Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunianya, penulis dapat meyelesaikan tugas mata kuliah Arsitektur
Sakral dengan materi “Wat Sorasak & Wat Rong Khun” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini mungkin tidak dapat terselesaikan tepat pada waktunya tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh civitas akademika Program
Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, terutama kepada :
1. I Nyoman Widya Paramdhyaksa, ST., MT., Ph.D.
2. Dr. Tri Anggraini Prajnawrdhi, ST., MT.,MURP.
3. Made Wina Satria, ST., MT.
Sebagai dosen-dosen pengajar mata kuliah Arsitektur Sakral, yang telah
memberikan bantuan, baik moral maupun material dalam penyusunan makalah
ini.Penulis menyadari bahwa tugas ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk
penyempurnaan ke depannya.

Denpasar, 30 Oktober 2019

Dewa Agung Dwirama Divo Priambada

1
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR .......................................................................................... 1


DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4

1.3 Tujuan .............................................................................................. 5

1.4 Manfaat ............................................................................................ 5

BAB II METODE DAN OBJEK


2.1 Metode ............................................................................................. 6

2.1.1 Metode Pendataan .......................................................... 6

2.1.2 Metode Analisis ............................................................. 6

2.2 Identitas Objek ................................................................................. 6

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Wat Sorasak .................................................................................... 9

3.2 Wat Rong Khun .............................................................................. 15

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................
4.2 Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi Observasi ............................................................................ 6


Gambar 2.2 Lokasi Observasi ............................................................................ 7
Gambar 2.3 Bangunan Wat Rong Khun ............................................................ 8
Gambar 2.4 Bangunan Wat Sorasak .................................................................. 8
Gambar 3.1 Stupa Wat Sorasak ......................................................................... 8
Gambar 3.2 Stupa Wat Sorasak ......................................................................... 9
Gambar 3.3 Arsitektur Model Wat Sorasak ....................................................... 10
Gambar 3.4 Material Bata pada Wat Sorasak .................................................... 11
Gambar 3.5 Gajah pada Wat Sorasak ................................................................ 11
Gambar 3.6 Wat Rong Khun.............................................................................. 12
Gambar 3.7 Jembatan pada Wat Rong Khun ..................................................... 12
Gambar 3.8 Ubosot pada Wat Rong Khun ........................................................ 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individu untuk
mengimajinasikan diri dan ilmu mereka dalam merancang bangunan. Dalam artian
yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan
lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan
perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain
perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk pada hasil-hasil proses
perancangan.
Arsitektur Sakral merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tata
cara mendesain bangunan yang berorientasi pada nilai-nilai kesucian atau
kekeramatan suatu bangunan yang dalam hal ini sakralitas suatu bangunan
dipengaruhi oleh filosofi-filosofi keagamaan dan makna dalam simbol pada
bangunan tersebut. Arsitektur sacral berawal dari Arsitektur Hindu-Buddha berupa
candi-candi. Ciri-ciri bangunan dengan pendekatan Arsitektur Sakral umumnya
merupakan tipologi bangunan untuk persembahyangan atau bangunan suci.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Wat Sorasak & Wat Rong Khun?
2. Apa makna yang tersampaikan pada Wat Sorasak & Wat Rong Khun?

1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Wat Sorasak & Wat Rong
2. Untuk mengetahui apa makna yang tersampaikan pada Wat Sorasak & Wat
Rong Khun.

4
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa
 Memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai implementasinya
pada Wat Sorasak & Wat Rong Khun
 Menambah wawasan mengenai implementasinya pada Wat Sorasak &
Wat Rong Khun.
2. Masyarakat
 Memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai implementasinya
pada Wat Sorasak & Wat Rong Khun.
3. Tim Pengajar
 Mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa mengenai sistem
penghawaan alami yang pada bangunan objek observasi
 Mengetahui efektifitas sistem SCL ( Student Centre Learning ) pada
mahasiswa
 Sebagai referensi kedepannya dalam memberikan mata kuliah
 Mengetahui arah tugas apakah udah tepat sasaran atau sebaliknya

5
BAB II
TINJAUAN OBJEK

2.1 Identitas Objek


Pada makalah ini objek yang dipergunakan guna observasi mengenai
Arsitektur Sakral adalah Wat Sorasak & Wat Rong Khun dengan identitas objek
sebagai berikut ini :

Nama objek : Wat Sorasak


Alamat : Mueang Kao - เมือง เก่า
Jenis arsitektur : Stupa
Tahun dibangun : 1412
Afiliasi agama : Buddha
Negara : Thailand

