Anda di halaman 1dari 37

1.

Candi Prambanan – Yogyakarta (Peninggalan Hindu)

Candi ini dibangun pada masa Kerajaan Mataram yang menurut


arkeolog dibangun pada abad ke-9. Candi ini dibangun untuk
menghormati Dewa Siwa. Hal ini diperkuat dengan tulisan dalam
prasasti Siwagraha yang dalam bahasa sansekerta yang artinya
Rumah Siwa. Di dalam candi ini terdapat patung Dewa Siwa setinggi 3
meter yang konon patung itu adalah Roro Jonggrang.

2. Candi Cetho (Peninggalan Hindu)

Candi Cetho merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu


peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan
ilmiah pertama mengenainya dibuat oleh Van de Vlies pada 1842. A.J.
Bernet Kempers juga melakukan penelitian mengenainya. Ekskavasi
(penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi dilakukan pertama kali
pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda. Berdasarkan
keadaannya ketika reruntuhannya mulai diteliti, candi ini memiliki usia
yang tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun
Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar,
pada ketinggian 1400m di atas permukaan laut.

3. Candi Gedong Songo (Peninggalan Hindu)

Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi


peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi, Kecamatan
Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di
lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat lima buah
candi.

Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan
peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9
(tahun 927 masehi).

4. Candi Pringapus (Peninggalan Hindu)


Candi Pringapus adalah candi di desa Pringapus, Ngadirejo,
Temanggung 22 Km arah barat laut ibu kota kabupaten Temanggung.
Arca-arca berartistik Hindu yang erat kaitanya dengan Dewa Siwa
menandakan bahwa Candi Pringapus bersifat Hindu Sekte Siwaistis.
Candi tersebut dibangun pada tahun tahun 772 C atau 850 Masehi
menurut prasasti yang ditemukan di sekitar candi ketika diadakan
restorasi pada tahun 1932.

5. Candi Sukuh (Peninggalan Hindu)

Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang


terletak di Kabupaten Karanganyar, eks Karesidenan Surakarta, Jawa
Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena
ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini digolongkan
kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena
banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan
seksualitas.

6. Candi Borobudur (Peninggalan Budha)

Candi Borobudur adalah candi peningalan agama Budha dan termasuk


salah satu dari 7 keajaiban dunia. Candi ini terletak di Magelang, Jawa
Tengah, kurang lebih 100 km arah Barat Daya kota Semarang atau 40
km arah Barat Laut kota Yogyakarta dan 86 km di sebelah barat
Surakarta. Candi Borobudur dibangun oleh para penganut agama
Buddha Mahayana sekitar tahun 800 Masehi masa pemerintahan
wangsa Syailendra dari kerajaan Mataram.
7. Candi Mendut (Peninggalan Budha)

Candi dengan tinggi bangunan 26,4 meter ini terletak di Jalan Mayor
Kusen, Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Magelang, Jawa Tengah.
Letak candi berada sekitar 3 kilometer dari candi Borobudur dan
diperkirakan dibuat pada masa pemerintahan Raja Indra dari dinasti
Syailendra sekitar tahun 824 Masehi. J.G. de Carparis seorang
arkeolog Belanda menemukan jejak keberadaan candi ini pada tahun
1908.

Di dalam Prasasti Karangtengah, disebutkan bahwa Raja Indra


membangun bangunan suci bernama veluvana yang artinya adalah
hutan bambu. Candi ini dihiasi dengan ukiran makhluk-makhluk
kahyangan, seperti bidadari, dua ekor kera dan seekor garuda. Candi
yang terbuat dari batu bata dengan penutup batu alam ini terletak
pada sebuah basement yang tinggi.

8. Candi Ngawen (Peninggalan Budha)


Candi Ngawen yang terletak di desa Ngawen, Magelang, dibangun
pada masa kekuasaan wangsa Syailendra atas Kerajaan Mataram
Kuno. Candi ini terdiri dari dua candi kecil yang dihiasi oleh patung
singa pada keempat sudutnya. Relief di sisi candi terdapat ukiran
Kinnara, Kinnari dan kala-makara. Candi ini dibangun oleh wangsa
Syailendra pada abad ke-8 zaman Kerajaan Mataram Kunoa sekitar
tahun 824 M.

9. Candi Lumbung (Peninggalan Budha)

Candi Lumbung yang dibuat pada abad ke-9 Masehi di masa Kerajaan
Mataram Kuno ini berada di sebelah candi Bubrah, Klaten. Candi
Lumbung merupakan kumpulan dari suatu kompleks candi utama
bertema Buddha yang dikelilingi oleh 16 buah candi kecil yang
keadaannya masih relatif cukup bagus dan banyak dikunjungi para
wisatawan mancanegara.

