Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Tentang
SEJARAH CANDI BOROBUDUR

Disusun oleh :

MAHARANI ZAHRA

KELAS : V (5)

SEKOLAH DASAR NEGERI SUKAMAJU 3

TASIKMALAYA

2019
Sejarah Candi Borobudur dan Asal Usul Berdirinya Borobudur

Candi Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di kota Magelang, provinsi
Jawa Tengah. Candi Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia, sekaligus
salah satu monumen Buddha terbesar di dunia. Karena kemegahan dan keagungannya, candi
yang dibangun pada abad ke-8 ini sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan
kebudayaan dunia (world heritage).
Candi Borobudur dibangun pada masa pemerintahan dinasti Syailendra. berbentuk stupa ini
didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana pada masa pemerintahan wangsa
Syailendra. Sejarah berdirinya Candi Borobudur dibangun pada abad ke-8.
Asal usul candi Borobudur pun masih diliputi misteri, mengenai siapa pendiri candi
Borobudur dan apa tujuan awalnya membangun candi ini. Banyak cerita dan kisah candi
Borobudur beredar yang kini dikenal sebagai dongeng rakyat setempat.

Letak Candi Borobudur


Candi Borobudur terletak di kota Magelang, provinsi Jawa Tengah. Alamat Candi
Borobudur lengkapnya ada di Jl. Badrawati, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi
Candi Borobudur berada sekitar 100 km dari Semarang, 86 km dari Surakarta dan 40 km dari
DI Yogyakarta.

Sejarah Candi Borobudur


Bagaimana sejarah Borobudur di awal pembangunan? Bagaimana sejarah berdirinya
candi Borobudur dari dulu sampai sekarang? Kali ini akan dibahas mengenai sejarah candi
Borobudur singkat dari awal mula berdiri, penemuan kembali dan proses pemugaran candi.
Asal Usul Candi Borobudur
Terdapat sejarah panjang dalam berdirinya candi Borobudur. Sampai saat ini tidak
ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan siapa yang membangun Borobudur dan apa tujuan
membangun candi ini. Diperkirakan candi Borobudur dibangun pada tahun 800 Masehi.
Perkiraan waktu pembangunan candi didasarkan pada perbandingan antara jenis aksara
yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga dengan jenis aksara yang umumnya
digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9. Candi borobudur dibangun pada masa
kerajaan dinasti Syailendra di Jawa Tengah yang bertepatan antara kurun waktu 760 sampai
830 Masehi.
Proses pembangunan candi Borobudur diperkirakan menghabiskan waktu 75 sampai 100
tahun lebih. Candi Borobudur baru benar-benar rampung 100% pada masa pemerintahan raja
Samaratungga pada tahun 825 Masehi.

Pendiri Candi Borobudur


Siapa yang membangun candi Borobudur? Sampai saat ini masih belum diketahui siapa
yang membangun candi Borobudur. Yang jelas candi Borobudur dibangun saat kejayaan
dinasti Syailendra. Selain itu juga sempat ada ketidakjelasan candi Borobudur peninggalan
agama apa, apakah agama Buddha atau Hindu.
Diketahui bahwa warga dinasti Syailendra adalah penganut agama Buddha aliran
Mahayana yang taat. Namun berdasarkan temuan prasasti Sojomerto menunjukkan bahwa
awalnya mereka mungkin beragama Hindu Siwa. Di era itu memang banyak dibangun
berbagai candi Hindu dan Buddha di dataran Kedu. Ada juga candi suci Shiwalingga di dekat
kawasan Borobudur yang merupakan candi Hindu.
Meski begitu umumnya disepakati candi Borobudur peninggalan kerajaan
Buddha. Candi Borobudur sendiri dibangun pada kurun waktu yang hampir bersamaan
dengan candi-candi di Dataran Prambanan, meskipun Borobudur rampung lebih dahulu
sekitar tahun 825 M.

