Anda di halaman 1dari 13

NAMA : ANGELINA PALLUNAN

KELAS :X MIPA 2

* CANDI-CANDI PENINGGALAN DINASTI SANJAYA


1) Candi Borobudur

Candi tersebut merupakan candi Buddha yang terletak di Desa Borobudur Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah dan dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram
Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri
dari 10 tingkat, berukuran 123 x 123 meter. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter
setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Candi Budha ini
memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Enam tingkat paling bawah berbentuk
bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang
berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Candi Borobudur adalah candi Buddha
terbesar di dunia.

2) Candi Sewu
Kompleks candi Sewu adalah kumpulan candi Buddha terbesar di kawasan sekitar
Prambanan, dengan bentang ukuran lahan 185 meter utara-selatan dan 165 meter timur-barat. Pintu
masuk kompleks dapat ditemukan di keempat penjuru mata angin, tetapi mencermati susunan
bangunannya, diketahui pintu utama terletak di sisi timur. Tiap pintu masuk dikawal oleh sepasang
arca Dwarapala. Arca raksasa penjaga berukuran tinggi sekitar 2,3 meter ini dalam kondisi yang
cukup baik, dan replikanya dapat ditemukan di Keraton Yogyakarta.

3) Candi Bubrah

Candi tersebut merupakan satu-satunya candi yang terletak di depan Gapura”


(Prijohutomo, 1953: 80). Candi ini disebut Bubrah karena saat ditemukannya, candi ini dalam
keadaan rusak. Bubrah dalam bahasa Jawa adalah Rusak. Candi Bubrah berukuran 12 m x 12 m,
terbuat dari batu andesit, dan sisa reruntuhan candi hanya setinggi sekitar 2 meter saja. Candi sama
dengan Candi Lumbung yaitu juga termasuk candi Buddha, berdirinya juga pada abad ke-9 pada
masa Kerajaan Mataram Kuno.

4) Candi Plaosan

Candi Plaosan adalah sebutan untuk kompleks percandian yang terletak di Dukuh
Plaosan,Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah,
Indonesia. Candi ini terletak kira-kira satu kilometer ke arah timur-laut dari Candi Sewu atau Candi
Prambanan. Adanya kemuncak stupa, arca Buddha, serta candi-candi perwara (pendamping/kecil)
yang berbentuk stupamenandakan bahwa candi-candi tersebut adalah candi Buddha. Kompleks ini
dibangun pada abad ke-9oleh Raja Rakai Pikatan dan Sri Kahulunan pada zaman Kerajaan
Medang, atau juga dikenal dengan nama Kerajaan Mataram Kuno. Kompleks Candi Plaosan terdiri
atas Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul.

5) Candi sari

Candi tersebut berada tidak jauh dari Candi Kalasan, yaitu di sebelah timur laut tepatnya
ada di Dusun Bendan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman,
Yogyakarta.Candi ini dibangun pada sekitar abad ke 8 dan ke 9 pada saat zaman Kerajaan Mataram
Kuno dengan bentuk yang sangat indah. Pada bagian atas candi ini terdapat 9 buah stupa seperti
yang nampak pada stupa di Candi Borobudur, dan tersusun dalam tiga deretan sejajar.
Bentuk bangunan candi serta ukiran relief yang ada pada dinding candi sangat mirip dengan
relief di Candi Plaosan. Berberapa ruangan bertingkat 2 berada persis dibawah masing-masing
stupa, dan diperkirakan dipakai untuk tempat meditasi bagi para pendeta Buddha (Bhiksu) pada
zaman dahulunya.

6) Candi Lumbung

Candi Lumbung merupakan Candi Buddha yang terletak di dalam kompleksCandi


Prambanan, sekitar 300 meter ke utara dari Candi Prambanan, yaitu di sebelahcandi Bubrah.
Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada abad ke-9 pada zamanKerajaan Mataram Kuno. Candi
ini disebut Candi Lumbung oleh Masyarakat karena candi tersebut mirip dengan Lumbung padi.
Menurut Prijohutomo (1953: 80) menyimpulkan “Kompleks Candi ini terdiri dari sebuah candi
Induk yang dikelilingi 16 candi kecil dalam suatu segi empat”.

7) Candi Prambanan

Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar
di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti,
tiga dewa utama Hindu yaitu dewa Brahma sebagai dewa pencipta, dewa Wisnu sebagai dewa
pemelihara, dan dewa Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli
kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan
memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga
meter yang menunjukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan

8) Candi Pandawa Lima

Disini terdapat situs reruntuhan candi purbakala hindu yang konon dibangun bersamaan
dengan zaman dengan dibangunnya Candi Borobudur, sekitar abad ke-8 Masehi, dulu merupakan
pusat penyebaran agama Hindu pertama di Jawa Tengah. Para ahli arkeolog yakin komunitas hindu
didataran tinggi dieng adalah awal lahirnya Dinasty Syailendra yang pada jamannya membangun
candi yang monumental dalam sejarah. Selain reruntuhan candi kita juga menemukan reruntuhan
sisa – sisa kerajaan masa lampau. Yang unik, candi-candi disekitar dieng ini dinamai tokoh-tokoh
pewayangan Pandawa Lima. Untuk itu candi ini dinamakan Candi Pandawa Lima.