10. Candi Banyunibo (Peninggalan Budha)


Candi Banyunibo dibangun pada zaman Kerajaan Mataram Kuno
sekitar abad ke-9 M dan terdapat sebuah stupa di bagian atasnya yang
menjadikan ciri khas dari candi bercorak Buddha. Candi Banyunibo
yang berarti air jatuh menetes (dalam bahasa Jawa) terletak di
sebelah timur kota Yogyakarta dan berada tidak jauh dari Candi Ratu
Boko. Ciri-ciri dari terdapat ukiran relief kala-makara. Candi yang
mempunyai bagian ruangan tengah ini pertama kali ditemukan dan
diperbaiki kembali pada tahun 1940-an, dan sekarang berada di tengah
wilayah persawahan.

1. Candi Penataran – Jawa Timur (Peninggalan Hindu)

Candi yang khusus memuja dewa Siwa ini dibangun pada masa raja
Srengga dari kerjaan kediri. Candi ini juga masih digunakan pada masa
raja Wirakramawardhana di era sejarah kerajaan majapahitsekitar 1415
masehi. Candi ini Masih digunakan untuk upacara keagamaan.

Menurut sejarah Candi ini awalnya bernama Candi palah menurut


prasasti yang terdapat disekitar candi. namun karena candi ini terletak
di daerah Penataran, kecamatan Nglegok Blitar. Maka candi ini
dinamakan candi Penataran dan merupakan kompleks candi termegah
di daerah Jawa Timur dan sekitar gunung Kelud.

2. Candi Kidal – Jawa Timur (Peninggalan Hindu)

Candi ini terdapat didaerah Malang Jawa Timur. Candi ini dibangun
sekitar 1248 dan dilakukan pemugaran pada tahun 1990 oleh
pemerintah Indonesia. Uniknya candi Kidal adalah candi ini tidak saja
digunakan untuk upacara pemujaan dewa semata. Candi ini dibangun
untuk penghormatan kepada raja kedua kerajaan Singosari, Raja
Anuspati.

Karena pada zaman Anuspati, kerajaan Singosari merengkeh


kemakmuran selama 20 tahun sebelum berakhir karena Anuspati
dibunuh oleh Panji Tohjaya saat terjadi kudeta. Kejadian ini terjadi
karena legenda kutukan Mpu Gandring.

3. Candi Gunung Sari – Jawa Tengah (Peninggalan Hindu)


Candi yang terletak di gunung Wukir, Kecamatan Salam, Magelang.
Terletak di dataran tinggi dan candi ini khusus menyembah Dewa Siwa
atau masuk dalam golongan Siwaistik. Candi ini berumur lebih tua dari
candi Gunung Wukir yang terletak tidak jauh dari kompleks candi ini.
Hal itu didapat dari prasasti yang terdapat dalam area candi.

4. Candi Gunung Wukir – Jawa Tengah (Peninggalan Hindu)

Candi yang terletak di lokasi yang sama dengan candi Gunung Sari ini
berusia lebih muda. Hal ini ditandai dengan usia batu andesit yang
diperkirakan berusia 732 tahun. Luas area candi 50 x 50 m ditemukan
prasasti canggal, altar yoni, ptung lingga dan patung Andini (lembu
betina). Candi ini tidak banyak mendapat pemugaran sejak ditemukan.
Itu dibuktikan masih banyaknya bebatuan candi yang berserakan.
5. Candi Jago – Jawa Timur (Peninggalan Hindu)

Candi yang menurut penelitian dibangun abad ke 13 masehi pada masa


kerajaan Singosari ini. candi ini terdapat di daerah Tumpang, Malang
Jawa timur. Di Candi Jago terdapat dua cerita relief yang menjadi
dasar pendirian candi, yakni relief Kunjakarna dan Pancatantra. relief
itu banyak menceritakan kisah-kisah hindu salah satunya pernikahan
Arjuna dengan Dewi Suparba.

Dalam area candi juga di temukan prasasti Arca manjusri. Arca


menceritakan tentang asal mula pembangunan candi. Konon candi ini
dibangun oleh Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang
ayahnya Raja Wisnuwardhana.

6. Candi Muara Takus (Peninggalan Budha)


Candi Muara Takus yang terbuat dari batu sungai, batu pasir dan batu bata
ini terletak di Desa Muara Takus, Riau, tepatnya di 134 km dari arah Barat
kota Pekanbaru. Di dalamnya, terdapat beberapa bangunan candi yaitu Candi
Sulung/ Tua, Bungsu, Mahligai dan Palangka. Para pakar belum dapat
menentukan secara pasti kapan candi didirikan, tetapi candi ini dianggap
telah ada pada zaman keemasan Sriwijaya.

Kompleks candi tertua di Sumatera ini dikelilingi tembok berukuran 74 x 74


meter dan tembok tanah sebesar 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi
kompleks sampal ke pinggir Sungai Kampar Kanan, Riau. Candi ini
dicalonkan untuk menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO pada
tahun 2009

7. Candi Brahu (Peninggalan Budha)

Candi Brahu yang didirikan abad ke 15 Masehi ini dibangun dengan gaya dan
kultur Buddha. Candi peninggalan agama Budha ini digunakan sebagai
krematorium jenazah raja-raja Kerajaan Brawijaya. Candi ini merupakan
salah satu candi yang terletak di dalam kawasan situs arkeologi Trowulan,
yang berada satu kompleks vihara dengan Patung Buddha Tidur, Desa
Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Sejarah
patung buddha tidur pun tak berbeda jauh dengan sejarah candi brahu.

Candi yang berasal dari kata wanaru atau warahu dibangun dengan batu
bata merah, menghadap ke arah barat dengan panjang sekitar 22,5 m, lebar
18 m dan ketinggi 20 meter. Di sekitar candi ini terdapat candi-candi kecil,
yaitu Candi Muteran, Candi Gedung, Candi Tengah, dan Candi Gentong.

8. Kompleks Percandian Batujaya (Peninggalan Budha)


Kompleks Percandian Batujaya merupakan kompleks sisa-sisa percandian
Buddha kuno yang terletak di Kecamatan Batujaya, Karawang, Jawa Barat.
Ciri-ciri percandian ini hanya ditemukan bagian kaki atau dasar bangunan,
kecuali sisa bangunan di situs Candi Blandongan. Candi-candi yang sebagian
besar berada di dalam tanah berbentuk gundukan bukit.

9. Candi Sumberawan (Peninggalan Budha)

Candi Sumberawan hanya berupa stupa kaki dan badan ini terletak di Desa
Toyomarti, Kecamatan Singosari, Malang dengan jarak sekitar 6 km dari
Candi Singosari. Candi ini dibuat dari batu andesit dengan panjang 6,25 m,
lebar 6,25 m dan tinggi 5,23 m dan dibangun pada ketinggian 650 mdpl, di
kaki bukit Gunung Arjuna. Candi ini dikelilingi sebuah telaga yang sangat
bening airnya, sehingga candi ini sering disebut Candi Rawan.

Di atas kaki candi ini berdiri stupa berbentuk bujur sangkar, segi delapan
dengan bantalan Padma, dan bagian atasnya berbentuk genta (stupa) yang
puncaknya telah hilang. Diperkirakan candi ini dahulu memang didirikan
untuk pemujaan. Bentuk stupa candi ini menunjukkan latar belakang
keagamaan yang bersifat Buddhisme.

10. Candi Sewu (Peninggalan Budha)


Candi Sewu (Manjusrughra) merupakan candi Buddha terbesar kedua setelah
Candi Borobudur yang berada di dalam kompleks Candi Prambanan. Candi
Sewu diperkirakan dibangun pada saat kerajaan Mataram Kuno oleh raja
Rakai Panangkaran (746 – 784) abad ke-8. Di dalam candi sebenarnya hanya
terdapat 249 candi, namun karena legenda Roro Jonggrang, candi ini
dinamakan candi sewu (seribu) karena jumlah candi yang sangat banyak.
Kompleks Candi Sewu terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan,
Klaten, Jawa Tengah.

1. Candi Kedulan – Yogyakarta (Peninggalan Hindu)

Candi yang ditemukan oleh penambang pasi pada tahun 1993 ini
terletak di daerah kedulan, Kecamatan Kalasan Yogyakarta. Candi
yang memiliki arsitektur dengan berciri khas mulut kala bertaring
bawah. Candi ini diperkirakan berdiri sekitar abad ke-9 yaitu pada
zaman Kerajaan mataram Kuno. Candi ini menurut penelitian pernah
tertimbun oleh berbagai lapisan tanah yang diperkirakan akibat
letusan gunung merapi pada abad ke-11 masehi

2. Candi Bajang Ratu – Jawa Timur (Peninggalan Hindu)


Candi ini berberntuk seperti gapura. Dibangun pada masa kerjaan
Majapahit yaitu abad ke-14. Pembangunan candi ini yang dikenal
sebagai Gapura Bajang Ratu, untuk memperingati wafatnya Raja
kedua Majapahit yaitu Jayanegara pada tahun 1328. Bajang yang
artinya orang kerdil. Menurut cerita Raja Jayanegara dinobatkan pada
saat masih kecil atau Bujang.

3. Candi Kimpulan – Yogyakarta (Peninggalan Hindu)

Satu-satunya candi di daerah Yogyakarta yang berada di dalam area


kampus. Tepatnya di kampus Universitas Islam Indonesia. Pada tahun
2009 ditemukan berkat adanya proyek pembanguna perpustakaan UII
yang sedang melakukan pembangunan pondasi sedalam lima meter
dibawah tanah. Candi dengan arsitek Siwaistik ini diperkirakan
dibangun pada kurun waktu antar abad ke-9 sampai abad ke-10. Pada
zaman kerajaan Mataram kuno. Masyarakat sekitar menyebutnya
sebagai Candi UII karena terletak di daerah kampus. namun pihak
yayasan kampus menamainya Pustakasala yang dalam bahasa
sansekerta berarti perpustakaan.

4. Candi Barong – Yogyakarta (Peninggalan Hindu)

Candi yang dinamakan barong karena banyak arsitektur relief yang


mirip barong ini berada didaerah prambanan. Candi yang meurut para
ahli merupakan peninggalan Kerajaan Medang pada abad ke-9.
Berbeda daripada candi-candi lain di Yogyakarta yang bersifat
siwaistik atau pemujaan kepada dewa Siwa. Candi barong yang
memiliki kekhasan dua candi utama diatas undakan. Diperkirakan
memuja Dewa Wisnu dan Dewi Sri.
Baca juga : Sejarah Kerajaan Kutai Kertanegara
5. Candi Jawi – Jawa Timur (Peninggalan Hindu)
Candi Jawi atau nama asalnya Candi Jajawa di bangun pada masa
kerajaang Singosari yaitu pada abad ke-13. Candi yang dibangun untuk
peribadatan Raja Kertanegara ini merupakan candi siwaistik. Candi
yang menjadi tempat peribadatan Raja kertangera ini memiliki
sebagian abu bekas kremasi raja Kertanegara. Sebagian di simpan di
Candi Jago yang juga merupakan candi peribadatan raja Kertanegara.
Candi ini terdapat di kaki Gunung Welirang Kecamatan Prigen,
Pasuruan, Jawa Timur.

6. Candi Kalasan (Peninggalan Budha)

Candi Kalasan (Candi Kalibening) merupakan sebuah candi yang


dikategorikan sebagai candi umat Buddha di desa Kalasan, Sleman,
Yogyakarta Candi yang memiliki 52 stupa ini dibangun untuk
menghormati Bodhisattva wanita, Tarabhawana dan dibangun untuk
Maharaja Tejapurnapana Panangkaran (Rakai Panangkaran) dari
keluarga Syailendra pada tahun 778 M. Candi setinggi 24 m dengan
pondasi berbentuk Greek Cross ini dipahat dan dilapisi getah yang
berfungsi sebagai pelindung lumut.

7. Candi Bahal (Peninggalan Budha)


Candi Bahal yang terbuat dari bata merah ini merupakan kompleks
Candi Buddha yang terletak di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak,
Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Candi ini memiliki 3 Biaro Bahal
yang saling berhubungan dan dalam satu garis yang lurus; dibuat dari
bata merah, kecuali arca-arcanya yang terbuat dari batu keras. Candi
ini berasal dari Kerajaan Pannai (pelabuhan di pesisir Selat Malaka)
dengan hiasan papan-papan sekelilingnya terukir tokoh Yaksa
berkepala hewan, yang sedang menari-nari. Di sisi timur candi
terdapat gerbang yang menjorok keluar dan di kanan-kirinya diapit
oleh dinding setinggi sekitar 60 cm.

8. Candi Pawon (Peninggalan Budha)

Candi Pawon adalah nama sebuah candi Budha yang berada di antara
Candi Mendut dan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang. Candi yang
dibangun saat Kerajaan Mataram Kuno abad ke 826 M memiliki ciri-
ciri terdapat 3 buah gambar di bagian depannya, banyak dihiasi stupa
dan emiliki 2 buah jendela kecil di belakang temboknya. Dinding-
dinding luar Candi Pawon dihias dengan relief pohon hayati (kalpataru)
yang diapit pundi-pundi dan kinara-kinari (mahluk setengah manusia
setengah burung/berkepala manusia berbadan burung).

9. Kompleks Candi Muaro Jambi (Peninggalan Budha)

Kompleks Percandian Muara Jambi adalah sebuah kompleks


percandian agama Buddha yang terluas di Indonesia dan merupakan
peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Kompleks
percandian yang berasal dari abad ke-11 M ini terletak di Kecamatan
Muara Sebo, Kabupaten Muara Jambi, Jambi. Sejak tahun 2009
Kompleks Candi Muaro Jambi telah dicalonkan ke UNESCO untuk
menjadi Situs Warisan Dunia.

Kompleks percandian Muaro Jambi terletak pada tanggul alam kuno


Sungai Batanghari dan mempunyai luas 12 km persegi, panjang lebih
dari 7 kilometer serta luas sebesar 260 hektar yang membentang
searah dengan jalur sungai. Kompleks percandian ini berisi 61 candi
yang sebagian besar masih berupa gundukan tanah (menapo) yang
belum dikupas (diokupasi).

10. Candi Plaosan (Peninggalan Budha)


Candi Plaosan merupakan sebutan untuk kompleks percandian yang
terletak di Dukuh Plaosan, Klaten, Jawa Tengah. Kompleks candi ini
dibangun pada abad ke-9 oleh Raja Rakai Pikatan dan Sri Kahulunan
pada zaman Kerajaan Mataram Kuno serta memiliki arca Buddha dan
candi-candi perwara (pendamping/kecil) yang berbentuk stupa.
Kompleks ini terdiri atas Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul
yang dikelilingi oleh 116 buah stupa pewara dan 50 candi
pewara serta terdapat 6 buah arca di dalam kamar candi induk.

1. Candi Jago – Jawa Timur (Peninggalan Hindu)

Candi yang terletak di kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Biasa


juga disebut Candi Jajaghu. Candi ini didirikan oleh Raja Kertanegara
dari Kerajaan Singosari untuk menghormati mendiang ayahnya Raja
Wisnuwardhana yang meninggal pada tahun 1268. Di Candi ini dulu
terdapat arca Manjusri yang di simpan oleh Adityawarman. Saat ini
arca tersebut di simpan di Museum Nasional.
2. Candi Singhasari – Jawa Timur (Peninggalan Hindu)

Candi yang didirikan oleh kerajaan Singosari ini sering disebut juga
Candi Singosari. Terletak di Desa Candirenggo, Kecamatan Singasari,
Malang, Jawa Timur. Candi ini terletak diantara dua lembah di
pegununggan Tengger dan gunung Arjuna. Candi yang dibangun
dengan cara diukir dari atas kebawah dipercaya belum selesai
pembangunannya. pemugaran dilakukan oleh pemmerintah kolonial di
Abad ke-20 tahun 1934-1936

3. Candi Losari – Jawa Tengah (Peninggalan Hindu)

Candi unik ini di temukan di Dusun Losari Desa Salam, magelang Jawa
Tengah. Candi ini ditemukan oleh petani salak pada tanggal 11 Mei
2004. Menurut Badri sang penemu candi. Dirinya hendak menggali
parit disekitaran kebun salaknya. Penemuan ini kemudian
ditindaklanjuti dengan ekskavasi arkeologis dan rekonstruksi oleh
pemerintah melalui Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa
Tengah dan Balai Arkeologi Yogyakarta.
4. Candi Liyangan – Jawa Tengah (Peninggalan Hindu)

Candi ini ditemukan pada tahun 2008 di lereng Gunung Sundoro di


Dusun Liyangan, Ngadirejo, Kecamatan Temanggung, Jawa Tengah.
Menurut peneliti Candi Liyangan merupakan kompleks candi yang
memiliki struktur kompleks. Candi Liyanga diindikasi sebagai
kompleks pemukiman, ritual, sekaligus pertanian. Candi ini mengalami
pemugaran pada tahun 2010 dan 2011 oleh Balai arkeologi
Yogyakarta.

5. Candi Morangan – Yogyakarta (Peninggalan Hindu)


Candi ini diperkirakan memiliki zaman yang sama dengan Candi
Prambanan. Candi yang dibangun pada zaman Mataram Kuno.
Ditemukan pada tahun1884 di kedalaman 6.5 meter dibawah
permukaan tanah. Candi ini terletak di Dusun Morangan, Ngemplak,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini terdiri dari dua candi yaitu
candi induk dan candi perwara. Candi induk menghadap ke barat,
berbilik satu dan berdenah bujur sangkar berukuran 7,95 m x 7,95 m
serta mempunyai selasar selebar 90 m.

6. Candi Sari (Peninggalan Budha)

Candi Sari adalah candi Buddha yang berada tidak jauh dari Candi
Kalasan dan Candi Prambanan, yaitu di bagian sebelah timur laut dari
kota Yogyakarta dan tidak begitu jauh dari Bandara Adisucipto. Candi
ini dibangun pada sekitar abad ke-8 dan ke-9 M dan terdapat 9 buah
stupa yang tersusun dalam 3 deretan sejajar. Bentuk bangunan candi
dan ukiran relief yang ada pada dinding candi sangat mirip dengan
relief di Candi Plaosan. Masing-masing stupa ini digunakan untuk
tempat meditasi bagi para pendeta Buddha (bhiksu) dan digunakan
untuk tempat belajar dan berguru bagi para bhiksu.

