Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH BUDAYA CANDI BOROBUDUR

LUTHFY MAULANA FADHLURROHMAN

Email:luthfyofficial7@gmail.com

(22820095)

PERBANKAN SYARIAN SEMESTER 1,IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

ABSTRAK

Candi Borobudur adalah salah satu monumen Budha yang terbesar di Indonesia adapun
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pemanfaatan nilai budaya candi Borobudur
dalam pembelajaran sejarah dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan nilai
budaya candi Borobudur dalam pembelajaran sejarah. Metode dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi, observasi, dan wawancara. Teknik
analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan penerikan kesimpulan. Berdasarkan hasil
pembahasan dapat disampaikan bahwa candi Borobudur merupakan suatu banguan yang termegah di
Indonesia dan di temukan sekitar abad ke VIII Masehi, sekaligus peninggalan agama Budha terbesar yang
terdapat di pulau jawa maka dari itulah banyak sekali pemanfaatan nilai budaya yang terdapat di candi
Borobudur dan sekaligus tempat mata pencaharian masyarakat Candi Borobudur.

Kata kunci : Pengembangan, Media Komik Digital, Bahasa Indonesia, R&D Sugiyono

ABSTRACT

. Borobudur Temple is one of the largest Buddhist monuments in Indonesia. The formulation of
the problem in this study is how to use the cultural values of the Borobudur temple in learning history
and the purpose of this research is to find out the utilization of the cultural values of the Borobudur
temple in learning history. The method in this research is descriptive qualitative method. Data collection
techniques through documentation, observation, and interviews. Data analysis techniques namely data
reduction, data presentation and conclusion drawing. Based on the results of the discussion, it can be
said that the Borobudur temple is the grandest building in Indonesia and was discovered around the VIII
century AD, as well as the largest Buddhist relic found on the island of Java. the livelihoods of the people
of Borobudur Temple.

Keywords: Utilization of Cultural Values, Borobudur Temple, Learning History.

1
PENDAHULUAN

Dalam agama Budha ada kepercayaan bahwa METODE PENELITIAN


dunia ini tidak kekal, suatu ketika akan musnah dan
akan muncul zaman baru. Setiap zaman mempunyai
rangkaian Dhyani Budha-Dhyani Bodhisattna-
Manusi Budha sendiri. Untuk zaman sekarang . Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini
Dhyani Budhanya Avolkistesvara dan manusia menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber
Budhanya Cak Yamuni. Dalam rangkaian dunia yang Data. Informan, Dokumen. Tempat penelitian di
tidak terbatas jumlahnya, lima dunia dan lima tiga candi Borobudur dan SMKN 1PALASAH. Teknik
serangkai ini masing-masing dianggap menepati mata Pengumpulan Data: Wawancara Mendalam, Kajian
angin sendiri-sendiri (Rahardjo,2005:37). Dokumen, Observasi Langsung. Teknik Cuplikan.
penelitian ini menggunakan teknik cuplikan
Candi Borobudur adalah satu-satunya purposive sampling. Validitas Data. Validitas data
tempat pemujaan Budha yang terbesar di dunia, sangat penting dalam proses pemaparan hasil
keberadaanya bagaikan suatu pernyataan dari batu penelitian, pembahasan dan penarikan simpulan.
yang serba kompleks indah dan arsitektur, mengenai Dengan adanya validitas data triangulasi yang
banyak hal yang telah dikenal di Indonesia dan Asia digunakan: triangulasi data, triangulasi metode.
Tenggara. Piramida bertingkat (step pyramid)
susunan candi seperti limas telah dipakai sejak HASIL DAN PEMBAHASAN
prasejarah di Asia dan Polynesia. Borobudur sebagai
suatu kesaksian yang terus-menerus terhadap dan Hasil Penelitian 1. Nilai Budaya Candi
sebuah manifestasi besar-besaran tentang doktrin Borobudur Konsep Kosmologi
Budhis dapat dilihat dan di rasakan
Kosmologi merupakan cabang filsafat yang
membicarakan asal mula dan struktur alam semesta,
melalui sejumlah aneka ragam karya artistik, adapun masalah-masalah atau persoalan-persoalan
ada kurang dari 1.460 relif naratif 1,300 diantaranya kosmologi menurut F. Tailor adalah sebagai
terpanjang daai lorong-lorong dan 160 sisanya hubungan antara ruang dan waktu langsung menuju
terdapat di hidden foot (dasar/kaki candi yang pada persoalan apakah ruang dan waktu sungguh-
tertutup tanah). Keseluruhan reliftersebut mengambil sungguh merupakan suatu hal yang terdapat diluar
tempat sepanjang 2.300 meter dan menutup bidang benda-benda dan peristiwa-peristiwa di dalamnya
seluas 1.900 meter persegi, di samping ini ada pula ruang dapat disamakan bagai sebuah jambangan yang
relief dekoratif, lalu masih ada lagi 324 ratna, 1.740 di bagian lambungnya memuat seluruh dunia fisik.
ornamen segi tiga, 100 gargotles (patung pancuran) Demikian pula halnya dengan waktu hanya saja
dan 32 patung singa (Joesoef, 2015:48-49). waktu selalu bergerak cepat menghilang. Hal inilah
yang di namakan teori absolut tentang ruang dan
Dari uraian di atas bahwa Borobudur adalah waktu, pada prinsipnya dapat dinyatakan bahwa kita
salah satu warisan dunia yang tak ternilai hargannya tidak dapat membicarakan benda-benda hanya dalam
yang mana Borobudur salah satu keajaiban dunia arti spatial tetapi harus di dalam ruang, juga tidak di
yang terdapat di indonesia, maka dengan alasan benarkan hanya sebagai temporal tetapi harus di
inilah penulis bermaksud untuk mengadakan dalam waktu Kosmologi tidak hanya mencakup
penelitian dengan judul “Pemanfaatan Nilai Budaya kosmogoni tetapi juga kandungan dan organisasi
Candi Borobudur Sebagai Sumber Pembelajaran alam semesta untuk aspek studi kkosmologi berbeda
Sejarah”. dengan studi tentang ilmu alam (fisiksa) kerena