9) Candi Dieng

Candi Dieng berada di dataran tinggi Dieng yang dianggap merupakan suatu tempat yang
memiliki kekuatan misterius sebagai tempat bersemayamnya arwah para leluhur, sehingga tempat
ini dianggap suci. Dieng berasal dari kata Dihyang yang artinya tempat arwah para leluhur.
Terdapat beberapa komplek candi di daerah ini, komplek Candi Dieng dibangun pada masa agama
Hindu, dengan peninggalan Arca Dewa Siwa,Wisnu, Agastya, Ganesha dan lain-lainya bercirikan
Agama Hindu.

10) Candi Cetha

Candi Cetha merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan masa akhir
pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan ilmiah pertama mengenainya dibuat oleh Van de
Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga melakukan penelitian mengenainya. Ekskavasi
(penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas
Purbakala Hindia Belanda. Berdasarkan keadaannya ketika reruntuhannya mulai diteliti, candi ini
memiliki usia yang tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun Ceto, Desa
Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian 1400m di atas permukaan
laut. Sampai saat ini, komplek candi digunakan oleh penduduk setempat yang beragama Hindu
sebagai tempat pemujaan dan populer sebagai tempat pertapaan bagi kalangan penganut agama
asli Jawa/Kejawen.

11) Candi Brahma

Candi Brahma terletak di sebelah candi Siwa, bentuk dan ukurannya lebih kecil. Luas
dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter. Ditinjau dari segi arsitektur seperti halnya candi
SIwa candi ini juga terdiri dari tiga bagian yaitu kaki, badan dan atap candi. Kaki candi yang
tingginya 3,30 m mempunyai hiasan yaitu sebuah relung yang berisi motif prambanan, berupa
singa diapit oleh dua pohon kalpataru penuh dengan bunga-bunga teratai biru, putih dan merah
yang di bawahnya ada kinara dan kinari (makhluk setengah manusia setengah dewa).

12) Candi Sambisari

Candi Sambisari adalah candi Hindu (Siwa) yang berada kira-kira 12 km di sebelah timur
kota Yogyakarta ke arah kota Solo atau kira-kira 4 km sebelum kompleks candi Prambanan. Candi
ini dibangun pada abad ke 9 pada masa pemerintahan raja Rakai Garung di zaman kerajaan
Mataram Kuno. Posisi Candi Sambisari terletak 6,5 meter di bawah permukaan tanah,
kemungkinan besar karena tertimbun lahar dari Gunung Merapi yang meletus secara besar-besaran
pada awal abad ke-11 (kemungkinan tahun 1006). Hal ini terlihat dari banyaknya batu material
volkanik di sekitar candi. Dengan dikelilingi oleh tembok candi yang asli dengan ukuran 50 m x
48 m, kompleks ini mempunyai candi utama didampingi oleh tiga candi perwara (pendamping).
Di dalam candi ini terdapat patung Durga (di sebelah utara), patung Ganesha (sebelah timur),
patung Siwa Agastya(sebelah selatan), dan di sebelah barat terdapat dua patung dewa penjaga
pintu: Mahakala dan Nadisywara. Di dalam candi utama terdapat patungLingga dan Yoni dengan
ukuran cukup besar. Pada saat penggalian, benda-benda bersejarah, di antaranya beberapa
tembikar, perhiasan, cermin logam serta prasasti lempengan emas juga ditemukan. Candi ini
ditemukan pada tahun 1966 oleh seorang petani di Desa Sambisari yang diabadikan menjadi nama
candi tersebut, dan dipugar pada tahun 1986 oleh Dinas Purbakala.

13) Candi Banyunibo

Candi Banyunibo (yang berarti air jatuh-menetes dalam bahasa Jawa) adalah candi Buddha
yang berada tidak jauh dari Candi Ratu Boko, yaitu di bagian sebelah timur dari kota Yogyakarta
ke arah kota Wonosari. Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-9 pada saat zaman Kerajaan
Mataram Kuno. Pada bagian atas candi ini terdapat sebuah stupa yang merupakan ciri khas agama
Buddha. Keadaan dari candi ini terlihat masih cukup kokoh dan utuh dengan ukiran relief kala-
makara dan bentuk relief lainnya yang masih nampak sangat jelas. Candi yang mempunyai bagian
ruangan tengah ini pertama kali ditemukan dan diperbaiki kembali pada tahun 1940-an, dan
sekarang berada di tengah wilayah persawahan.

