NET
Blog yang membahas tentang sejarah,
pendidikan, media pembelajaran, http://www.idsejarah.net/
kebudayaan, sarana penunjang
pembelajaran Sejarah
Candi Borobudur
Ditulis Rahmad Ardiansyah pada Tuesday, August 2, 2016
http://www.idsejarah.net/2016/08/candi-borobudur_2.html
Berdasarkan perbandingan analisa antara aksara yang ada di Karmawibhangga dan jenis aksara yang lazim
digunakan pada abad ke 8 hingga ke 9 Masehi, diperkirakan candi ini dibangun pada sekitar tahun 800 masehi.
Hal ini termasuk dalam kurun waktu kejayaan pemerintahan wangsa Syailendra yaitu pada 760 M hingga 830
Masehi. Pembangunan Candi Borobudur baru terselesaikan pada masa pemerintahan Raja Samaratungga yaitu
sekitar tahun 825 Masehi. Belum terlalu jelas mengenai bukti peninggalan sejarah dari Borobudur dan hanya
beberapa prasasti saja yang menyinggung mengenai keberadaan Candi Borobudur. Borobudur diduga
dirancang oleh seorang arsitek terkenal pada masa lalu yaitu yang bernama Gunadharma. Dan diperkirakan
pembangunan Candi Borobudur selesai saat Dinasti Syailendra dengan raja pada masa pemerintahan Raja
Samaratungga.
Masa Keruntuhan
Tidak ada sumber yang menjelaskan kapan candi ini runtuh dan ditinggalkan. Para ahli berpendapat bahwa
pada periode 950 M terjadi letusan dahsyat Gunung Merapi yang mengakibatkan Candi Borobudur tertimbun
tanah dan selanjutnya diikuti oleh runtuhnya Dinasti Syailendra yang beragama Budha. Kemudian Kerajaan
Medang atau Kerajaan Mataram Hindu pada masa pemerintahan Mpu Sindok atau Sri Isyana
Vikramadhammatunggadeva memindahkan pemerintahannya ke Jawa Timur pada tahun 928 - 1006 Masehi
akibat dari berkuasanya kerajaan Mataram Islam di Jawa tengah.
IDSEJARAH.NET
Blog yang membahas tentang sejarah,
pendidikan, media pembelajaran, http://www.idsejarah.net/
kebudayaan, sarana penunjang
pembelajaran Sejarah
Pekerjaan Cornelius dilanjutkan oleh penguasa Residen Kedu pada masa itu yaitu Hartmann. Penggalian Candi
Borobudur selesai pada tahun 1835. Kemudian pada 1842 Hartmann melakukan penelitian pribadi namun
tidak ditemukan catatan sejarahnya karena penelitian ini bersifat pribadi. Penggambaran sketsa candi ini
dilakukan oleh beberapa ahli diantaranya adalah insinyur Belanda bernama F.C. Wilsen dan juga penelitian
pada tahun 1859 oleh J.F.G. Brumund. Kemudian penelitian ini dilanjutkan oleh C. Leemans. Pada akhirnya
dilakukan penelitian lengkap pada 1873 dan pada tahun itu pula dibuat sebuah foto oleh van Kinsbergen.
Terdapat hiasan naga yang menganga dengan seekor singa berada di mulut naga tersebut pada bagian paling
bawah tangga candi. Ada yang berpendapat bahwa Candi Borobudur menghadap timur dengan bukti yaitu
adanya relief pradiksana serta arca singa yang terbesar terdapat di timur. Terdapat kalamakara tanpa rahang
di pintu masuk Candi Borobudur. Semula tinggi Borobudur adalah 42 m, namun setelah adanya pemugaran
tinggi Borobudur berubah menjadi 34,5 m. Denah dasar dari candi ini adalah bujur sangkar dengan ukuran 123
x 123 m, yang dilengkapi dengan denah penampil dari sisi - sisi candi. Jumlah keseluruhan lantai di Borobudur
adalah 11 lantai, lantai 1 sampai lantai 7 berbentuk persegi dan lantai 8 sampai terakhir memiliki bentuk
lingkaran.
