Puji sukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Makalah ini di menyajikan rangkuman materi tentang “ CANDI BOROBUDUR “.
Borobudur adalah salah satu dari 7 keajaiban dunia, yang dimiliki oleh negara kita Indonesia,
yang merupakan warisan dari sejarah bangsa Indonesia.
Kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada orang-oarang yang ikut membantu
terutama orang tua dalam segi materi dan pada guru yang telah membimbing kami.
Dan juga kami mohon ma’af sebesar-besarnya karena sebaik-baiknya kami
mengerjakan makalah ini pasti ada kesalahan tapi kami sudah berusaha semaksimal mungkin.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfa’at bagi orang yang membaca khususnya
kami yang mwmbuatnya. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Candi Borobudur adalah sebuah tempat wisata yang sangat terkenal baik didalam maupun
diluar negeri. Namun tak banyak orang yang mengetahui sejarah candi Borobudur. Maka dari
itulah saya membuat karya ilmiah ini yang berjudul “SEJARAH CANDI BOROBUDUR”
yang didalamnya terdapat berupa sejarah-sejarah, arti nama candi Borobudur dan
lainnya.Agar para pembaca mengetahui sejarah candi Borobudur.
Sebagai penutup penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembimbing yang telah
membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
Tujuan penulisan karya tulis yang berjudul “SEJARAH CANDI BOROBUDUR” adalah
sebagai berikut :
Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada
1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti
Karangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan, pendiri Borobudur adalah raja dari
dinasti Syailendra bernama Samaratungga sekitar 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat
diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur
diperkirakan memakan waktu setengah abad.
Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat
berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama
sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa.
Empat lantai dengan dinding berelief di atasnya oleh para ahli dinamakan Rupadhatu.
Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri
dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam
antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung
Buddha terdapat pada ceruk-ceruk dinding di atas ballustrade atau selasar.
Mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini
dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah lantai
berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas
dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Patung-
patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam
kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar.
Di masa lalu, beberapa patung Buddha bersama dengan 30 batu dengan relief, dua
patung singa, beberapa batu berbentuk kala, tangga dan gerbang dikirimkan kepada Raja
Thailand, Chulalongkorn yang mengunjungi Hindia Belanda (kini Indonesia) pada tahun 1896
sebagai hadiah dari pemerintah Hindia Belanda ketika itu.
Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain. Yang ada ialah
lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit. Lorong-lorong dibatasi dinding
mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Di lorong-lorong inilah umat Buddha diperkirakan
melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke arah kanan. Bentuk bangunan tanpa
ruangan dan struktur bertingkat-tingkat ini diduga merupakan perkembangan dari bentuk
punden berundak, yang merupakan bentuk arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia
Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan sistem interlock yaitu
seperti balok-balok Lego yang bisa menempel tanpa lem.
2.3 Relie
Di setiap tingkatan dipahat relief-relief pada dinding candi. Relief-relief ini dibaca
sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuna yang berasal dari
bahasa Sansekerta daksina yang artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi
ceritanya, antara lain relief-relief cerita jātaka.
Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang
sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu
gerbang itu. Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya
(utama) dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-
sisi lainnya serupa benar.
Secara runtutan, maka cerita pada relief candi secara singkat bermakna sebagai
berikut :
Karmawibhangga
Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur
yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Deretan relief tersebut bukan
merupakan cerita seri (serial), tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang
mempunyai korelasi sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap
perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga
perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan
manusia dalam lingkaran lahir - hidup - mati (samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh
agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan.
Lalitawistara
Jataka adalah cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran
Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan baik, yang membedakan Sang
Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Sesungguhnya, pengumpulan jasa/perbuatan
baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an.
Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi
pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam
kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau
seratus cerita Awadana. Pada relief candi Borobudur jataka dan awadana, diperlakukan sama,
artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling
terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya
penyair Aryasura dan jang hidup dalam abad ke-4 Masehi.
Gandawyuha
Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang
berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang
Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab
suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya
berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari.
Tahapertama
Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti (diperkirakan antara 750 dan 850 M).
Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida
berundak. tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar.
Tahap kedua
Pondasi Borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak
lingkaran yang langsung diberikan stupa induk besar.
Tahap ketiga
Undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti
tiga undak lingkaran. Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini dengan satu stupa
besar di tengahnya.
Tahap keempat
Ada perubahan kecil seperti pembuatan relief perubahan tangga dan lengkung atas pintu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang sampai saat
ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia, baik dari segi keparawisataan,arkeologi dan
pengetahuan. Maka dari itu kita harus menjaga dan mengenalnya lebih jauh.