14) Candi Gedong Songo

Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budaya
Hindu yang terletak di Desa Candi, Kecamatan Bandungan,Kabupaten Semarang, Jawa Tengah,
Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat sembilan buah
candi. Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya
Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi). Candi ini memiliki
persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar
1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27
°C). Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang
indah. Di sekitar lokasi juga terdapat hutan pinus yang tertata rapi serta mata air yang mengandung
belerang.

15) Candi Badut

Candi Badut terletak di kawasan Tidar, Arah ITN[institutTeknologi Nasional] ke barat kota
Malang. Dapat ditempuh dengan kendaraan umum jurusan Tidar. Lokasinya bisa dilihat di
Wikimapia [1]. Candi ini diperkirakan berusia lebih dari 1400 tahun dan diyakini adalah
peninggalan Prabu Gajayana, penguasa kerajaan Kanjuruhan sebagaimana yang termaktub dalam
prasasti Dinoyo bertahun 760 Masehi. Kata Badut di sini berasal dari bahasa sansekerta “Bha-
dyut” yang berarti sorot Bintang Canopus atau Sorot Agastya

16) Candi Sukuh

Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang terletak di Kabupaten
Karanganyar, eks Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai candi
Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini digolongkan kontroversial
karena bentuknya yang kurang lazim dan karena banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang
melambangkan seksualitas. Candi Sukuh telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi salah satu
Situs Warisan Dunia sejak tahun 1995.
17) Candi Pari

Candi Pari adalah sebuah candi yang terletak sekitar 2 km ke arah barat laut pusat semburan
lumpur PT Lapindo Brantas saat ini. Candi ini berada di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong,
Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur. Candi ini merupakan suatu bangunan persegi empat
dari batu bata, menghadap ke barat dengan ambang serta tutup gerbang dari batu andesit batu alam.
Dahulu, diatas gerbang ada batu dengan angka tahun 1293 Saka = 1371 Masehi. Merupakan
peninggalan zaman Majapahit di masa pemerintahan PrabuHayam Wuruk 1350-1389 M.

18) Candi Brahu

Candi Brahu merupakan salah satu candi yang terletak di Jawa Timur. Lokasi persisnya
ada di Dukuh Jamu Mente, Desa Bejijong atau sekitar 2 kilometer dari jalan raya Mojokerto,
Jombang. Candi ini terletak di dalam kawasan situs arkeologi Trowulan, bekas ibu kotaMajapahit.
Candi Brahu dibangun dari batu bata merah, dibangun di atas sebidang tanah menghadap ke arah
barat dan berukuran panjang sekitar 22,5 m, dengan lebar 18 m, dan punya ketinggian 20 meter.
Candi Brahu dibangun dengan gaya dan kultur Budha. Candi ini didirikan pada abad 15 Masehi
namun terdapat perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan candi ini berusia jauh lebih tua
ketimbang candi lain di sekitar Trowulan.

19) Candi Sari Wringin Branjang


Candi Wringin Branjang adalah sebuah candi terletak di Desa Gadungan, Kecamatan
Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi ini letaknya masih satu kompleks dengan Situs
Gadungan, jaraknya sekitar 100 m di sebelah barat Situs Gadungan I. Candi yang terbuat dari batu
andesit ini memiliki bentuk yang sangat sederhana. Struktur bangunannya tidak memiliki kaki
candi, tetapi hanya mempunyai tubuh dan atap candi saja, dengan ukuran panjang 400 cm, lebar
300 cm dan tingginya 500 cm. Sedangkan pintu masuknya berukuran lebar 100 cm, tingginya 200
cm dan menghadap ke arah selatan. Pada bagian dinding tidak terdapat relief atau hiasan lainnya,
tetapi dinding-dinding ini memiliki lubang ventilasi yang sederhana. Bentuk atap candi
menyerupai atap rumah biasa, dan diduga bangunan candi ini merupakan tempat penyimpanan
alat-alat upacara dari zaman Kerajaan Majapahit yakni pada abad ke 15 M.