Candi ini tidak memiliki ruangan pada tubuh candi karena candi ini merupakan candi tempat berziarah dan
memperdalam pengetahuan tentang Buddha. Jumlah keseluruhan dari dinding adalah 1500 m2 dengan panil
sebanyak 1460 dan lebar panil 2 m.
Candi Borobudur merupakan candi Buddha yang terdiri dari tiga tingkatan, yaitu Kamadhatu, Ruphadatu dan
Arupadhatu. Berikut adalah penjelasan dari ketiga tingkatan candi tersebut :
1. Kamamadhatu
Kamadhatu merupakan bagian terbawah dari Candi Borobudur. Tingkatan paling bawah
melambangkan kehidupan manusia yang penuh hawa nafsu. Hawa nafsu ini merupakan hal yang
bertentangan dengan ajaran agama Buddha. Selain itu juga dapat disebut tigkatan kamadhatu
IDSEJARAH.NET
Blog yang membahas tentang sejarah,
pendidikan, media pembelajaran, http://www.idsejarah.net/
kebudayaan, sarana penunjang
pembelajaran Sejarah
merupakan perlambang dari kehidupan anak manusia yang masih dimanjakan dengan hawa nafsu,
hedonis dan egois.
2. Rupadhatu
Rupadhatu merupakan tingkatan kedua di candi buddha. Rupadhatu melambangkan manusia yang
terbebas dari hawa nafsu namun masih memiliki bentuk atau rupa. Rupadhatu merupakan tingkatan
yang menjembatani tingkatan dasar (Kamadhatu) dan tingkatan paling tinggi (Aruadhatu) di Candi
Borobudur. Pada rupadhatu terdapat relief yang menggambarkan sang Budha Sidarta Gautama yang
mengajarkan ajarannya.
3. Arupadhatu
Arupadhatu merupakan tingkatan teratas dari Candi Borobudur. Arupadhatu memiliki arti tanpa
wujud. Pada tingkatan ini melambangkan seorang manusia yang sudah tidak memiliki nafsu da tidak
berwujud namun belum mencapai nirwana. Bagian arupadhatu pada candi ini berupa stupa dengan
rongga serta arca di dalam stupa tersebut. Pada Candi Borobudur terdapat satu stupa besar dan
sepuluh stupa yang mengelilingi stupa besar.
Sistem Kontruksi Candi Borobudur
Dibalik megahnya Borobudur terdapat sistem penyusunan batu yang unik agar bangunan Borobudur tetap
berdiri kokoh walaupun terjadi gempa sekalipun. Penyusunan batu Candi Borobudur disusun secara asimetris
serta disusun saling mengunci. Sistem ini lebih dikenal dengan nama interlock. Patut diketahui bahwa candi
Borobudur tidak menggunakan perekat apapun untuk mengaitkan satu batu dengan batu lain.
Terdapat ratusan panil relief di Candi Borobudur yang memuat cerita pada zaman lampau. Relief ini bukan
hanya cuma sebagai hiasan namun dibalik pahatan tersebut tersimpan cerita serta makna yang terkandung di
tiap pahatan relief. Sumber cerita di relief Borobudur bersumber dari kitab Hindu - Buddha serta cerita
kepahlawanan (epos).
IDSEJARAH.NET
Blog yang membahas tentang sejarah,
pendidikan, media pembelajaran, http://www.idsejarah.net/
kebudayaan, sarana penunjang
pembelajaran Sejarah
Terdapat empat buah cerita tentang perjalanan Rohani dan Meditasi di Candi Borobudur, yaitu Jataka /
Awadana, Lalitawistara, Gandawyuha serta Karmawinbangga. Cerita - cerita ini dipahatkan di bagian kaki candi
(Kamadhatu) dan bagian tubuh candi (Rupadatu), sedangkan pada puncak candi (Arupadhatu) tidak
ditemukan relief sama sekali.
