1
dunia UNESCO dari Indonesia yang dikategorikan
dalam World Heritage of Culture yang harus
dilestarikan.
2
sinergi yang luas antara raja kula yang ingin
menciptakan sejarah, rakyat yang mendukungnya dengan
kepatuhan, tenaga dan materi, konseptor religi yang
dimotori pemuka agama dan para filsuf, dan kelompok
seniman yang diwakili oleh arsitektur, teknisi,
dan pemahat yang membangun Candi Borobudur. Tanpa
adanya keterpaduan dari berbagai unsur masyarakat,
pembangunan monumen raksasa ini tidak mungkin dapat
dilaksanakan. Karena itulah, Borobudur adalah
monumen bukti
sejarah kemajuan kehidupan bermasyarakat di Indonesia.
Kehidupan yang merefleksikan keharmonisan,
kemakmuran, dan kesejahteraan lahir dan batin.
4
oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365.Di kitab tersebut
ditulis bahwa candi ini digunakan sebagai tempat
meditasi penganut Buddha.
5
Dari beberapa literarur yang ada, dapat disebutkan
berbagai pendapat yang berbeda dari para ahli, antara
lain:
6
dengan Borobudur berarti “Boro jaman Kuno” jelas
tidak mengandung suatu pengertian yang dapat dikaitkan
dengan Candi Borobudur.Budha.Dengan demikian
Borobudur berarti Sang Budha yang Agung.
Ø Namun kerana “Bhara” dalam bahasa Jawa Kuno
dapat diartikan banyak, maka Borobudur dapat juga
berarti “Budha yang Banyak”.
Ø Jika dikaji secara teliti, maka keterangan yang
dikemukakan oleh Raffles memang tidak ada yang
memuaskan. ”Boro jaman Kuno” kurang mengena.
”Sang Budha yang Agung” maupun “Budha yang
banyak”. Kurang mencapai sasaran.Perubahan kata
“Budha menjadi Budur” misalnya perubahan demikian
tidak dapat diterangkan dari segi ilmu bahasa,karena
sukar dapat diterima.(Soekmono, 1981)
c) Poerbatjaraka
7
Penyelidikan dan penggalian yang dilakukan tahun 1952
di halaman sebelah barat laut bangunan Candi
Borobudur telah berhasil menemukan fondasi batu-batu
dan genta perunggu berukuran besar.Penemuan fondasi
batu-batu dan genta ini memperkuat dugaan yaitu
merupakan sisa-sisa dari sebuah biara.
Selanjutnya jika dihubungkan dengan Kitab Negara
Kertagama mengenai “Budur” maka besar kemungkinan
penafsiran Poerbatjaraka adalah benar dan tepat.Namun
demikian masih merupakan suatu pertanyaan mengapa
Biara dalam hal ini penamaan menggantikan
Candinya,padahal Candi jauh lebih penting dari
biaranya.
d) De Casparis
8
Penelitian yang mendalam tentang keagamaan yang
terungkap dalam prasasti dan rekonstruksi yang teliti
terhadap geografi daerah yang terjadinya peristiwa
sejarah bertalian dengan prasasti tersebut,maka De
Casparis itu menyimpulkan bahwa Bhumi Sambhara
Budhara tidak lain adalah Borobudur.(Soekmono,1981)
9
bangunan Candi Borobudur tertutup tanah vulkanik.
Selain itu, bangunan juga tertutup berbagai pepohonan
dan semak belukar selama berabad-abad. Kemudian
bangunan candi ini mulai terlupakan pada zaman Islam
masuk ke Indonesia sekitar abad ke-15.
Borobudur merupakan salah satu peninggalan sejarah
terindah dan terbaik di dunia yang tercatat dalam Daftar
Peninggalan Sejarah Dunia.Candi Borobudur adalah
bangunan agama Budha terbesar di dunia dan telah
diakui sebagai peninggalan sejarah terbesar yang pernah
dibuat oleh manusia dan hingga kini selalu dikunjungi
oleh jutaan turis domestik maupun mancanegara.
10
yang sangat sempit. Dengan menggunakan teknik ini
dihasilkanlah
dinding yang nyaris ‚monolitik yang dibuat untuk
mendukung relief batu yang halus.
11
Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur
sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran
melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel
relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Borobudur
memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak
di dunia. Stupa utama terbesar teletak di tengah
sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga
barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya
terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi
teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan)
Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).
