Abstract: Borobudur temple is a relic of the Buddhist kingdom in the past in Indonesia was built by
King Samaratungga which is the ancient Mataram King of the Syailendra House, where at that time
Buddhism became a religion that is embraced by most Indonesian society.
1. Pendahuluan
Jurnal Domestic Case Study yang berjudul “PESONA CANDI BOROBUDUR
SEBAGAI WISATA BUDAYA DI JAWA TENGAH”. Pembuatan laporan ini adalah sebagai
standard kualifikasi dalam menempuh pendidikan Strata Satu jurusan Hospitality, Sekolah Tinggi
Pariwisata Ambarrukmo. Pembuatan jurnal ini dilakukan di Candi Borobudur yang berlokasi di
desa Borobudur, Kelurahan Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Propinsi
Jawa Tngah pada tanggal. Penulis memutuskan untuk membahas masalah yang berada di Candi
Borobudur sebagai salah satu wisata budaya di Jawa Tengah. [1,2]
Sebelum diadakannya program Domestic Case Study (DCS), STiPRAM mengadakan
seminar nasional yang diwajibkan untuk diikuti mahasiswa sebagai salah satu persyaratan dalam
penyusunan jurnal Domestic Case Study (DCS). Dengan mengikuti seminar tersebut, diharapkan
mahasiswa mampu menambah wawasan dan dapat membantu dalam proses pembuatan jurnal,
yang pembahasannya mengenai potensi wisata di daerah masing – masing.
Seminar nasional ini diadakan pada tanggal 17 Januari 2017 di gedung Auditorium
Amarta STiPRAM dengan tema “Cinta Tanah Air untuk Membangun Pariwisata Nasional”
dengan pembicara KAPOLDA DIY Brigjen Pol Drs.Ahmad Dofiri,M.Si. Seminar tersebut
membicarakan tentang pariwisata yang dapat meningkatkan perekonomian Indonesia, tentang
tantangan zaman yang dapat menghimpit lunturnya persatuan dan kesatuan bangsa, dan tentang
meningkatkan rasa cinta tanah air melalui pariwisata.
2. Pembahasan
A. Sejarah
Borobudur merupakan candi Buddha yang berlokasi di Borobudur, Magelang, Jawa
Tengah. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar
abad ke 8 masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil
Buddha terbesar di dunia.
Pada umumnya dikatakan, bahwa pembangunan candi mempunyai maksud untuk
memuliakan seorang raja yang telah wadat dan telah bersatu kembali dengan dewa yang menjadi
asal beliau. Maka candi sekaligus merupakan ungkapan yang nyata dari rasa hormat yang
mendalam terhadap keluhuran orang tua dan kesadaran yang meresap terhadap kebesaran agama.
Dalam hal ini candi Borobudur merupakan contoh yang sangat menarik bentuknya sebagai
1
punden berundak-undak mewakili ciri khas bangunan yang diperuntukkan bagi pemujaan roh
nenek moyang, dan susunannya yang diperjelas dengan ukiran-ukiran menggambarkan pandangan
hidup agama Buddha
Sejarah Candi Borobudur
Tidak ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan siapakah yang membangun Borobudur
dan apa kegunaannya. Waktu pembangunannya diperkirakan berdasarkan perbandingan antara
jenis aksara yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga dengan jenis aksara yang lazim
digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9. Diperkirakan Borobudur dibangun sekitar
tahun 800 masehi. Kurun waktu ini sesuai dengan kurun antara 760 dan 830 M, masa
puncak kejayaan wangsa Syailendra di Jawa Tengah, yang kala itu dipengaruhi Kemaharajaan
Sriwijaya. Pembangunan Borobudur diperkirakan menghabiskan waktu 75 - 100 tahun lebih dan
benar-benar dirampungkan pada masa pemerintahan Raja Samaratungga pada tahun 825. [5]
2
sebuah bangunan. Pembersihan bersar-besaran dilakukan oleh Cornelius dengan mengerahkan
tenaga kerja tidak kurang dari 200 orang.