3.2 Saran
Mengelilingi Candi Borobudur tentu sangat melelahkan. Namun kelelahan itu akan
terbayar setimpal dengan keindahan yang akan kita dapatkan. Dan didalam area Candi
Borobudur banyak ditumbuhi pohon yang rindang, itu dapat digunakan untuk bersantai ria
melepas kelelahan. Bila anda pergi ke Yogyakarta jangan lupa untuk mampir ke Borobudur
yang begitu indah dan eksotik karena didalamnya banyak sekali ilmu pengetahuan yang kita
dapat.
Lembar Pratelan
Sesampunipun maos lan nupiksa isinipun kanthi titi mila kita mratelaaken lan netepaken bilih
seratan menika mboten mlagiat utawi nehak pamawas saking seratanipun tiyang sanes lan
kawinahyakaken murakabi.
Puji Sukur kita ndedonga Allah SWT, kanggo hadiah kang tugas kita bisa
ngrampungake iki.
Kertas kiye ringkesan materi ing "Borobudur". Borobudur iku salah siji saka 7 Kaajaiban
donya, diduweni dening negara kita Indonesia, kang warisan sajarah Indonésia.
We durung lali matur sing nyumbang kanggo JV, utamané wong tuwa ing syarat-syarat materi
lan guru sing wis dipandu kita.
Lan uga kita ndedonga ma'af okehe amarga kita digunakake uga bisa kertas iki ana kudu
kesalahan nanging kita wis nyoba okehe.
Mugia kertas iki bisa bermanfa'at utamané kanggo wong sing maca mwmbuatnya kita. Amin.
Penyerat ngrumaosi menawi seratan menika saged purna amargi petedah saking
Allah SWT. Lumantar tuntunan saking Bapak saha Ibu serta urun rembagipun para kaang
ingkang sampun mbiyantu penyerat . paramila ing kalodhang menka, penyerat ngaturaken
aguning panuwun dhumateng ;
Penyerat
BAB I
PURWAKA
Education punika program kanggo ngajari bangsa. Education angsal ora mung ing
sekolah nanging uga njaba sekolah kita bisa oleh pendidikan, contone, nalika aku karo kanca-
kanca sekolah sinau demo kanggo Yogyakarta lan wilayah lingkungan. Saka demo kita
dibukak sawetara attractions kalebu Borobudur.
Borobudur iku panggonan wisata sing misuwur loro ing njaba negara. Nanging ora akeh
wong ngerti sajarah Borobudur. Sing kok aku digawe ilmiah judhulé "Sajarah Borobudur"
kang ana sejarah kuwi, ing name meaning nonton Borobudur lan lainnya.Agar ngerti sajarah
Borobudur.
Wusananipun penulis kaya kanggo thank mentors sing wis mbantu ing ngrampungke
koran.
SURASA
2.1 Jeneng Borobudur
Borobudur iku jenengé sawijining candhi Buddha sing panggonané ing Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candhi iki kurang luwih 100 km southwest of Semarang lan
40 km northwest of Yogyakarta. candhi iki dibangun dening Buddha Mahayana watara taun
800 M ing pemerintahan omahé teori Syailendra.Banyak nyoba kanggo nerangake jeneng
candhi iki. Salah siji wong nyariosaken bilih jeneng mbokmenawa asalé saka tembung
Sambharabhudhara, kang tegese "gunung" (bhudara) ngendi iring gunung dumunung terraces.
Saliyané iku ana pirang-pirang rakyat Etimologi liyane. tembung Borobudur Yening asale
saka tembung "Buddha" amarga ngalih swara Borobudur. Liyane panjelasan sing jeneng asalé
saka rong tembung "batu bara" lan "beduhur". Tembung bara ngandika wis asalé saka biara,
nalika ana uga penjelasan endi batu bara rawuh saka Sanskerta kang tegese candhi utawa
biara Komplek lan makna beduhur punika "dhuwur", utawa kanggo ngelingake basa Bali
tegese "ndhuwur". Supaya titik punika biara Schlafsäle padha ing dhuwur lemah.
J.G. sejarah de Casparis ing karangan dowo kanggo doktor ing taun 1950 ndhukung sing
Borobudur iku panggonan pangibadah. Adhedhasar Prasasti Karangtengah lan Kahulunan,
Casparis prakiraan, pangadeg Borobudur kuwi raja Dinasti Syailendra 824 dijenengi
Samaratungga bangunan ageng sing bakal rampung ing wektu dheweke putri, Ratu
Pramudawardhani. construction Borobudur wis samesthine kanggo njupuk setengah abad.