Jataka adalah relief candi borobudur yang menceritakan kisah dari Buddha Sidartha pada kehidupan
sebelumnya. Cerita yang dimuat adalah kebaikan yang dilakukan oleh Jataka. Pada beberapa panel, jataka
dikisahkan dalam bentuk cerita binatang atau fabel. Sedangkan Awadana adalah cerita yang mempunyai initi
sama dengan jataka, namun dengan tokoh yang berbeda. Walaupun begitu, kisah jataka dan awadana tetap
sama. Relief ini terletak di lorong 1 tingkat 2 yang berjumlah 620 panil dan di lorong 2 tingkat 3 yang
berjumlah 100 panil.
Gandawyuha adalah relief yang menceritakan Sudhana yang melakukan perjalanan mencari
pengetahuan tinggi serta kebenaran sejati. Sumber cerita ini berasal dari
kitab Gandawyuha yang merupakan bagian dari kitab Buddha aliran Mahayana atau kendaraan
besar dan kitab yang berjudul Bhadracari. Relief Gandawyuha terdapat di dinding lorong 2
tingkat 3 (Rupadathu) yang berjumlah 128 panil, serta di seluruh lorong candi (dinding dan
pagar langkan candi) pada tingkat tiga dan empat.
Karmawibangga adalah relief yang menceritakan sebab dan akibat apa yang diperbuat
manusia serta balasan yang akan didapat ketika manusia tersebut meninggal. Relief ini dipahat
di bagian kaki candi atau kamadhatu. Relief Karmawibangga digambarkan sangat vulgar.
Mungkin alasan inilah yang menyebabkan beberapa relief dari Karmawibangga ditutup oleh
pihak candi. Namun ada juga pendapat bahwa penutupan tersebut dengan alasan penguatan
pondasi Candi Borobudur. Relief ini berjumlah 160 panil yang berada di kaki candi tertutup
(dinding).
Karma merupakan perbuatan, sedangkan Wibhangga berarti gelombang atau alur. Cara
membaca relief karmawibhangga yaitu dengan pradaksina (berjalan searah jarum jam).
Karmawibhanggamerupakan alur atau gelombang kehidupan manusia, baik semasa hidup
maupun mati. Karmawibangga merupakan sebuah ajaran dari aliran Mahayana yang
berlandaskan hukum sebab akibat.
Relief Karmawibangga pada Borobudur bersumber dari naskah Maha Karmavibhangga namun
disesuaikan dengan penggambaran kehidupan masyarakat Jawa Kuno pada abad ke - 9 hingga
ke - 10 Masehi. Dalam relief karmawibhangga tersebut dapat ditemukan bagaimana kehidupan
masa lampau diantaranya perilaku keagaan, pelapisan sosial, mata pencaharian, tata busana,
peralatan hidup, dan flora fauna.
Lalitawistara adalah relief candi yang bercerita tentang perjalanan Buddha pada masa
sekarang hingga menjadi Manusia Budha Sakyamuni. Awal cerita dimulai saat turunnya Budha
sampai berakhir di Taman Rusa Banares, ketika sang Budha menerima pencerahan ajaran
agama Buddha pertama. Relief ini dipahat di Rupadhatu berjumlah 120 panil yang terletak di
lorong 1 tingkat 2.
IDSEJARAH.NET
Blog yang membahas tentang sejarah,
pendidikan, media pembelajaran, http://www.idsejarah.net/
kebudayaan, sarana penunjang
pembelajaran Sejarah
Bhadracari adalah relief yang menceritakan akhir cerita Gandayuha yang bercerita tentang
sumpah Sudhana untuk menjadikan Bodhisattwa Samantabhadra sebagai contoh hidupnya.
Relief ini terletak di lorong 4 tingkat 5.
Relief yang menerangkan tentang perjalanan rohani serta meditasi yang ada di candi ini diduga berkaitan erat
dengan penggunaan Candi Borobudur. Candi ini diperkirakan bukan candi devosional ataupun pemujaan
seperti candi buddha lain. Candi ini diperkirakan candi yang dikhususkan untuk para biksu untuk kegiatan
meditasi.