Pekerjaan pembersiham yang dilakukan oleh Cornelius dilaksanakan pula pada tahun 1817, 1825
dan 1835. Setelah itu candi Borobudur benar-benar tampak kembali secara keseluruhan. Pekerjaan
pembersihan menyeluruh itu atas inisiatif Hartman, yang sejak tahun 1832 menjabat sebagai
Residen Kedu. Upaya-upaya penyelamatan dalam ditemukannya candi Borobudur segera
dilakukan, baik oleh pemerintah kolonial, pihak-pihak swasta dan para pengagum peninggalan
purbakala. Pada masa itu upaya yang dilakukan masih terbatas pada pembuatan laporan,
pemberitaan, pengambilan foto, penggambaran, penelitian, dan penerbitan.
3
yang mahabesar ini dibutuhkan potongan batu sebanyak dua juta, yang mencapai volume 55.000
m³.
Secara keseluruhan candi Borobudur adalha sebuah stupa. Stupa adalah salah satu bangunan
tanda peringatan khusus agama Buddha. Dalam bahasa Sanskrta, stupa berarti gundukan/timbunan
tanah. Menurut legenda, sebelum meninggal dunia, sang Buddha ditanya oleh para muridnya,
apakah yang dapat dilakukan terhadap tubuhnya setelah ia meninggal nanti. Dia menyuruh murid-
muridnya untuk membakar tubuhnya, kemudian abunya ditutup dengan stupa.
Observasi
Pada tanggal 21 Mei 2018 penulis melakukan observasi di Candi Borobudur. Dalam
observasi penulis melakukan wawancara dengan satpam yang berada di area candi dan dua
wisatawan asing. Menurut satpam di Candi Borobudur, Candi Borobudur merupakan tempat
wisata yang banyak diminati oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Banyak
wisatawan yang datang pada hari biasa maupun hari libur untuk melihat monumen Buddha
terbesar di dunia tersebut. Saat penulis melakukan observasi, Candi Borobudur terlihat lebih
lengang dikarenakan bulan puasa.
Selain itu, menurut wisatawan asing bernama Hamish dan Amellia yang berasal dari
Columbia alasan berkunjung ke Indonesia yaitu untuk berlibur terutama ke Yogyakarta karena
ingin mengunjungi candi yang pernah masuk ke 7 keajaiban dunia, menurutnya Candi Borobudur
itu magic dan sangat indah, dan ini merupakan kunjungan untuk kedua kalinya
A. Akses Menuju Candi Prambanan
Dari Yogyakarta ke candi Borobudur jaraknya sekitar 42 km, jika menggunakan kendaraan
umum (paling mudah berangkat dari terminal Giwangan atau terminal Jombor) sehingga
disarankan menuju ke salah satu dari dua terminal tersebut. Kemudian naik bus jurusan
Yogyakarta-Borobudur (kurang lebih Rp. 10.000).
Jika menggunakan kendaraan pribadi, dari Yogyakarta melalui jalan magelang lalu ikuti petunjuk
arah. Alternatif lain dapat menggunakan jasa sewa mobil.
B. Harga Tiket Masuk Candi Prambanan
4
Anak-anak Rp. 20.000 Anak-anak 25 USD
Dewasa Rp. 40.000 Dewasa 25 SD
C. Etika Di Candi Borobudur
Untuk menjaga kesakralan candi Borobdur maka diterapkan aturan baru. Aturan mewajibkan
seluruh pengunjung candi Borobudur memakai sarung batik dan sandal bersol karet, terutama bagi
yang bercelana pendek atau rok mini. Aturan yang berlaku baik untuk wisatawan mancanegara
maupun wisatawan domestik mengenai sandal bersol karet untuk menjaga agar batu candi tidak
aus karena gesekan. Pihak pengelola candi menggalakkan berbagai program untuk meningkatkan
kunjungan wisatawan. Pihak yang menggalakkan program ini yaitu PT Taman Wisata Candi
Borobudur dan Ratu Boko (PT TWCBPRB) dan bertujuan karena candi itu sejatinya adalah
tempat ibadah, maka sebagai pengunjung kesopanan harus dijaga. Bersikaplah yang sewajarnya
dan jangan berbuat yang melanggar etika beringkah laku seperti merusak areal percandian,
mencoret candi, menaiki candi, dan lain sebagainya.