2
problem yang dihadapi kosmologi bersifat unigue, terikat oleh dunia nyata. Tubuh candi Borobudur
kita dapat mengadakan check terhadap generalisasi terdiri dari susunan pagar langkan sebanyak lima
teori gravitasi misalnya dengan pengetahuan bahwa buah yang membentuk empat buah lorong. Di atas
teori ini adalah mungkin untuk di terapkan pada pagar langkan I terdapat deretan relungrelung dengan
fenomena kemuncak berbentuk buah keben, dan pagar langkan
II, III, dan IV terdapat deretan relung-relung dengan
alam yang berlainan karena sifat hakekatnya puncak stupa-stupa kecil sebagai ornamennya. Di
suatu teori kosmologi hanya dapat di aplikasikan tengah-tengah dari tiap lorong pada keempat sisi
untuk suatu sistem alam semesta saja (Hariyono, bangunan candi Borobudur terdapat tangga yang
2001:14-15). Kosmologi Budha adalah dunia bawah menghubungkan masing-masing lorong pada tingkat-
merupakan tempat manusia yang masih di penuhi tingkat berikutnya. Pada pagar langkan pertama,
oleh keinginan dan hawa nasfu (Sulistyanto, 2014:1). susunan menyatu dengan kaki candi yang asli (Balai
Dapat disimpulkan bahwa kosmologi ialah salah satu Konservasi Borobudur, 2016:28).
kandungan alam semesta yanga sangat indah dan
mempesona bagi semua masyarakat indonesia yang Arupadhatu merupakan bagian paling atas
dapat melihat keindahannya. pada candi Budha/tiga teras teratas berundak
berbentuk lingkaran. Arupadhatu adalah simbol dari
Bangunan Candi Borobudur unsur tak terwujud dan sebagai tanda dari tingkatan
yang telah meniggalkan nafsu duniawi. Merupakan
Candi Borobudur disusun menggunakan gambaran dunia tanpa rupa dan bentuk, lambang
batu andesit yang berbentuk persegi, bentuk struktur kesempurnaan abadi. Pada tingkat Arupadhatu,
seperti pundan berundak yang semakin keatas terdapat 3 baris stupa yang melingkari sebuah candi
semakin mengecil dengan empat buah tangga yang induk di pusatnya. Tiga teras teratas candi Borobudur
terdapat di setiap sisi mata angin (Timur, Selatan, ini telah dibongkar dan dipugar oleh Th. Van Erp
Barat, dan Utara). Strukturnya terdiri atas sembilan pada pemugaran pertama. Sedangkan pada
teras berundak yang terdiri dari enam teras berdenah pemugaran kedua oleh pemerintah Indonesia yang
persegi dan tiga teras berdenah lingkaran, di antara bekerjasama dengan UNESCO, tingkat Arupadhatu
bentuk teras tersebut terdapat lantai yang disebut tidak dipugar karena dianggap masih cukup baik dan
plateua, candi Borobudur merupakan tiruan alam stabil (Balai Konservasi Borobudur, 2016:35).
semesta yang terdiri dari tiga tingkatan secara
vertikal, yaitu Kamadhatu, Rupadhatu, dan Relief Candi Borobudur
Arupadhatu (Depdikbud, 2014:4-5).
Relief biasanya dipahatkan pada sebagian
Kamadhatu adalah tingkat terendah dari besar bangunan candi. Reliefpada candi Borobudur
tingkatan kosmologi Budha (simbol dunia hasrat). berisikan ajaranajaran keagamaan, ajaran kebajikan
Kamadhatu pada candi Borobudur adalah bagian yang selayaknya dapat ditiru dan dilaksanakan oleh
kakinya. Pada tahun 1885, J.W. Ijzerman secara manusia di dunia. Terdapat tidak kurang dari 1460
kebetulan menemukan kembali adegan relief candi Borobudur. Pokok-pokok moral
reliefKarmawibhangga pada bagian kaki candi yang tertuang dalam relief candi Borobudur pada
Borobudur. Profil candi Borobudur secara umum dasarnya adalah ajaran Budha. Relief dipahatkan
terdiri dari lapik, pelipit, ojief (sisi setengah genta), pada dinding candi (Rupadhatu) dan pagar langkan
dan half round. Bagian kaki yang berbatasan seluas 2500 m2.
langsung dengan tanah adalah lapik, sedangkan
diatasnya adalah pelipit. Pelipit adalah tonjolan Ada dua kategori relief, yaitu relief cerita
tersusun pada profil tubuh candi. Half round adalah dan relief lepas. Relief cerita yaitu relief yang
bentuk setengah lingkaran. Ojief adalah bangunan mengambarkan unsur cerita tertentu, sedangkan relief
kaki candi yang kontur penampangnya seperti sisi lepas yaitu relief yang tidak mengandung cerita atau
genta atau bentuk lonceng terbelah dua (Balai hanya merupakan hiasan dekoratif saja (terdapat pada
Konservasi Borobudur, 2016:21-22). pagar langkan bagian luar pada pagar langkan lorong
I).
Rupadhatu yaitu tingkatan kedua dari tingkatan
kosmologi Budhis yang mewakili dunia antara. Relief-relief pada Candi Borobudur
Tingkatan ini adalah simbol unsur tak terwujud yang
menggambarkan perilaku manusia yang sudah mulai yaitu:
meniggalkan keinginan duniawi, akan tetapi masih

