Anda di halaman 1dari 9

KLIPING PENINGGALAN HINDU BUDHA

DISUSUN OLEH :
1. ADILA ANGERAINI (01)
2. NAISELA BETRIANA A.P (28)

SMK NEGERI MATESIH


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Sejarah Candi Hindu Budha di Indonesia
Masuknya kepercayaan Hindu Budha di Indonesia pasti meninggalkan pengaruh dalam
kebiasaan atau perilaku masyarakat Indonesia. Apalagi kejayaan dan berkembangnya
kerajaan-kerajaan Hindu Budha yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara akan
menciptakan peradaban tersendiri.

Peninggalan dari sejarah kejayaan kerajaan tersebut adalah berupa kuil, candi, prasasti, kitab,
arca, dan sebagainya. Saat ini peninggalan-peninggalan tersebut sudah dilestarikan menjadi
tempat wisata untuk masyarakat.

Salah satu peninggalan yang paling menakjubkan dan populer adalah candi. Candi adalah
bangunan kuno yang terbuat dari batu yang biasanya digunakan sebagai tempat pemakaman
raja-raja, pendeta-pendeta Hindu Budha, dan  tempat pemujaan di zaman dulu.

Nama Candi tersebut berasal dari nama Dewi Durga (dewi maut) Candika. Dari makna istilah
itulah candi digunakan untuk memuliakan raja yang sudah meninggal. Di dalam candi
tersebut bukan jasad atau abu jenazah sang raja melainkan barang-barang seperti logam, batu-
batuan dan sesaji.

Candi-candi di Indonesia erat kaitannya dengan alam pikiran dan susunan budaya
masyarakatnya. Ada candi yang dibangun sendiri, apa pula yang berkelompok yang
kemudian bangunan juga menandai adanya perkembangan ukir.

Hal tersebut dapat terlihat pada ukuran atau pahatan pada dinding-dinding candi Hindu dan
Budha. Pahatan tersebut menggambarkan makna-makna tertentu dari makhluk ajaib,
tumbuhan, daun-daunan, sulur-sulur, bunga teratai, dan sebagainya.

Jejak yang luar biasa dari keberadaan Budha di Indonesia adalah candi Borobudur yang
menjadi candi Budha terbesar di dunia. Sementara Roro Jonggrang yang ada di abad ke-9
menjadi bukti besar dari relief religius Hindu.  Relief pada beberapa candi budha dan hindu
juga menggambarkan makhluk spiritual mitos pada kepercayaan Hindu Budha seperti dewa,
asura, bodhisattva, dan sebagainya.

Ciri-ciri Candi Hindu Budha di Indonesia


1. Ciri-ciri Candi Hindu
 Pintu masuk candi Hindu biasa terdapat kepala kala yang dilengkapi dengan
rahang bawah
 Candi-candi Hindu cenderung lebih ramping
 Candi Hindu biasanya berbentuk kelompok beberapa candi dan candi utama
berada di belakang candi perwara seperti Candi Prambanan.
 Candi Hindu biasanya memiliki arca dewi trimurti
 Pada puncak Candi Hindu terdapat bentuk ratna
 Candi Hindu memiliki 3 struktur bagunan, yakni Bhurloka, Bhuvarloka, dan
Svarloka
 Candi Hindu biasanya merupakan tempat pemakaman raja dan tempat
penyembahan kepada dewa-dewa
2. Ciri-Ciri Candi Budha
 Candi Budha biasa digunakan sebagai tempat pemujaan
 Candi Budha memiliki 3 struktur bangunan, yakni kamadatu, rupadatu, dan
arupadatu
 Pada puncak candi Budha memiliki stupa
 Candi Budha pasti memiliki patung budha
 Candi Budha biasanya memiliki candi utama yang dikelilingi oleh candi-candi di
sekitarnya seperti candi Borobudur
 Candi Budha memiliki relief yang mengisahkan cerita sendiri
 Candi Budha memiliki bentuk bangunan yang cenderung tambun
 Pintu candi Budha biasanya memiliki kepala kala yang mulutnya menganga
tanpa rahang bawah dengan makara ganda di masing-masing sisi pintu candi
tersebut

DAFTAR CANDI HINDU BUDHA YANG TERKENAL DI INDONESIA


1. Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah candi budha yang berada di Magelang, Jawa Tengah yang memiliki
bentuk stupa yang didirikan oleh para penganut Budha Mahayana. Borobudur diperkirakan
dibuat sekitar tahun 800 an Masehi di masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Susunan
bangunan candi Borobudur terdiri dari enam teras bujur sangkar tiga pelataran melingkar di
atasnya.

Pada dinding candi Borobudur ada 2.672 panel relief dan 504 arca Buddha. Bangunan candi
ini dimahkotai stupa utama terbesar yang terletak di tengah dan dikelilingi oleh tiga barisan
melingkar berjumlah 72 stupa. Candi utama dikelilingi oleh candi-candi kecil berisi arca
buddha yang tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra
Dharmachakra mudra.