Proses Pembangunan Candi Borobudur


Awal mula candi Borobudur adalah berupa rancangan stupa tunggal yang sangat besar
memahkotai puncaknya. Karena stupa yang terlalu besar dan berat dianggap bisa
membahayakan, maka kemudian stupa tersebut dibongkar dan diganti menjadi tiga barisan
stupa kecil dan satu stupa induk seperti sekarang
Berikut adalah perkiraan tahapan pembangunan Borobudur:
Tahap pertama
Tahap pertama pembangunan candi Borobudur dilakukan dengan meletakkan fondai
dasar candi. Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti dan diperkirakan dimulai
pada tahun 750 Masehi. Borobudur dibangun di atas bukit alami, bagian atas bukit diratakan
dan pelataran datar diperluas. Borobudur terbuat dari batu andesit, tapi tidak seluruhnya.
Bagian bukit tanah dipadatkan dan ditutup struktur batu sehingga menyerupai cangkang
yang membungkus bukit tanah. Sisa bagian bukit ditutup struktur batu lapis demi lapis.
Awalnya Borobudur dibangun dengan tingkatan bersusun seperti rancangan piramida. Namun
susunan tersebut diubah dan sebagai gantinya dibangun tiga undakan pertama yang menutup
struktur asli piramida yang diubah.
Tahap kedua
Pada tahap kedua pembangunan tidak banyak proses pembangunan dilakukan. Yang
ada hanya dilakukan penambahan dua undakan persegi, pagar langkan dan satu undak
melingkar. Di atasnya langsung dibangun sebuah stupa tunggal yang sangat besar.
Tahap ketiga
Pada tahap ketiga pembangunan terjadi perubahan rancangan bangunan. Undak atas
lingkaran dengan stupa tunggal induk besar dibongkar dan diganti tiga undak lingkaran.
Stupa-stupa yang lebih kecil dibangun berbaris melingkar pada pelataran undak-undak ini
dengan satu stupa induk yang besar berada di bagian tengahnya.
Fondasi candi juga agak diperlebar dan kemudian dibangun kaki tambahan yang
membungkus kaki asli sekaligus menutup relief Karmawibhangga. Perubahan stupa besar
dikarenakan stupa tersebut terlalu besar dan berat sehingga diganti tiga stupa kecil dan satu
stupa induk.
Tahap keempat
Pada tahap keempat atau tahap terakhir pembangunan dilakukan sedikit perubahan
kecil dan finishing. Perubahan kecil yang meliputi penyempurnaan relief, penambahan pagar
langkan terluar, perubahan tangga dan pelengkung atas gawang pintu serta pelebaran ujung
kaki.
Setelah perubahan kecil selesai, maka candi Borobudur pun selesai dibangun. Pada akhirnya
Candi Borobudur diperkirakan rampung secara total pada sekitar tahun 850 Masehi.
Penemuan Candi Borobudur
Sejarah candi Borobudur berikutnya memasuki tahap penemuan kembali. Perlu
diketahui bahwa candi Borobudur sempat tersembunyi dan telantar selama berabad-abad.
Borobudur terkubur di bawah lapisan tanah dan debu vulkanik yang kemudian ditumbuhi
pohon dan semak belukar sehingga Borobudur saat itu benar-benar menyerupai bukit.
Tidak diketahui kenapa Borobudur ditinggalkan dan dibiarkan tidak terawat.
Diperkirakan antara tahun 928 sampai 1006 Masehi ketika Raja Mpu Sindok memindahkan
ibu kota kerajaan Medang ke kawasan Jawa Timur karena adanya letusan gunung berapi
menjadi faktor kenapa Borobudur ditinggalkan, meski hal ini juga belum pasti.
Masuknya kerajaan Islam di abad ke 15 juga membuat Borobudur kian dilupakan.
Meski ada cerita dan legenda candi Borobudur yang beredar mengenai kejayaan candi ini di
masa lampau.
Baru pada tahun 1814 Masehi, candi Borobudur kembali ditemukan lagi. Saat itu pulau