Arca Borobudur
Arca di candi Borobudur di letakkan pada tingkatan Rupadhatu dan Arupadhatu. Arca - arca tersebut
digambarkan Dhyani Buddha pada posisi sedang duduk bersila diatas bunga teratai dan menghadap keluar.
Pada bagian rupadhatu arca Dhyani Budha diletakkan di dalam relung - relung pagar langkan yang berada di
sisi luar tersusun berjajan pada tingkatan 2-6. Arca pada arupadhatu ditempatkan didalam stupa yang
berlubang - lubang. Bila dilihat dengan sekilas, arca di Candi Borobudur terlihat sama, namun sebenarnya
berbeda. Perbedaan tersebut adalah pada sikap tangan arca Buddha (mudra).
Arca Buddha yang terletak di relung pada tingkat rupadhatu berada di luar langkan. Jumlah arca tersebut
semakin naik semakin berkurang. Pada langkan pertama terdapat 104 relung, pada baris kedua terdapat 104
relung, pada baris ke tiga terdapat 88 relung, baris ke empat 72 relung, dan terakhir pada baris ke lima 64
relung. Total arca di Borobudur adalah 432 arca di tingkatan rupadhatu. Pada tingkatan arupadhatu, arca
budha terdapat di dalam stupa berlubang. Pada pelataran tingkat pertama arupadhatu terdapat 32 stupa, pada
pelataran tingkat ke dua terdapat 24 stupa dan terakhir pada pelataran tingkat ke tiga terdapat 16 stupa,
jumlah total ada 72 stupa. Jumlah asli arca Candi Borobudur adalah 502 arca buddha dan lebih dari 300 arca
mengalami kerusakan dengan hilangnya kepala arca. Pencurian ini dilakukan dengan dasar koleksi museum di
luar negeri.
Curah hujan yang tinggi juga dapat mempengaruhi kondisi batuan candi. Sebenarnya candi sudah dirancang
oleh para pendahulu dengan memberikan jaladwara atau jalur air pada candi, namun pada saat ini sudah tidak
berfungsi. Batuan yang lembap akan menumbuhkan lumut, ganggang serta jamur kerak. Tumbuhan –
tumbuhan tersebut akan menimbulkan pelapukan dan mengurangi kekuatan batuan candi. Faktor dari luar
yang terakhir adalah faktor manusia. Tangan – tangan jahil yang mengunjungi candi seperti mengambil bagian
batu dari candi akan mengurangi kekuatan candi itu sendiri. Candi hanya menggunakan sistem dry masonry
(tanpa perekat) berbeda dengan bangunan sekarang yang menggunakan semen, maka dari itu satu bagian saja
sangat penting bagi keutuhan sebuah candi. Apalagi adanya penjarahan bagian – bagian candi pada masa
lampau seperti arca patung yang sangat disayangkan.
Memperbaiki batuan yang retak dengan menggunakan campuran pasir dan semen serta mengganti
batuan yang pecah dengan batu andesit yang telah disesuaikan dengan bentuk dan ukuran batuan asli batu
candi tersebut
Melakukan pembersihan batu dari lumut menggunakan bahan kimiawi (menggunakan cairan kimia
Hivar XL) dan mekanis. Pembersihna kimiawi menggunakan bahan kimia dengan konsentrasi 1% dengan
digosok ke permukaan batu candi yang ditumbuhi lumut, ganggang dan jamur.
Melakukan penggosokan permukaan candi untuk menghindarkan dari lumut, ganggang dan jamur.
Sistem ini memiliki kelemahan yaitu dapat merontokkan bagian permukaan candi.
Mencegah adanya tangan jahil manusia dengan memberi peringatan kepada pengunjung tentang
larangan apa saja yang harus dihindari di Candi Borobudur. Cara lain yaitu dengan melakukan pemeriksaan
baik ketika masuk maupun keluar candi.
Lembaga tersebut menyatakan memiliki bukti bahwa Candi Borobudur didirikan oleh Jin Nabi Sulaiman, serta
memiliki hubungan dengan Ratu Boko yang ada di Sleman. Ratu Boko diklaim sebagai Ratu Balqis dan
istananya pada bagian teratas istana tersebut dipindah ke Borobudur. Sedangkan arca yang ada di Candi
Borobudur dianggap perwujudan dari bidadari Nabi Sulaiman.