Gambar 2.1 Lokasi observasi

Sumber : Google Maps

6
Nama objek : Wat Rong Khun
Alamat : Mueang Kao, Mueang Sukhothai District,
Sukhothai 64210, Thailand
Jenis arsitektur : Neo-Tradisional
Tahun dibangun : 1997
Afiliasi agama : Buddha
Negara : Thailand

Gambar 2.2 Lokasi observasi

Sumber : Google Maps

7
Gambar 2.3 Wat Rong Khun

Sumber : Pinterest

Gambar 2.4 Wat Sorasak

Sumber : Pinterest

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Wat Sorasak


Wat Sorasak terletak di sisi utara kota antara Wat Son Khao di utara dan
Kuil Ta Pha Daeng di tenggara. Ini terdiri dari reruntuhan viharn atau ubosot di
sisi timur diapit oleh chedi ke barat. Chedi, dengan gaya Sri-Langka, dibangun
di atas dasar persegi yang dikelilingi oleh 24 patung gajah di depan. Kronologi
candi yang cukup tepat dikenal berkat apa yang disebut Prasasti # 49 yang
ditemukan di batu sema yang ditemukan di kuil dan sekarang disimpan di
Museum Nasional Ramkhamhaeng. Batu itu mencatat bahwa pada 1416 Nai
Intha Sorasak tertentu diberikan sebidang tanah oleh gubernur Sukhothai.
Sebagai rasa terima kasih dia mendirikan kuil ini didedikasikan untuk
menghormatinya.. Beberapa tahun kemudian, pada 1416 atau 1417, calon Raja
Phra Borommarachathirat II (memerintah 1424-48) tiba di sini bersama bibinya
dan menghadiri upacara.
2.1.1. Sejarah Wat Sorasak
Wat Sorasak didirikan pada masa Kerajaan Sukhothai pada masa
pemerintahan Raja Sai Lue Thai (Maha Thammaracha III.). Dalam penggalian,
yang dilakukan pada tahun 1955 oleh Departemen Seni Rupa di sini, sebuah
prasasti batu ditemukan, yang oleh karena itu disebut "prasasti batu Wat
Sorasak" . Sekarang berada di Museum Nasional Ramkhamhaeng. Berdasarkan
prasasti batu ini, tahun dasar Wat Sorasak dapat tanggal sekitar 1412.

9
Gambar 3.1 Stupa Wat Sorasak
Sumber: google.com
1. Bangunan Utama
Kuil ini terletak di dalam dinding utara Sukhothai dan dekat dengan Kuil Ta
Pha Daeng yang berada di barat daya monumen kuno ini. Menurut prasasti batu
Wat Sorasak, Nai Inthara Sorasak diberikan oleh Okya Dharmaraja, seorang
gubernur Sukhothai, sebidang tanah tempat ia membangun sebuah kuil adalah
pengabdian kepada gubernur. Setelah pembangunan selesai, Yang Mulia Maha
Thera Thammatrailok dari Dao Khon, seorang paman gubernur Sukhothai,
diundang untuk tinggal di kuil ini. Belakangan, pada 1416 M, Somdet Phra
Boromma Rachathirat II (Chao Sam Phraya), ketika masih kecil, datang bersama
ibunya dan ke Sukhothai untuk melakukan upacara keagamaan. Selama kunjungan,
bibinya tinggal di istana di barat dan dekat dengan Wat Sorasak. Bagian dari cerita
yang disebutkan dalam prasasti batu Wat Sorasak ini membantu menunjukkan
bahwa istana bangsawan Sukhothai kemungkinan terletak di sebelah barat Wat
Sorasak dan di sebelah utara Kuil Ta Pha Daeng. Sebuah bangunan khas di kuil ini
adalah chedi utamanya dalam bentuk lonceng melingkar di dasar yang dikelilingi
oleh patung gajah. Chedi dalam gaya ini adalah jenis lain dari stupa Sri Lanka yang
lazim selama periode Sukhothai. Konsep gajah yang menjaga chedi didasarkan
pada keyakinan bahwa gajah, yang dianggap sebagai binatang buas bagi kaisar,

10
adalah hewan yang cocok untuk menegakkan agama Buddha dengan kuat selama
periode 5000 tahun.