Borobudur merupakan model alam semesta yang dibangun untuk tempat suci yang
memuliakan Buddha. Selain itu candi ini juga digunakan sebagai tempat ziarah untuk umat
manusia sesuai dengan ajaran Buddha yang mengalihkan alam nafsu duniawi manusia
menuju pencerahan dan kebijaksanaan. Peziarah biasanya akan masuk candi dari sisi timur
dan memulai ritualnya dengan cara berjalan melingkari candi searah jarum jam.
Peziarah kemudian akan terus naik ke undakan berikutnya melewati tiga bagian atau
tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha yang memiliki makna, yakni kamadhatu,
Rupadhatu, dan arupadhatu.

Selama ritual, peziarah akan melihat kurang lebih 1.460 panel relief yang terukir di dinding
dan pagar candi Borobudur. Berikut ini rekomendasi buku Gramedia yang bisa Grameds baca
untuk mengetahui apa-apa saja yang ada di sekitar candi Borobudur.

2. Candi Prambanan

Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu yang berada di desa prambanan, antara
perbatasan Jawa Tengan dan Yogyakarta. Candi ini diperkirakan telah dibangun sejak abad
ke-9 masehi dimana bangunan ini dipersembahkan untuk keberadaan Trimurti, yakni
Brahmana, Wisnu, dan Siwa.

Candi Prambanan sebenarnya memiliki nama asli Siwagrha yang dalam bahasa Sanskerta
yang bermakna ‘Rumah Siwa’ berdasarkan prasasti Siwagrha. Terdapat arca Siwa Mahadewa
setinggi tiga meter di ruang utama (garbagriha) candi ini yang memperlihatkan bahwa di
candi Prambanan ini dewa Siwa lebih diutamakan.

Selain jadi salah satu  keajaiban dunia berdasarkan Situs Warisan Dunia UNESCO, candi ini
juga jadi candi di Asia Tenggara yang terindah. Arsitektur candi Prambanan memiliki
bangunan yang tinggi dan ramping seperti arsitektur Hindu lainnya. Candi utama berupa
candi Siwa sebagai dengan tinggi  47 meter di tengah-tengah kompleks candi yang lebih kecil
lainnya.

Candi Prambanan diperkirakan ada pada tahun 850 masehi berdasarkan  prasasti Siwagrha.
Kemudian candi ini terus berkembang di  masa kerajaan Medang Mataram saat pemerintahan
Balitung Maha Sambu.
3. Candi Dieng

Photo by istockphoto on tirto.id


Candi Dieng adalah candi warisan Mahakarya Abad ke 7 Dari Dinasti Sanjaya yang berada 
di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Sebelumnya ada sekitar 400 candi yang pernah ada di
komplek candi ini. Itulah sebabnya daerah Dieng tempat kumpulan Candi ini disebut juga
sebagai Kompleks Candi Hindu Jawa.

Bukti Prasasti yang ditemukan di sana menunjukkan kompleks candi ini sudah ada sejak abad
ke- 8 dan 9 masehi sebagai. Kompleks candi dibangun sebagai perwujudan dari masyarakat
atas kebaktian kepada Dewa Siwa dan Sati Siwa atau sang istri Siwa.

Dari 21 Bangunan di komplek Candi Dieng kemudian dibagi menjadi 5 Kelompok. 4


Kelompok bangunan candi berupa ceremonial site atau tempat pemujaan sebagai berikut:

 Kelompok Candi Arjuna (pandawa 5)


 Kelompok Candi Gatotkaca
 Kelompok Candi Bhima
 Kelompok Candi Dwarawati/Parikesit.
 Kelompok Candi Magersari.
Selanjutnya Kelompok Kelima adalah bangunan untuk tempat tinggal atau settlement site
yang saat ini hanya terlihat sisa-sisa puing-puingnya saja di sekitar komplek candi Arjuna.
Sedang dalam proses pelestarian, baru-baru ini juga ditemukan komplek candi yang lain,
yakni Candi Setyaki.
4. Candi Gedong Songo

Photo by Muhammad Irzal Adiakurnia on KOMPAS.COM


Candi Gedong Songo merupakan cagar budaya peninggalan candi dari ajaran Hindu di
Indonesia yang terletak di desa Candi, Bandungan, Kabupaten Semarang, provinsi Jawa
Tengah.

Candi ini berada di lereng Gunung Ungaran dengan sembilan buah candi yang berada di
tempat yang berbeda-beda dengan jarak yang lumayan jauh.

Raffles adalah penemu Candi Gedong Songo pertama kali pada tahun 1804 dan menjadi
peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 atau sekitar tahun 927
masehi.

Candi ini hampir sama dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Letak candi ini berada
di ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut. Jadi suhu udara di kompleks ini cukup
dingin, berkisar antara 19 hingga 27 °C.

9 candi Gedong Songo yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan
alam yang menakjubkan.  Di obyek wisata ini juga ada pemandian air panas dari mata air
yang mengandung belerang, area perkemahan, wisata berkuda, dan beberapa fasilitas lainnya.
5. Candi Penataran

Photo on kumparan.com
Candi Penataran  adalah bangunan candi peninggalan ajaran Hindu Siwaistis yang berada di
Desa Penataran, Nglegok, Blitar, provinsi Jawa Timur. Candi ini menjadi candi termegah dan
terluas di Jawa Timur yang berada di ketinggian 450 meter di atas permukaan laut lereng
barat daya Gunung Kelud, tepatnya di sebelah utara Blitar.