Borobudur iku crita sepuluh cetha nggambaraken filsafat saka sekte Mahayana. kaya buku,
Borobudur diterangake sepuluh tingkat saka Bodhisattva sing kudu ngliwati tekan sempurno,
Buddha.
Sikil lambang Kamadhatu Borobudur, donya iki isih dikuwasani dening kama utawa
"kepinginan kurang". bagean iki biasane dijamin dening tumpukan watu sing padha dinuga
digawe kanggo ngiyataken pambangunan candhi ing. Ing struktur bagean Ana, ana 120 panel
tambahan crita Kammawibhangga. Ana perangan cilik iki disisihaké struktur tambahan
supaya wong isih bisa ndeleng relief ing bagean iki.
Four jubin karo tembok berelief ing kanthi ahli disebut Rupadhatu. lantai persegi. Rupadhatu
donya sing wis bisa kanggo break free saka hawa nepsu, nanging isih kaiket déning munculé
lan wangun. Tingkat iki nggantosi alam kang, antarane jagading lan donya ndhuwur. Ing
bagéan iki patung Rupadhatu Buddha ditemokaké ing relung ing tembok ndhuwur ballustrade
utawa breezeway.
Mulai kalima kanggo tembok lantai pitu ora berelief. Tingkat iki diarani Arupadhatu (kang
ateges ora wangun nyoto utawa ora). rencana lantai Circular. Tingkat iki nggantosi donya
ndhuwur, ngendi wong iku free saka kabeh kepinginan lan formulir jaminan lan manéka,
nanging wis ora ngrambah nirwana. Patung Buddha diselehake ing stupa sidik bolongan kaya
ing kandhang. Saka njaba patung isih koyone samar.
Tingkat paling dhuwur sing nggambaraké anané wangun dituduhake ing wangun saka stupa
paling gedhé lan paling. Stupa digambarke kosong tanpa bolongan. Ing stupa paling gedhé
patung Buddha wis ketemu pepak utawa durung rampung uga disebut Buddha, kang
disalahsangkakan minangka Adibuddha patung, nanging liwat riset luwih ana tau patung ing
stupa utama, patung sing ora rampung ing fault pamatung ing jaman kuna. miturut yakin sing
siji reca ing proses Manufaktur iku ngirim ora tampered karo. Panelitèn arkéologi conducted
ing kaca candhi iki ditemokaké akeh patung kaya iki.
Ing sasi, patung Buddha bebarengan karo 30 relief watu, loro singa, watu shaped sawetara,
undhak-undhakan lan gerbang sing dikirim kanggo Raja Thailand, Chulalongkorn, sing
dibukak Hindhia-Walanda (saiki Indonesia) ing taun 1896 minangka hadiah saka Pamaréntah
Walanda minangka iku.
Borobudur ora spasi ibadah kaya candhi-candhi liyané. Sing ana hallways dawa kang dalan
panah. Aula lingkungan tingkat candhi pagere tingkat. Ing aula wis samesthine kanggo
nindakake upacara Buddha lumaku ing saubengé candhi ing arah tengen. Wujud bangunan
tanpa kamar lan struktur Land dipracaya pangembangan wangun punden, kang wangun
arsitektur asli saka prasejarah Indonesia
struktur Borobudur ora nganggo semen ing kabeh, nanging sistem interlock kaya Lego
pamblokiran sing bisa ditempelake tanpa lim.
2.3 relief
Ing saben tingkat ngukir relief ing tembok candhi. relief iki maca sesuai clockwise
utawa diarani mapradaksina ing basa Jawa Kuna asalé saka basa Sanksekerta meaning tanding
dangin. relief iki macem-macem isi crita, antarane relief liyane Jataka crita.
Reading saka crita tansah relief miwiti, lan ends ing sisih wétan gapura ing saben tingkat,
miwiti ing kiwa lan ends tengen gapura. Dadi jelas sing sisih wétan karo andha munggah ing
nyata (utami) lan menyang ndhuwur candhi, iku ateges sing candhi madhep wétan nalika sisih
liyane saka tengen padha.
Karmawibhangga
Sesuai karo makna simbolis saka sikil candhi, relief ingkang dados penghias dinding saka
beting didhelikake nggambaraké hukum karma. Larik saka relief ora seri crita (serial),
nanging ing saben pigura nggambaraké crita sing wis gathukane nyebabake. Relief ora mung
menehi gambar saka paukuman salah manungsa bakal diiringi dening angsal, nanging uga ing
amalan saka wong lan ganjaran. Sakabèhé punika penggambaran manungsa ing bunder saka
lair - gesang - pati (Samsara) kang tau ends, lan déning ranté tersebutlah Buddha supaya
rampung kanggo mateng.