Jawa ada di bawah pemerintahan Inggris yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles
selaku gubernur jenderal. Raffles memiliki ketertarikan pada sejarah dan kebudayaan Jawa.
Saat melakukan inspeksi ke Semarang, Raffles mendengar kabar adanya monumen
besar yang letaknya tersembunyi di dalam hutan dekat desa Bumisegoro. Ia kemudian
mengutus H. C. Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki keberadaan
bangunan besar ini.
Dalam 2 bulan, Cornelius beserta 200 bawahannya menebang pepohonan dan semak
belukar yang tumbuh di bukit Borobudur dan membersihkan lapisan tanah yang mengubur
candi ini. Ia melaporkan temuan ini dan memberi sketsa candi Borobudur pada Raffles.
Raffles pun dianggap berjasa atas penemuan kembali Candi Borobudur dan mulai menarik
perhatian dunia atas keberadaan monumen yang pernah hilang ini.
Hartmann, seorang pejabat pemerintah Hindia Belanda di Keresidenan Kedu meneruskan
kerja Cornelius. Pada tahun 1835 Masehi, akhirnya seluruh bagian bangunan candi telah
tergali dan bisa terlihat. Pemerintah Hindia Belanda menugaskan F. C. Wilsen, seorang
insinyur pejabat Belanda bidang teknik untuk mempelajari monumen ini.
Setelah itu terus dilakukan penelitian terkait candi Borobudur oleh Pemerintah Hindia
Belanda. Borobudur pun kian terkenal hingga mengundang kolektor candi untuk berkunjung.
Borobudur juga sempat menjadi target pencuri artefak candi untuk kemudian dijual mahal.
Pada 1882, kepala inspektur artefak budaya menyarankan agar Borobudur dibongkar
seluruhnya dan reliefnya dipindahkan ke museum akibat kondisi yang tidak stabil,
ketidakpastian dan pencurian yang marak di monumen. Namun seorang arkeolog bernama
Groenveldt yang ditunjuk pemerintah menggelar penyelidikan menyeluruh atas situs dan
kemudian menyarankan agar bangunan ini dibiarkan utuh dan tidak dibongkar untuk
dipindahkan.
Pemugaran Candi Borobudur
Sejarah berdirinya Candi Borobudur berlanjut dengan proses pemugaran. Pada tahun
1900 Masehi, pemerintah Hindia Belanda mengambil langkah menjaga kelestarian monumen
ini. Dibentuklah komisi yang terdiri atas tiga pejabat untuk meneliti monumen ini yang terdiri
dari seorang sejarawan seni bernama Brandes, seorang insinyur dan tentara Belanda bernama
Theodoor van Erp dan insinyur ahli konstruksi bangunan Departemen Pekerjaan Umum
bernama Van de Kamer.
Pemugaran candi dilakukan dengan memperhatikan banyak hal. Hal-hal yang dilakukan
antara lain adalah perbaikan sistem drainase, pengaturan sudut bangunan, pemindahan batu
yang membahayakan, penguatan pagar langkan pertama dan pemugaran beberapa relung,
gerbang, stupa dan stupa utama.
Hal lain yang harus ditambahkan adalah pembuatan pagar halaman candi dan
pembersihan kawasan. Proses pemugaran candi Borobudur dilakukan pada kurun 1907
sampai 1911 Masehi. Setelah Indonesia merdeka, pemerintah pun beberapa kali melakukan
pemugaran meski berskala kecil.
Pada akhir 1960an, pemerintah Indonesia telah mengajukan permintaan kepada
masyarakat internasional untuk pemugaran besar-besaran demi melindungi monumen ini.
Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan UNESCO mengambil langkah untuk perbaikan
menyeluruh candi dalam suatu proyek besar yang dimulai sejak tahun 1975 sampai tahun
1982.
Setelah renovasi, tepatnya pada tahun 1991, UNESCO kemudian memasukkan Candi
Borobudur ke dalam daftar Situs Warisan Dunia dan masuk dalam kriteria Budaya.

Anda mungkin juga menyukai