7. Candi Sojiwan (Peninggalan Budha)

Candi Sojiwan adalah sebuah candi Buddha yang terletak di desa


Kebon Dalem Kidul, kecamatan Prambanan, kabupaten Klaten, Jawa
Tengah. Ciri khas candi ini ialah adanya 20 relief di kaki candi yang
berhubungan dengan cerita-cerita Pancatantra atau Jataka dari India.
Candi Sojiwan dibangun antara tahun 842 dan 850 Masehi. Candi ini
dinamai seperti nama Ratu Nini Haji Rakryan Sanjiwana, yang
dipercaya dipersembahkan untuknya sebagai candi pedharmaan.

Kompleks candi ini menghadap ke barat dengan luas seluruhnya 8.140


meter persegi dan tinggi 27 meter. Pada kaki candi ini terukir relief
fabel kisah satwa Jataka mengelilingi kaki candi dan di sisi timur
tangga candi ini diapit arca makara; pada ujung atas tangga terdapat
gawang pintu gerbang berukir kala.

8. Candi Sanggrahan (Peninggalan Budha)


Candi Sanggrahan adalah candi umat Budha yang terletak di Desa
Sanggrahan, Tulungagung, Jawa Timur. Candi yang merupakan
peninggalan sejarah kerajaan majapahit ini berbentuk bujursangkar
dan dibangun sekitar tahun 1350. Dulu, candi ini adalah tempat
penyimpanan abu kerabat raja Majapahit. Bagian kaki candi setinggi
dua meter dan terdapat dinding relief harimau. Di bagian tangga ada
reruntuhan batu bekas gapura.

9. Candi Palangka (Peninggalan Budha)

Candi ini terletak di sisi timur Candi Mahligai dengan ukuran tubuh
candi 5,10 meter x 5,7 meter dan tinggi sekitar dua meter. Candi ini
terbuat dari batu bata dan memiliki pintu masuk yang menghadap ke
arah utara serta biasanya digunakan sebagai altar pada masa lampau.
10. Candi Bungsu (Peninggalan Budha)

Candi Bungsu berbentuk tidak jauh beda dengan Candi Sulung, namun
bagian atasnya berbentuk segi empat. Candi ini berdiri di sebelah
barat Candi Mahligai dengan ukuran 13,20 x 16,20 meter dan di
sebelah timurnya terdapat stupa-stupa kecil serta tangga yang terbuat
dari batu putih. Bagian pondasi candi ini memiliki 20 sisi, dengan
sebuah bidang di atasnya dan terdapat teratai.
1. Candi Surawana – Jawa Timur (Peninggalan Hindu)

Candi yang aslinya bernama Candi Wishnubhawanapura ini dibangun


untuk menghormati Bhre Wengker pada abad ke-14. Bhre Wengker
adalah raja kerajaan Wengker yang berada dalam wilayah Sejarah
Kerajaan Majapahit. Raja Wengker wafat pada tahun 1388. Raja
Hayam Wuruk semasa pemerintahannya pernah menginap di candi
ini. Candi ini bisa dikunjungi di Desa Canggu, Pare, Kediri.

2. Candi Mojongmende – Jawa Barat (Peninggalan Hindu)

Tidak banyak informasi yang bisa didapatkan untuk Candi ini. Candi ini
diperkirakan dibangun pada abad ke-7 lebih muda dari pada Candi
Dieng. Namun banyak yang memperkirakan Candi ini berumur lebih tua
dibandingkan candi yang terdapat di daerah Jawa Tengah dan jawa
Timur. Candi ini terdapat di Dusun Bojongmende, Rancaekek, Bandung,
Jawa Barat.

3. Candi Abang – Yogyakarta (Peninggalan Hindu)

Candi ini terletak di Kelurahan Jogotirto, Sleman. Candi ini berbentuk


piramida. Dinamakan candi abang karena menggunakan bata merah.
Keunikan candi ini karena terdapat yoni atau arca dewa Siwa yang
berbentuk segidelapan. Biasanya yoni berbentuk segiempat.

4. Candi Jabung – Jawa Timur (Peninggalan Hindu)


Candi ini terdapat di Desa Jabung, Probolinggo, Jawa Timur. Candi
yang dibangun pasa masa sejarah kerajaan majapahit. Candi ini
mengalami pemugaran pada tahun 1983-1987. Candi ini berdiri diatas
lahan seluas 35 x 40 meter. Bangunan candi terdiri dari satu bangunan
induk dan satu bangunan kecil yang disebut bangunan sudut. Candi ini
dibangun dengan batu bata kualitas tinggi untuk relief

5. Candi Lor – Jawa Timur (Peninggalan Hindu)

Candi ini dianggap sebagai candi cikal bakal berdirinya Kabupaten


nganjuk. Dalam areal candi ini terdapat dua makam abdi dalem Mpu
Sendok. Abdi dalem tersebut adalah Eyang Kerto dan Eyang Kerti. Raja
Mataram Hindu yang bergelar Sri Maharaja Sri Isyana Wikrama
Dharmottunggadewa memerintahkan Rakai Hinu Sahasra, Rakai
Baliswara serta Rakai Kanuruhan pada tahun 937 untuk membangun
sebuah bangunan suci bernama Srijayamerta sebagai pertanda
penetapan kawasan Anjuk Ladang \ sebagai kawasan swatantra atas
jasa warga Anjuk Ladang dalam peperangan.

6. Candi Menak Jingga (Peninggalan Budha)

Di sudut timur laut Kolam Segaran, terdapat reruntuhan Candi Menak


Jingga berupa bebatuan yang terpencar dan fondasi dasar bangunan
yang masih terkubur di dalam tanah. Saat ini, pemugaran candi tengah
berlangsung. Candi ini terbuat dari batu andesit pada lapisan luarnya,
bagian dalamnya bata merah dan bagian atapnya terdapat ukiran Qilin,
makhluk ajaib dalam mitologi China. Hal ini menunjukkan
mengisyaratkan bahwa terdapat hubungan budaya yang cukup kuat
antara Majapahit dengan Dinasti Ming di China.

7. Candi Jiwa (Peninggalan Budha)


Struktur bagian atas candi berbentuk seperti bunga padma (bunga
teratai) yang bagian tengahnya terdapat denah struktur melingkardan
tidak adanya tangga di dalamnya. Bangunan Candi Jiwa terbuat dari
lempengan-lempengan batu bata. Kata Jiwa berasal dari sifat unur
(gundukan tanah yang mengandung candi) yang dianggap mempunyai
“jiwa”. Bentuk paleografi tulisan beberapa prasasti ditemukan di candi
ini dan cara analogi tipologi temuan-temuan arkeologi, seperti keramik
Cina, gerabah, votive tablet, lepa (pleister), hiasan arca-arca stucco
dan bangunan bata banyak membantu.

8. Candi Bojongmenje (Peninggalan Budha)

Candi Bojongmenje merupakan komplek purbakala agama Budha dan


merupakan peninggalan masa pra-Islam di Jawa Barat yang terletak di
Dusun Bojongmenje, Kelurahan Cangkuang, Kecamatan Rancaekek,
Bandung, Jawa Barat. Situs ini terletak di dekat kawasan industri,
sehingga keberadaannya terancam. Candi Bojongmenje diduga luasnya
sekitar enam kali enam meter dan diduga pula candi-candi sejenis
yang didirikan oleh masyarakat tersebut sebagai tempat ibadahnya.

9. Candi Bubrah (Peninggalan Budha)


Candi Bubrah adalah salah satu candi Buddha yang berada di dalam
kompleks Taman Wisata Candi Prambanan di antara Percandian Rara
Jonggrang dan Candi Sewu. Candi ini terletak di Dukuh Bener, Desa
Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa
Tengah. Candi ini bernama ‘Bubrah’ karena keadaan candi ini ditemukan
dalam keadaan rusak (bubrah dalam bahasa Jawa).

Candi ini dibangun pada zaman Kerajaan Mataram Kuno abad ke-9. Candi
ini mempunyai ukuran 12 m x 12 m terbuat dari jenis batu andesit, dengan
sisa reruntuhan setinggi 2 meter saja. Saat ditemukan masih terdapat
beberapa arca Buddha, walaupun tidak utuh lagi.

10. Candi Gampingan (Peninggalan Budha)

Candi Gampingan adalah sebuah kompleks candi Buddha yang berada di


Dusun Gampingan, Bantul, Yogyakarta. Candi ini dibangun pada sekitar
abad ke-8 dan ke-9 zaman Kerajaan Mataram Kuno. Saat ditemukannya
candi ini pada tahun 1995 oleh pembuat bata, candi ini masih terpendam
tanah. Walaupun sampai sekarang belum sepenuhnya selesai dipugar,
kompleks reruntuhan candi terlihat mempunyai tujuh buah bangunan
candi yang tidak utuh, dengan bangunan utama berukuran kira-kira 5 m x
5 m dan tinggi 1,2 meter.
Dalam candi ini terdapat tiga buah arca Dhyani Buddha Wairocana yang
terbuat dari perunggu, dua buah arca Jambhala dan Candralokeswara dari
batu andesit, benda-benda dari emas, dan beberapa benda keramik.
Bagian kaki Candi Gampingan terdapat relief binatang katak dan unggas.
Candi Gampingan merupakan tempat pemujaan agama Buddha aliran
Mahayana karena didalam candi terdapat arca Jambhala dan Dhyani
Buddha Wairocana milik aliran Budha Mahayana.
HINDU