3
Karmawibhangga. Relief Karmawibhangga yang tersusun dalam sebelas deretan mengitari
terdapat pada kaki (Kamadhatu). Mengungkapkan bangunan candi, selain itu candi Borobudur memiliki
tentang perbuatan manusia yang mengandung relif dekoratif berupa relif hias sejumlah 1.212 panil,
kebajikan maupun kejahatan, serta segala akibat dari untuk membaca rangkaian relif dilakukan secara
perbuatan tersebut. pradiksina

Lalitavistara. Relief Lalitavistara dipahatkan yaitu mengelilingi candi searah jarum jam. Relif yang
pada dinding utama tingkat I, menceritakan tentang dibaca pertama kali dimulali dari sisi sebelah Timur,
kehidupan Sang Budha di Surga Tushita hingga relif cerita di candi Borobudur (Balai konservasi
menyampaikan khotbahnya yang pertama di Taman Borobudur, 2014:6).
Rusa.
Relif yang dipahatkan di dinding candi
Jataka dan Avanada. Relief cerita sebenarnya mempunyai beberapa fungsi selain
JatakadanAvadanadipahatkan pada dinding utama memperindah bangunan, fungsi lain itu adalah
lorong tingkat I, dan pagar langkan tingkat I dan II. menyebarkan ajaran keagamaan melalui
Jataka adalah kisah tentang sang Boddhisattva yang penggambaran visual, sehingga diharapkan dapat
mengalami kelahiran berulang kali dalam berbagai dengan mudah dimengerti oleh para pengamatnya,
wujudnya untuk membantu manusia mencapai jalan lalu penggambaran relif tersebut juga berfungsi untuk
kebudhaan. Dalam kisah-kisah itu Sang Boddhisattva mengabadikan cerita keagamaan karena dalam
baik sebagai manusia maupun hewan selalu bentuk media batu, adegan yang mengandung cerita
mencontohkan kepada kebenaran dan ajaran tentang dapat lebih lama bertahan daripada hanya diuraikan
dharma. Avadana adalah cerita yang sama dengan dalam bentuk media lontar karya sastra (Balai
Jataka. Hanya saja pelaku utamanya bukan Sang Konservasi Borobudur, 2016:96).
Boddhisattva melainkan tokoh lain atau hewan biasa
yang bukan jelmaanBoodhisattva. Arca Candi Borobudur