12
lingkaran. Jika dilihat dari luar hingga ke dalam
terbagi menjadi dua bagian yaitu alam dunia yang
terbagi menjadi tiga zona di bagian luar, dan alam
Nirwana di bagian pusat. Para peziarah masuk melalui
sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan
melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil
terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan
ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu
adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu
(ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud).
Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui
serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak
kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada
dinding dan pagar langkan.
Zona 1: Kamadhatu
13
nafsu manusia, seperti merampok, membunuh,
memperkosa, penyiksaan, dan fitnah.
Zona 2: Rupadhatu
14
Lalitawistara, Jataka dan Awadana. Seluruhnya
membentang sejauh 2,5 km dengan 1212 panel.
Zona 3: Arupadhatu
15
CANDI BOROBUDUR SEBAGAI CANDI BUDHA
16
dan Banglades. Hal ini membuktikan betapa besarnya
nama Atisa dalam perkembangan Agama Budha di
seluruh Asia dan Tibet. Bahkan PBB ( United nation/
Persatuan Bangsa Bangsa ) sangat menghargai Atisa,
sehingga ulang tahunnya yang ke 1000 dipakai sebagai
peringatan mulai dipugarnya Candi Borobudur.
17
saat yang sama Buddha Jayanti juga mulai dirayakan di
India , dimana Indonesia mengirimkan dua orang utusan.
18
Masyarakat dan Pemerintah telah menyaksikan bahwa
Candi Borobudur adalah Candi Agama Budha, dan
bukannya Candi Hindu dan Budha seperti yang
diragukan oleh Dirjen Kebudayaan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI.Karena semua sekte
agama Budha sejak lama melakukan upacara suci
Waisak di Candi Borobudur.
19
prasasti batu. Bangsa Maya membangun kota-kota besar
dengan puluhan ribu penduduk dibawah kepemimpinan
Raja Simaratungga pada tahun 800an. Pada abad ke-8
sampai abad ke-13, Dinasti Syailendra memimpin
Sumatera dan Jawa dan mencapai kejayaannya pada
tahun 750 sampai 850. Diperkirakan sekitar tahun 760an
Candi Borobudur mulai dibangun dan diperkirakan
mencapai tahap akhir pembangunan pada tahun 830.
20
Pada tahun 1709, menurut Babad Tanah Jawi abad ke-
18, pemberontak Ki Mas Dana berdiri di Borobudur
dalam sebuah pemberontakan melawan Sultan Mataram.
Monumen itu dikepung dan pemberontak dikalahkan lalu
dibawa ke hadapan raja dan dijatuhi hukuman mati. Pada
tahun 1758, di Babad Mataram (Sejarah Kerajaan
Mataram), sebuah kisah diceritakan tentang putra
mahkota Kesultanan Yogyakarta, yang tidak menaati
ayahnya dan melakukan perjalanan untuk mendaki
"gunung seribu patung." Sultan mengirim orang-
orangnya untuk membawanya kembali, tetapi dia jatuh
sakit dan mati segera setelah dia kembali ke istana.
21
yang diduga monumen besar kemudian dilanjutkan oleh
Hotman salah satu pejabat pemerintah Belanda. Sejak
saat ditemukan, para arkeolog berlomba lomba mencari
tahu asal usul candi budha terbesar didunia ini.
22
dinding-dinding galeri kendur dan relief menunjukkan
tanda-tanda retakan dan kerusakan baru.
23
namun bagaimana membawanya dari gunung merapi
menuju lokasi candi mengingat lokasinya berada di atas
bukit.
24
biasanya tumbuh di atas air postur budha yang berada di
puncak borobudur melambangkan sutra teratai yang
banyak di temui dalam naskah agama budha teori ini
menimbulkan pertentangan yang cukup pelik. Para
arkeolog menemukan bukti-bukti arkeologi yang
membuktikan bahwa kawasan sekitar borobudur pada
masa pembangunan candi adalah dataran kering bukan
dasar danau purba sementara pakar geologi malah
mendukung seniman Belanda ini. Mereka menemukan
endapan senimen lumpur di dekat candi penelitian ini di
lakukan tahun 2000 dan mendukung keberadaan danau
purba di sekitar borobudur bukti tersebut menunjukan
bahwa dasar bukit dekat borobudur pernah kembali
terendam dan menjadi tepian danau sekitar abad ke-13
dan ke-14.