D. Fasilitas Di Kompleks Candi Borobudur
Segala informasi yang berkenaan dengan Candi Borobudur, berikut berbagai jenis cindera
mata, hingga buku-buku kepariwisataan dan potensi tujuan wisata sekitar DIY atau Jateng, bisa
wisatawan dapatkan di Pusat Penerangan Candi Borobudur.
Selain itu, di Candi Borobudur disediakan fasilitas lainnya seperti :
1. Tarif sewa sepeda antara Rp 20.000-Rp 30.000
2. Andong dengan tarif Rp 30.000 (untuk 4 orang sekali putaran
3. Kereta Kelinci (trackless train) dengan tarif Rp 5000/orang (sekali putaran)
E. 3 Pilar Pengembang Pariwisata
Candi Prambanan bisa berkembang tentunya dengan peran dari 3 pilar pengembang pariwisata,
[10,11,12],yaitu
1. Masyarakat
Peran masyarakat dalam hal ini yaitu masyarakat ikut serta dalam mengelola Candi
Borobudur, dari tukang parkir, satpam dan yang lainnya. Selain itu masyarakat juga banyak
yang membuka usaha dengan berjualan souvenir atau oleh oleh khas Borobudur dan
Peran industri dalam hal ini yaitu penyediaan penginapan atau hotel disekitar Candi Borobudur.
2. Pemerintah
Peran pemerintah dalam hal ini yaitu :
Mengatur harga atau tarif di lapangan agar pedagang terkontrol dalam menentukan harga.
Pemerintah ikut berperan akan pengiklanan dan promosi Candi Borobudur
Pemerintah turut berperan dalam merawat candi Borobudur
3. Penutup
A. Simpulan
Candi Borobudur merupakan peninggalan kerajaan Buddha pada masa lampau di
Nusantara dan menjadi candi Buddha terbesar di dunia, dimana pada saat itu agama Buddha
menjadi agama yang dianut oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Hingga keberadaannya
pada zaman sekarang candi Borobudur bukan hanya ramai dikunjungi oleh umat Buddha di
Indonesia, umat Buddha di seluruh dunia juga mengunjungi candi Borobudur.
Candi Borobudur termasuk salah satu warisan budaya dunia yang dilindungi oleh
UNESCO dan hasil karya peradaban masa lampau yang memiliki nilai seni dan sejarah
5
yang sangat tinggi. Awal pembangunan candi Borobudur ini penuh nilai sejarah yang tinggi
dimana dikisahkan bukan hanya umat Buddha yang pada saat itu turut berpartisipasi dalam
proses pembangunan, melainkan adanya toleransi dari umat Hindu yang turut mendukung
berjalannya pembangunan candi terbesar di dunia ini.
B. Saran
Setelah penulis berkunjung ke objek wisata Candi Borobudur ini, penulis mempunyai sedikit
saran untuk Candi Borobudur, antara lain:
1. Lestarikan dan kembangkan potensi warisan budaya agar Candi Borobudur yang sebagai
peninggalan bersejarah yang tak ternilai harganya ini mampu memaksimalkan potensi
karena selain merupakan sumber penghasilan untuk masyarakat sekitar Borobudur juga aset
pariwisata nasional Indonesia penambah devisa Negara.
2. Sebaiknya upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjaga dan melestarikan Candi
Borobudur tersebut tetap menjadi daya tarik terutama dari segi kepariwisataan, arkeologi
dan ilmu pengetahuan.
3. Sebaiknya pemerintah mulai mengontrol dan memantau cara pedagang menawarkan jasa
atau produknya supaya tidak mengganggu kenyamanan wisatawan
4. Penulis mengharapkan kerapian dan kebersihan Candi Borobudur tetap terjaga.
References
6
7