Gambar 3.2 Stupa Wat Sarosok


Sumber: google.com

Wat Sorasak adalah sebuah kuil yang terletak di utara zona tengah
Taman Bersejarah Sukhothai. Itu ditemukan di daerah yang luas di dalam kota
tua bertembok dan Anda mungkin akan melewati kuil ini dalam perjalanan ke
kuil-kuil di zona utara. Wat Sorasak terdiri dari chedi (stupa) dan aula
pertemuan (viharn). Chedi berbentuk lonceng berdiri di atas pangkal batu bata
yang dikelilingi oleh 24 gajah yang membawanya di punggung mereka.

11
Gambar 3.3 Arsitektur Model Wat Sorasak
Sumber: google.com

2. Material Bata
Batu bata bukanlah material lama yang hampir punah yang perlu dilindungi
dan juga bukan material baru. Pembuatan batu bata terentag dari yang amat
primitive, hanya tanah dicetak dan dijemur; hingga proses cetak dan pembakaran
yang menggunakan mesin. Akan tetapi kesemuanya berdasar berdasar pada
perpaduan antara tanah dan air yang dicetak dan dibakar. Batu bata bukan material
sederhana, karena prosesnya yang cukup panjang. Ada banyak unsur yang
memasukinya. Tanah unsur utamanya, tetapi tanah bertemu dengan air untuk
melembutkannya sehingga dapat dicetak. Tanah yang sudah tercetak bertemu
dengan panas sinar matahari agar mengeras, lalu dibakar dengan api. Ada unsur
air, ada unsur angin saat dijemur di ruang luar, ada unsur sinar matahari, ada
unsur api dan kayu dalam proses pembakaran. Material batu bata, material yang
menyerap unsur alamiah alam semesta.

12
Gambar 3.4 Material Bata pada Wat Sorasak
Sumber: google.com

3. Gajah pada Wat Sorasak


Negara Thailand memiliki julukan sebagai Negeri Gajah Putih. Hal itu
karena gajah, terutama gajah putih merupakan hewan nasional Thailand. Gajah
dalam bahasa Thailand disebut sebagai Chang. Salah satu alasan utama
ditetapkannya gajah sebagai simbol negara Thailand tidak lepas dari budaya
masyarakat setempat. Mereka mengagumi kekuatan, daya tahan, dan umur
panjang gajah yang luar biasa. Sementara itu, gajah putih juga merupakan
simbol Kerajaan di Thailand. Menurut tradisi Buddha, pada malam kelahiran
Sang Buddha, ibunya bermimpi diberi bunga teratai oleh seekor gajah putih.

Gambar 3.5 Gajah pada Wat Sorasak


Sumber: google.com

13
Hewan itu pun menjadi sangat dihormati. Gajah putih bahkan menjadi
simbol pada bendera Siam sampai awal tahun 1900-an. Karena hewan ini
langka, mereka pun hanya digunakan untuk tugas kerajaan saja. Gajah putih pun
menjadi hadiah yang berharga pada masa kerajaan dahulu. Raja-raja Thailand
akan menawarkan gajah putih. Sejarah Gajah di Thailand Gajah sebagai simbol
nasional negara Thailand juga tidak bisa dilepaskan dari sejarahnya. Sejak tahun
1500-an, masyarakat Thailand telah memanfaatkan ukuran dan kekuatan gajah
sebagai kendaraan perang melawan Burma, Melayu, dan Khmer untuk
melindungi kerajaan. Pemanfaatan gajah bukan hanya untuk urusan perang.
Mereka juga dipekerjakan di seluruh negeri untuk meringankan beban selama
beberapa generasi. Biasanya gajah dimanfaatkan untuk mengangkut kayu jati
dari kawasan penebangan di hutan lebat sebelah utara. Gajah itu mulai dilatih
sejak usia 10 tahun sebelum benar-benar mulai dipakai untuk bekerja. Gajah
akan tetap bisa bekerja dan dimanfaatkan sampai sekitar usia 60 tahun.

Gambar 3.5 Gajah pada Wat Sorasak


Sumber: google.com

14
3.2 Wat Rong Khun
Wat Rong Khun (bahasa Thailand: วัด ร่อง ขุน
่ ), mungkin lebih dikenal oleh
orang asing sebagai Kuil Putih, adalah pameran seni kontemporer, tidak
konvensional, milik pribadi dalam gaya sebuah kuil Buddha di Provinsi Chiang Rai,
Thailand. Dimiliki oleh Chalermchai Kositpipat, yang merancang, membangun,
dan membukanya untuk pengunjung pada tahun 1997.

