HINDU~BUDDHA
NAMA ANGGOTA:
NAVY
CHILLA
WAYAN
DHANI A
BAGUS
REGINA
1.CANDI PRAMBANAN
adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun
pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti,
tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu
sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah.
Berdasarkan prasati Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah
Siwagrha (bahsa Sansekerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan
memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa
Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini
dewa Siwa lebih unggul.
PAGE 1
dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, pada masa
kerajaan Medang Mataram.
2.CANDI GEBANG
Candi Gebang terletak di Dusun Gebang, Desa Wedomartani, Kecamatan
Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Gebang
ditemukan pada November 1936 oleh penduduk setempat saat mengambil batu
untuk bahan membuat rumah. Penemuan Candi Gebang berawal dari
ditemukannya sebuah arca Ganesha. Candi Gebang merupakan candi yang
bernafaskan agama Hindu. Hal tersebut dapat diketahui dari adanya benda
temuan yang bersifat hinduistis antara lain: lingga , yoni , dan arca Ganesa.
Gebang menghadap ke arah timur. Arah menghadap tersebut ditandai dengan
pintu masuk ke dalam ruangan candi berada di sisi timur.
Candi Gebang berdenah bujur sangkar berukuran 5,25 x 5,25 meter dan tinggi
7,75 meter. Bagian Candi Gebang terdiri dari kaki, tubuh, dan atap. Pada kaki
candi tidak terdapat relief. Pada bagian tubuh candi, di dalam biliknya terdapat
yoni . Di kanan-kiri pintu masuk ke dalam bilik ada relung yang berisi arca, satu
berisi arca Nandiswara (kepala arca hilang), dan satunya lagi yang biasanya diisi
arca Mahakala sudah tidak ada arcanya, diduga telah hilang. Relung di sisi utara
dan selatan kosong, tidak berisi arca. Di sebelah barat terdapat relung yang berisi
PAGE 2
arca Ganesha yang duduk di atas sebuah yoni . Ganesha disebut juga
Wighneswara yang bertugas menghilangkan segala rintangan.
3.CANDI DIENG
Candi Dieng merupakan sebuah kompleks Candi yang berada di dataran tinggi
dieng yang berada pada ketinggian 2000 meter diatas permukaan laut. Kompleks
Candi ini juga merupakan salah satu candi tertua di Jawa yang dibangun sekitar
abad ke 7 hingga abad ke-9 Masehi. Area kompleks candi ini juga memiliki wilayah
yang cukup luas, memiliki panjang hampir 1900 meter dan lebar sekitar 800 meter.
Candi Dieng merupakan candi peninggalan agama hindu yang beraliran Syiwa,
diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan kerajaan Kalingga pada masa
dinasti Wangsa Sanjaya. Selain Candi Dieng beberapa candi Hindu di Indonesia
diantaranya yaitu Sejarah candi cetho, Sejarah Candi Penataran.Candi dieng terdiri
dari delapan candi yang berukuran kecil. Hingga saat ini, nama candi dan sejarah
berdirinya candi-candi di Dieng masih menjadi misteri, karena minimnya sumber
dan masih sedikitnya penemuan prasasti-prasasti yang mengungkap sejarah di
balik berdirinya candi tersebut. Namun, masyarakat lokal menamainya dengan
PAGE 3
tokoh-tokoh pewayangan yang terkenal, seperti Arjuna, Gatutkaca, Dwarawati,
dan Bima.
Candi Dieng merupakan kumpulan candi yang terletak di kaki pegunungan Dieng,
Wonosobo, Jawa tengah
PAGE 4
buah bangunan candi, sehingga dinamakan Candi Gedong Pitu. Kemudian pada
sekitar tahun 1908 hingga 1911, arkeolog asal Belanda bernama Van Stein Callenfels
menemukan dua bangunan candi tambahan. Sejak saat itu, namanya berubah
menjadi Candi Gedong Songo dan pernah dilakukan pemugaran sebanyak dua
kali.