Candi Penataran sudah ada di masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri pada tahun 1200
Masehi berdasarkan pada peninggalan prasasti candi ini. Setelah itu Candi ini digunakan
hingga masa kekuasaan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit pada tahun 1415.

Isi kitab Desawarnana atau biasa juga disebut kitab Negarakertagama yang ditulis pada tahun
1365 menyebutkan bahwa Candi Penataran merupakan bangunan suci atau “Palah”. Artinya
adalah bahwa candi tersebut dahulu sempat dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk dalam
perjalanan kerajaan berkeliling di Jawa Timur.

6. Candi Plaosan

Candi Plaosan adalah  salah satu kompleks Candi Buddha di Indonesia yang berjarak kurang
lebih 1,5 km dari kompleks candi Prambanan. Komplek Plaosan terbagi menjadi dua, yakni
candi Plaosan Lor berada di Utara dan Candi Plaosan Kidul berada di Selatan. Kompleks
Candi ini memiliki pahatan yang sangat halus dan rinci seperti pahatan yang ada di Candi
Borobudur.
Candi Plaosan ini dibuat saat Rakai Pikatan memutuskan untuk menikah dengan
Pramodhawardhani. Hubungan percintaan Rakai Pikatan dan Pramodhawardhani
menimbulkan banyak kecaman dan penolakan karena berbeda agama.

Pada saat itu Rakai Pikatan menganut agama Hindu karena berasal dari Dinasti Sanjaya,
sedangkan Pramodhawardani menganut agama Budha karena berasal dari Dinasti Syailendra.

Candi ini kemudian dibuat Rakai Pikatan sebagai lambang rasa cinta-nya kepada sang istri
dan Candi ini juga menjadi tanda bahwa Ia memberikan kebebasan kepada sang istri untuk
menganut agama yang berbeda.

7. Candi Sewu

Photo by pakettourdijogja.com
Kompleks Candi Sewu merupakan bangunan candi yang berdiri di abad ke-8 yang berada di
sebelah utara Candi Prambanan. Perlu Grameds ketahui bahwa di Jawa Tengah, Candi Sewu
merupakan kompleks candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Borobudur.

Bangunan candi ini diperkirakan sudah berusia lebih tua daripada Candi Prambanan.
Sebenarnya candi yang ada di kompleks candi ini berjumlah 249 candi, namun oleh
masyarakat setempat candi ini dinamakan “Sewu” yang berarti seribu dalam bahasa Jawa
karena jumlahnya yang banyak.

Penamaan Candi Sewu ini berdasarkan kisah legenda dari Roro Jonggrang yang meminta
dibuatkan 1000 candi dalam semalam. Alamat lengkap kompleks Candi Sewu adalah berada
di Desa Bugisan Bener, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Berikut ini rekomendasi buku
yang bisa Grameds baca untuk mempelajari sejarah lengkap dari Candi Sewu:
8. Candi Kalasan

Candi Kalasan adalah salah satu Candi Peninggalan Budha yang berada di Desa Kalasan,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi ini terletak di 16 km ke arah timur
dari Kota Yogyakarta. Hampir serupa seperti candi budha lainnya di Indonesia, candi Kalasan
juga memiliki ciri khas, terutama kesamaan pada candi-candi yang berada di Jawa Tengah
atau pun Yogyakarta.

Prasasti Kalasan menjadi bukti Sejarah dari pembangunan Candi ini yang sebelumnya
ditemukan tidak jauh dari ditemukannya lokasi candi. Prasasti Kalasan ditulis menggunakan
bahasa Sansekerta dan huruf pranagari bertahun 700 Saka atau sekitar 778 Masehi. Dalam
prasasti tersebut, pembangunan Candi Kalasan bermula dari nasehat para pemuka agama di
zaman wangsa Syailendra yang memerintah untuk membuat tempat suci.

Nah, itulah penjelasan tentang sejarah, ciri, dan daftar candi Hindu Budha di Indonesia yang
perlu teman-teman Grameds ketahui. Apakah ada candi yang pernah Grameds kunjungi?
Setiap peninggalan candi di atas memiliki sejarah dan makna budaya sendiri-sendiri.

Dengan cara mengenal dan mengamati perbedaan antara candi Hindu dan Budha kita sudah
banyak belajar betapa menakjubkannya kekayaan budaya bangsa kita. Selain itu sejarah
tersebut dapat memberikan kita makna pelajaran hidup yang berhrga bahwa suatu bangsa itu
bisa besar karena sejarah dan perkembangan peradabannya.

Apabila Grameds tertarik mempelajari lebih jauh tentang sejarah bangunan candi Hindu
Budha Indonesia, Gramedia punya koleksi buku yang beragam berkaitan candi dan sejarah
hindu Budha.

Anda mungkin juga menyukai