Gandavyuha. Relief Gandavyuha dipahatkan Arca yang menghiasi Borobudur mudah


pada dinding utama lorong tingkat II. Melukiskan dikenal, karena selalu digambarkan berwujud
pengembaraan Sudhana dari satu guru ke guru lain manusia dan tidak pernah beranggota badan banyak.
dalam upaya mencapai kebudhaan Pakaiannya selalu jubah seorang rahib, yang
kelihatan hanya dua. a). Pakaian luar pada sikap
Bhadracari. Relief Bhadracari dipahatkan duduk, bahu kanannya terbuka. b). Pakaian dalam
pada dinding utama pada bagian dalam setiap pagar tampak pada kakinya. di atas kepala ada semacam
langkan berisi relief cerita. Pada bagian atas pagar gelungan rambut (ushisha) dan rambut yang keriting
langkan berisi relung arca yang berisi arcaDhyani melingkar ke arah kanan. Di antara kedua kening
Budha.Sedangkan pada kemuncak pagar langkan I (alis mata) ada tonjolan kecil (urba), juga pada
berbentuk keben dan kemuncak berbentuk stupa pada Bodhisatwa. Arca Budha yang berdiri sendiri tidak
pagar langkan II V. Pada kemuncak pagar langkan pernah memegang sesuatu di tangannya (kecuali
juga dijumpai hiasan antefik, yaitu berupa pola dasar dalam cerita pada relief, seperti Cakhyamuni
segitiga dan dihiasi dengan ukiran tumbuhan yang memegang mangkuk minta-minta), tetapi tangannya
distilir (disamarkan), mempunyai fungsi untuk bersikap tertentu (mudra) dan setiap mudra
mengurangi kesan kaku yang diakibatkan oleh garis- mempunyai arti tertentu pula. Mudra-mudra itulah
garis mendatar pada candi (Balai Konservasi yang dapat membedakan masingmasing Budha,
Borobudur, 2016:29-31). Relif yang dipahatkan pada sebab hal-hal yang lain semuanya sama, baik Dhyani
candi Borobudur yang sekarang tertutup dikenai maupun manushi Budha (terutama Cakhyamuni
sebagi pelukisan atas naskah berbahasa Sansekerta bermudara seperti Dhyani Budha. Di dalam relung-
yang ditemukan kembali oleh S. Levi, yaitu naskah relung di atas pagar langkan tingkat pertama yang
mahakarmavibhanganaskah ini juga dihubungkannya menghadap ke luar, terdapat arca-arca manusia
dengan relif di candi ini (Balai Konservasi Budha yang menjelmakan dirinya di dunia fana. Pada
Borobudur, 2016:34). tiap-tiap arah, ditempatioleh masing-masing manusia
Budha tertentu: Kanakamuni (Timur), Kacyapa
Candi Borobudur mengandung pesan mulia (Selatan), Cakhyamuni (Barat), dan Maitreya (Utara).
yang digambarkan melalui relif-relif cerita yang di Jumlah ini ada 92 buah. Di dalam relung-relung yang
pahat di dinding candi dan dinding pagar langkan, mengelilingi tiga lorong terdapat DhiyaniBudha,
candi Borobudur mempunyai 1.460 panil relif cerita masing-masing dapat dibedakan karena tempat dan