5.CANDI PANATARAN
- Candi Penataran atau Candi Palah merupakan kompleks candi Hindu Siwa yang
terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Salah satu kompleks candi Hindu termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak
di lereng barat daya Gunung Kelud. Candi Penataran dibangun pada masa
Kerajaan Kediri, tepatnya periode pemerintahan Raja Srengga (1190-1200) pada
sekitar abad ke-12. Uniknya, Candi Penataran digunakan pada masa Kerajaan
Majapahit, dibuktikan dengan keterangan di Kitab Negarakertagama. Dalam Kitab
Negarakretagama, candi ini disebut Candi Palah, yang dikunjungi Raja Hayam
Wuruk dalam perjalanannya keliling Jawa Timur.
Para ahli arkeologi meyakini bahwa Candi Penataran dulunya dinamakan sebagai
Candi Palah. Hal ini didukung dengan narasi pada Prasasti Palah yang berangka
1194. Tujuan dibangunnya Candi Penataran adalah sebagai candi gunung untuk
upacara pemujaan guna menangkal bahaya Gunung Kelud
PAGE 5
CANDI BERCORAK BUDDHA
Candi Buddha, candi yang berfungsi untuk pemuliaan Buddha atau keperluan
biksu sangha.Berikut adalah contoh~contoh candi bercorak Buddha:
1.CANDI BOROBUDUR
PAGE 6
Mengutip jurnal Pesona Candi Borobudur Sebagai Wisata Budaya Di Jawa Tengah karya
Reza Ayu Dewanti, candi Borobudur merupakan peninggalan dinasti Syailendra. Candi ini
didirikan oleh penganut agama Buddha Mahayana. Bangunan ini dibentuk sekitar abad
ke-8 pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Candi Borobudur termasuk kuil Buddha
terbesar di dunia. Tujuan dibangun Candi Borobudur untuk memuliakan raja-raja
Syailendra (775-850 M) yang telah bersatu kembali dengan dewa yang menjadi asal beliau.
Candi dibangun sebagai ungkapan nyata dan rasa hormat mendalam pada leluhur. Selain
itu, bangunan candi dipakai sebagai kesadaran terhadap kebesaran agama
2.CANDI KALASAN
- Candi Kalasan adalah salah satu peninggalan Kerajaan Mataram
Kuno yang ada di Yogyakarta. Candi ini terletak di Dusun Kalibening,
Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman,
Yogyakarta. Candi Kalasan bercorak Buddha, yang dibangun sebagai
tempat pemujaan Dewi Tara.
PAGE 7
mengenai Candi Kalasan dimuat dalam Prasasti Kalasan yang ditulis
pada tahun Saka 700 (778 M). Prasasti tersebut ditulis dalam bahasa
Sanskerta menggunakan huruf pranagari. Dalam Prasasti Kalasan
diterangkan bahwa para penasehat keagamaan Wangsa Syailendra
telah menyarankan agar Maharaja Tejapurnama Panangkarana
mendirikan bangunan suci untuk memuja Dewi Tara dan sebuah biara
untuk para pendeta Buddha. Menurut prasasti Raja Balitung (907 M),
yang dimaksud dengan Tejapurnama Panangkarana adalah Rakai
Panangkaran, putra Raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram Hindu.
3.CANDI SEWU
Candi Sewu adalah candi Buddha yang dibangun pada abad ke-8 yang berjarak hanya
delapan ratus meter di sebelah utara Candi Prambanan. Candi Sewu merupakan kompleks
candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Borobudur di Jawa Tengah. Candi Sewu
berusia lebih tua daripada Candi Prambanan. Meskipun aslinya terdapat 249 candi, oleh
masyarakat setempat candi ini dinamakan "Sewu" yang berarti seribu dalam bahasa Jawa.
Penamaan ini berdasarkan kisah legenda Loro Jonggrang. Secara administratif, kompleks
Candi Sewu terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten
Klaten, Propinsi Jawa Tengah.
