Anda di halaman 1dari 1

CANDI BOROBUDUR

Candi Borobudur merupakan salah satu destinasi wisata dan tempat ibadah bagi umat Budha
yang terkenal di Indonesia. Candi ini terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Keindahan bangunan dan kisah yang terpahat pada reliefnya menjadi daya tarik bagi
wisatawan lokal maupun mancanegara.
Candi Borobudur dibangun pada masa Dinasti Syailendra antara 780 dan 840 Masehi.
Syailendra adalah dinasti yang berkuasa di Jawa Tengah pada saat itu. Pembangunan
monumen Budha terbesar di dunia ini ditujukan sebagai tempat memuliakan Budha dan
tempat ziarah untuk membimbing umat manusia dari keinginan duniawi menuju pencerahan
dan kebijaksanaan menurut Budha. Namun, hingga saat ini, siapa yang membangun Candi
Borobudur atau latar belakang pendiriannya masih belum diketahui. Pada 1814, Candi
Borobudur ditemukan oleh Letnan Gubernur Inggris, Sir Thomas Stanford Raffles. Raflles
memerintahkan pembersihan kembali Candi Borobudur yang saat itu tertutup oleh tanah,
semak belukar, dan pepohonan. Sejak itu, candi ini mendapat perhatian lebih luas di tengah
masyarakat, baik sebagai monumen Budha maupun karya arsitektur yang artistik.
Melihat candi megah di Magelang, Jawa Tengah itu, terbayang kondisi ekonomi Jawa pada
masanya. Sehingga bisa membiayai pembangunan yang begitu besar bahkan tak memberi
keuntungan ekonomi langsung. Lalu apa motivasi di balik pembangunan Candi Borobudur?
John Miksic, peneliti dari Southeast Asian Studies Department, National University of
Singapore dalam Borobudur: Golden Tales of the Buddhas, menjelaskan Candi Borobudur
lahir ketika agama Buddha tidak dalam keadaan tenang dan stabil. Sebaliknya, masa itu
adalah periode kebangkitan intelektual yang intens.
Selama abad ke-7 dan ke-8, peziarah Buddha yang berlayar melalui Indonesia semakin
meningkat. Catatan yang ditinggalkan mereka menyebutkan bahwa Jawa dan Sumatra
merupakan dua di antara pusat pendidikan Buddhis internasional selama periode itu. Dalam
catatan mereka, tertera gambaran yang jelas tentang kegiatan penganut Buddha di pulau-
pulau ini.
Pada 1905, Pemerintah Hindia Belanda sepakat untuk memberikan 48.000 gulden untuk
memugar candi Borobudur. Masalah teknis pemugaran diserahkan sepenuhnya kepada Van
Erp. Pemugaran dilakukan mulai tahun 1907 hingga 1911. Pekerjaan Van Erp terutama
dipusatkan di teras-teras berbentuk lingkaran yang melesak, pemulihan pagar langkan,
dinding teras paling bawah, tangga, relung, dan stupa.
Pembangunan Candi Borobudur diyakini dimulai dengan meratakan tanah dan
memadatkannya menggunakan batu untuk membentuk struktur piramida. Setelah itu,
dibangun undakan persegi dan melingkar, kemudian dilanjutkan dengan tahap
penyempurnaan, seperti penambahan pagar, tangga, dan sebagainya. Bangunan candi
dibangun menggunakan batu yang dipotong dan disusun sedemikian rupa tanpa
menggunakan mortar (elemen untuk merekatkan batu). Diperkirakan, lebih dari 1,6 juta balok
batu andesit digunakan untuk membangun candi ini. Seperti diketahui, Candi Borobudur
terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar, yang di atasnya terdapat tiga pelataran
melingkar. Di atasnya terdapat stupa utama terbesar yang memahkotai monumen ini. Stupa
utama tersebut dikelilingi oleh tiga barisan 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat
arca Buddha tengah duduk bersila.

Anda mungkin juga menyukai