4
sikap tangannya. Pada tiap tingkat sekeliling lorong meminta keselamatan atau hal-hal yang berkaitan
terdapat 92 arca. Jadi keseluruhan arca di dalam dengan keduniawian. Dalam upacara ini dilakukan
relungrelung ini berjumlah berjumlah 3x92=276 buah upacara memandikan arca atau dewi yang terbuat dari
Pada tingkat lima keliling lorong, terdapat arca batu atau dari tanah liat (Maulana, 1997:2).
Budha yang menghadap ke semua arah
(keseluruhannya berjumlah 64 buah), ialah Dhyani Nilai Budaya Pada Produk Budaya
Budha Wairocana yang, yang menguasai zenit
dengan witarkamudra (sedang mengajar atau Pariwisata sebagia suatu kegiatan
berbicara). Di atas telah dikemukakan, bahwa sistem melibatkan orang banyak di dalam masyarakat yang
atau susunan enam Dhiyani Budha. Jadi di atas lima masing-masing melakukan perkerjaan-pekerjaan
Dhiyani-Budha yang telah diutarakan (yang tertentu, wisatawan sendiri yang melakukan
menempati relung-relung pada tingkat II-V) ada perjalanan wisata perlu mengadakan persiapan-
Dhyani Budha yang keenam, yaitu Wajrasatwa persiapan, ia harus memilih kedatangan wisatawan
dengan dharmacakramudra memutar roda darma- dengan megadakan kegiatan-kegitan yang sekiranya
hukum atau ajaran kebenaran (Soetarno, 1987:94). sesuai dengan motifsi wisatawan ada yang
menyediakan angkutanorang lain mengadakan
Arcar Budha pada tingkat rupadhatu persiapan-persiapan agar kebututhan wisatawan akan
terletak dalam relung terbuka bagian depannya. Arca makan, minum dan penginapan dapat dipenuhi ada
tersebut digambarkan dalam posisi duduk bersila di yang, menjadi petunjuk jalan damn sebaginya
atas padmasanadalam keadaansamadhipenuh. (Prasetyo, 1993:21-22).
Relung-relung pada tingkat ini susun berjajar pada
sisi luar pagar langkan. Sesuai dengan tingkat Nilai Budaya Candi Borobudur Berupa
bangunan yang semakin tinggi letaknya dan semakin Pemakaian Nama Tokoh/Hotel/ Bangunan
kecil ukuran. Maka pada langkan tingkat pertama
terdapat 104 relung, pada tingkat ke 2 terdapat 104 Nilai Budaya candi Borobudur: Berupa Tempat
relung, pada tingkat ke 3 terdapat 88 relung, pada perkantoran candi Borobudur
tingkat ke 4 terdapat 72 buah, dan pada tingkat ke 5
terdapat 64 relung dengan demikian jumlah relung Tempat perkantoran yang ada di candi
ada 432, dan sebanyak itu pula jumlah arca di Borobudur ini adalah tempat para pegawai atau
dalamnya. Sistem pembuangan air hujan pada candi pengurus candi Borobudur yang bekerja selama candi
ini sangat diperhatikan. Tidak kurang dari 100 Borobudur dibuka baik itu dari pagi hingga sampai
pancuran, yang disebut jaladwara, ditempatkan pada malam hari. Pemanfaatan kebudayaan sebaga objek
masing-masing sudut, mulai dari tingkat dari bawah wisata memang sangat menjanjikan dalam visi tahun
sampai tingkat dari atas. Tiap ujung pancuran dihias 2020 memprediksi bahwa wisata budaya akan
indah sekali dengan pahatan-pahatan yang merupakan salah satu diantara segmen pasar
melukiskan kepala raksasa pada tingkat atas, pariwisata di masa akan datang. Kiranya patut diingat
danmakarapada tingkat paling bawah (Prasetyo, bahwa ada semacam kekhawatiran antara manajemen
1993:36). kebudayaan termasuk juga alam dan kepariwisataan,
dalam hal ini pariwisata, nilai budaya dan
Dalam bahasa Sanskerta arca, yang berarti kelestariannya benda cagar budaya (BCB) (Balai
gambaran arca dewa. Bera yang artinya perwujudan Konservasi Borobudur, 2016:23).
atau arca (dewa), dan vigrahayang berarti perpaduan,
perwujudan (dewa) serta pratima yang berarti Hotel merupakan bagian yang integral dari
perwujudan jasmani seorang dewa yang dipuja oleh usaha pariwisata dan dapat dikatakan sebagai usaha
para bhakta. Bahkta adalah orang-orang yang akomodasi yang dikomersialkan untuk umum,
berbakti atau memuja. Untuk lebih mendekati rasa fasilitasfasilitas hotel secara umum yang
ketuhanan, para bhakta kemudian menggunakan menghasilkan produk pelayanan jasa antara lain a.
istilah tanu, yang berarti tubuh (dewa) dan rupa, yang Kamar tidur tamu; b. Makan dan minum; c. Fasilitas
berarti bentuk (dewa) yang menggunakan istilah tanu pelayanan lain seperti, rekreasi,olahraga, loundry,
dan rupa mereka merasa puas, karena merasa lebih penyewaan ruanganbusiness centre.hotel adalah suatu
dekat dengan tuhan atau dewa yang dipujanya. Selain jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
istilah tanu dan rupa dikenal pula kata vimba yang seluruh bangunan untuk menyediakan jasa
berarti pencerminan yang sama. Artinya kata vimba penginapan, makanan dan minuman serta jasa lainnya
ini tercermin dalam suatu upacara yang dikenal bagi umum,yang dikelola secara komersial (Muljadi,
sebagai upacara Durgapuja, yaitu suatu upacara untuk 2014:192-193).