3.2.1. Sejarah Wat Rong Khun


Pada akhir abad ke-20, Wat Rong Khun yang asli sedang dalam kondisi
perbaikan yang buruk. Dana tidak tersedia untuk renovasi. Chalermchai Kositpipat,
seorang seniman lokal dari Chiang Rai, memutuskan untuk sepenuhnya
membangun kembali kuil dan mendanai proyek dengan uangnya sendiri. Sampai
saat ini, Chalermchai telah menghabiskan THB1, 80 juta uangnya sendiri untuk
proyek tersebut. Seniman bermaksud untuk area yang berdekatan dengan kuil untuk
menjadi pusat pembelajaran dan meditasi dan bagi orang-orang untuk mendapatkan
manfaat dari ajaran Buddha. Kositpipat menganggap kuil itu sebagai persembahan
kepada Sang Buddha dan percaya proyek ini akan memberinya kehidupan abadi.
Saat ini pekerjaan sedang berlangsung, tetapi diharapkan tidak akan selesai sampai
2070. Tiket masuk ke kompleks wat gratis untuk Thailand dan THB100 untuk orang
asing. Donasi diterima, tetapi tidak melebihi THB10.000, karena Chalermchai
menolak untuk dipengaruhi oleh donor besar.

Gambar 3.6 Wat Rong Khun


Sumber: google.com

15
1. Struktur Dan Simbol
Ketika selesai, kompleks candi putih akan memiliki sembilan bangunan,
termasuk ubosot yang ada, aula relik, aula meditasi, galeri seni, dan tempat
tinggal para biksu.
Jembatan "Siklus Kelahiran Kembali" :
Bangunan utama di kuil putih, ubosot, dicapai dengan melintasi jembatan di
atas danau kecil. Di depan jembatan ada ratusan tangan penjangkauan yang
melambangkan keinginan yang tidak terkendali. Jembatan menyatakan
bahwa jalan menuju kebahagiaan adalah dengan melepaskan godaan,
keserakahan, dan keinginan. Di sebelah danau berdirilah dua Kinnaree yang
sangat elegan, makhluk setengah manusia, setengah burung dari mitologi
Buddha.

Gambar 3.7 Jembatan pada Wat Rong Khun


Sumber: google.com

16
Gerbang Surga :
Setelah melintasi jembatan, pengunjung tiba di "gerbang surga", dijaga oleh
dua makhluk yang mewakili Yaksha dan Yakshi, yang menentukan nasib
orang mati. Di depan ubosot ada beberapa gambar Buddha meditatif.
Ubosot :
Bangunan utama, ubosot adalah bangunan serba putih dengan pecahan kaca
cermin yang tertanam di bagian luar bangunan. Ubosot mewujudkan elemen
desain dari arsitektur klasik Thailand seperti atap tiga tingkat dan
berlimpahnya penggunaan ular Naga. "Di dalam kuil, dekorasi dengan cepat
bergerak dari putih bersih menjadi berapi-api dan membingungkan. Mural
menggambarkan api oranye yang berputar-putar dan wajah-wajah iblis,
diselingi dengan berhala-berhala Barat seperti Michael Jackson, Neo dari
The Matrix, Freddy Krueger, dan Terminator seri T-800. Gambar perang
nuklir, serangan teroris seperti serangan World Trade Center, dan pompa
minyak memukul pulang dampak destruktif yang dimiliki manusia ada di
bumi. Kehadiran Harry Potter, Superman, dan Hello Kitty agak
membingungkan pesannya, tetapi moral keseluruhannya jelas: orang jahat.

Gambar 3.8 Ubosot pada Wat Rong Khun


Sumber: google.com

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Arsitektur Sakral dan bangunan suci memiliki korelasi signifikan yang mana
bangunan suci seperti Wat Sorasak dan Wat Rong Khun memiliki simbol yang sarat
akan makna filosofis di dalamnya.

4.2 SARAN
Wat Sorasak dan Wat Rong Khun merupakan bangunan suci yang
menerapkan simbol dengan makna filosofis sebagai pendekatan dalam
perancangan yang kemudian bangunan ini dijadikan tempat pemujaan bagi umat
Buddha di Jepang. Diharapkan bangunan sejenis lainnya mampu memberikan hal
yang sama dan dipertahankan, serta tetap menjaga keasrian dari kuil ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://de.wikipedia.org/wiki/Wat_Sorasak
https://de.wikipedia.org/wiki/Wat_Rong_Khun
https://www.orientalarchitecture.com/sid/1067/thailand/sukhothai/wat-sorasak
https://kumparan.com/kumparantravel/wat-rong-khun-kuil-putih-cantik-di-
thailand

19

Anda mungkin juga menyukai