Anda di halaman 1dari 5

CANDI BOROBUDUR IDENTITAS BANGSA INDONESIA DIMATA DUNIA

OLEH : ARIP SUSANTO ( 10050015 ) BILLI ALDIN SUMADIREJA ( 10050038 )

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUCIPTO YOGYAKARTA 2011

A. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak nilai budaya yang terkandung di dalamnya.sebagian budaya tersebut ada yang telah mencakup dunia informasi luas dan ada yang hanya sebagai pelengkap kebudayaan di mata nasional.Budaya yang beraneka ragam tersebut ialah budaya yang juga diwujudkan dalam suatu bentuk penyajian salah satunya dengan musik,tari,patung,benda-benda sejarah dan lain lain.Pada hakekatnya,sebuah seni dan budaya yang telah tertinggal di suatu wilayah merupakan suatu aset yang harus tetap terjaga dan terjamin eksistensinya sebagai peninggalan yang sangat kaya. Di antara sekian banyak budaya yang menjadi peninggalan sejarah,dapat juga menjadi suatu ikon untuk menetapkan identitas suatu bangsa,seperti candi borobudur. Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Dalam etnis Tionghoa, candi ini disebut juga (Hanyu Pinyin: p lu f t) dalam bahasa Mandarin. B. ISI B.1 NAMA BOROBUDUR Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi. Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram dari wangsa Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Dalam prasasti Karangtengah pula disebutkan mengenai penganugerahan tanah sima (tanah bebas pajak) oleh r Kahulunan (Pramudawardhani) untuk memelihara Kamln yang disebut Bhmisambhra. [1] Istilah Kamln sendiri berasal dari kata mula yang berarti tempat asal muasal, bangunan suci untuk memuliakan leluhur, kemungkinan leluhur dari wangsa Sailendra. Casparis memperkirakan bahwa Bhmi Sambhra Bhudhra dalam bahasa sansekerta yang berarti "Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur.

B.2 NILAI BUDAYA PADA BOROBUDUR Borobudur dapat dikatakan merupakan titik kulminasi kontribusi umat Buddha kepada bangsa pada saat itu. Tersusun lebih dari 2.000.000 blok batu dan bervolum 56.000 m3, beberapa ilmuan meyakininya sebagai textbook raksasa ajaran Buddha untuk membantu manusia mencapai pencerahan. Candi yang berbentuk kuncup teratai ini terbagi menjadi tiga bagian besar yaitu Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu; yang mencerminkan esensi dari kosmologi dan alam semesta. Relief dinding Borobudur yang panjangnya lebih dari dua mil ini juga mengukir kenangan indah riwayat hidup Buddha Sakyamuni, prinsip-prinsip ajaran Buddha, hingga kehidupan masyarakat lokal di sekitar Borobudur. Ia telah menjadi salah satu keajaiban dunia; ia telah menjadi simbol harmoni antara alam semesta dan kehidupan. Bentuk bangunan candi Borobudur merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Penyebaran kebudayaan di candi Borobudur menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli. Nilai kebudayaan yang terkandung di candi Borobudur mengingatkan kita kepada nenek moyang kita yang kaya akan kebudayaan. Salah satu bentuk dari buah karya nenek moyang kita yaitu candi Borobudur, sehingga kita harus mengakui bahwa candi Borobudur merupakan warisan luhur bangsa kita Indonesia. B.2 MENJAGA WARISAN LELUHUR BANGSA PADA BOROBUDUR Semenjak Candi Borobudur di temukan dimulailah usaha perbaikan dan pemugaran kembali bangunan Candi Borobudur mula mula hanya dilakukan secara kecil kecilan serta pembuatan gambar gambar dan photo photo reliefnya. Pemugaran Candi Borobudur yang pertam kali di adakan pada tahun 1907 M 1911 M di bawah pimpinan Th Van erf dengan maksudnya adalah untuk menghindari kerusakan kerusakan yang lebih besar lagi dari bangunan Candi Borobudur walaupun banyak bagian tembok atau dinding dinding terutam tingkat tiga dari bawah sebelah Barat Laut, Utara dan Timur Laut yang masih tampak miring dan sangat mengkhawatirkan bagi para pengunjungmaupun bangunannya sendiri namun pekerjaan Van Erp tersebut untuk sementara Candi Borobudur dapat dsi selamatkan dari kerusakan yang lebih besar. Mengenai gapura gapura hanya beberapa saja yang telah di kerjakan masa itu telah mengembalikan kejayaan masa silam, namun juga perlu di sadari bahwa tahun tahun yang di lalui borobudur selama tersembunyi di semak semak secara tidak langsung telah menutupi adan melindungi dari cuaca buruk yang mungkin dapat merusak bangunan Candi Borobudur, Van Erp berpendapat miring dan meleseknya dinding dinding dari bangunan itu tidak sangat membahayakan bangunan itu, Pendapat itu sampai 50 tahun kemudian memang tidak salah akan tetapi sejak tahun 1960 M pendapat Tn Vanerf itu mulai di ragukan dan di khawatirkan akan ada kerusakan yang lebih parah

C. PENUTUP C.1 KESIMPULAN Dari semua masalah tentang sejarah brdirinya Candi Borobudur ini ternyata dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: a. Sejarah Candi Borobudur Waktu didirikannya Candi Borobudur tidaklah dapat diketahui dengan pasti namun suatu perkiraan dapat di peroleh dengan tulisan singkat yang di pahatkan di atas pigura relief kaki asli Candi Borobudur ( Karwa Wibhangga ) menunjukan huruf sejenis dengan yang di dapatkan dari prasati di akhir abad ke 8 sampai awal abad ke 9 dari bukti bukti tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di dirikan sekitar tahun 800 M. b. Letak dan Lokasi Candi Borobudur Candi Borobudur terletak di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang yang letaknya sebelah selatan + 15 km sebelah selatan kota Magelang dataran kedu yang berbukit hampir seluruhnya di kelilingi pegunungan, pegunungan yang mengelilingi Candi Borobudur di antaranya di sebelah timur terdapat Gunung Merbabu dan Gunung Merapi Barat, Laut Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. c. Nama Dan Arti Candi Borobudur Nama Borobudur berasal dari gabungan kata Boro dan Budur, Boro berasal dari kata Sangsekerta berarti Vihara yang berarti komplek Candi dan Bihara atau juga asrama ( Menurut Purwacaraka Dan Stuten Herm ) sedangkan Budur dalam bahasa Bali Bedudur yang artinya di Atas. Jadi nama Borobudur berarti asrama atau bahasa ( Komplek Candi ) yang terletak di atas bukit C.2 SARAN-SARAN Dari pembuatan karya tulis ini penulis akan menyajikan beberapa saran diantaranya: 1. kita sebagai generasi muda harus menadi generasi penerus bangsa dengan cara giat belajar dan berlatih supaya menjadi siswa siswi yang terampil dan bertaqwa 2. Kita sebagai warga negara harus menjaga dan melestarikan bdaya bangsa dengan memelihara tempat tempat bersejarah sebagai peninggalan nenek moyang kita 3. penulis berharap dengan berkembangnya kebudayaan barat di harapkan pada rekan generasi muda mampu memilih dan menilia budaya yang masuk dan berusaha mempertahankan kebudayaan bangsa sendiri.

DAFTAR PUSTAKA MoerTjipto, Drs Borobudur, Pawon Dan Mendut, Kanisus Yogyakarta 1993 Soediman, Drs Borobudur Salah Satu Keajaiban Dunia Gramedia Yogyakarta, 1980 http://erizco.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai