Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KLIPING

TENTANG BERBAGAI BANGUNAN


CANDI AGAMA HINDU – BUDDHA
DI INDONESIA

NAMA : MUHAMMAD RAIHAN


KELAS : 5 A

SDN SUKATANI
2023
Candi - Candi Buddha di Indonesia

Candi Borobudur

Ciri-Ciri nya :
Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam
tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah
stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya
beberapa stupa.
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur,
Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah
barat daya Semarang dan
40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut
agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan
wangsa Syailendra.

Candi Mendut

Ciri-Ciri nya :
Hiasan yang terdapat pada candi Mendut berupa hiasan yang berselang-
seling. Dihiasi dengan ukiran makhluk-makhluk kahyangan berupa bidadara dan
bidadari, dua ekor kera dan seekor garuda.
Candi Mendut adalah sebuah candi berlatar belakang agama Buddha. Candi
ini terletak di desa Mendut, kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa
Tengah, beberapa kilometer dari candi Borobudur.
Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indra dari dinasti
Syailendra. Di dalam prasasti Karangtengah yang bertarikh 824 Masehi, disebutkan
bahwa raja Indra telah membangun bangunan suci bernama veluvana yang artinya
adalah hutan bambu. Oleh seorang ahli arkeologi Belanda bernama J.G. de
Casparis, kata ini dihubungkan dengan Candi Mendut.

Candi Ngawen

Ciri-Ciri nya :
Candi ini terdiri dari 5 buah candi kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk
yang berbeda dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebuah
patung Buddha dengan posisi duduk Ratnasambawa yang sudah tidak ada kepalanya
nampak berada pada salah satu candi lainnya. Beberapa relief pada sisi candi masih
nampak cukup jelas, di antaranya adalah ukiran Kinnara, Kinnari, dan kala-makara.
Candi Ngawen adalah candi Buddha yang berada kira-kira 5 km sebelum
candi Mendut dari arah Yogyakarta, yaitu di desa Ngawen, kecamatan Muntilan,
Magelang. Menurut perkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Syailendra pada abad
ke-8 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Keberadaan candi Ngawen ini
kemungkinan besar adalah yang tersebut dalam prasasti Karang Tengah pada tahun
824 M.

Candi Lumbung

Candi Lumbung adalah candi Buddha yang berada di dalam kompleks Taman
Wisata Candi Prambanan, yaitu di sebelah candi Bubrah. Menurut perkiraan, candi
ini dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini
merupakan kumpulan dari satu candi utama (bertema bangunan candi Buddha)
Ciri-cirinya :
Dikelilingi oleh 16 buah candi kecil yang keadaannya masih relatif cukup bagus.

Candi Sewu

Candi Sewu adalah candi Buddha yang berada di dalam kompleks candi
Prambanan Candi Sewu merupakan komplek candi Buddha terbesar setelah candi
Borobudur, sementara candi Roro Jonggrang merupakan candi bercorak Hindu.
Menurut legenda rakyat setempat, seluruh candi ini berjumlah 999 dan dibuat
oleh seorang tokoh sakti bernama, Bandung Bondowoso hanya dalam waktu satu
malam saja, sebagai prasyarat untuk bisa memperistri dewi Roro Jonggrang. Namun
keinginannya itu gagal karena pada saat fajar menyingsing, jumlahnya masih kurang
satu.

Candi – Candi Hindu di Indonesia

Candi Cetho

Candi Cetho merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan


masa akhir pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan ilmiah pertama
mengenainya dibuat oleh Van de Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga
melakukan penelitian mengenainya. Ekskavasi (penggalian) untuk kepentingan
rekonstruksi dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia
Belanda. Berdasarkan keadaannya ketika reruntuhannya mulai diteliti, candi ini
memiliki usia yang tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun
Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian
1400m di atas permukaan laut.
Ciri-cirinya:
Pada keadaannya yang sekarang, Candi Cetho terdiri dari sembilan
tingkatan berundak. Sebelum gapura besar berbentuk candi bentar, pengunjung
mendapati dua pasang arca penjaga. Aras pertama setelah gapura masuk
merupakan halaman candi. Aras kedua masih berupa halaman dan di sini
terdapat petilasan Ki Ageng Krincingwesi, leluhur masyarakat Dusun Cetho.