Candi Gentong – Jawa Timur

Tidak banyak yang dapat dilihat dari candi ini. Candi yang berada
dalam satu komplek trowulan. Saat ini hanya berupa tumpukan batu
bata merah. menurut Verbeek pada tahun 1889, Candi Gentong masih
terlihat sebagai bangunan. Namun tahun 1907 candi gentong sudah
tidak berbentuk lagi. Candi Gentong pernah di lakukan pemugaran dari
tahun 1995 sampai tahun 2000. Hasilnya sudah bisa terlihat bentuk
candi yang sesungguhnya.
BUDHA
Situs Ratu Baka

Situs Ratu Baka atau Candi Boko adalah situs purbakala yang
merupakan kompleks sejumlah sisa bangunan yang terletak di sebuah
bukit pada ketinggian 196 meter dari permukaan laut dengan luas
keseluruhan kompleks sekitar 25 hektar. Candi Boko berada 3 km di
sebelah selatan kompleks Candi Prambanan, 18 km sebelah timur Kota
Yogyakarta atau 50 km barat daya Kota Surakarta, Jawa Tengah,
Indonesia. Ratu Boko diperkirakan sudah dipergunakan orang pada
abad ke-8 pada masa Wangsa Sailendra (Rakai Panangkaran) dari
Kerajaan Medang (Mataram Hindu).

Candi ini bukan candi dengan sifat religius, melainkan sebuah istana
berbenteng dengan bukti adanya sisa dinding benteng, parit kering
sebagai struktur pertahanan dan sisa-sisa permukiman penduduk juga
ditemukan di sekitar lokasi situs ini. Nama “Ratu Baka” (bahasa Jawa,
arti: raja bangau) adalah ayah dari Roro Jonggrang dijadikan sebagai
nama candi utama pada kompleks Candi Prambanan, sehingga
kompleks bangunan ini dikaitkan dengan legenda rakyat setempat
Roro Jonggrang. Candi ini dicalonkan ke UNESCO untuk dijadikan
Situs Warisan Dunia sejak tahun 1995.

Sponsors Link

26. Candi Tikus

Candi Tikus adalah kolam pemandian ritual (petirtaan) yang menjadi


temuan arkeologi paling menarik di Trowulan. Pemberian nama ‘Candi
Tikus’ ini karena saat ditemukannya tahun 1914, candi ini menjadi
sarang tikus, kemudian dipugar pada tahun 1985 dan 1989. Candi ini
terbuat dari bata merah berbentuk cekungan wadah bujur sangkar. Di
sisi utara candi terdapat sebuah tangga menuju dasar kolam, namun
bangunan ini tidak lagi lengkap dan berbentuk teras-teras persegi yang
dimahkotai menara-menara. Dinding selatan struktur utama candi
diperkirakan mengambil bentuk gunung legendaris Mahameru.

Candi Mahligai
Candi Mahligai merupakan bangunan candi utuh yang terbagi atas tiga
bagian, yaitu kaki, badan dan atap. Candi ini memiliki pondasi persegi
panjang berukuran 9,44 m x 10,6 m dan memiliki 28 sisi yang
mengelilingi alas candi. Di bagian alas candi terdapat ornamen lotus
ganda berbentuk lingkarancdan di bagian tengahnya berdiri bangunan
menara silindrik dengan 36 sisi berbentuk kelopak bunga pada bagian
dasarnya. Pada keempat sudut pondasi, terdapat 4 arca singa dalam
posisi duduk yang terbuat dari batu andesit.

Candi Tua

Candi Tua atau Candi Sulung merupakan bangunan terbesar di antara


bangunan lainnya pada situs Candi Muara Takus. Bangunan ini terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu kaki, badan, dan atap. Tangga masuk candi
terdapat di sisi Barat dan sisi Timur yang didekorasi dengan arca singa
dengan lebar masing-masing tangga 3,08 m dan 4 m. Pondasi candi ini
memiliki 36 sisi yang mengelilingi bagian dasar dan berukuran 31,65 m
x 20,20 m. Bagian atas dari bangunan ini adalah lingkaran tanpa ruang
kosong sama sekali di bagian dalamnya. Candi ini terbuat dari susunan
bata dengan tambahan batu pasir yang hanya digunakan untuk
membuat sudut-sudut bangunan.

31.

Anda mungkin juga menyukai