Candi Borobudur
merupakan salah
Candi Borobudur
satu dari 7
pertama ditemukan
25
keajaiban yang ada didunia. Sebuah bangunan misterius
yang pernah hilang dimakan amukan letusan Gunung
Merapi dan kembali ditemukan pada tahun 1814 oleh
penjajah Belanda.
Candi Borobudur
dimasa lalu
Sejarah ditemukannya
26
Candi Borobudur
Hal tersebut berdasarkan prasasti Kalkutta bertuliskan
"amawa" yang berarti lautan susu. Kata tersebutlah yang
kemudian diartikan sebagai lahar Merapi, kemungkinan
Borobudur tertimbun lahar dingin Gunung Merapi. Desa
- desa disekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan
Kanurejo terdapat aktivitas warga yang membuat
kerajinan. Selain itu, puncak Watu Kendil merupakan
tempat ideal untuk memandang Borobudur dari
ketinggian.
27
Jawa dibawah pemerintahan Britania (Inggris) pada
kurun 1811 hingga 1816. Thomas Stamford Raffles
ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal, dan ia memiliki
minat istimewa terhadap sejarah Jawa. Ia mengumpulkan
artefak - artefak antik kesenian Jawa kuno dan membuat
catatan mengenai sejarah dan kebudayaan Jawa yang
dikumpulkannya dari perjumpaannya dengan rakyat
setempat dalam perjalanannya keliling Jawa. Pada
kunjungan inspeksinya di Semarang tahun 1814, ia
dikabari mengenai adanya sebuah monumen besar jauh
di dalam hutan dekat desa Bumisegoro. Karena
berhalangan dan tugasnya sebagai Gubernur Jenderal, ia
tidak dapat pergi sendiri untuk mencari bangunan itu dan
mengutus H.C. Cornelius, seorang insinyur Belanda,
untuk menyelidiki keberadaan bangunan besar ini.
Dalam dua bulan, Cornelius beserta 200 bawahannya
menebang pepohonan dan semak belukar yang tumbuh
di bukit Borobudur dan membersihkan lapisan tanah
yang mengubur candi ini. Karena ancaman longsor, ia
tidak dapat menggali dan membersihkan semua lorong.
Ia melaporkan penemuannya kepada Raffles termasuk
menyerahkan berbagai gambar sketsa candi Borobudur.
28
Meskipun penemuan ini hanya menyebutkan beberapa
kalimat, Raffles dianggap berjasa atas penemuan
kembali monumen ini, serta menarik perhatian dunia atas
keberadaan monumen yang pernah hilang ini.
Hartmann, seorang pejabat pemerintah Hindia Belanda
di Keresidenan Kedu meneruskan kerja Cornelius dan
pada 1835 akhirnya seluruh bagian bangunan telah
tergali dan terlihat. Minatnya terhadap Borobudur lebih
bersifat pribadi daripada tugas kerjanya. Hartmann tidak
menulis laporan atas kegiatannya; secara khusus, beredar
kabar bahwa ia telah menemukan arca buddha besar di
stupa utama. Pada 1842, Hartmann menyelidiki stupa
utama meskipun apa yang ia temukan tetap menjadi
misteri karena bagian dalam stupa kosong.
29
(1873) setelah monumen ini dibersihkan dari tanaman
yang tumbuh pada tubuh candi. Bendera Belanda tampak
pada stupa utama candi.
30
Penghargaan atas situs ini tumbuh perlahan. Untuk
waktu yang cukup lama Borobudur telah menjadi
sumber cenderamata dan pendapatan bagi pencuri,
penjarah candi, dan kolektor "pemburu artefak". Kepala
arca Buddha adalah bagian yang paling banyak dicuri.
Karena mencuri seluruh arca buddha terlalu berat dan
besar, arca sengaja dijungkirkan dan dijatuhkan oleh
pencuri agar kepalanya terpenggal. Karena itulah kini di
Borobudur banyak ditemukan arca Buddha tanpa kepala.
Kepala Buddha Borobudur telah lama menjadi incaran
kolektor benda antik dan museum-museum di seluruh
dunia. Pada 1882, kepala inspektur artefak budaya
menyarankan agar Borobudur dibongkar seluruhnya dan
reliefnya dipindahkan ke museum akibat kondisi yang
tidak stabil, ketidakpastian dan pencurian yang marak di
monumen. Akibatnya, pemerintah menunjuk Groenveldt,
seorang arkeolog, untuk menggelar penyelidikan
menyeluruh atas situs dan memperhitungkan kondisi
aktual kompleks ini; laporannya menyatakan bahwa
kekhawatiran ini berlebihan dan menyarankan agar
bangunan ini dibiarkan utuh dan tidak dibongkar untuk
dipindahkan.