Candi Asu

Candi Asu adalah nama sebuah candi peninggalan budaya Hindu yang
terletak di Desa Candi Pos, kelurahan Sengi, kecamatan Dukun, Kabupaten
Magelang, provinsi Jawa Tengah (kira-kira 10 km di sebelah timur laut dari candi
Ngawen). Di dekatnya juga terdapat 2 buah candi Hindu lainnya, yaitu candi
Pendem dan candi Lumbung (Magelang). Nama candi tersebut merupakan nama
baru yang diberikan oleh masyarakat sekitarnya.
Ciri-cirinya :
Disebut Candi Asu karena didekat candi itu terdapat arca Lembu Nandi,
wahana dewa Siwa yang diperkirakan penduduk sebagai arca asu ‘anjing’. Disebut
Candi Lumbung karena diduga oleh penduduk setempat dahulu tempat menyimpan
padi (candi Lumbung yang lain ada di kompleks Taman Wisata candi Prambanan).
Ketiga candi tersebut terletak di pinggir Sungai Pabelan, dilereng barat Gunung
Merapi, di daerah bertemunya (tempuran) Sungai Pabelan dan Sungai Tlingsing.
Ketiganya menghadap ke barat. Candi Asu berbentuk bujur sangkar dengan ukuran
7,94 meter. Tinggi kaki candi 2,5 meter, tinggi tubuh candi 3,35 meter. Tinggi
bagian atap candi tidak diketahui karena telah runtuh dan sebagian besar batu hilang.
Melihat ketiga candi tersebut dapat diperkirakan bahwa candi-candi itu termasuk
bangunan kecil. Di dekat Candi Asu telah diketemukan dua buah prasati batu
berbentuk tugu (lingga), yaitu prasasti Sri Manggala I (874 M) dan Sri Manggala
II (874 M).
Candi Gunung Wukir

Candi Gunung Wukir atau Candi Canggal adalah candi Hindu yang berada di
dusun Canggal, kalurahan Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah.
Candi ini tepatnya berada di atas bukit Gunung Wukir dari lereng gunung Merapi
pada perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Menurut perkiraan, candi ini
merupakan candi tertua yang dibangun pada saat pemerintahan raja Sanjaya dari
zaman Kerajaan Mataram Kuno, yaitu pada tahun(654 tahun Saka).
Kompleks dari reruntuhan candi ini mempunyai ukuran 50 m x 50 m terbuat
dari jenis batu andesit, dan di sini pada tahun 1879 ditemukan prasasti Canggal yang
banyak kita kenal sekarang ini. Selain prasasti Canggal, dalam candi ini dulu juga
ditemukan altar yoni, patung lingga (lambang dewa Siwa), dan arca lembu betina
atau Andini.

Candi Prambanan

Berdiri di bawah Candi Hindu terbesar di Asia Tenggara ini selarik puisi tiba-
tiba terlintas di benak. Candi Prambanan yang dikenal juga sebagai Candi Roro
Jonggrang ini menyimpan suatu legenda yang menjadi bacaan pokok di buku-buku
ajaran bagi anak-anak sekolah dasar. Kisah Bandung Bondowoso dari Kerajaan
Pengging yang ingin memperistri dara cantik bernama Roro Jonggrang. Si putri
menolak dengan halus. Ia mempersyaratkan 1000 candi yang dibuat hanya dalam
waktu semalam. Bandung yang memiliki kesaktian serta merta menyetujuinya.
Seribu candi itu hampir berhasil dibangun bila akal licik sang putri tidak ikut
campur. Bandung yang kecewa lalu mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca, yang
diduga menjadi arca Batari Durga di salah satu candi.

Anda mungkin juga menyukai