5
Pariwisata budaya merupakan fokus itulah pelestarian yang dihadapi sebagai warisan
kajian budaya menarik perhatian masyarakat dunia dan
menggugah kepedulian serta upaya bersama dalam
berbagai disiplin ilmu, mulai dari pelestariannya, selanjutnnya timbul kesadaran bahwa
antropologi, ekonomi, sosiologi, geografi. Oleh sebab pelestarian warisan budaya tidak bisa hanya di
itu, pendekatan multidisiplin akan memudahkan kita bebankan kepada masyarakat lokal perlu usaha
untuk memahami perkembangannya diberbagai bersama agar dapat lebih menjamin kelestarian
tempat. Ada dua pertanyaan penting yang perlu warisan budaya tersebut, warisan budaya yang ada di
dijawab dalam pembangunan pariwisata budaya. suatu tempat tidak hanya menjadi milik dari
Pertama, bagaimana kebijakan yang diambil mampu masyarakat setempat tetapi merupakan milik seluruh
mendorong pengembangan dan konservasi budaya umat manusia termasuk tanggung jawab
sehingga dapat dijadikan atraksi pariwisata? Kedua, pelestariannya.
bagaimana kebijakan pemerintah mampu mencegah
degradasi budaya dan meningkatkan nilai ekonomi
unit-unit kebudayaan melalui pembangunan
pariwisata. Dua tema besar yang menjadi fokus
perdebatan didalam kebijakan pengembangan
pariwisata budaya tersebut masih sangat relevan
DAFTAR PUSTAKA
dengan situasi pembangunan pariwisata Indonesia.
Balai Konservasi Borobudur. 2016.
Pariwisata budaya memiliki nilai
keuntungan ekonomi dan budaya yang saling Kearsitekturan Candi Borobudur. Magelang:
melengkapi. Jika dikelola dengan cermat, ia ibarat Balai Konservasi Borobudur
dua sisi mata uang. Aset budaya dalam bentuk
peninggalan sejarah, situs-situs sejarah dan beragam . 2001. Tabir Misteri Jagad Raya.Surabaya. Putra
jenis kesenian sangat potensial untuk dijadikan Pelajar Hariyono, Rudi
sebagai komoditas ekonomi.
Joesoef, Daoed. 2015. Borobudur. Jakarta:
Kompas.
Maulana, Ratnaesih.1997.Ikonografi Hindu.
KESIMPULAN Jakarta: Fakultas Sastra UI 1997.

Candi Borobudur adalah candi yang Muljadi, Dkk. 2014. Kepariwisataan dan
terbesar di Indonesia salah satu candi Agama Perjalanan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Budha yang mana di setiap candi ini terdapat Rahardjo Supratino. 2005. Religi Dalam
banyak arca Budha yang didalam Stupa tersebut Dinamika Masyarakat.Banten
dengan banyaknya stupa tersebut maka candi . Soetarno, 1987. Aneka Candi Kuno di
Borobudur sangat banyak sekali nilai budaya Indonesia. Semarang: Dahara Prize Semarang
yang di hasilkan oleh candi Borobudur, dengan Sulistyanto Bambang. 2015. Ragam Hias Candi-
banyaknya nilai budaya yang dapat di
candi di Jawa. Yogyakarta: Kepelpres
manfaatkan oleh masyarakat candi tersebut
adalah perkantoran, mebel, hotel, stupa, topi,
gantungan kunci, centong, pulpen, yang
dihasilkan oleh masyarakat candi Borobudur.
Selain sebagai tempat nilai budaya candi
Borobudur juga sebagai tempat Pariwisata yang
mana pada setiap harinya candi Borobudur
tidaklah sepi tetapi sangantlah banyak
pengunjung yang datang ke candi Borobudur.

Nilai budaya yang terdapat di candi


Borobudur sangatlah banyak nilai budayanya
dikarenakan candi yang di temukan sekitar abad ke
VII Masehi ini sangat banyak nilai budya oleh karena

Anda mungkin juga menyukai