiliyah bahkan setelah Islam
datang pun pengambilan bunga uang masih dilakukan1.
Dalam hal pelarangan pengambilan bunga uang, selain Islam,
agama Yahudi dan Nasrani juga tidak memperbolehkan umatnya
melakukan praktik riba. Pengharaman ini dapat dilihat dalam Kitab suci Al
Qur’an, Al Hadis serta kitab suci umat Yahudi dan Nasrani. Pengharaman
praktik riba tersebut sedemikian keras, karena dampak negatif yang
ditimbulkan oleh riba baik dari segi moral-spiritual, sosial kemasyarakatan
dan dampak ekonomi. Dalam perspektif ekonomi Islam sudah saatnya
sistem ekonomi ribawi ditinggalkan, karena hanya akan membuat roda
perekonomian tidak stabil dan semakin terpuruk. Sebagaimana firman
Allah dalam QS Al-Baqarah :2752

Artinya : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri


melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
1
http://rahmanitimorita.blogspot.com/2013/10/riba.html diakses 10/11/2014
2
Dr. Mardani, ayat-ayat dan hadits tentang ekonomi syariah. Rajawali Pers. Hal. 13
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya
apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil
riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.
Riba itu ada dua macam yaitu nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah
pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba
fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi
lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan
demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan
sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat diatas adalah riba nasiah yang
berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman
jahiliyah.
Dalam praktik riba seseorang berusaha memenuhi kebutuhan orang
yang ingin meminjam harta, tetapi disaat yang sama ia mengharuskan
kepada oran yang meminjam itu untuk memberi tambahan yang nanti akan
diambilnya. Pelaku riba bagaikan segumpal darah yang menyerap darah
orang-orang yang bekerja keras, sedangkan ia tidak bekerja apa-apa, tetapi
ia ttap memperoleh keuntungan yang melimpah ruah. Oleh karena itu,
islam sangat melarang keras dalam hal riba dan memasukkannya diantara
dosa besar ang merusak, serta mengancam orang yang berbuat demikian
dengan ancaman yang sangat besar.3 Allah Swt berfirman dalam QS Al-
Baqarah : 278-279

3
Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, M.Ag. Ekonomi Islam. Rajawali Pers. Jakarta. 2014
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman.[278] Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa
riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.
Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.[279]

B. Dampak Riba Terhadap Ekonomi


Riba yang telah menjadi sistem di mana-mana, riba yang telah
menjadi instrumen ekonomi, sebagaimana yang diyakini para penganut
sistem ekonomi kapitalisme.Dalam sistem kapitalis ini, bunga bank
(interest rate) merupakan jantung dari sistem perekonomian. Hampir tak
ada sisi dari perekonomian, yang luput dari mekanisme kredit bunga bank
(credit system). Mulai dari transaksi lokal pada semua struktur ekonomi
negara, hingga perdagangan internasional.
Dalam ilmu ekonomi pada umumnya riba adalah sinonim dengan
bunga uang (rente) yang muncul dari sejumlah uang pokok, yang lazim
disebut dengan istilah kapital atau modal berupa uang. Dalam hal ini
bunga uang disebut juga dengan rente atau interest yaitu penggantian
kerugian yang diterima oleh yang empunya modal uang untuk
menyerahkan penggunaan modal itu.
Jika riba telah menjadi sistem yang mapan dan telah mengkristal
sedemikian kuatnya, maka sistem itu akan dapat menimbulkan dampak
buruk bagi perekonomian secara luas. Dampak sistem ekonomi ribawi
tersebut sangat membahayakan perekonomian. Dampak riba terhadap
ekonomi adalah4