20) Candi Arjuna

Candi Arjuna adalah sebuah kompleks candi Hindu peninggalan dari abad ke-7-8 yang
terletak di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia. Dibangun
pada tahun 809, Candi Arjuna merupakan salah satu dari delapan kompleks candi yang ada di
Dieng. Ketujuh candi lainnya adalah Semar,Gatotkaca, Puntadewa, Srikandi, Sembadra, Bima dan
Dwarawati. Lokasi di Wikimapia [1]. Di kompleks candi ini terdapat 19 candi namun hanya 8
yang masih berdiri. Bangunan-bangunan candi ini saat ini dalam kondisi yang memprihatinkan.
Batu-batu candi ada yang telah rontok, sementara di beberapa bagian bangunan ini terlihat retakan
yang memanjang selebar 5 cm. Selain itu, bangunan ini sudah mulai miring ke arah barat. Fondasi
timurnya telah amblas sekitar 15 hingga 20 cm. Lingkungan sekitar candi juga tidak mendukung
pemeliharaan. Lahannya sudah lama digarap penduduk untuk lahan pertanian tanaman kentang,
sayur-mayur, dan bunga-bungaan.
21) Candi Plumbangan

Candi Plumbangan adalah sebuah candi yang terletak di Desa Plumbangan, Kecamatan
Doko, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Bentuk bangunan candi ini berupa pintu gerbang paduraksa
dengan puncak berbentuk kubus. Pintu gerbang ini terbuat dari batu andesit, dengan ukuran
panjang 4.09 m, lebar 2,27 m dan tingginya 5,6 m. Pintu gerbang memiliki sayap pada kanan
kirinya dan tidak mempunyai relief, namun hanya mempunyai pelipit garis saja. Pada bagian atas
ambang pintu terdapat pahatan angka tahun 1312 Saka (1390 M). Secara umum kondisi candi saat
ini masih cukup terawat.

* CANDI-CANDI PENINGGALAN DINASTI SYAILENDRA

1) Candi Mendut
Terletak dijalan Mayor Kusen Mungkid Kabupaten Magelang Jawa Tengah dan berada
disekitar 3 Kilometer dari candi borobudur.Bahan bangunan candi tersebut sebenarnya adalah batu
bata yang ditutupi dengan batu alam. Bangunan ini terletak pada sebuah basement yang tinggi,
sehingga tampak lebih anggun dan kokoh. Tangga naik dan pintu masuk menghadap ke barat-
daya. Di atas basement terdapat lorong yang mengelilingi tubuh candi. Atapnya bertingkat tiga
dan dihiasi dengan stupa-stupa kecil. Jumlah stupa-stupa kecil yang terpasang sekarang adalah 48
buah. Tinggi bangunan adalah 26,4 meter.

2) Candi kalasan

Candi tersebut terletak di atas lapik berbentuk bujur sangkar. Dasar candi juga berbentuk
bujur sangkar. Pada kaki candi terdapat makara. Di sekeliling kaki ada hiasan jambangan. Tubuh
candi bujur sangkar dengan penampil-penampil yang menjorok ke luar di tengah sisinya.
Dilengkapi sebuah singasana yang dihiasi singha berdiri diatas punggung sekeor gajah.
Bagian luar candi, terdapat relung yang dihiasi gambar dewa memegang bunga teratai.
Pada setiap pintu masuk terdapat hiasan kepala kala yang dijenggernya terdapat kuncup bunga.
Pohon dewata ada diatasnya dan para penghuni kahyangan memainkan bunyi-bunyian seperti
rebab, gendang, kerang dan cemara. Atap candinya terdapat hiasan Gana dan atap nya berbentuk
segi delapan dan bertingkat dua. Di tingkat pertama terdapat arca Budha. Pada keliling candi
terdapat bangunan stupa setinggi 4,6 meter sebanyak 52 buah.
3) Candi Ngawen

Candi tersebut terletak di desa Ngawen, kecamatan Muntilan, kabupaten Magelang. Candi
Ngawen termasuk candi bercorak agama Buddha. Tampak ada beberapa arca sang Buddha yang
berada di dalam candi utamanya. Menurut perkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Syailendra
pada abad ke-8 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Keberadaan candi Ngawen ini kemungkinan
besar adalah yang disebut dalam prasasti Karang Tengah pada tahun 824 M.
Candi ini terdiri dari 5 buah candi kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk yang berbeda
dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebuah patung Buddha dengan posisi
duduk Ratnasambawa yang sudah tidak ada kepalanya nampak berada pada salah satu candi
lainnya. Beberapa relief pada sisi candi masih nampak cukup jelas, di antaranya adalah ukiran
Kinnara, Kinnari, dan kala-makara.

4) Candi Pawon

Letak Candi Pawon ini berada di antara Candi Mendut dan Candi Borobudur, tepat berjarak
1750 meter dari Candi Borobudur ke arah timur dan 1150 m dari Candi Mendut ke arah barat.Di
dalam bilik candi ini sudah tidak ditemukan lagi arca sehingga sulit untuk mengidentifikasikannya
lebih jauh. Suatu hal yang menarik dari Candi Pawon ini adalah ragam hiasnya. Dinding-dinding
luar candi dihias dengan relief pohon hayati (kalpataru) yang diapit pundi-pundi dan kinara-kinari
(mahluk setengah manusia setengah burung/berkepala manusia berbadan burung).

Anda mungkin juga menyukai