Anda di halaman 1dari 3

Candi Borobudur

Candi Borobudur merupakan candi peninggalan Buddha, Candi ini berlokasi di Kota Magelang, Jawa
Tengah. Tepatnya di Jl. Badrawati, wilayah Borobudur, Magelang. Letaknya sekitar 40 km dari
Yogyakarta, 86 km dari wilayah dan jalan kota Surakarta, serta sekitar 100 km dari wilayah dan jalan kota
Semarang. Saat ini, Candi Borobudur merupakan candi atau kuil peribadatan khusus untuk agama
Buddha yang terbesar di Indonesia, bahkan di dunia.

Bangunan Candi Borobudur memiliki 3 buah tingkatan. Pada tingkat pertama yang merupakan tingkat
paling bawah, memiliki istilah yaitu "kamadhatu". Pada kamadhatu, terdapat relief-relief yang berjumlah
160 buah. Relief-relief tersebut mengandung suatu kisah tentang Karmawibhangga, yaitu kisah yang
menceritakan tentang dosa-dosa.

Lalu selanjutnya terdapat tingkat yang kedua, yaitu "rupadhatu". Rupadhatu memiliki 4 buah teras, teras
itu seolah membentuk lorong yang berputar. 1300 relief-relief terdapat di tingkatan ini.

Diketahui bahwa di tingkatan rupadhatu memiliki beberapa patung Buddha yang berukuran kecil.
Jumlah keseluruhan patung Buddha pada rupadhatu adalah sejumlah 432 patung. Patung itu terletak di
dalam suatu tempat terbuka yang ada di sepanjang pagar langkan. Pagar langkan ialah suatu bentuk
peralihan dari rupadhatu dan arupadhatu.

Sedangkan tingkatan yang paling atas yaitu arupadhatu. Khusus untuk tingkat ini sama sekali tidak
dihiasi relief pada dindingnya. Diketahui jika bentuk lantai tingkatan arupadhatu adalah lingkaran.

Pada arupadhatu terdapat 72 stupa-stupa kecil. Semua stupa kecil itu tersusun rapi di atas 3 buah
barisan yang seolah mengelilingi stupa induk. Bentuk dari stupa kecil menyerupai lonceng. Di dalam
stupa tersebut terdapat sebuah patung budha.

Di bagian tengah arupadhatu juga terdapat sebuah stupa induk. Stupa ini memiliki patung Buddha dan
mempunyai ukuran paling besar daripada stupa lainnya.

Diperkirakan bahwa Candi Borobudur dibangun dan berdiri sejak abad ke-8 Masehi. Yang mana saat itu
di Jawa Tengah sedang berdiri kerajaan Buddha yang dikuasai oleh dinasti Syailendra. Apabila ditelusuri
berdasarkan bentuk stupa serta relief di candi tersebut, dapat dipastikan jika Dinasti Syailendra
merupakan penganut Buddha Mahayana yang taat.

Para ahli sejarah menyatakan bahwa proses pembangunan hingga penyelesaian konstruksi candi ini,
diperkirakan selesai sekitar 75 tahun hingga 100 tahun. Waktu tersebut terbilang cukup panjang untuk
mendirikan sebuah mahakarya yang luar biasa megahnya.

Akhir dari pembangunan candi ini memang jelas, yaitu sekitar tahun 825 Masehi, namun tentanf
pendirian dan siapa yang memulai konstruksi Candi Borobudur masih menjadi pertanyaan besar yang
belum dapat dijawab para ilmuwan dan ahli sejarah.

Dalam pembangunan Candi Borobudur yang megah ini, terdapat empat kali tahap. Tahap pertama, pada
750 masehi. Yaitu tahap untuk membangun pondasi candi, proses pembuatan dasar candi juga tidak
mudah, karena candi ini dibangun di atas bukit, maka bukit yang saat itu sudah ada diratakan dengan
tanah agar bisa dibangun komplek tempat peribadatan.

Tahap kedua, Tahap ini merupakan tahap pembangunan candi, yang mana prosesnya membutuhkan
waktu yang panjang. Pada proses tahap kedua ini, ditambahkan beberapa detail bangunan agar struktur
kompleks candi menjadi semakin rapi, yakni penambahan dua buah undakan persegi, pagar untuk
masyarakat yang hendak naik ke puncak, serta satu undakan khusus yang bentuknya melingkar.

Tahap ketiga, Proses perubahan dan pemugaran dilakukan di tahap ini, yakni pembongkaran stupa induk
yang sebelumnya menjadi stupa tunggal di bagian puncak. Undakan serta stupa induk dibongkar dan
digantikan dengan tiga barisan stupa yang lebih kecil.

Tahap keempat, merupakan tahapan terakhir dalam pembuatan dan konstruksi candi ini, dan dilakukan
hanya dengan perubahan kecil pada bagian hiasan dan detail kecil konstruksi. Di tahap penyelesaian ini,
hanya dilakukan penyempurnaan dan pembetulan relief yang terdapat pada tubuh candi dan stupa.

Namun, karena gunung berapi di sekitar candi meletus, candi ini tertutup oleh abu vulkanik yang tebal.
Tumbuhan dan semak belukar juga menutupi bangunan tersebut, sehingga candi ini lebih menyerupai
bukit daripada tempat peribadatan untuk agama Budha.
Candi tersebut tertutup selama berabad-abad, kemungkinan terjadi sekitar tahun 928 sampai dengan
1006 Masehi. Lalu ketika tahun 1814, seorang warga berkewarganegaraan Belanda bernama H. C.
Cornelius menemukan Candi tersebut di antara hutan belukar di atas bukit. Lalu terjadilah proses
pemugaran dn pemulihan candi.

Hingga saat ini, Candi Borobudur selalu diminati sebagai objek wisata di Jawa Tengah. Setiap harinya
sangat banyak turis-turis yang datang, baik turis domestik maupun turis mancanegara yang ingin melihat
bagaimana megahnya Candi Borobudur.

Anda mungkin juga menyukai