4
http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1106:riba-
dan-meta-ekonomi-islam&catid=8:kajian-ekonomi&Itemid=60
1. Sistem ekonomi ribawi telah banyak menimbulkan krisis ekonomi di
mana-mana sepanjang sejarah, sejak tahun 1930 sampai saat ini.
Sistem ekonomi ribawi telah membuka peluang para spekulan untuk
melakukan spekulasi yang dapat mengakibatkan volatilitas ekonomi
banyak negara. Sistem ekonomi ribawi menjadi punca utama
penyebab tidak stabilnya nilai uang (currency) sebuah negara. Karena
uang senantiasa akan berpindah dari negara yang tingkat bunga riel
yang rendah ke negara yang tingkat bunga riel yang lebih tinggi akibat
para spekulator ingin memperoleh keuntungan besar dengan
menyimpan uangnya dimana tingkat bunga riel relatif tinggi. Usaha
memperoleh keuntungan dengan cara ini, dalam istilah ekonomi
disebut dengan arbitraging. Tingkat bunga riel disini dimaksudkan
adalah tingkat bunga minus tingkat inflasi.
2. Di bawah sistem ekonomi ribawi, kesenjangan pertumbuhan ekonomi
masyarakat dunia makin terjadi secara konstant, sehingga yang kaya
makin kaya yang miskin makin miskin. Data IMF berikut
menunjukkan bagaimana kesenjangan tersebut terjadi.
3. Suku bunga juga berpengaruh terhadap investasi, produksi dan
terciptanya pengangguran. Semakin tinggi suku bunga, maka investasi
semakin menurun. Jika investasi menurun, produksi juga menurun.
Jika produksi menurun, maka akan meningkatkan angka
pengangguran.
4. Teori ekonomi juga mengajarkan bahwa suku bunga akan secara
signifikan menimbulkan inflasi. Inflasi yang disebabkan oleh bunga
adalah inflasi yang terjadi akibat ulah tangan manusia. Inflasi seperti
ini sangat dibenci Islam, sebagaimana ditulis Dhiayuddin Ahmad
dalam buku Al-Quran dan Pengentasan Kemiskinan. Inflasi akan
menurunkan daya beli atau memiskinkan rakyat.
5. Sistem ekonomi ribawi juga telah menjerumuskan negara-negara
berkembang kepada debt trap (jebakan hutang) yang dalam, sehingga
untuk membayar bunga saja mereka kesulitan, apalagi bersama
pokoknya.
6. Dalam konteks Indonesia, dampak bunga tidak hanya sebatas itu,
tetapi juga berdampak terhadap pengurasan dana APBN. Bunga telah
membebani APBN untuk membayar bunga obligasi kepada perbakan
konvensional.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Riba dalam Islam hukumnya haram, karena mengandung unsur
ketidak-adilan dan pengambilan harta orang lain dengan cara batil. Inilah
yang dipahami umat di awal sejarah Islam. Konsep riba seperti tersebut di
atas (dalam praktik sehari-hari sering disebut bunga uang atau rente) sudah
dipraktikkan sejak jaman Romawi, Yunani, Jahiliyah bahkan setelah Islam
datang pun pengambilan bunga uang masih dilakukan
Jika riba telah menjadi sistem yang mapan dan telah mengkristal
sedemikian kuatnya, maka sistem itu akan dapat menimbulkan dampak
buruk bagi perekonomian secara luas. Dampak sistem ekonomi ribawi
tersebut sangat membahayakan perekonomian.

B. Saran
Kita sebagai umat islam harus menjauhi praktek riba dalam hal jual
beli karena hal itu sangat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Riba
juga akan menempatkan kita kedalam api neraka. Maka bermuamalah lah
secara jujur, adil dan amanah.
DAFTAR PUSTAKA

http://rahmanitimorita.blogspot.com/2013/10/riba.html diakses 10/11/2014

Dr. Mardani. Ayat-ekonomi ayat dan hadits ekonomi syariah. Rajawali Pers.
Jakarta. 2012

Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, M.Ag. Ekonomi Islam. Rajawali Pers. Jakarta.
2014

http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=1106:riba-dan-meta-ekonomi-
islam&catid=8:kajian-ekonomi&Itemid=6
TUGAS KELOMPOK

EKONOMI ISLAM

Judul : Riba dan dampak ekonomi

Dosen Pembimbing : H. Umar Natuna

Di Susun Oleh :

Kelompok 5

Nama : Tia Febriani (

Syarifah Zaleha (1215.13.2200)

Januar (1215.12.2163)

Abu Rizal Bakri (

Meta Sari (1215.13.2175)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) NATUNA

TAHUN AKADEMIK 2014

Anda mungkin juga menyukai