PAGE 8
Berdasarkan prasasti yang berangka tahun 792 dan ditemukan pada tahun 1960, nama asli
bangunan ini adalah Manjusri grha (Rumah Manjusri). Manjusri adalah salah satu
Boddhisatwa dalam ajaran buddha. Candi Sewu diperkirakan?dibangun pada abad ke-8
masehi pada akhir masa pemerintahan Rakai Panangkaran. Rakai Panangkaran (746 784)
adalah raja yang termahsyur dari kerajaan Mataram Kuno. Kompleks candi ini mungkin
dipugar, diperluas, dan rampung pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, seorang
pangeran dari dinasti Sanjaya yang menikahi Pramodhawardhani dari dinasti Sailendra.
Setelah dinasti Sanjaya berkuasa rakyatnya tetap menganut agama sebelumnya. Adanya
candi Sewu yang bercorak buddha berdampingan dengan candi Prambanan yang bercorak
hindu menunjukkan bahwa sejak zaman dahulu di Jawa umat Hindu dan Buddha hidup
secara harmonis dan adanya toleransi beragama.
4.CANDI SARI
Candi Sari terletak sekitar 10 Km dari pusat Yogyakarta, hanya sekitar 3 km dari
Candi Kalasan. Tepatnya candi ini berada di Desa Bendan, Kelurahan Tirtamartani,
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sesuai dengan nama desa
tempatnya berada, Candi ini juga disebut Candi Bendan.
Menurut perkiraan candi ini dibangun pada abad ke- 8 M, yaitu pada masa
pemerintahan Rakai Panangkaran, bersamaan dengan masa pembangunan Candi
Kalasan. Kedua candi tersebut memang memiliki banyak kemiripan, baik dari segi
arsitektur maupun reliefnya. Keterkaitan kedua candi ini diterangkan dalam
Prasasti Kalasan (700 Saka / 778 M). Dalam Prasasti Kalasan diterangkan bahwa
PAGE 9
para penasehat keagamaan Wangsa Syailendra telah menyarankan agar Maharaja
Tejapurnama Panangkarana, yang diperkirakan adalah Rakai Panangkaran,
mendirikan bangunan suci untuk memuja Dewi Tara dan sebuah biara untuk para
pendeta Buddha. Untuk pemujaan Dewi Tara dibangunlah Candi Kalasan,
sedangkan untuk asrama pendeta Buddha dibangunlah Candi Sari. Fungsinya
sebagai asrama atau tempat tinggal terlihat dari bentuk keseluruhan dan bagian-
bagian bangunan dan dari bagian dalamnya. Bahwa candi ini merupakan
bangunan agama Buddha terlihat dari stupa yang terdapat di puncaknya.
Candi Muara Takus adalah salah satu situs peninggalan agama Buddha yang ada di
Pulau Sumatera. Candi ini terletak di provinsi Riau, tepatnya di Desa Muara Takus,
Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar. Untuk menuju candi ini, Anda bisa
melalui jalur darat dari kota Pekanbaru menuju ke Bukit tinggi, hingga sampai di
muara mahat. Dari muara mahat, terdapat jalan kecil yang langsung menuju
Muara Takus.
Pendirian situs Candi Muara Takus belum bisa disebutkan dengan pasti. Beberapa
ahli sejarah mengatakan, candi ini dibangun pada abad ke-4, ada pula yang
menganggap candi ini dibangun pada abad ke-7, ke-9 dan ke-11.
PAGE 10
Ada juga yang memperkirakan bahwa candi ini dibangun pada masa pemerintahan
Smasa itu,
Candi ini diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Sriwijaya yaitu antara abad
ke-4 hingga abad ke-11 Masehi dan merupakan candi Buddha di Indonesia tertua
yang pernah ditemukan di Pulau Sumatera. Hal ini ditunjukkan pada salah satu
bangunannya yang berbentuk seperti stupa. Stupa adalah lambang dari Buddha
Gautama. Stupa-stupa seperti yanga ada di candi Muara Takus bisa juga Anda
temukan di Candi Sewu, yang juga salah satu candi agama Buddha.
PAGE 11