Penelitian yang dilakukan oleh lembaga tersebut menggunakan metode Matematika Islam, sebuah ilmu yang
diciptakan oleh KH. Fahmi Basya. Metode lain yang digunakan adalah menghubung - hubungkan kata yang
sesuai berkaitan dengan Candi Borobudur. Sleman sebagai tempat dari Ratu Boko dikatakan berasal dari kata
Sulaiman. Kata Jawa berasal dari kata Jews yang berarti Yahudi. Menurut Fahmi, satu - satunya nabi yang
berawalan "Su" yang ada di Al-Quran adalah Sulaiman dan ia mewariskan kekuasaannya pada keturunannya
yang juga berawalan Su seperti Sukarno, Suharto dan Susilo.
Bukti akeologis yang ia ajukan adalah ditemukannya lempengan emas yang ditemukan di sekitar Ratu Boko
yang dianggap mempunyai arti "Bismillahirrahmanirrahim". Namun tidak dikatakan tulisan apa, menggunakan
bahasa apa dan berbunyi apa lempengan tersebut. Sebaliknya pada papan petunjuk yang ada di ratu Boko
menyebutkan bahwa lempengan tersebut merupakan pujian terhadap Dewa Siwa. Pada relief di Borobudur
juga menerangkan kisah Nabi Daud dan Nabi Sulaiman, walaupun belum ditemukan ayat pendukungnya.
Meskipun bukti dari Borobudur versi Nabi Sulaiman belum kuat, namun promosi yang dilakukan sebagian
orang sangat gencar melalui media sosial.
Jika diruntut fakta dari Candi Borobudur dan Nabi Sulaiman, tahun dari Nabi Sulaiman hidup adalah 900
Sebelum Masehi, sedangkan tahun didirikannya Borobudur adalah sekitar 800 Masehi. Sebagian dari teori
tersebut berdasar pada Al-Quran dan orang - orang yang menyangkalnya oleh orang - orang yang meyakininya
dibantah dengan alasan semuanya sudah tertera dalam Al-Quran. Maka terserah pembaca apakah lebih
IDSEJARAH.NET
Blog yang membahas tentang sejarah,
pendidikan, media pembelajaran, http://www.idsejarah.net/
kebudayaan, sarana penunjang
pembelajaran Sejarah
percaya pada hal yang bersifat ilmiah yang sudah terbukti kejelasan tentang teori serta metodologi apakah
percaya pada ilmu yang bersifat kepercayaan.
Tiga peneliti dari Geologi UPN 'Veteran' yaitu Ir Helmy Murwanto MSc, Ir Sutarto MT dan DR Sutanto, serta
Prof Sutikno dari Geografi UGM melakukan penelitian tentang danau dibawah Borobudur memang benar
adanya. Penelitian dari dua instansi ini dimulai sejak 1996, pada 2005 dibuat film dokumenter yang berjudul
"Borobudur Teratai di Tengah Danau" oleh CV Cipta Karya dan Studio Audio Visual Puskat.
Dugaan awal tentang Borobudur yang berdiri daiatas danau purba dikemukakan oleh Nieuwenkamp, seorang
arsitek Belanda pada tahun 1930. Ia menganalogikan Borobudur sebagai bunga teratai di tengah sebuah kolam
yang tersirat dalam bukunya yang berjudul Tiet Borobudur Meer (Danau Borobudur). Hal ini sangat
mendukung karena posisi Borobudur yang dikelilingi gunung - gunung dan Bukit Menoreh. Namun menurut
Van Erp ketika melakukan pemugaran Candi Borobudur, ia menyangkal hal tersebut karena tidak adanya
prasasti yang menjelaskan hal tersebut.