31
Teras tertinggi setelah restorasi Van Erp. Stupa utama
memiliki menara dengan chattra (payung) susun tiga.
32
bagian bangunan Borobudur. Artefak yang diboyong ke
Thailand antara lain; lima arca Buddha bersama dengan
30 batu dengan relief, dua patung singa, beberapa batu
berbentuk kala, tangga dan gerbang, dan arca penjaga
dwarapala yang pernah berdiri di Bukit Dagi —
beberapa ratus meter di barat laut Borobudur. Beberapa
artefak ini, yaitu arca singa dan dwarapala, kini
dipamerkan di Museum Nasional Bangkok.
33
berdasarkan interpretasi prasasti Karang Tengah dan
prasasti Ҫri Kahulunan, pendiri candi Borobudur adalah
Samaratungga yang memerintah tahun 782-812 M pada
masa dinasti Syailendra. Candi Borobudur adalah candi
yang dibangun untuk memuliakan agama Buddha
Mahayana yang dianut oleh masyarakat pendukungnya
pada masa itu.
34
memperbaiki batu-batu yang sudah retak dan pecah,
pekerjaan-pekerjaan di atas bersifat arkeologi semua
ditangani oleh badan pemugaran candi Borobudur,
sedangkan pekerjaan yang bersifat teknis seperti
penyediaan transportasi pengadaan bahan-bahan
bangunan ditangani oleh Kontraktor Pt. Nidya Karya
Dan The Contruction And Develovment Corporation Of
The Filipine . Bagian-bagian candi Borobudur yang
dipugar ialah bagian Rupadhatu yaitu tempat tingkat dari
bawah yang berbentuk bujur sangkar, sedangkan kaki
candi Borobudur serta teras I, II, III dan stupa induk ikut
dipugar, pemugaran selesai pada tanggal 23 Februari
1983 M di bawah pimpinan Dr. Soekmono dengan
ditandai sebuah batu prasasti peresmian selesainya
pemugaran berada di halaman barat dengan batu yang
sangat besar dibuatkan dengan dua bagian satu
menghadap ke Utara satu lagi menghadap ke Timur
penulisan dalam prasasti tersebut ditangani langsung
oleh tenaga yang ahli dan terampil dari Yogyakarata
yang bekerja pada proyek pemugaran candi Borobudur.
35
Pemugaran Pertama Candi Borobudur
Konservasi Tahap 1
36
Kegiatan Van Erp antara lain memperbaiki system
drainase, saluran-saluran pada bukit diperbaiki dan
pembuatan canggal untuk mengarahkan aliran air hujan.
Pada tingkat rupadhatu, lantai yang melesak diratakan
dengan menutup bagian yang melesak dengan campuran
pasir dan tras atau semen sehingga air hujan mengalir
melalui dwarajala atau gorgoyie. Batu-batu yang runtuh
dikembalikan dan beberapa bagian yang miring atau
membahayakan diberi penguat. Pada tingkat rupadhatu,
72 buah stupa terus dibongkar dan disusun kembali
setelah dasarnya di ratakan, demikian juga pada stupa
induknya.
37
macam kerusakan yang masing-masing di sebabkan
oleh:
38
diadakan diskusi panel di Yogyakarta untuk membahas
rencana pemugaran. Kesepakatan yang diperoleh adalah
membongkar dan kemudian memasang kembali batu-
batu bagian Rupadhatu.
Konservasi Tahap 2
39
adalah bangunan rupadhatu yaitu empat tingkat dari
bawah yang berbentuk bujur sangkar.
41
Borobudur.
* 1971 - Pemerintah Indonesia membentuk badan
pemugaran Borobudur yang diketuai Prof.Ir.Roosseno.
* 1972 - International Consultative Committee dibentuk
dengan melibatkan berbagai negara dan Komite yang
disponsori UNESCO menyediakan 5 juta dolar Amerika
Serikat dari biaya pemugaran 7.750 juta dolar Amerika
Serikat.
Sisanya ditanggung Indonesia.
* 10 Agustus 1973 - Presiden Soeharto meresmikan
dimulainya pemugaran Borobudur; pemugaran selesai
pada tahun 1984
* 21 Januari 1985 - terjadi serangan bom yang
merusakkan beberapa stupa pada Candi Borobudur yang
kemudian segera diperbaiki kembali.
Serangan dilakukan oleh kelompok Islam ekstremis yang
dipimpin oleh Husein Ali Al Habsyi.
* 1991 - Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia
UNESCO.
Struktur Borobudur
42
Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang
terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga
tingkat berbentuk bundar melingkar dan
sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu
tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa.
43
Empat lantai dengan dinding berelief di atasnya oleh
para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya berbentuk
persegi. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat
membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh
rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam
antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada
bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat
pada ceruk-ceruk dinding di atas ballustrade atau selasar.
44
Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan
wujud dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan
tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang.
Di dalam stupa terbesar ini pernah ditemukan patung
Buddha yang tidak sempurna atau disebut juga
unfinished Buddha, yang disalahsangkakan sebagai
patung Adibuddha, padahal melalui penelitian lebih
lanjut tidak pernah ada patung pada stupa utama, patung
yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya
pada zaman dahulu. menurut kepercayaan patung yang
salah dalam proses pembuatannya memang tidak boleh
dirusak. Penggalian arkeologi yang dilakukan di
halaman candi ini menemukan banyak patung seperti ini.
45
Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti
candi-candi lain. Yang ada ialah lorong-lorong panjang
yang merupakan jalan sempit. Lorong-lorong dibatasi
dinding mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Di
lorong-lorong inilah umat Buddha diperkirakan
melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke
arah kanan. Bentuk bangunan tanpa ruangan dan struktur
bertingkat-tingkat ini diduga merupakan perkembangan
dari bentuk punden berundak, yang merupakan bentuk
arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia
46
Bidang relief seluruhnya ada 1460 panel yang
jika diukur memanjang mencapai 2.500 meter.
Sedangkan jenis reliefnya ada 2 macam yaitu:
47
A. Karma Wibangga, terdiri dari 160 panel, di
pahatkan pada kaki tertutup. Sesuai dengan makna
simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi
dinding batur yang terselubung tersebut
menggambarkan hukum karma. Deretan relief
tersebut bukan merupakan cerita seri (serial), tetapi
pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang
mempunyai korelasi sebab akibat. Relief tersebut
tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan
tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan
diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia
dan pahala. Secara keseluruhan merupakan
penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran
lahir - hidup - mati (samsara) yang tidak pernah
berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah
yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan.
48
lengkap ) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha
dari sorga Tusita, dan berakhir dengan wejangan
pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief
ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan,
setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura
yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura
tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga
maupun di dunia, sebagai persiapan untuk
menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang
Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut
menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada
ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja
Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri
Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura,
yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara
simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda
Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharmayang
juga berarti "hukum", sedangkan dharma
dilambangkan sebagai roda.
49
C. Jataka dan Awadana, terdiri 720 panel, dipahatkan
pada dinding lorong 1 di bagian bawah, balustrade
lorong 1 atas dan di bawah dan balustrade II.
Jataka adalah cerita tentang Sang Buddha sebelum
dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya
merupakan pokok penonjolan perbuatan baik, yang
membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain
manapun juga. Sesungguhnya, pengumpulan
jasa/perbuatan baik merupakan tahapan persiapan
dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an.
Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama
dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang
Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya
dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti
perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka
atau seratus cerita Awadana. Pada relief candi
Borobudur jataka dan awadana, diperlakukan sama,
artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama
tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal
dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala
atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura
dan jang hidup dalam abad ke-4 Masehi.
50
D. Gandawyuda, terdiri 460 panel di pahatkan pada
dniding lorong II balustrade III dan IV serta
Bhadraceri dinding lorong IV.
Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong
ke-2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa
mengenal lelah dalam usahanya mencari
Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh
Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura
didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang
berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya
berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari.
51
Selain sebagai tempat pariwisata, ternyata fungsi
candi Borobudur hampir sama dengan fungsi candi pada
umumnya antara lain :
52
DAFTAR PUSTAKA
Puspitasari, D.E., Setyawan, Hari dan Puspita, W.D.
2010. Kearsitekturan Candi Borobudur. Magelang :
Balai Konservasi Peninggalan Borobudur ( ISBN Seri
Terbitan Candi Borobudur – 3).
53
Soediman, Drs Borobudur Salah Satu Keajaiban Dunia
Gramedia Yogyakarta, 1980
54