Lalitawistara
History punika penggambaran Buddha ing baris saka relief (nanging ora Sajarah lengkap)
sing diwiwiti saka keturunan Buddha saka swarga ngerti, lan pungkasané ing Khutbah
kapisan ing Deer Park near kutha Banaras. relief iki diantrekake ing undhak-undhakan ing
sisih kidul, sawise saben ngluwihi relief saka 27 pigura kawiwitan saking sisih wétan ing
undhak-undhakan. Kabeh 27 pigura nggambarake kegiatan, loro ing swarga lan ing donya,
minangka preparation kanggo welcome ngarsane Bodhisattva inkarnasi pungkasan minangka
Buddha. Relief nggambarake lair saka Buddha ing mudun neng Arcapada iki minangka
Pangeran Siddhartha, putra Prabu Suddhodana lan Maharani Maya Kapilavastu State. Relief
padha 120 pigura, kang rampung karo Khutbah kapisan, kang wis simbolis ditulis minangka
Wheel Dharma, ajaran Buddha disebut dharma kang uga tegese "hukum", nalika dharma
dituduhake minangka rodha.
Nalika Awadana, Sejatine padha karo Jataka nanging durjana ora Bodhisattva nanging wong
liya lan crita diklumpukake ing buku Diwyawadana meaning tumindak Noble ketuhanan, lan
buku Awadanasataka utawa satus crita Awadana. Ing Borobudur relief candhi Jataka lan
Awadana, sing dianggep merata, artine ana ing baris sing padha tanpa pilih kasih. Himpunan
paling misuwur gesang Bodhisattva punika Jatakamala utawa Utas Jataka, Aryasura lan
pujangga sing urip ing abad kaping-4.
Gandawyuha
A baris saka relief adorn tembok lorong-2, crita akire sing kesah diwayuh ing panelusuran
kanggo kawruh paling saka bebener dening akire. RAsi ing 460 pigura adhedhasar Kitab Suci
Mahayana Buddha disebut Gandawyuha, lan kanggo tutup dening sembarang buku crita
liyane sing Bhadracari.
• Tahapertama
wektu construction Borobudur dipesthèkaké (kira-kira ing antarane 750 lan 850 AD).
Wiwitane dibangun tata apartemen storey. Iku misale jek dirancang minangka bentuk
piramida Land. nanging mengko diganti. Nalika ana bukti-bukti sing kabongkar tata
apartemen.
• tahap kapindho
dhasar Borobudur kahyangan, plus loro langkah kothak lan siji langkah langsung bunder
diwenehi stupa sepah gedhe.
Railroad ing bunder karo stupa sepah gedhe dismantled lan dibusak lan diganti telung
bunderan nyambungaken. Stupa dibangun ing ndhuwur langkah iki karo stupa gedhe ing
tengah.
Ana owah-owahan suntingan kayata Pabrik relief owahan undhak-undhakan lan arch liwat
lawang.
BAB III
WASANA
3.1 Serat
Borobudur iku salah siji saka Pitu Kaajaiban donya sing nganti saiki tengah manungsa waé
masarakat donya, ing babagan keparawisataan, Arkeologi lan ilmu. Mulane kita kudu njaga
lan ngerti dheweke.
3.2 saran
Surround Borobudur mesthi banget tiring. Nanging lemes sing bakal mbayar commensurate
karo kaendahan apa kita njaluk. Lan ing wilayah saka Borobudur wit overgrown iyub-iyub,
bisa digunakake kanggo ngendhokke ria mbusak lemes. Nalika mbukak Yogyakarta ora lali
kanggo mungkasi ing Borobudur dadi ayu lan endah amarga ing akèh ilmu kita bisa
STUDI PUSTAKA
Departemen Agama R.I, Al-Quran dan Tafsirnya, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti
Wakaf, 1991Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1995Yayasan Dhammadipa Arama : Riwayat Hidup Budha
Gautama, Jakarta 1981Soedirman, Drs. Borobudur Salah Satu Keajaiban DuniaSoekarno,
Dr. Candi Borobudur Pustaka Budaya umat Manusia, Yogyakarta : Pustaka Jaya, 1981.Mar
Poerwanta, Candi Borobudur dan Taman Wisatanya, Alumni Bandung, 1985. 16