Dari hipotesa ini kemudian menjadi perhatian dari berbagai disiplin ilmu untuk meneliti lempung hitam yang
berada di dasar sungai di sekitar candi Borobudur sebagai bahan kajian tentang danau purba ini. Lempung
hitam tersebut kemudian di analisa di laboratorium dan hasilnya lempung tersebut mengandung serbuk dari
tanaman komunitas rawa dan danau yaitu Commelina, Cyperaceae, Nymphaea stellata, Hydroacharis. Selain
lempung peneliti juga menggunakan fosil kayu untuk dianalisa dan dapat diketahui bahwa fosil tersebut
berumur 660 tahun.
Proses danau purba tersebut menjadi daratan karena adanya pendangkalan akibat material - material vulkanik
dari gunung api aktif yang mengalir melalui Sungai Pabelan dari aliran sungai Gunung Merapi, Sungai Elo dari
aliran sungai Gunung Merbabu, Sungai Progo dari aliran sungai Gunung Sindoro dan Sumbing. Lahar yang
mengalir ke muara danau purba tersebut lambat laun menjadi pendangkalan sehingga danau semakin
menyempit dan menjadi kering akibat adanya endapan lahar. Dan ketika danau tersebut menjadi daratan
kemudian dibangunlah Candi Borobudur.
https://youtu.be/Fvq11kWMlPg
1. Wisatawan Nusantara yaitu dengan umur 6 tahun ke atas per orang dikenakan biaya Rp
30.000 setiap kali masuk, sedangkan untuk wisatawan dibawah 6 tahun, rombongan pelajar, dan
mahasiswa dikenakan biaya Rp 12.500
2. Untuk wisatawan mancanegara, umur 6 tahun ke atas dikenakan $20 sedangkan wisatawan
negara dengan umur 6 tahun ke bawah dikenakan $10
Kronologis Penemuan serta Pemugaran Candi Borobudur
1814 - Raffles yang berada di Semarang mendapat laporan bahwa di daerah Magelang terdapat bukit
yang memiliki banyak benda purbakala. Raffles kemudian memerintah H.C. Cornelius untuk mensurvey lokasi
yang masih berupa bukit semak - semak.
1873 - Monografis pertama Candi Borobudur diterbitkan
1900 - Pemerintahan Hindia melakukan pemugaran dan perawatan Candi Borobudur
1907 - 1911 - Pemugaran pertama dimulai yang dipimpin oleh Theodor van Erp
IDSEJARAH.NET
Blog yang membahas tentang sejarah,
pendidikan, media pembelajaran, http://www.idsejarah.net/
kebudayaan, sarana penunjang
pembelajaran Sejarah
1926 - 1940 -Borobudur dipugar kembali, namun pada perang dunia II pemugaran ini dihentikan
1956 - Pemerintah Indonesia bersama UNESCO meneliti sebab kerusakan Candi Borobudur yang
dipimpin oleh Prof. Dr. C. Coremans
1963 - Pemerintah mengeluarkan surat pemugaran Borobudur namun pemugaran ini tidak
terselesaikan karena adanya krisis G30SPKI\
1968 - Dalam konferensi ke 15 yang diselenggarakan di Prancis, UNESCO memutuskan untuk
memberi bantuan pada Candi Borobudur
1971 - Pembentukan badan pemugaran Borobudur oleh pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh
Prof. Ir. Rosseno.
1972 - Pemugaran oleh UNESCO dan berbagai negara yang diketuai oleh Rosseno. Amerika serikat
menyediakan dana kurang lebih USD 7.750.000 untuk pemugaran dan sisanya ditanggung oleh pemerintah
Indonesia
10 Agustus 1973 - Soeharto selaku presiden Indonesia meresmikan pemugaran Candi Borobudur.
Pemugaran ini diselesaikan pada 1984
21 Januari 1985 - terjadi pemboman Candi Borobudur yang berakibat pada rusaknya beberapa bagian
stupa candi dan kemudian segera diperbaiki
1991 - Candi Borobudur ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO
https://youtu.be/DafZKiBD-HE
Sumber Artikel :
http://ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2014/02/e-
journal%20Cucum%20Herlinawati%20(02-27-14-09-21-53).pdf